You are on page 1of 30

SIKLUS SIRKARDIAN

RAHEL OCTIVIA 1115016


PEMBIMBING : DR. DANI, M.KES

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2017
SIKLUS SIRKARDIAN

Siklus sirkadian :
Sirkardian:
siklus fisiologis &
circa sekitar
psikologis yang
dies 1 hari/24 jam
terjadi secara
periodik dalam waktu
24 jam
dikontrol
perubahan fungsi- suprachiasmati
fungsi tubuh pada diri c nucleus /SCN
manusia yang terjadi (hipotalamus
dalam satu hari anterior)
Mengatur berbagai proses biologis
siklustidur dan bangun
makan

produksi urin

termoregulasi

tingkat kewaspadaan

sekresi hormon

denyut jantung

perubahan tekanan darah


HIPOTALAMUS

Terletak di bawah
thalamus, di atas
batang otak,
membentuk dasar
otak serta bagian
bawah dinding
ventrikel ketiga
3 zona:
Periventrikuler
Medial
Lateral
Area terpenting dalam
pengaturan
lingkungan internal
tubuh (homeostasis)
Fungsi
Hipotalamus
Mengontrol pelepasan Sensasi bau mammillary
hormon yang disekresikan body di hipotalamus
oleh kelenjar hipofise posterior
Termoregulasi Mengontrol perilaku
suhu dingin : hipotalamus seksual dan reproduksi
posterior hipotalamus anterior &
suhu panas : hipotalamus hormon seks
anterior Mengatur emosi (senang,
Pengaturan cairan tubuh nyeri, sedih, marah
rasa haus : hipotalamus hipotalamus lateral
lateral Mengontrol siklus harian
ekskresi air oleh ginjal dan perilaku fisiologis juga
Pengaturan GIT dikenal sebagai siklus
rasa lapar: hipotalamus sirkadian SCN
lateral (Suprachiasma Nucleus)
rasa kenyang: nukleus
ventromedial
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SIKLUS SIRKARDIAN

Faktor eksogen
kerusakan dari organ pengatur siklus,
Suprachiasmatic nuclei (SCN) di hipotalamus anterior
sebagai jam biologis / penentu irama sirkadian
Faktor endogen
rotasi bumi sebagai sinkronisasi (entraintment)

iluminasi/cahaya (zeitgeber)

musim

suhu

petunjuk waktu dan jadwal kegiatan

obat-obatan yang digunakan


MEKANISME SIKLUS SIRKARDIAN
Cahaya sel ganglion retina mata yg
mengandung melanopsin SCN, secara direk
(retino-hypothalamic pathway)/ indirek (mll
lateral geniculate nucleus PVN
(paraventricular nucleus) medula spinalis
SCG (superior cervical ganglion) reseptor
noreadrenergic pada kelenjar pineal
inaktivasi N-acetyltransferase (NAT) inhibisi
sekresi melatonin
Gelap pelepasan NE ke pinealosit aktivasi
b-adrenergik aktivasi cAMP (cyclic
adenosine monophosphate) + N-
acetyltransferase (NAT) sekresi melatonin
dari serotonin rasa kantuk, penurunan suhu
inti tubuh dan denyut jantung, peningkatan
pelepasan prolactin, serta menghambat
aktivitas metabolik
Sekresi melatonin mulai meningkat pada
malam hari ( sekitar 2 jam sebelum jam tidur
normal) terus >> selama malam hari
mencapai puncak antara jam 2-4 pagi
menurun secara gradual pada pagi hari
sangat rendah pada siang hari
GANGGUAN PADA SIKLUS
SIRKARDIAN

1. DELAYED SLEEP- PHASE DISORDER


(DSPD)
Jadwal tidur-bangun seseorang secara teratur lebih
lambat dari yang seharusnya, biasanya > 2 jam
diberi waktu untuk tidur dan menyesuaikan
normal kembali
Sering pada anak sekolah, pekerja sosial, terutama
remaja dan dewasa muda (7-16%)
Gejala Klinis

Penderita dengan DSPD biasanya mulai tidur


diantara pukul 01.00-06.00 am dan bangun
menjelang siang hari.
Insomnia dapat terjadi sebagai komplikasi dari
DSPD.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan menanyakan
jadwal keseharian dan jadwal tidur dari penderita
selama minimal 7 hari.
Penatalaksanaan

American Academy of Sleep Medicine (AASM) merekomendasikan


beberapa terapi untuk pasien dengan DSPD, diantaranya:
Chronotherapy
terapi utama pada pasien DSPD, yaitu dengan menentukan jadwal
tidur-bangun menurut ritme sirkardian jadwal tidur-bangun
dapat dibuat normal siklus sirkardian normal pertahankan
Terapi sinar
jadwalkan tubuh mendapat sinar matahari pada pagi hari. selama +
2 jam (biasanya 2-3 jam sebelum waktu bangun tidur pasien)
Pemberian melatonin
saat sore atau malam hari 0,3-5 mg
2-5 jam sebelum waktu tidur bantu memulai tidur
relapse setelah pemberian selama 1 tahun mencapai 90% saat
menghentikan melatonin
2. Advanced Sleep-Phase Disorder
(ASPD)

