You are on page 1of 96

OM SWASTYASTU

Ni Made Ayu Rahayuni (P07120214001)


Ida Ayu Rika Kusumadewi
(P07120214002)
Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)
Nyoman Wita Wihayati (P07120214006)
Ni Made Ayu Lisna Pratiwi (P07120214009)
Putu Meylitha Budyandani (P07120214013)
Ni Putu Erna Libya
(P07120214014)
Ni Kadek Dian Inlam Sari
(P07120214018)
Ni Luh Suci Novi Ariani
Pokok Bahasan
Penyakit Menular Seksual
(PMS)

Infeksi (Endometritis dan


Adnexitis)

Gangguan Menstruasi

Tumor dan Karsinoma


PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Pengertian

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi


yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui
kontak seksual.

Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus
PMS dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun)
adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3
juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Etiologi Penyakit Menular Seksual
Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular seksual dapat
diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:

Dari golongan bakteri

Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis,


Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella
sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.

Dari golongan protozoa

Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia.

Dari golongan virus

Human Immunodeficiency Virus (tipe 1 dan 2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan
2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum
contagiosum virus.

Dari golongan ektoparasit,

Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei


Penularan Penyakit Menular Seksual

Penularan Penyakit

Terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual


dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan
hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena
penyakit ini. Terdapatnya rentang keintiman kontak tubuh yang dapat
menularkan PMS termasuk ciuman, hubungan seksual, hubungan
seksual melalui anus, kunilingus, anilingus, felasio, dan kontak mulut
atau genital dengan payudara. Melalui darah,penularan selama
kehamilan, selama proses kelahiran ibu hamil kepada bayinya, dapat
menular melalui sentuhan seperti penyakit herpes, melalui pembuatan
tato di badan, tindik, atau penggunaan narkoba.
Tanda dan Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular
Seksual

Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
Rasa nyeri pada perut bagian bawah
Pengeluaran lendir pada vagina atau alat kelamin
Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya
Keputihan yang berbusa kehijauan, berbau busuk, dan gatal
Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.
Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh organisme dan
bakteri :
GONOREA
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan
dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian
putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Pada
wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan
gangguan reproduksi.
Gejala
Gejala pada laki laki

Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang
semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang
penis tampak merah dan membengkak.

Gejala pada wanita

Pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Timbulnya Desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari
vagina dan demam.
Nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Keluarnya nanah yang berasal berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar
lubang vagina.
Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan.
Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan
nanah.
Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum
penderita.
Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan menelan.
Cara Penularan Penyakit

Hubungan seksual melalui vagina, oral, anus.

Kontak non seksual terjadi pada ibu hamil yang


terkena gonore kemudian menularkan pada
anaknua saat prose persalinan.

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Menghindari gaya hidup seks bebas dan


tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan
seksual.
Dampak pada kehamilan dan bayi

Gonore mempunyai dampak yang buruk terhadap kehamilan. Ibu hamil


yang menderita gonore dapat menularkan infeksi tersebut melalui
plasenta.

Pada 25-50 % kasus gonore


ditularkan ke janin pada
kelahiran jika ibu dibiarkan tidak
diterapi, sehingga dapat
Dampak antara lain : menyebabkan efek negative
Aborsi spontan septic terhadap janin / bayi antara lain :
Preterm Neonatal gonococal arthritis
Premature Septicemia
Korioamnionitis Meningitis
Infeksi post partum Vaginitis
Abses pada kulit kepala
Oftalmiagonorea
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Treponema pallidum. Penyakit sifilis adalah penyakit kelamin
yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini
mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya
karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem
peredaran darah, saraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada
bayi yang di kandungnya. Sehingga menyebabkan kelainan
bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering disebut sebagai Lues
Raja Singa.
Adanya luka atau koreng. Jumlah biasanya
satu, bulat atau lonjong, dasar bersih,
teraba kenyal samapai keras, tidak ada
Gejala rasa nyeri pada penekanan. Kelenjar getah
bening di lipat paha bagian dalam
membesar, kenyal, juga tidak nyeri pada
penekanan. (Depkes RI, 2008)

Sifilis disebabkan oleh Treponema


Pallidum.Organisme ini bersifat anaerob
mudah dimatikan oleh sabun, oksigen,
sapranin, bahkan oleh Aquades. Didalam
Etiologi darah donor yang disimpan dalam lemari
es Treponema Pallidum akan mati dalam
waktu tiga hari tetapi dapat ditularkan
melalui tranfusi mengunakan darah segar (
Soedarto, 1990 ).
Penularan biasanya melalui kontak seksual,
tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak
langsung dan kongenital sifilis (penularan
melalui ibu ke anak dalam uterus). Spirochaeta
Mekanisme Penularan penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang
Penyakit ke orang yang lain melalui hubungan genito-
genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital
(seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh
seorang ibu kepada bayinya selama masa
kehamilan.

Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :


Tidak berganti-ganti pasangan.
Berhubungan seksual yang aman: selektif
memilih pasangan dan pempratikkan protective
Upaya Pencegahan dan sex.
Penanggulangan Menghindari penggunaan jarum suntik yang
tidak steril dan transfusi darah yang sudah
terinfeksi.
Dampak pada kehamilan dan bayi

Infeksi ibu dapat menyebabkan penularan trans


plasental ke janin pada setiap gestasi. Pada saat lahir
bayi dapat tampak sehat dan kelainan timbul setelah
beberapa minggu, tetapi dapat pula kelainan ada
sejak lahir. Komponen infeksi sifilis bawaan dini antara lain
Pada bayi dapat dijumpai kondisi sebagai berikut : Hidrops yang tidak imun
Pertumbuhan intrauterine yang terlambat Hipatosplenomegali
Kelainan membrane mukosa ( bibir, mulut, laring dan Anemia
mukosa genital)
Trombositopenia yang hebat
Kelainan kulit, rambut dan kuku
Lesi kulit
Dapat berupa macula eriterm, papullosqruamosa, dan
bulla. Bulla sedah ada sejak lahir yang tersebar Ruam
secara simetris terutama pada telapak tangan dan Ostertis
kaki. Periostitis
Kelainan tulang ( terjadi pada 6 bulan pertama ) Pneumonia
Tanda sifilis kongenital lanjut : Hepatitis
Kornea : keratitis intersisial
Tulang : perisynovitis
Menyerang Sistem saraf pusat
Klamidia

Klamidia berasal dari kata Chlamydia, sejenis organism mikroskopik yang


dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim, saluran indung telur, dan
saluran kencing. Gejala yang banyak dijumpai pada penderita penyakit ini
adalah keluarnya cairan dari vagina yang berwarna kuning, disertai rasa
panas seperti terbakar ketika kencing. Karena organism ini dapat menetap
selama bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Ia juga akan merusak
organ reproduksi penderita dengan atau tanpa merasakan gejala apa pun.
Penyakit ini menular melalui hubungan seks dan anal.
Tanda dan gejala
Timbul rabas uretra mukoid atau
mukopurulen
Pada pria Disuria

Sebagian besar wanita dengan infeksi klamidia di servik tidak


memperlihatkan gejala tetapi sebagian kecil mengeluh rabas
vagina dan disuria
Pada wanita Tidak terdapat tanda-tanda spesifik, servik mungkin tampak
normal / mungkin terjadi endoservitis disertai pengeluaran
mukopus dari os.
Nyeri tekanan adneksa yang ringan (Anna Glasier, 2005 : 309
310).

Pencegahan:

Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal


maupun anal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-
satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom
dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan
sama sekali risiko tertular penyakit ini.
Dampak clamidia trachomatis pada
kehamilan

Ibu hamil yang terkenai infeksi clamidia trachomatis


mempunyai kemungkinan melahirkan anak dengan
konjungtivitis dan pneumonitis.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi
baru lahir
Lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada
bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini
saat proses persalinan.
CANDIDIASIS

Merupakan infeksi pada muara dan saluran vagina yang paling sering terjadi
oleh karena sejenis ragi. Pada kenyataannya kuman Candida Albicans ini
hidup pada selaput lendir dari sebagian besar orang yang sehat dan tentunya
merupakan kuman yang umum ditemukan dalam vagina.
Gejala yang dapat terlihat pada perempuan adalah keluarnya cairan kental
berwarna putih disertai dengan pembengkakan dan gatal-gatal pada vagina.
Pada laki-laki, infeksi ini dapat menyebabkan rasa panas, seperti terbakar dan
gatal pada saluran kencingya. (Ajen Dianawati, 2003)
Factor endogen, yaitu :
Perubahan fisiologik, seperti kehamilan,
kegemukan, debilitas, endokrinopati dan
penyakit kronik
Umur, misalnya orang tua dan bayi lebih
mudah terkena
Faktor Imunologik / penyakit genetik
predisposisi
Factor eksogen, antara lain :
Iklim, panas dan kelembaban
menyebabkan perspirasi meningkat
Kebersihan kulit
Kontak dengan pasien
Latrogenik, missal dengan penggunaan
antibiotic jangka panjang
Tanda dan gejala

