You are on page 1of 27

ANALISIS BUTIR SOAL

KELOMPOK 3
ANALISIS BUTIR SOAL
(Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda
dan Fungsi Pengecoh )

NEGARA MANGKUBUMI

HERMILA MUZAKKIR

NUR RAHMI NUHUNG


Rumusan Masalah
Apa pengertian analisis butir soal?

Bagaimana Teknik analisis butir soal?

Bagaimana Parameter item tes yang baik?

Apa manfaat kegiatan menganalisis butir

soal?
Bagaimana kriteria pemilihan soal?
Pengertian Analisis Butir Soal

Arikunto (2009: 205) menyatakan bahwa analisis butir

soal adalah suatu prosedur yang sistematis yang

dilakukan pada butir soal, yang akan memberikan

informasi-informasi yang penting dan khusus terhadap

butir soal yang dibuat. Aiken dalam Suprananto (2012)

berpendapat bahwa kegiatan analisis butir soal

merupakan kegiatan penting dalam penyusunan soal agar

diperoleh butir soal yang bermutu


Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh

mengenai analisis butir soal, kami dapat

menyimpulkan bahwa analisis butir soal

merupakan suatu prosedur sistematis yang

memberikan informasi khusus terhadap butir

soal yang disusun


Teknik Analisis Butir Soal
Parameter Item Tes yang Baik

Item tes yang baik adalah item yang


memenuhi syarat sebagaimana kriteria atau
karakteristik item tes yang baik. Karakteristik
item yang dimaksud adalah tingkat kesulitan
atau kesukaran, daya pembeda, dan
efektivitas pengecoh.
Tingkat Kesulitan atau Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu


indikator yang dapat menunjukkan kualitas butir soal
tersebut apakah termasuk sukar, sedang, atau mudah.
Dapat juga diartikan, peluang menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks.

Item yang baik adalah item yang tingkat


kesukarannya dapat diketahui, tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah.
Menghitung taraf kesukaran soal bentuk uraian
digunakan rumus berikut:
Menghitung taraf kesukaran soal bentuk pilihan
ganda, dipergunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
D = Indeks kesukaran soal
B = Jumlah jawaban yang betul
Js = Jumlah semua jawaban
Ada juga yang menghitung taraf kesukaran soal
dengan membagi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan
bawah, adapun rumus yang digunakan sebagai berikut

Keterangan:
D = Indeks kesukaran soal
Ba = Jumlah jawaban yang betul dari kelompok atas
Ba = Jumlah jawaban yang betul dari kelompok bawah
Ja = Jumlah semua jawaban dari kelompok atas
Jb = Jumlah semua jawaban dari kelompok bawah
Tabel Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran

p < 0,25
0,25 < P 0,75
p > 0,75

Sumber: Sudijono
Daya Pembeda

Arikunto menyatakan bahwa daya beda soal adalah


kemampuan sesuatu soal yang dapat membedakan antara
peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah).

Sedangkan menurut Surapranata indeks daya beda


adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta
tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang
berkemampuan rendah.
Jika soal dijawab oleh sebagian besar kelompok atas

maka soal tersebut dikatakan baik, sebaliknya jika soal

banyak dijawab dengan benar oleh kelompok bawah maka

soal tersebut dikatakan jelek. Artinya soal harus dapat

membedakan atau menguji dengan baik kelompok atas dan

kelompok bawah.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminasi. Daya pembeda suatu soal

bentuk uraian dapat diketahui dengan menggunakan rumus

berikut ini
Daya pembeda suatu soal bentuk pilihan ganda dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
Dp = indeks DP atau daya pembeda yang dicari
Ba = banyaknya kelompok atas menjawab benar untuk tiap
soal
Bb = banyaknya kelompok bawah menjawab benar untuk
tiap soal
Ja = banyaknya kelompok atas
Jb = banyaknya kelompok bawah
Tabel Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal

Indeks
Kategori Soal
Diskriminasi
Jelek Soal tidak
Kurang dari 0,19
dipakai/dibuang
0,20 - 0,29 Kurang soal diperbaiki
Baik soal diterima tetapi
0,30 - 0,39
perlu diperbaiki
Lebih dari 0,40 Sangat Baik soal diterima

Sumber: Ebel and Frisbie


Analisis pengecoh (Efektifitas Distraktor)
pada Soal Pilihan Ganda

Distraktor atau pengecoh adalah opsi-opsi yang

bukan merupakan kunci jawaban (jawaban benar).

Opsi yang menjadi pengecoh dicantumkan


dalam pembuatan soal harus dikarenakan
(1) salah konsep,
(2) salah hitung, atau
(3) salah prosedur.
Seorang ibu membeli kue bolu di pasar.
Sesampai di rumah kue itu akan dibagikan
kepada dua tetangga dan sisanya untuk makan
sendiri. Kedua tetangga dibagi masing-masing
dan sisanya untuk keluarga. Berapa besar
sisa kue itu bagi keluarga?

a. c.
b. d.
Kunci B

Pengecoh 1 salah konsep penjumlahan

Pengecoh 2 salah konsep pengurangan

Pengecoh 3 salah konsep pengurangan


Depdiknas menyatakan suatu pilihan jawaban

(pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila

pengecoh:

(1) paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes/

peserta didik,

(2) lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta

didik yang belum paham materi.


Tabel Klasifikasi Pengecoh
Perbandingan
No. Jumlah Pemilih Kategori Pengecoh
Pemilih
1 > 5% KB > KA Berfungsi Efektif
Berfungsi Tapi
2 > 5% KB = KA
Tidak Efektif
Berfungsi Tapi
3 > 5% KB < KA
Menyesatkan
4 < 5% Tidak Berfungsi
Sumber: Depdiknas
Manfaat Kegiatan Menganalisis Butir Soal

Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi


dengan baik,
Meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis
yaitu, tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh
soal,
Memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan
dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas
Memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa
Memberi masukan pada aspek tertentu untuk
pengembangan kurikulum
Merevisi soal yang tidak relevan degan materi yang
diajarkan, ditandai dengan banyaknya anak yang tidak
dapat menjawab butir soal tertentu.
Kriteria Pemilihan Soal

Proses penyusunan soal setelah melewati beberapa


analisis, mulai analisis reliabilitas, validitas, tingkat
kesukaran, daya beda soal dan proporsi jawaban pada
akhirnya harus memilih soal yang akan digunakan dalam tes
standar. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan
dalam memilih soal. Untuk memilih soal berdasarkan
kriteria maka bisa menggunakan aturan Nitko (1983)
dalam Surapranata (2004: 47) seperti pada tabel berikut.
Tabel Kriteria Pemilihan Soal
Kriteria Koefisien Keputusan
<0.10 Ditolak
0.10 s.d 0.29 Direvisi
Tingkat
0.30 s.d 0.69 Diterima
kesukaran
0.70 s.d 0.89 Direvisi
> 0.90 Ditolak
> 0.30 Diterima
Daya pembeda 0.10 s.d 0.29 Direvisi
< 0.10 Ditolak
Proporsi
> 0.05
jawaban
Sumber: Surapranata
Terima Kasih

You might also like