Professional Documents
Culture Documents
Gangguan Menstruasi
Pengertian
Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus
PMS dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun)
adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3
juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Etiologi Penyakit Menular Seksual
Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular seksual dapat
diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:
Human Immunodeficiency Virus (tipe 1 dan 2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan
2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum
contagiosum virus.
Penularan Penyakit
Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
Rasa nyeri pada perut bagian bawah
Pengeluaran lendir pada vagina atau alat kelamin
Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya
Keputihan yang berbusa kehijauan, berbau busuk, dan gatal
Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.
Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh organisme dan
bakteri :
GONOREA
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan
dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian
putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Pada
wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan
gangguan reproduksi.
Gejala
Gejala pada laki laki
Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang
semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang
penis tampak merah dan membengkak.
Pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Timbulnya Desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari
vagina dan demam.
Nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Keluarnya nanah yang berasal berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar
lubang vagina.
Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan.
Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan
nanah.
Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum
penderita.
Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan menelan.
Cara Penularan Penyakit
Pencegahan:
Merupakan infeksi pada muara dan saluran vagina yang paling sering terjadi
oleh karena sejenis ragi. Pada kenyataannya kuman Candida Albicans ini
hidup pada selaput lendir dari sebagian besar orang yang sehat dan tentunya
merupakan kuman yang umum ditemukan dalam vagina.
Gejala yang dapat terlihat pada perempuan adalah keluarnya cairan kental
berwarna putih disertai dengan pembengkakan dan gatal-gatal pada vagina.
Pada laki-laki, infeksi ini dapat menyebabkan rasa panas, seperti terbakar dan
gatal pada saluran kencingya. (Ajen Dianawati, 2003)
Factor endogen, yaitu :
Perubahan fisiologik, seperti kehamilan,
kegemukan, debilitas, endokrinopati dan
penyakit kronik
Umur, misalnya orang tua dan bayi lebih
mudah terkena
Faktor Imunologik / penyakit genetik
predisposisi
Factor eksogen, antara lain :
Iklim, panas dan kelembaban
menyebabkan perspirasi meningkat
Kebersihan kulit
Kontak dengan pasien
Latrogenik, missal dengan penggunaan
antibiotic jangka panjang
Tanda dan gejala
Gejala
Gatal
Tanda : Biasa disertai keputihan
Radang Tidak berbau / berbau asam
Disertai maserasi Jumlah biasa banyak
Pseudomembran Berwarna putih keju, seperti
Fisura kepala susu / krim atau seperti
susu pecah
Lesi satelit papulopustular
Pada dinding vagina biasanya
dijumpai gumpalan keju ( cottage
cheeses) yang menempel
Dampak pada kehamilan
Infeksi pada bayi saat dilahirkan, seringkali terbatas pada bagian mulut dan daerah
yang ditutupi popok.
Kandidosis oral ( sariawan / stomatitis )
Tanda dan gejala :
Plak putih pada mukosa oral, gusi dan lidah
Tidak bisa dibersihkan
Cenderung berdarah bila disentuh
Kesulitan menelan
Factor predisposisi :
Bayi yang sakit, lemah / mendapat terapi antibiotic
Bayi yang mengalami celah bibir / celah palatum, neoplasma dan hiper paratiroid
Penanganan :
Mengolesi lesi dengan larutan gentian violet cair ( 1% 2%)
Nistatin dimasukkan ke dalam mulut bayi dengan alat tetes yang sebelumnya
dibersihkan dulu
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
HIV/ AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis
dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.
Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki
CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4
dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel
darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam
mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau
sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai
kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti
kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak
sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain (Yatim, 2006).
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual,
kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). (Zein, 2006).
Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus
HIV.
Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke
dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV
Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian
Melalui transplantasi organ pengidap HIV.
20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan
terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam
satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi
tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan.
Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi ,sebagian besar
penularan terjadi waktu melahirkan atau menyusui, bayi lebih
mungkin tertular jika persalinan berlanjut lama.Selama proses
persalinan, bayi dalam keadaan beresiko tertular oleh darah ibu,Air
susu ibu (ASI) dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus
itu. Jadi jika bayi disusui oleh ibu HIV (+), bayi bisa tertular.
HERPES
Herpes termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh virus
herpes simpleks. Virus herpes terbagi 2 macam, yaitu herpes 1 dan
herpes 2. Perbedaan diantaranya adalah kebagiaan mana virus
tersebut menyerang. Herpes 1 menyerang dan menginfeksi bagian
mulut dan bibir, sedangkan herpes 2 atau disebut genital herpes
menyerang dan menginfeksi bagian seksual (penis atau vagina).
(Ajeng Dianawati, 2003)
Gejala klinis herpes ini yaitu :
Herpes Genital Pertama
Diawali dengan bintil-lentingan-luka/erosi berkelompok, di
atas dasar kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar
lipat paha, kenyal, dan disertai gejala sistemik
Herpes Genital Kambuhan
Timbul bila ada factor pencetus (daya tahan menurun,
factor stress pikiran, senggama berlebihan, kelelahan dan
lain-lain). Umumnya lesi tidak sebanyak dan seberat pada
lesi primer. (Depkes,2008)
Cara Penularan
Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan
bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan
seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain lain yaitu
Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak
non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun,
HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat
menyebabkan infeksi alat kelamin.
Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes
genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko
tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom
saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk
tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin
Dampak pada kehamilan dan bayi
1. Endometritis akuta
2. Endometritis kronika
GAMBARAN KLINIS
Wound infection
Peritonitis
Adnexal infection.
Parametrial phlegmon
Abses pelvis
Eliminasi
Neurosensori
Nyeri/ketidaknyamanan.
Pernapasan
Infeksi sebelumnya.
Seksualitas
Hemorargi pascapartum.
Interaksi sosial
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Jumlah sel darah putih: normal/tinggi.
Laju sedimentasi darah dan jumlah sel darah merah: sangat meningkat pada adanya infeksi.
Nilai dari tes ini sangat terbatas karena derajat sedimentasi cenderung meningkat selama kehamilan
maupun selama infeksi.
Udara di dalam jaringan pelvis memberi kesan adanya mionekrosis klostridia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi:
Kaji lokasi dan sifat ketidakmampuan/nyeri.
Berikan instruksi mengenai membantu mempertahankan
kebersihan dan kehangatan.
Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi.
Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien
memungkinkan.
Kolaborasi dengan medis:
Berikan analgesik/antibiotik.
Berkan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu
pemanas/rendam duduk sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan IV:
Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan
dengan interupsi pada proses pertalian, penyakit fisik, ancaman yang
dirasakan pada kehidupan sendiri.
Evaluasi
Diagnosa Keperawatan I
Mengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko penyebab secara individual.
Melakukan perilaku untuk membatasi penyebaran infeksi dengan tepat,
menurunkan risiko komplikasi.
Mencapai pemulihan tepat waktu.
Diagnosa Keperawatan II
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibuktikan oleh pemulihan luka tepat waktu,
tingkat energi tepat, penurunan berat badan dan Hb/Ht dalam batas normal
yang diharapkan pasca partum.
Diagnosa Keperawatan III
Mengidentifikasi/menggunakan tindakan kenyamanan yang tepat secara
individu.
Melaporkan ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.
Diagnosa Keperawatan IV
Menunjukkan perilaku kedekatan terus-menerus selama interaksi orang tua-
bayi.
Mempertahankan/melakukan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan emosi
terhadap bayi baru lahir, sesuai kemampuan.
Mengekspresikan kenyamanan dengan peran sebagai orang tua.
ADNEXITIS
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium
yang biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi
yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari
tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan
sekitarnya.
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah
jaringan yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan
ovarium. Istilah lain dari adnexitis antara lain: pelvic inflammatory
disease, salpingitis, parametritis, salpingo-oophoritis.