Gejala
Gatal
Tanda : Biasa disertai keputihan
Radang Tidak berbau / berbau asam
Disertai maserasi Jumlah biasa banyak
Pseudomembran Berwarna putih keju, seperti
Fisura kepala susu / krim atau seperti
susu pecah
Lesi satelit papulopustular
Pada dinding vagina biasanya
dijumpai gumpalan keju ( cottage
cheeses) yang menempel
Dampak pada kehamilan

Infeksi pada bayi saat dilahirkan, seringkali terbatas pada bagian mulut dan daerah
yang ditutupi popok.
Kandidosis oral ( sariawan / stomatitis )
Tanda dan gejala :
Plak putih pada mukosa oral, gusi dan lidah
Tidak bisa dibersihkan
Cenderung berdarah bila disentuh
Kesulitan menelan
Factor predisposisi :
Bayi yang sakit, lemah / mendapat terapi antibiotic
Bayi yang mengalami celah bibir / celah palatum, neoplasma dan hiper paratiroid
Penanganan :
Mengolesi lesi dengan larutan gentian violet cair ( 1% 2%)
Nistatin dimasukkan ke dalam mulut bayi dengan alat tetes yang sebelumnya
dibersihkan dulu
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus

HIV/ AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis
dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.
Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki
CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4
dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel
darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam
mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau
sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai
kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti
kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak
sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain (Yatim, 2006).

Mekanisme Penyakit HIV/AIDS (RAP)

Tahap Pre Patogenesis


Tahap Patogenesis
Tahap Inkubasi
Tahap Penyakit Dini
Tahap Penyakit Lanjut
Tahap Post Patogenesis (Tahap Penyakit Akhir)
Mekanisme Penularan Penyakit
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial
mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu
(KPA, 2007).

Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual,
kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). (Zein, 2006).
Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus
HIV.
Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke
dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV
Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian
Melalui transplantasi organ pengidap HIV.

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan


Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat
Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril
Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba
Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV
Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin
dan Bayi

20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan
terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam
satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi
tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan.
Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi ,sebagian besar
penularan terjadi waktu melahirkan atau menyusui, bayi lebih
mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama.Selama proses
persalinan, bayi dalam keadaan beresiko tertular oleh darah ibu,Air
susu ibu (ASI) dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus
itu. Jadi jika bayi disusui oleh ibu HIV (+), bayi bisa tertular.
HERPES
Herpes termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh virus
herpes simpleks. Virus herpes terbagi 2 macam, yaitu herpes 1 dan
herpes 2. Perbedaan diantaranya adalah kebagiaan mana virus
tersebut menyerang. Herpes 1 menyerang dan menginfeksi bagian
mulut dan bibir, sedangkan herpes 2 atau disebut genital herpes
menyerang dan menginfeksi bagian seksual (penis atau vagina).
(Ajeng Dianawati, 2003)
Gejala klinis herpes ini yaitu :
Herpes Genital Pertama
Diawali dengan bintil-lentingan-luka/erosi berkelompok, di
atas dasar kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar
lipat paha, kenyal, dan disertai gejala sistemik
Herpes Genital Kambuhan
Timbul bila ada factor pencetus (daya tahan menurun,
factor stress pikiran, senggama berlebihan, kelelahan dan
lain-lain). Umumnya lesi tidak sebanyak dan seberat pada
lesi primer. (Depkes,2008)
Cara Penularan
Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan
bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan
seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain lain yaitu
Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak
non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun,
HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat
menyebabkan infeksi alat kelamin.

Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes
genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko
tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom
saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk
tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin
Dampak pada kehamilan dan bayi

Pasien yang terkena herpes primer pada kehamilan menghadapi peningkatan


resiko komplikasi obstetric dan neonatal, antara lain :
Aborsi spontan
IUGR
Persalinan kurang bulan
Sedangkan kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa :
Ensefalopati
Keratokonjungtivitis
Hepatitis
Lesipadakulit
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit

Trichomoniasis atau trich adalah suatu infeksi vagina


yang disebabkan oleh suatu parasit atau suatu
protozoa (hewan bersel tunggal) yang disebut
trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi perasaan
gatal dan terbakar di daerah kemaluan, disertai
TRICHOMONIASIS dengan keluarnya cairan berwarna putih seperti busa
atau juga kuning kehijauan yang berbau busuk.
Sewaktu bersetubuh atau kencing sering terasa agak
nyeri di vagina. Namun sekitar 50% dari wanita yang
mengidapnya tidak menunjukkan gejala apa-apa.

Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu


di daerah kemaluan. Kutu pubis ini diberi julukan
crabs karena bentuknya yang mirip kepiting seperti di
bawah mikroskop. Parasit ini juga dapat dilihat
dengan mata telanjang. Parasit ini menempel pada
PEDICULOSIS rambut dan dapat hidup dengan cara mengisap
darah, sehingga menimbulkan gatal-gatal. Masa
hidupnya singkat, hanya sekitar satu bulan. Tetapi
kutu ini dapat tumbuh subur dan bertelur berkali-kali
sebelum mati (Hutapea, 2003).
INFEKSI
(ENDOMETRITIS,ANDEXITIS)
ENDOMETRITIS
Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber,
B., 1994).
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam
dari rahim). (Manuaba, I. B. G., 1998).
Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium,
merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai
72 jam setelah melahirkan. Endometriosis adalah implan
jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip
endometrium (endometrium like tissue) yang tumbuh di sisi
luar kavum uterus, dan memicu reaksi peradangan menahun.
ETIOLOGI

Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan


infeksi
pada wanita adalah:
Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.
Pecahnya ketuban berlangsung lama.
Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai
pecahnya ketuban.
Teknik aseptik tidak dipatuhi.
Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
Kelahiran secara bedah.
Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
KLASIFIKASI

Menurut Wiknjosastro (2002), endometritis dapat


diklasifikasikan menjadi :

1. Endometritis akuta

2. Endometritis kronika
GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan


virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada
jalan lahir. Kadang-kadang lokhea tertahan oleh darah, sisa-sisa
plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra
dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera hilang setelah
rintangan dibatasi. Uterus pada endometrium agak membesar,
serta nyeri pada perabaan, dan lembek.
Patofisiologi

Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka


bekas insersio plasenta, dan waktu singkat mengikut sertakan
seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak
seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium.
Jaringan desi dua bersama-sama dengan bekuan darah
menjadi nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang
meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas
leukosit-leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas
endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
KOMPLIKASI

Wound infection
Peritonitis

Adnexal infection.

Parametrial phlegmon

Abses pelvis

Septic pelvic thrombophlebitis.


PENATALAKSANAAN
Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran
terpi. Evaluasi klinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram,
seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa
sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi
ditambah terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu
mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit
per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post
abortus atau post partum.
Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak
manfaatnya.
Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan
plasenta yang tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang
memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan
dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dan salpingo
oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia teah meluas
melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik
klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
ENDOMETRITIS
Pengkajian
Aktifitas/istirahat

Eliminasi

Makanan atau cairan

Neurosensori

Nyeri/ketidaknyamanan.

Pernapasan

Infeksi sebelumnya.

Seksualitas

Pecah ketuban dini/lama, persalinan lama.

Hemorargi pascapartum.

Interaksi sosial
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Jumlah sel darah putih: normal/tinggi.
Laju sedimentasi darah dan jumlah sel darah merah: sangat meningkat pada adanya infeksi.

Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht): penurunan pada adanya anemia.

Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus/intraservikal drainase luka/pewarnaan gram


dari lokhia servik dan uterus: mengidentifikasi organisme penyebab.
Urinalisis dan kultur: mengesampingkan infeksi saluran kemih.

Ultrasonografi: menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang tertahan, melokalisasi abses


peritoneum.
Pemeriksaan bimanual: menentukan sifat dan lokasi nyeri pelvis,massa, pembentukan abses atau
adanya vena-vena dengan trombosis.
Bakteriologi: spesimen darah, urin dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk pewarnaan gram,
biakan dan pemeriksaan sensitifitas antibiotik. Organisme yang sering diisolasi dari darah pasien
dengan endometritis setelah seksio sesarea adalah peptokokus, enterokokus, clostridium,
bakterioles fragilis, Escherechia coli, Streptococcus beta hemilitikus, stafilokokus koagulase-positif,
mikrokokus, proteus, klebsiela dan streptokokus viridans (Di Zerega).
Kecepatan sedimentasi eritrosit:

