You are on page 1of 62

Dr. Hitaputra A.

Wardhana, SpB FINACS


PENANGANAN
PENDERITA TRAUMA

PENANGANAN PRA
RUMAH SAKIT PENANGANAN DI
RUMAH SAKIT :
Triase
DAERAH BENCANA : Lanjutan stabilisasi
Pencarian
Penyelamatan
korban
Pertolongan pertama Terapi definitif
POS KOMANDO:
Triase
Stabilisasi
Evakuasi
Daerah Bencana
Pos Komando

Perencanaan
Penanggulangan
Pencarian Bencana di RS
Penyelamatan
Pertolongan pertama
Unit
Triase Kontrol Lalulintas Gawat
Stabilisasi Pengaturan Evakuasi Darurat
Evakuasi

EXTERNAL INTERNAL
PRE-HOSPITAL ORGANIZATION HOSPITAL ORGANIZATION
6
Definisi formal triase diambil dari bahasa
perancis TRIER yang artinya memilih atau
memilah dalam 3 kelompok.
Sistem klasifikasi mengidentifikasi tipe
penderita yang memerlukan beberapa level
penanganan
Prioritas 1 : emergensi (label merah)
Prioritas 2 : urgent (label kuning)
Prioritas 3 : non-urgent (label hijau)
Prioritas 0 : meninggal (label hitam)
Perdarahan mayor
Aspiksia toraksik , cedera cervical, maxilofasial
Trauma kepala dengan coma
Syok yang progresif / cepat
Fraktur terbuka dan fraktur multipel
Luka bakar yang luas (>30%)
Crush injuries
Beberapa tipe syok lainnya
Trauma torak non asfiksia
Fraktur tulang panjang tertutup
Luka batar terbatas ( <30% dari permukaan
tubuh)
Cedera soft tissue
Minor injuries
All are ambulant
Tidak ada respon terhadap rangsangan
Pernafasan tidak spontan
Tidak ada bukti aktifitas jantung
Tidak ada respon pupil terhadap cahaya
AIRWAY &
CONTROL
CERVICAL
BREATHING
CIRCULATION
DISABILITY
EXPOSURE
Dilakukan memeriksaan&penilaian ABCDE
secara cepat dan simultan
Dilakukan tindakan untuk membebaskan dan
menjaga patensi saluran napas, memberikan
oksigenaasi, menangani problem pernafasan,
circulasi secara simultan.
Bebaskan jalan nafas
Proteksi jalan nafas
Needle/Surgical tracheostomi
Cervical dikontrol dengan
mengimmobilisasi cervical /
pemasangan cervical collar/brace
Inspeksi : pola nafas, gerakan nafas, jejas, vena
jugularis
Palpasi : deviasi trachea, nyeri/krepitasi,
gerakan dada, emfisema subkutis
Auskultasi : suara nafas apeks, aksila dan
punggung
Perkusi : redup, sonor/hipersonor, suara
jantung normal/menjauh
Log roll : evaluasi tubuh posterior
(inspeksi,palapasi, auskultasi dan perkusi)
Kontrol perdarahan
Pasang jarum infus
nomor besar
Periksa volume &
tekanan darah

Pupil,
Gerakan ekstremitas,
GCS
Buka semua baju
Periksa seluruh tubuh dengan cepat
Periksa bagian tubuh belakang dengan log roll
(ingat semua pasien dianggap ada spine injury
sampai terbukti tidak di survei sekunder)
Gunakan selimut untuk cegah hipotermia (ingat
pasien yang hipotermia akan meningkatkan
morbiditas maupun mortalitas)
Monitoring dan evaluasi
Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki
(lakukan dengan teliti, berbeda waktu saat survei
primer)
Stabilisasi dan immobilisasi
Menegakkan diagnosis, bila perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang laboratorium/radiologi
Melakukan tindakan yang diperlukan
Terapi definitif
Transfer ke fasilitas yang lebih tinggi
CLASSIFICATION OF SEVERITY OF HYPOVOLEMIC SHOCK
Class ICompensated: Loss of < 15% of circulating blood
volume. Little or no clinical manifestations.
Class IIPartially compensated: Loss of 1530% of blood
volume. Manifestations include mild tachycardia, tachypnea,
anxiety, orthostatic hypotension, decreased pulse pressure, and
oliguria. Reduced splanchnic and renal blood flow.
Class IIIUncompensated: Loss of 3040% of blood volume.
Hypotension, oliguria, marked tachycardia, and confusion.
Class IVLife threatening: Loss of > 40% of circulating blood
volume.