Penderita ASPD, memiliki kesulitan untuk


mempertahankan waktu sebelum tidur &
selalu terbangun terlalu awal saat pagi hari
selalu tidur lebih awal dan bangun terlalu
pagi.
Onset dari ASPD biasanya muncul saat usia
pertengahan dan bertambah seiring
bertambahnya usia.
Gejala Klinis

mengantuk saat sore hari, kesulitan mengatur jam


tidur dan terbagun terlalu pagi
kesulitan untuk terjaga antara 18.00-21.00 dan
terbangun antara 02.00-05.00.
Untuk mendiagnosis dapat digunakan riwayat tidur
dari penderita selama 7-14 hari.
Penatalaksanaan

penjadwalan dari waktu bangun-tidur dan juga


penjadwalan ekspos cahaya, yaitu menghindari
cahaya pagi hari dan pemberian cahaya saat malam
hari, biasanya pukul 19.00-21.00.
Jika terdapat kesulitan tidur(insomnia) dapat
diberikan hypnotic agent.
3.Irregular Sleep-Wake Rhythm Disorder
(ISWRD)

Siklus tidur-bangun tidak teratur terjadi


berulang kali selama 24 jam, @1-3 jam

Dapat terjadi karena


melemahnya osilasi central dari SCN

rendahnya kadar cahaya dalam rumah

gangguan pada mata seperti katarak yang dapat

menghalangi cahaya untuk masuk ke dalam SCN


Penatalaksanaan
American Academy of Sleep Medicine (AASM)
Chronotherapy
diberikan jadwal >> kegiatan pagi - sore
hari,
suasana kondusif pada malam hari cegah
terbangun pada malam hari

Terapi sinar
pemberian cahaya 2500 lux, 2 jam setiap
pagi hari selama 1 bulan efektif >>
kewaspadaan pada siang hari, << frekuensi
tidur siang, >> waktu tidur pada malam hari
4. Non-24-Hour Sleep-Wake Disorder
(N24HSWD)

Siklus tidur-bangun yang bergeser lambat


setiap harinya tidak terjadinya penyesuaian
siklus sirkadian

Terjadi ketika otak tidak dapat menerima


pencahayaan dari lingkungan sekitarnya,
misalnya pada tuna netra
Gejala klinis
Tergantung dari waktu tidur masing-masing
penderita
Biasanya mengantuk di siang hari
mengganggu aktivitas, insomnia, ataupun
keduanya yang terjadi dalam beberapa
minggu
Penatalaksanaan

American Academy of Sleep Medicine (AASM)


Chronotherapy pengaturan jadwal aktifitas
di siang hari
Melatonin
Melantonin 0.5 mg (physicological dose) = melatonin dosis
tinggi 5-10mg (pharmacological dose)
beberapa kasus terbukti physicological dose > efektif
mengembalikan siklus sirkadian normal
Diberikan 1 jam sebelum waktu tidur selama 3-9 minggu
Gejala Klinis

insomnia, mengantuk di siang hari, ataupun


keduanya dalam beberapa minggu.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui riwayat tidur
dan kesulitan saat tidur yang muncul dalam 2 bulan.
pencatatan jam tidur selama 14 hari juga dapat
membantu diagnosis.
5. Jet-Lag

perjalanan jauh melewati beberapa zona waktu,


kesalahan penyesuaian dari siklus sirkadian dengan
zona waktu setempat.
Gejala biasanya bertahan 1- 2 hari setelah tiba di
tujuan, berupa kelelahan, gangguan tidur,
kehilangan fokus di siang hari, penurunan nafsu
makan, gangguan kognitif, iritabilitas, dan
kecemasan
Gejala Klinis

insomnia berulang dan munculnya somnolen di


siang hari
Terbangun terlalu pagi juga sering dikeluhkan
disertai waktu tidur yang terpotong-potong.
Penatalaksanaan

nonfarmakologis adalah yang paling penting


Jika sulit dilakukan melatonin 0,5-10 mg
beberapa hari (3 hari)sebelum keberangkatan diikuti
dengan pemberian sebelum tidur saat di tempat
tujuan (5 hari) jetlag berkurang
kafein dan hipnotic agent untuk membantu aktifitas
dan saat tidur penderita di tempat tujuan.
6. Shift Work disorder

gangguan kronis (minimal 1 bulan) rasa kantuk


yang berlebih saat bekerja, atau insomnia saat waktu
tidur yang berhubungan dengan jadwal kerja
terjadi pada orang dengan waktu kerja yang bertolak
belakang dengan waktu tidur dari siklus sirkadian
normal.
diatasi dengan penyesuaian kembali jadwal tidur
Gejala yang sering muncul : kelelahan kronis, lemas,
mood disorder, dan keluhan non spesifik seperti
dispepsia atau penurunan libido
Penatalaksanaan
Chronotherapy
berupa penyesuaian jam kerja dan jam tidur agar kembali menjadi
normal.

Terapi cahaya
memperhatikan kuantitas cahaya dan lama terpapar terhadap
cahaya tersebut, namun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, penatalaksanaan ini sangat sulit dilakukan, dikarenakan
belum diketahui pasti kuantitas cahaya yang diperlukan pada saat
bekerja, dan apakah lingkungan kerja dapat mengakomodir
kebutuhan cahaya tersebut. Hal ini dilakukan pada pekerja dengan
waktu kerja malam.

Melatonin
kegunaan melatonin untuk tidur pada siang hari sangat bervariasi,
tidak dapat ditentukan kadar dan lama pemberian melatonin.

Hypnotic agent
hypnotic agent pada pekerja malam dapat membantu
meningkatkan kualitas tidur siang hari pada pekerja malam
meningkatkan kualitas kerja dan keamanan kerja.
KESIMPULAN

Gangguan pada Jika siklus sirkardian


siklus sikardian terjaga dengan baik
waktu kerja akan
perlu
menjadi efektif
diperhatikan dan tenaga seseorang akan
mendapat lebih optimal
meningkatkan
pengobatan
produktivitas
Chronotherapy mencegah terjadinya
kesalahan maupun
Terapicahaya kecelakaan dalam
Pemberian bekerja
melatonin &
hypnotic agent

You might also like