P07120015041 NI MADE DESSY WULANDARI (02) P07120015042 NI NENGAH RISKIANI (03) P07120015043 KONSEPSI MANUSIA DALAM AGAMA HINDU
Dalam kitab Veda disebutkan bahwa manusia pertama
dalam konsepsi Hindu adalam Manu atau Swayambu-Manu. Dari konsepsi (lingual dan filosofis) ini maka dalam sistem kondifikasi Veda kita mengenal Manu sebagai maharsi pertama yang menuliskan sabda suci/wahyu tentang hukum Hindu (dharma) berdasarkan ingatan pikirannya sebagai kitab hukum tersebut dikenal dengan nama Manusmerti atau Manawadharmasastra. Secara dasar manusia mahluk rasional merupakan dasar yang penting dalam pengembangan Wiweka yakni kemampuan akal-pikiran mempertimbangkan sesuatu secara arif. Karena itu secara konseptual manusia Hindu adalah manusia yang mampu mengembangkan dan mengedepankan daya berpikir dan pikiran rasional (manah) untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai manusia swayambu-manu dalam tatanan hidup dan kehidupan ini. HAKEKAT MANUSIA DALAM AJARAN AGAMA HINDU
Dalam pandangan Veda (Hindu), jiwa-atma dapat
menjadi dasar dalam pemahaman badan jasmani (wadag) atau dapat juga sebaliknya. Ajaran Samkhya Darsana sebagai salah satu cabang filsafat Veda yang bersifat dualistik-analisis rupanya dapat membantu menjelaskan hakikat badan jiwa atau purusa-prakerti (pradhana) atau cetana-acetana yang selanjutnya menjadi pokok kajian bagi bidang Mayatatawa dan purusatatwa. Menurut pandangan Shamkya manusia terdiri dari 25 tatwa (unsur) yaitu: Purusa : Unsur, rohani, spiritual, jiwa-atma. Prakrti : Unsur badani, matri, material, jasmaniah. Buddhi : Kesadaran, kecerdasan, intelektual. Ahamkara : Ego, rasa aku (keakuan). Manah : Pikiran, rasio. Panca buddhi indriya (lima indria untuk mengetahui), diantaranya :
Cakswindriya : Indria pada mata.
Srotendriya : Indria pada telinga. Granendriya : Indria pada hidung. Jihvendriya : Indria pada lidah. Twakindriya : Indria pada kulit. Panca karmendriya (lima indria pelaku/penggerak), diantaranya : Panindriya : Indria pada tangan. Padendriya : Indria pada kaki. Vakindriya : Indria pada mulut. Abastendrya/Bhagendriya : Indria pada kelamin pria/wanita. Paiwindriya : Indria pada pelepasan
Panca tan mantra (lima macam sari, benih, tak terukur),
diantaranya : Sabda yan matra : Benih suara. Starsa tan matra : Benih raba. Rupa tan matra : Benih warna. Rasa tan matra : Benih rasa. Gandha tan matra : Benih bau/penciuman. Panca Maha Bhuta (lima unsur besar), diantanya : Akasa : Eter, ruang. Wahyu : Udara, hawa, atmosfer. Teja : Api. Apah : Air. Pertiwi : Tanah. Pemahaman akan tingginya martabat manusia itu bagi manusia modern tercermin dalam berbagai aspek seperti: 1. Tingkat pendidikan dan wawasan pengetahuan yang dimiliki, 2. Profesi atau bidang pekerjaan dan tingkat social ekonomi, 3. Peran dan kedudukan dalam hidup social-kemasyarakatan- kemanusiaannya, 4. Keimanan dan ketakwaan serta hidup berkeanekaragaman. Semua yang dilakukan oleh manusia Hindu pada umumnya untuk pencapaian tujuan hidup manusia itu sendiri yaitu Catur Purusa Artha, meliputi : Dharma, Artha, Kama, Mokhsa. Jati Rumusan hakekat-martabat (kelahiran) manusia Hindu:
Dharma Warna/kasta Karma Guna Tingkat kebrahmacarian dan wawasan pengetahuan Tingkat keimanan dan kerohanian (rdham dan Satyam).