Nilai dari tes ini sangat terbatas karena derajat sedimentasi cenderung meningkat selama kehamilan
maupun selama infeksi.
Udara di dalam jaringan pelvis memberi kesan adanya mionekrosis klostridia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur


invasive.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan yang tidak adekuat.
Nyeri akut berhubungan dengan respon tubuh dan sifat
infeksi.
Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua
berhubungan dengan interupsi pada proses pertalian,
penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan
sendiri.
INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan I:
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.
Intervensi:
Tinjau ulang catatan prenatal, intrapartum dan pascapartum.

Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf,


klien dan pengunjung.
Berikan dan instruksikan klien dalam hal pembuangan linen
terkontaminasi.
Demonstrasikan massase fundus yang tepat.

Pantau masukan oral/parenteral.

Anjurkan posisi semi fowler.

Selidiki keluhan-keluhan nyeri kaki dan dada.

Anjurkan ibu bahwa menyusui secara periodik memeriksa mulut


bayi terhadap adanya bercak putih.
Kolaborasi dengan medis.
Diagnosa Keperawatan II:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan yang tidak adekuat.
Intervensi:
Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila
masukan oral dibatasi.
Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/hari jus, sup dan cairan
nutrisi lain.
Anjurkan tidur/istirahat adekuat.
Kolaborasi dengan medis:
Berikan cairan/nutrisi parenteral, sesuai indikasi.
Berikan parenteral zat besi dan atau vitamin sesuai indikasi.
Bantu penempatan selang nasogastrik dan Miller Abbot.
Diagnosa Keperawatan III:
Nyeri akut berhubungan dengan respon tubuh dan sifat infeksi.

Intervensi:
Kaji lokasi dan sifat ketidakmampuan/nyeri.
Berikan instruksi mengenai membantu mempertahankan
kebersihan dan kehangatan.
Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi.
Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien
memungkinkan.
Kolaborasi dengan medis:
Berikan analgesik/antibiotik.
Berkan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu
pemanas/rendam duduk sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan IV:
Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan
dengan interupsi pada proses pertalian, penyakit fisik, ancaman yang
dirasakan pada kehidupan sendiri.
Evaluasi
Diagnosa Keperawatan I
Mengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko penyebab secara individual.
Melakukan perilaku untuk membatasi penyebaran infeksi dengan tepat,
menurunkan risiko komplikasi.
Mencapai pemulihan tepat waktu.
Diagnosa Keperawatan II
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibuktikan oleh pemulihan luka tepat waktu,
tingkat energi tepat, penurunan berat badan dan Hb/Ht dalam batas normal
yang diharapkan pasca partum.
Diagnosa Keperawatan III
Mengidentifikasi/menggunakan tindakan kenyamanan yang tepat secara
individu.
Melaporkan ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.
Diagnosa Keperawatan IV
Menunjukkan perilaku kedekatan terus-menerus selama interaksi orang tua-
bayi.
Mempertahankan/melakukan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan emosi
terhadap bayi baru lahir, sesuai kemampuan.
Mengekspresikan kenyamanan dengan peran sebagai orang tua.
ADNEXITIS

Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium
yang biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi
yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari
tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan
sekitarnya.
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah
jaringan yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan
ovarium. Istilah lain dari adnexitis antara lain: pelvic inflammatory
disease, salpingitis, parametritis, salpingo-oophoritis.
ETIOLOGI

Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi gonorroe dan infeksi puerperal dan
postpartum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul
radang adnexa sebagai akibat tindakan kerokan, laparotomi, pemasangan IUD serta
perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.

Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara
traktus genetalia. Radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh :
Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.

Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-kuman.