All of the above plus lethargy, mental status change, severe


hypotension, and oliguria or anuria. Needs operative control of
bleeding.
CLASS 1 CLASS II CLASS III CLASS IV
Blood loss (ml) Up to 750 7501,500 1,5002,000 >2,000
Blood loss Up to 15% 1530% 3040% >40%
(% blood volume)
Pulse rate (bpm) <100 >100 >120 >140
Blood pressure Normal Normal Decreased Decreased
(Sistolic - mmHg) 90 110 < 90
Respiratory rate 1420 2030 3040 >40
Urine output (ml/h) >30 2030 515 Negligible
CNS/Mental status Slightly Mildly Anxious, Confused
anxious anxious confused, lethargic
Fluid replacement Crystalloid Crystalloid Crystalloid Crystalloid
(3:1 rule) and blood and blood
Diberikan pada korban yang ada cedera:
Vertebra
Exremitas
Ada kecurigaan fraktur atau dislokasi
Log roll untuk cedera vertebra
Pebidaian untuk cedera extremitas
Suatu tindakan agar tidak terjadi pergerakan pada
bagian tubuh dalam upaya untuk :
melindungi bagian tubuh yang cedera
mencegah kerusakan lebih lanjut
memberi rasa nyaman
sampai dilakukan terapi definitif atau menjadi terapi
definitif.
Pembidaian (Splinting)
Pengegipan (Plastering cast)
Taping dengan plester
Bandaging dengan sling
Traksi
Meliputi dua sendi di proksimal dan distal dari
fraktur atau yang dicurigai fraktur
Meliputi dua tulang di proksimal dan distal
dari sendi yang cedera
Menggunakan bantalan yang lunak (padding)
Fraktur
Dislokasi sendi
Sprain (kerusakan ligamentum)
Strains (kerusakan otot dan tendon)
Post reduksi tertutup atau post operasi
1. Buka pakaian anggota tubuh yang dibidai
2. Lakukan pemeriksaan status neuro-vaskular
3. Tutup luka dengan kasa steril
4. Jangan memindahkan anggota gerak sebelum
dilakukan pembidaian.
5. Pada fraktur atau kecurigaan fraktur
pembidaian harus meliputi dua sendi di distal
dan proksimal tempat fraktur.
6. Pada trauma sendi harus meliputi tulang di
proksimal dan distal sendi.
7. Sisi yang menempel anggota tubuh harus
diberi bantalan (padding)
8. Jika ada deformitas berupa angulasi,
dilakukan traksi terlebih dahulu untuk
realigment baru dilakukan pembidaian.
Apabila tidak bisa ditraksi, pembidaian
dilakukan apa adanya.
9. Pada kecurigaan trauma tulang belakang,
prinsip pembidaaian adalah netral in-line
position.
10. Jika ragu-ragu apakah ada fraktur atau
dislokasi maka tetap dilakukan pembidaian.
Rigid splint
Padded board splint
Molded plastic
Metal splint
Padded wire ladder splint
Folded cardboard splint

