You are on page 1of 31

Asepsis dan antisepsis

Rizal Basry

Divisi Bedah RS Hasan Basry


Kandangan - HSS
Asepsis
Prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman
dimana tidak terjadi perpindahan kuman dari satu orang/alat ke
orang/alat lainnya.

Syarat mutlak dalam tindakan bedah


Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada tubuh
maupun alat atau bahan, dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
Terdiri dari :
Dekontaminasi
Cuci bilas
Desinfeksi
Sterilisasi
Antisepsis
Dekontaminasi : Proses untuk membuat alat/bahan
menjadi lebih aman ditangani sebelum dibersihkan
(inaktivasi HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
Pembersihan : Tindakan menghilangkan semua darah,
cairan tubuh, benda asing, dari kulit atau instrumen (cuci
bilas)
Antisepsis
Desinfeksi : Tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme kecuali
endospora bakteri pada kulit dengan menggunakan
bahan antimikrobial
Desinfeksi Tingkat Tinggi : Tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora
bakteri pada benda mati dengan cara direbus, dikukus,
atau penggunaan desinfektan kimiawi
Antisepsis
Sterilisasi : Tindakan menghilangkan semua
mikroorganisme ( bakteri, jamur, parasit dan
virus) termasuk endosporabakteri pada benda
mati atau instrumen dengan cara uap air panas
tekanan tinggi (autoklaf), panas kering (oven),
sterilan kimia, atau radiasi.
Proses Antisepsis
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

CUCI BILAS
Gunakan deterjen dan sikat
Pakai satung tangan tebal untuk menjaga tidak terpaapr benda tajam

STERILISASI DESINFEKSI

Otoklaf Oven Kimiawi Rebus/kukus Kimiawi

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Bisa disimpan dalam wadah tertutup yang DTT sampai 1 minggu
Contoh larutan antiseptik :
Alkohol (60%- 90%)
Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex. tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti mukosa vagina
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat
iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak
boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
Prosedur apa saja yang membutuhkan
teknik asepsis bedah?
Setiap prosedur medis yang
melibatkan penetrasi dari jaringan
tubuh (prosedur infasif)
Pembedahan mayor dan minor
Perawatan tracheotomy
Kateterisasi dari kandung kemih
Penyebab Tersering dari Kontaminasi
Penggunaan instrumen yang terkontaminasi
Sarung tangan yang terkontaminasi
Lapangan operasi yang basah
Mikroorganisme yang tertiup ke arah daerah operasi
Sterilitas kamar bedah
Untuk menjaga sterilitas kamar bedah, perlu
diperhatikan 3 aspek :
1.Lingkungan
Lingkungan kamar bedah harus dalam keadaan
bersih dan siap pakai
Sterilitas kamar bedah
Alas kaki petugas harus dibedakan antara ruang
operasi, kamar kecil, dan kegiatan di luar ruang
operasi
Lakukan pembersihan secara rutin, cermat, dan
disiplin
Sterilitas kamar bedah
Lakukan uji bakteriologi minimal 2 bulan sekali. Bila
didapatkan bakteri >5 koloni --> lakukan
pembersihan ruangan, alat-alat, air dan debu.
Petugas kamar bedah dilakukan uji kesehatan
minimal tiap 6 bulan sekali
Ada batas tegas pada 3 zona
Sterilitas kamar bedah
Zona 1 (zona tidak tertutup): orang dapat masuk dengan pakaian dari
luar.

Zona 2 (zona semi-tertutup): hanya orang yang dengan scrub dress


dengan rambut yang ditutup dan sepatu yang terbungkus yang dapat
masuk.

Zona 3 (zona tertutup): hanya orang yang memakai scrub dress, penutup sepatu,
dan masker yang diperbolehkan untuk masuk. Apabila prosedur bedah sedang
berlangsung, pintu pada area ini harus tetap tertutup, dan hanya orang yang akan
terlibat langsung dalam tindakan operasi tersebut yang diperbolehkan masuk ke
dalam kamar operasi.
Sterilitas kamar bedah
2. Petugas

Tim bedah steril yang boleh masuk ke ruangan steril

Memakai baju khusus, topi dan masker

Semua rambut, jenggot, atau kumis harus tertutup ( topi,


masker)

3. Pasien

Area pembedahan harus bebas debu, minyak dan


mikroorganisme yang menempel di kulit
pengelolaan area steril
Area steril berada pada ujung
meja operasi atau setinggi
pinggang jubah steril operator