Adapun bakteri yang biasanya menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah Baktery
Gonorrhea dan Bakteri Chalmydia.
PATOFISIOLOGI
Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Radang
itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun
infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau
menjalar dari jaringan-jaringan sekitarnya.
Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada
endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi
yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan
degenarasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas dan
ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhir ini dijumpai
eksudat purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba abdominalis dan
menyebabkan peradangan di sekitarnya.
Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau
limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik. Disini
timbul salpingitis interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal
menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali normal.
(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa. 2007).
GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik adnexitis akut ialah demam, leukositosis dan rasa nyeri
disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang dijumpai
terdapat pada kedua adneksa, setelah lewat beberapa hari dijumpai pula
tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan
air kencing biasanya menunjukkan sel-sel radang pada pielitis. Pada
torsi adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence
musculaire tidak terlalu keras, dapat diraba nyeri tekan dengan batas
nyeri tekan yang nyata.(Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.2007).
JENIS ADNEKITIS

Salpingo ooporitis akuta

Salpingo ooporitis kronika


KOMPLIKASI

Pembedahan pada salpingo-ooforitis akuta perlu dilakukan apabila:


Jika terjadi ruptur atau abses ovarium
Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan
Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan
adneksitis akuta.
Gejala; nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah perut, demam, ada
lendir/bercak keputihan di celana dalam yang terasa panas, infeksi yang
mengenai organ-organ dalam panggul/ reproduksi. Penyebab infeksi
lanjutan dari saluran kencing dan daerah vagina. Selain itu komplikasi
yang terjadi dapat berupa appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi adneksa
dan kehamilan ektopik yang terganggu. Biasanya lokasi nyeri tekan pada
appendisitis akuta (pada titik Mac Burney) lebih tinggi daripada
adneksitis akuta, akan tetapi apabila proses agak meluas perbedaan
menjadi kurang jelas (Sarwono.Winkjosastro,Hanifa.Hal 288.2007).
GEJALA ADNEXITIS

Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak


berhubungan dengan haid(bukan pre menstrual syndrome)
Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
Nyeri saat berhubungan intim
Demam
Nyeri punggung
Leukosit tinggi
Setelah beberapa hari dijumpai tumor dengna batas yang
tidak jelas dan nyeri tekan
PENATALAKSANAAN

Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP (Total


Abdominal Hysterectomy + Bilateral Salpingo-Oophorectomy
+ Omentectomy + Appendectomy). Dapat dipertimbangkan (optional)
instilasi phosphor-32 radioaktif atau khemoterapi profikalis. Sayatan
dinding perut harus longitidunal di linea mediana, cukup panjang untuk
memungkinkan mengadakan eksplorasi secara gentle (lembut) seluruh
rongga perut dan panggul, khususnya di daerah subdifragmatika dan
mengirimkan sampel cucian rongga perut untuk pemeriksaan sitologi
eksfoliatif. Bila perlu dapat dilakukan biopsy pada jaringan yang dicurigai.
Penyakit ini dapat diterapi dengan pemberian antibiotika. Tergantung dari
derajat penyakitnya, biasanya diberikan suntikan antibiotik kemudian diikuti
dengan pemberian obat oral selama 10-14 hari. Beberapa kasus
memerlukan operasi untuk menghilangkan organ sumber infeksi, ini
dilakukan jika terapi secara konvensional(pemberian antibiotik) tidak
berhasil. Jika terinfeksi penyakit ini melalui hubunganseksual, maka
pasangannya juga harus mendapat terapi pengobatan, sehingga tidak
terinfeksi terus menerus. Operasi radikal ( histerektomi dan salpingo
ooforektomi bilateral ) pada wanita yang sudah hampir menopause.
Gangguan Menstruasi

Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus
melalui liang kelamin wanita atau vagina pada wanita yang sudah memasuki
usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Menstruasi pertama normal usia 12 atau 13 tahun dan berhenti saat masa
menopause yakni usia 50 tahunan. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan
(reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid
berkisar 5-7 hari.
Follicle-stimulating hormone-
releasing hormone (FSHRH) dan
luteinizing hormone-releasing
hormone (LHRH) kedua hormon itu
masing-masing merangsang
hipofisis anterior untuk menyekresi
follicle-stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH).
Rangkaian perisiwa akan diawali
oleh sekresi FSH dan LH yang
menyebabkan produksi estrogen
dan progesteron dari ovarium
dengan akibat perubahan fisiologik
pada uterus.
Siklus Menstruasi

