You are on page 1of 14

JOURNAL READING

ANTIFUNGAL THERAPY IN THE TREATMENT OF CHRONIC


RHINOSINUSITIS: A META-ANALYSIS

Oleh: Nublah Permata Lestari


(2012730145)

Pembimbing: dr. Fitriah Shebubakar, Sp. THT


Abstrak
Latar Belakang: Rinosinusitis kronis (CRS) adalah gangguan inflamasi pada hidung dan sinus. Karena jamur
didalilkan sebagai penyebab potensial CRS pada akhir tahun 1990an, penelitian yang kontras telah menganjurkan
dan membantah penggunaan agen antijamur dalam penatalaksanaannya. Meskipun penelitian yang baik
menunjukkan interaksi antara sistem kekebalan dengan jamur pada CRS, misalnya, sinusitis alergi jamur (AFS),
hal ini tidak menyiratkan bahwa jamur adalah penyebab CRS atau antijamur akan efektif dalam
penatalaksanaanya. Penelitian ini dirancang untuk menilai manfaat potensial dari terapi antijamur topikal atau
sistemik dalam pengobatan simtomatik CRS untuk membantu dokter dalam mengambil keputusan yang tepat
mengenai penanganan pasien dengan CRS.

Metode: Suatu tinjauan sistematis terhadap literatur dilakukan dengan metaanalisis. Semua kriteria dipilih dan
ditinjau ulang. CRS didefinisikan dengan menggunakan the European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal
Polyps atau dengan kriteria American Academy of OtolaryngologyHead and Neck Surgery. Penulis dihubungi
dan data asli digunakan untuk analisis data.

Hasil: Lima penelitian yang meneliti antijamur topikal dan 1 penelitian sistemik masuk ke dalam kriteria inklusi
penelitian. Semua penelitian di acak dan double blinded. Meta-analisis yang telah digabungkan menunjukkan
manfaat antijamur topikal atau sistemik yang tidak signifikan secara statistik terhadap plasebo. Skor gejala secara
statistik kelompok plasebo lebih disukai untuk hasil ini. Efek samping dilaporkan lebih tinggi pada kelompok
antijamur.

Kesimpulan: Efek samping yang dilaporkan dari terapi antijamur mungkin lebih besar daripada manfaat potensial
berdasarkan pengobatan pada meta-analisis ini dan oleh karena itu penulis tidak menganjurkan penggunaan
pengobatan antijamur dalam penatalaksanaan CRS.
Pendahuluan

Rhinosinusitis kronik (CRS) adalah suatu kondisi inflamasi yang terjadi


pada hidung dan sinus yang memiliki manifestasi klinis berupa hidung
tersumbat, obstruksi, kongesti, atau keluarnya sekret selama minimal 12
minggu dan disertai dengan adanya gambaran abnormalitas endoskopi
(polip, sekret mukopurulen, dan atau pembengkakan mukosa) dan atau
gambaran CT-Scan yang abnormal.

Salah satu penyebab terbanyak pada CRS adalah jamur.


Sedangkan kolonisasi jamur juga dapat ditemukan pada pasien
normal.
Sehingga timbul kontroversi dan perbedaan hasil penelitian yang
kontras mengenai penggunaan anti jamur topikal dan sistemik dalam
manajemen terapi CRS.
Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah randomized placebo
controlled trials (RCTs)

Peserta : dewasa dan anak-anak yang didiagnosis menderita CRS dan


pasien yang puas dengan kriteria Bent-Kuhn

Diagnosis CRS yang didasarkan pada penemuan jamur dari hasil


pemeriksaan histologi dan atau kultur tidak dimasukkan ke dalam kriteria
inklusi

Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini: penggunaan anti jamur


topikal dan sistemik
Metode
Pengumpulan data dan analisis data menggunakan sistem pencarian

elektronik dengan tanpa mempertimbangkan bahasa, tahun publikasi,


atau pembatasan status publikasi dari berbagai sumber

Seluruh data di kumpulkan, kemudian peneliti artikel penelitian

tersebut dihubungi untuk dilakukan konfirmasi terkait review, metode


penelitian yang digunakan, dan kriteria inklusi yang digunakan oleh
peneliti tersebut.
Metode
Data-data yang dikonfirmasi
meliputi :
jumlah sampel, kriteria diagnosis,
usia peserta penelitian, durasi terapi,
karakteristik penelitian, outcome yang didapat,
metode pengacakan yang durasi kesakitan,
digunakan, keparahan penyakit,
metode blinding, efek samping/efek yang
kriteria ekslusi, tidak diharapkan,
dan pengobatan lain yang
digunakan.
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Pembahasan
Penggunaan terapi anti jamur vs plasebo pada CRS mengundang
kontroversi. Di satu sisi koloni jamur pada mukosa sinus nasal
menyebabkan aktivasi dan sensitasi sistem imunitas pasien. Sehingga
dengan penggunaan terapi antijamur dapat berpotensi mengurangi
aktifitas inflamasi pada rongga hidung. Tetapi, tidak ada bukti ilmiah yang
menunjukkan manfaat dari pemakaian anti jamur topikal. Manfaat
pemakaian anti jamur topikal hanya terbukti pada 1 dari 5 penelitian yang
dilakukan dan itu hanya pada gambaran radiografi dan endoskopi tetapi
tidak pada gejala CRS itu sendiri.

Pada pemakaian antijamur sistemik tidak ditemukan manfaat yang


signifikan baik untuk skor gejala maupun radiografi, dikarenakan hanya 1
referensi jurnal yang termasuk dalam kriteria inklusi sehingga
heterogenitas tidak tercapai.
Kesimpulan
Berdasarkan meta analisis yang telah digunakan, penulis

tidak menganjurkan pemberian jenis anti jamur baik


topikal maupun sistemik pada manajemen terapi rutin
yang digunakan untuk CRS dan hanya digunakan untuk
kasus-kasus di instansi dan situasi yang spesifik dan jelas
menunjukkan manfaat.

You might also like