ETIOLOGI
Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi gonorroe dan infeksi puerperal dan
postpartum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul
radang adnexa sebagai akibat tindakan kerokan, laparotomi, pemasangan IUD serta
perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara
traktus genetalia. Radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh :
Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.
Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-kuman.
Adapun bakteri yang biasanya menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah Baktery
Gonorrhea dan Bakteri Chalmydia.
PATOFISIOLOGI
Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Radang
itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun
infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau
menjalar dari jaringan-jaringan sekitarnya.
Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada
endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi
yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan
degenarasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas dan
ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhir ini dijumpai
eksudat purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba abdominalis dan
menyebabkan peradangan di sekitarnya.
Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau
limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik. Disini
timbul salpingitis interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal
menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali normal.
(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa. 2007).
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinik adnexitis akut ialah demam, leukositosis dan rasa nyeri
disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang dijumpai
terdapat pada kedua adneksa, setelah lewat beberapa hari dijumpai pula
tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan
air kencing biasanya menunjukkan sel-sel radang pada pielitis. Pada
torsi adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence
musculaire tidak terlalu keras, dapat diraba nyeri tekan dengan batas
nyeri tekan yang nyata.(Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.2007).
JENIS ADNEKITIS
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus
melalui liang kelamin wanita atau vagina pada wanita yang sudah memasuki
usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Menstruasi pertama normal usia 12 atau 13 tahun dan berhenti saat masa
menopause yakni usia 50 tahunan. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan
(reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid
berkisar 5-7 hari.
Follicle-stimulating hormone-
releasing hormone (FSHRH) dan
luteinizing hormone-releasing
hormone (LHRH) kedua hormon itu
masing-masing merangsang
hipofisis anterior untuk menyekresi
follicle-stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH).
Rangkaian perisiwa akan diawali
oleh sekresi FSH dan LH yang
menyebabkan produksi estrogen
dan progesteron dari ovarium
dengan akibat perubahan fisiologik
pada uterus.
Siklus Menstruasi
. Fase ovulasi
Fase Folikuler Fase ini dimulai ketika kadar
LH meningkat dan pada fase
Dimulai dari hari 1 sampai
ini dilepaskan sel telur. Sel
sesaat sebelum kadar LH Fase Luteal
telur biasanya dilepaskan
meningkat dan terjadi
dalam waktu 16 32 jam Fase ini terjadi setelah
pelepasan sel telur (ovulasi).
setelah terjadi peningkatan ovulasi dan berlangsung
Dinamakan fase folikuler
kadar LH. Folikel yang selama sekitar 14 hari.
karena pada saat ini terjadi
matang akan menonjol dari Setelah melepaskan telurnya,
pertumbuhan folikel di dalam
permukaan ovarium, akhirnya folikel yang pecah kembali
ovarium. Pada pertengahan
pecah dan melepaskan sel menutup dan membentuk
fase folikuler, kadar FSH
telur. Pada saat ovulasi ini korpus luteum yang
sedikit meningkat sehingga
beberapa wanita merasakan menghasilkan sebagian
merangsang pertumbuhan
nyeri tumpul pada perut besar progesterone sehingga
sekitar 3 30 folikel yang
bagian bawahnya, nyeri ini terjadi peningkatan suhu
masing-masing mengandung
dikenal sebagai tubuh
1 sel telur, tetapi hanya 1
mittelschmerz, yang
folikel yang terus tumbuh,
berlangsung selama
yang lainnya hancur.