. Fase ovulasi
Fase Folikuler Fase ini dimulai ketika kadar
LH meningkat dan pada fase
Dimulai dari hari 1 sampai
ini dilepaskan sel telur. Sel
sesaat sebelum kadar LH Fase Luteal
telur biasanya dilepaskan
meningkat dan terjadi
dalam waktu 16 32 jam Fase ini terjadi setelah
pelepasan sel telur (ovulasi).
setelah terjadi peningkatan ovulasi dan berlangsung
Dinamakan fase folikuler
kadar LH. Folikel yang selama sekitar 14 hari.
karena pada saat ini terjadi
matang akan menonjol dari Setelah melepaskan telurnya,
pertumbuhan folikel di dalam
permukaan ovarium, akhirnya folikel yang pecah kembali
ovarium. Pada pertengahan
pecah dan melepaskan sel menutup dan membentuk
fase folikuler, kadar FSH
telur. Pada saat ovulasi ini korpus luteum yang
sedikit meningkat sehingga
beberapa wanita merasakan menghasilkan sebagian
merangsang pertumbuhan
nyeri tumpul pada perut besar progesterone sehingga
sekitar 3 30 folikel yang
bagian bawahnya, nyeri ini terjadi peningkatan suhu
masing-masing mengandung
dikenal sebagai tubuh
1 sel telur, tetapi hanya 1
mittelschmerz, yang
folikel yang terus tumbuh,
berlangsung selama
yang lainnya hancur.
beberapa menit sampai
beberapa jam.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid

.Fase Proliferasi
Dalam fase ini
endometrium tumbuh Fase pra haid atau fase
menjadi setebal 3,5 mm. sekresi
. Fase pasca haid atau Fase ini berlangsung dari
hari ke-5 sampai hari ke- Fase ini dimulai sesudah
fase regenerasi ovulasi dan berlangsung
14 dari siklus haid. Fase
Fase Menstruasi atau Luka endometrium yang Proliferasi dapat dibagi dari hari ke-14 sampai ke-
dekuamasi terjadi akibat pelepasan atas 3 subfase, yaitu: 28. Pada fase ini
sebagian besar endometrium tebalnya
Dalam fase ini Fase proliferasi dini (early
berangsur-angsur tetap, bentuk kelenjar
endometrium dilepaskan proliferation phase)
sembuh dan ditutup berubah menjadi
dari dinding uterus
kembali oleh selaput hari ke-4 sampai hari ke- panjang, berkeluk-keluk,
disertai perdarahan
lendir yang tumbuh dari 7 dan mengeluarkan getah
hanya stratum basale
sel-sel endometrium. yang makin lama makin
yang tinggal utuh. Fase ini Fase proliferasi madya
Fase ini telah mulai sejak nyata. Di dalam
berlangsung 3 4 hari. (mid proliferation phase)
fase menstruasi dan endimetrium tertimbun
berlangsung kurang lebih hari ke-8 sampai hari ke- glikogen dan kapur yang
4 hari. 10 kelak diperlukan sebagai
Fase proliferasi akhir (late makanan untuk telur
proliferation) yang dibuahi.
hari ke-11 sampai hari
ke-14
JENIS-JENIS
GANGGUAN HAID

Hipermenore (Menorraghia)

Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)

Polimenorea (Epimenoragia)

Oligomenorrhoe

Pra Menstruasi Syndrom

Dismenore

Mastodinia atau Mastalgia


HIPERMENORE (MENORRAGHIA)
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari
8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Etiologi

Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia.


Terapi : uterotonika
Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
Hipertensi
Dekompensio cordis
Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
HYPOMENORHOE
(KRIPTOMENORRHEA)

Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting
Etiologi
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari
kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Sering disebabkan karena
gangguan endokrin. Kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen,
stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom asherman).
a. Konstitusi
b. Uterine
c. Hormonal
d. Nervous dan emosional
e. Penyebab lain : latihan berlebihan dan sindrom Ashermn (intra uterine adhesi)
POLIMENOREA (EPIMENORAGIA)
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang
21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih
banyak dari biasa.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek
atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
OLIGOMENORRHOE
Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari
35 hari
Etiologi

Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5


menstruasi )
Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus
haid.
Manifestasi klinis

Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali


Perdarahan haid biasanya berkurang
AMENOREA
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18
tahun. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau
pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium), dan vagina
2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji
estrogen dan progesteron negatif.
3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress
berat.
4. kelainan kongenital
5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai
gizi lebih.
TANDA DAN GEJALA TERGANTUNG
DARI PENYEBABNYA
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak
akan ditemukan tanda tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan
bentuk tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness
dan pembesaran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya
adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan
lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
GEJALA LAINNYA YANG MUNGKIN
DITEMUKAN PADA AMENORE :

Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui )
Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti
pola pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.
METRORAGIA
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
Metroragia diluar kehamilan.