Personil yang steril tidak boleh


bersandar pada area tidak steril

Ujung lengan pada jubah steril


tidak terhitung steril dan harus
tertutup dengan sarung tangan
steril
pengelolaan area steril
Personil yang tidak steril
tidak boleh memasuki
area steril
Personil yang tidak
steril tidak boleh
melintas di depan tim
bedah yang sudah
memakai baju
pengelolaan area steril
Personil yang steril menghadap area
steril dengan sarung tangan
menghadap ke dada

Hindari menyentuh anggota tubuh

Benda steril yang lembab atau basah


dianggap tidak steril

Apapun yang jatuh dari meja operasi


atau berada di bawah garis pinggang
operator terhitung tidak steril dan
tidak dapat diletakkan di meja
operasi
pengelolaan area steril
Jika harus melewati personil steril lainnya,
harus dengan cara belakang bertemu belakang
atau depan bertemu depan
pengelolaan instrumen steril
Membuka item steril tanpa menyentuh isinya
pengelolaan instrumen steril
Memberi atau menerima item steril dengan
mempertahankan metode sterilitas
Desinfeksi Area Pembedahan
Disinfeksi area pembedahan dilakukan ketika pasien telah
diatur dalam posisi pembedahan tepat sebelum prosedur
dimulai.
Disinfeksi area pembedahan dilaksanakan berdasarkan
prinsip keselamatan, individualitas, dan asepsis. Teknik
desinfeksi berdasarkan pada posisi pasien dan prosedur
yang dijalankan.(Korte, Rajamaki, Lukkari and Kallio).
Tujuan dari desinfeksi area pembedahan adalah untuk
mengurangi jumlah flora mikroba pasien sendiri dan
untuk mencegah infeksi pasca operasi.(Rummukainen)
Peralatan
Prosedur desinfeksi dilakukan dengan
kasa bersih, wadah yang bersih dan
sarung tangan bersih.
Ketika mengakses ruang operasi semua
staf harus memakai seragam yang sesuai
dan penutup kepala untuk menutupi
rambut mereka. (Rantala, Huotari,
Hamalainen & Teirila)
Selama desinfeksi masker digunakan
untuk menutupi mulut dan hidung dari
transmisi bakteri ke area bedah melalui
pernapasan atau air liur. (Routamaa &
Ratia,)
Pencukuran
Hanya rambut yang mengganggu prosedur
bedah harus dicukur.
Pencukuran dilakukan pada hari yang sama
dengan hari operasi akan dilaksanakan, dan
dilakukan di lur ruangan operasi.
Pencukuran harus dilakukan dengan gunting
Penggunaan pisau cukur harus dihindari untuk
mencegah kerusakan kulit dan infeksi.
Ketika pasien dalam posisi
yang tepat dan anestesi
siap, desinfeksi kulit
dapat dimulai.
Umbilikus didisinfeksi
pertama dengan stik
kapas dan alkohol
ethylated, jika area yang
akan dioperasikan adalah
dekat itu.
Desinfeksi dimulai dari tempat
insisi dan berlanjut dengan
sapuan paralel tiga kali
membuat daerah disinfeksi yang
lebih kecil setiap kali jika
memungkinkan.
Disinfeksi harus dimulai dari sisi
yang lebih jauh dari perawat dan
terus ke sisi yang lebih dekat.
Disinfeksi memanjang dari
tingkat mammillae ke tulang
pubis dan sebisa mungkin jauh
ke arah bawah pada kedua sisi .
Area yang dipersiapkan sebesar
mungkin, mengingat akan ada
kemungkinan direncanakan
kasus operasi meluas dan
perluasan insisi atau drainase
insisi perlu dibuat.
Kasa yang telah digunakan tidak
dapat diletakkan kembali ke
daerah yang telah didisinfeksi.
Disinfeksi dilanjutkan dari
daerah bersih ke kotor
Daerah kemaluan dan
lipatan lengan adalah
daerah yang akan
didesinfeksi terakhir, untuk
mengamati arah
disinfektan dan
menggunakan gerakan
cepat untuk meningkatkan
pembersihan mekanis.
Kasa harus benar benar basah tapi jika terlalu basah,
kelebihan disinfektan ditekan ke tempat sampah,
bukan pada tempat disinfektan.
Disinfektan perlu dibiarkan kering tanpa menyeka
sebelum menempatkan kain pelindung untuk
memaksimalkan efektivitas agen. Efek disinfektif
berlangsung sampai alkohol telah menguap.
(Rantala et al. 2010, 221; Rummukainen, 2008, 33;
Perttunen, 2006.)

You might also like