beberapa menit sampai
beberapa jam.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid
.Fase Proliferasi
Dalam fase ini
endometrium tumbuh Fase pra haid atau fase
menjadi setebal 3,5 mm. sekresi
. Fase pasca haid atau Fase ini berlangsung dari
hari ke-5 sampai hari ke- Fase ini dimulai sesudah
fase regenerasi ovulasi dan berlangsung
14 dari siklus haid. Fase
Fase Menstruasi atau Luka endometrium yang Proliferasi dapat dibagi dari hari ke-14 sampai ke-
dekuamasi terjadi akibat pelepasan atas 3 subfase, yaitu: 28. Pada fase ini
sebagian besar endometrium tebalnya
Dalam fase ini Fase proliferasi dini (early
berangsur-angsur tetap, bentuk kelenjar
endometrium dilepaskan proliferation phase)
sembuh dan ditutup berubah menjadi
dari dinding uterus
kembali oleh selaput hari ke-4 sampai hari ke- panjang, berkeluk-keluk,
disertai perdarahan
lendir yang tumbuh dari 7 dan mengeluarkan getah
hanya stratum basale
sel-sel endometrium. yang makin lama makin
yang tinggal utuh. Fase ini Fase proliferasi madya
Fase ini telah mulai sejak nyata. Di dalam
berlangsung 3 4 hari. (mid proliferation phase)
fase menstruasi dan endimetrium tertimbun
berlangsung kurang lebih hari ke-8 sampai hari ke- glikogen dan kapur yang
4 hari. 10 kelak diperlukan sebagai
Fase proliferasi akhir (late makanan untuk telur
proliferation) yang dibuahi.
hari ke-11 sampai hari
ke-14
JENIS-JENIS
GANGGUAN HAID
Hipermenore (Menorraghia)
Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Polimenorea (Epimenoragia)
Oligomenorrhoe
Dismenore
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting
Etiologi
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari
kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Sering disebabkan karena
gangguan endokrin. Kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen,
stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom asherman).
a. Konstitusi
b. Uterine
c. Hormonal
d. Nervous dan emosional
e. Penyebab lain : latihan berlebihan dan sindrom Ashermn (intra uterine adhesi)
POLIMENOREA (EPIMENORAGIA)
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang
21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih
banyak dari biasa.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek
atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
OLIGOMENORRHOE
Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari
35 hari
Etiologi
Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui )
Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti
pola pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.
METRORAGIA
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
Metroragia diluar kehamilan.
Etiologi
Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;
carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti
kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi,
metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus
luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan
penyakit akut ataupun kronis.
Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi : kuretase dan hormonal.
PRA MENSTRUASI SYNDROM
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2
sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
Disebabkan oleh :
Sekresi estrogen yang abnormal
Etiologi
ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema.
Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu
makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil.
Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
DISMENORE
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan
memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang
belum jelas.
Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional);
adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada
alat kandungan.
Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus
uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis,
adanya AKDR, tumor ovarium.
Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit,
hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon
steroid seks, kadar vasopresin tinggi).
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat
menstruasi antara lain : perasaan malas bergerak,
Manifestasi badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi
jadi lebih labil, sensitif, mudah marah. Bukan itu saja,
klinis pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi
juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada
disminore pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram
primer perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau
kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan
gejala neurologis seperti kelemahan umum.
Operasi.
Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membentuk sel kanker. Terapi
radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan
menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di
serviks.
Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk
menangani pasien dengan metastasis extrapelvis
sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren
yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau
radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi.
Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas
memberikan harapan hidup lebih tinggi dibandingkan
pemberian radiasi saja pada penanganan kanker
serviks.
KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL KANKER
SERVIKS
Mikroskopis
Displasia
Stadium permulaan
Stadium lanjut
Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-
kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya.
Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat.
Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum
ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan
keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang
keluar berbau.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
SITOLOGI/PAP SMEAR
Schillentest
Koloskopi
Kolpomikroskopi
Biopsi
Konisasi
KLASIFIKASI KLINIS
Irradiasi
Kombinasi
Cytostatika : Bleomycin
KANKER PAYUDARA
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh
jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada
stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang
membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan
mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
STADIUM KANKER PAYUDARA :
Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik
ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,
segeralah pergi ke dokter.
Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari
kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.
Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau
lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk
payudara dan ketiak kanan.
Penanganan
Pembedahan
Non pembedahan
PENATALAKSANAAN