Etiologi
Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;
carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti
kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi,
metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus
luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan
penyakit akut ataupun kronis.
Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi : kuretase dan hormonal.
PRA MENSTRUASI SYNDROM
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2
sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
Disebabkan oleh :
Sekresi estrogen yang abnormal

Kelebihan atau defisiensi progesteron

Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin

Kelebihan hormon anti diuresis

Kelebihan atau defisiensi prostaglandin

Etiologi
ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema.
Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu
makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil.
Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
DISMENORE
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan
memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang
belum jelas.
Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional);
adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada
alat kandungan.
Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus
uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis,
adanya AKDR, tumor ovarium.
Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit,
hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon
steroid seks, kadar vasopresin tinggi).
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat
menstruasi antara lain : perasaan malas bergerak,
Manifestasi badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi
jadi lebih labil, sensitif, mudah marah. Bukan itu saja,
klinis pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi
juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada
disminore pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram
primer perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau
kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan
gejala neurologis seperti kelemahan umum.

Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua


setelah menarche (haid pertama), yang merupakan
Manifestasi indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
klinis Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.
Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis
disminore dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan
kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory
sekunder disease, pelvic adhesion (perlengketan pelvis), dan
adenomyosis.
MASTODINIA ATAU MASTALGIA
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Etiologi
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi
retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Tumor dan Karsinoma
KANKER SERVIKS

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada


daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan
jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Ca Serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal sekitarnya.
Ca Serviks adalah tumor ganas yang menenai lapisan
permukaan (epitel) dari serviks uteri dimana sel-sel tersebut
mengalami penggandaan.
ETIOLOGI

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada


beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara
lain :
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita
melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker
serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering
partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan
resiko mendapat karsinoma serviks.
Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-
ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap
kankers serviks ini.
Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi
rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi,
imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi
rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.
Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada
wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria
non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-
kumpulan smegma.
Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan
pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula
dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa
radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus
terbentuknya kanker serviks.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Operasi.

Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium


dini dari kanker serviks.

Radiasi.

Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membentuk sel kanker. Terapi
radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan
menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di
serviks.
Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk
menangani pasien dengan metastasis extrapelvis
sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren
yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau
radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi.
Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas
memberikan harapan hidup lebih tinggi dibandingkan
pemberian radiasi saja pada penanganan kanker
serviks.
KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL KANKER
SERVIKS
Mikroskopis

Displasia

Stadium karsinoma insitu

Stadium karsionoma mikroinvasif.

Stadium karsinoma invasif

Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks


Markroskopis
Stadium preklinis

Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa

Stadium permulaan

Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum

Stadium setengah lanjut

Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio

Stadium lanjut

Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga


tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan
mudah berdarah.
GEJALA KLINIS

Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-
kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya.
Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat.
Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum
ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan
keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang
keluar berbau.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

SITOLOGI/PAP SMEAR
Schillentest

Koloskopi
Kolpomikroskopi
Biopsi
Konisasi
KLASIFIKASI KLINIS

Stage 0: Ca.Pre invasive


Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
Stage IA : Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara
histopatologis
Stage IB : Semua kasus lainnya dari stage I
Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai
kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi
dua pertiga bagian proksimal
Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian
bawah vagina
Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
TERAPI

Irradiasi
Kombinasi
Cytostatika : Bleomycin
KANKER PAYUDARA

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam


jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara.
ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.


Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga
berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
Tinggi melebihi 170 cm
Masa reproduksi yang relatif panjang.
Wanita yang belum mempunyai anak
Kehamilan dan menyusui
Wanita gemuk
ANATOMI FISIOLOGI PAYUDARA
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi,
duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan
tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih
75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama
dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran
yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi
hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup
anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh
ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga
hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.
PATOFISIOLOGI

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak,


tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan
estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas
sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas
sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis
penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya.
TANDA DAN GEJALA

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh
jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada
stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang
membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan
mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
STADIUM KANKER PAYUDARA :

Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena


(LN) atau penyebaran luas.
Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak
ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan
LN
Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000)
Cara pemeriksaan

Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik
ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,
segeralah pergi ke dokter.
Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari
kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.
Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau
lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk
payudara dan ketiak kanan.
Penanganan

Pembedahan
Non pembedahan
PENATALAKSANAAN

Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara


menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu
atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan,
terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.
Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di
tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk
kelenjar getah bening.
ANY
QUESTION
??!
OM SHANTI,
SHANTI, SHANTI,
OM

You might also like