Pneumatic splint
Air splint
Vacum splint
Traction
Cervical collar
Short spine board
Long spine board
Kompresi terhadap syaraf, jaringan dan
pembuluh darah
Keterlambatan transport penderita dengan
cedera yang mengancam nyawa
Kerusakan sirkulasi distal pada pemakaian
bidai yang terlalu ketat
Memperburuk cedera tulang dan sendi
Konversi fraktur tertutup menjadi fraktur
terbuka
Metal splint Padded board splint
A : letakkan vacuum splint mengelilingi ekstremitas
B : periksa tekanan udara dan capillary refill
B
A

D
C

A B : pemasangan splint, C : splint dikembangkan dengan meniup


D : periksa tekanan udara dan capillary refill
A B

C D
E F

G H
A B

C
A B : Short spine board
C : Long spine board
A
C

A. SCOOP STRETCHER
B. CARA MELEPAS DAN MEMASANG SCOOP STRETCHER
C. STRETCHER
40
A B

A.Pasang sling dengan simpul pada salah satu sisi leher


B. Periksa capillary refill test setelah pemasangan sling
dan swaste
Menggunakan molded splint
A.Letakkan tangan pada posisi fungsional pada spalk
B. Balut tangan dan lengan dengan kasa gulung
A B

A.Posisi tungkai pada dislokasi hip posterior


B. Splinting pada dislokasi hip posterior
Pillow splint
A B

C D

A : Stabilisasi leher in line position


B-D : pemasangan short spine board
E F

G H

E: pasang tali pengikat dahi dan leher


F: ujung long spine board dimasukkan di bawah pantat
G: putar pasien paralel terhadap long spine board dan turunkan perlahan
H: letakkan short spine board pada long spine board
A B

C D

A: pertahankan in-line immobilization dan arahkan logroll


B: pasang servical collar
C: siapkan posisi tangan untuk logroll
D: logroll pasien pada long spine board
E F

G H

E: letakkan handuk yang digulung di sekitar kepala untuk


mempertahankan in-line position
F H : pasang tali pengikat spine board pada dada, pinggul,
tungkai dan tangan.
53
54
Digunakan untuk pasien dengan tanpa kecurigaan
cedera spinal

A B C

A. Tim pada posisi siap untuk mengangkat dari tanah


B. Menaikkan pasien setinggi dada
C. Berdiri sempurna dan siap jalan ketempat yang aman
55
Digunakan untuk pasien dengan tanpa kecurigaan
cedera spinal dan extremitas
A B

A. Posisi tangan yang sesuai untuk extremity lift


B. Terangkat penuh
56
Digunakan untuk menggeser pasien dari tempat
tidur ke usungan ambulans

A B C

A. Log roll penderita, masukkan sprei di bawah penderita


B. Tandu diletakkan paralel dengan tempat tidur
C. Angkat penderita dan pindahkan ke tandu
57
Digunakan untuk menggeser pasien dari tandu ke
tempat tidur lain

A B C

A. Letakkan tandu paralel dengan tempat tidur. Log roll


penderita dan masukkan kedua tangan dibawah penderita
B. Angkat dengan komando sejajar dada
C. Pindahkan penderita ke tempat tidur
58
A
C

A. SCOOP STRETCHER
B. CARA MELEPAS DAN MEMASANG SCOOP STRETCHER
C. STRETCHER
59
60
TIDAK ADA GADING YANG TAK RETAK
MASUKAN DAN SARAN SANGAT KAMI HARAPKAN

QS. Al Ashr : 2-3

61
Class
I II III IV

Blood loss (ml) up to 750 750-1500 1500-2000 >2000


% blood volume up to 15% 15%-30% 30%-40% > 40%
Pulse Rate < 100 >100 >120 > 140
Blood Pressure normal normal decreased decreased
Pulse Pressure n/ decreased decreased decreased
Respiratory rate 14-20 20-30 30-40 >35
Urine Output(cc/hr) >30 20-30 5-15
negligible
Mental status mild depr. depressed depr, conf. lethargic
Fluid resusc. Crystalloid Crystalloid Blood + Blood +
Crystalloid Crystalloid

You might also like