You are on page 1of 47

dr.

Hitaputra agung Wardhana, SpB FINACS


ANATOMI
KULIT

PERHATIKAN
LETAK
ORGANELA
KULIT ?
Luka bakar : kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas,
bahkan kimia, listrik dan radiasi.
Apa yang terjadi pada kombusio ?
Nyeri dan bahkan syok
Kapiler yang terpapar temperatur tinggi
merusak sel-sel darah sehingga
menyebabkan anemia
Peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan edema, menurunkan
volume cairan intra vaskuler dan
gangguan elektrolit
Apa yang terjadi pada kombusio?
Kulit yang terbuka berakibat evaporasi
(insensible water loss increases) menambah
hilangnya cairan
Luka bakar >20% dapat terjadi syok
hipovolemik dan penurunan produksi urine
(kidney failure).
Pada daerah wajah, kerusakan mukosa jalan
napas oleh karena gas, asap atau udara panas
dengan gejala berupa pernafasan pendek,
takipnue, stridor, suara serak dan sputum
berwarna gelap akibat jelaga
Apa yang terjadi pada kombusio ?
Dapat terjadi keracunan gas CO atau gas
yang lain, dimana CO mengikat hemoblobin
dengan kuat sehingga tidak mampu mengikat
oksigen dalam waktu lama
Tanda keracunan sedang yaitu lemah,
bingung, pusing, mual dan muntah.
Pada keracunan berat terjadi koma. Ketika
>60% hemoglobin terikat CO pasien akan
meninggal
Pada luka bakar berat dapat terjadi ileus
paralitik.
Stress fisiologis dan beban yang terjadi pada
luka bakar berat dapat menyebabkan ulkus
lambung atau duodenum. Penyakit ini disebut
Curling ulcer yang dapat menyebebkan
perdarahan dan timbul gejala hematemesis
melena.
Pada luka bakar listrik dapat terjadi kerusakan
otot yang luas dan terjadi mioglobulinuria
dengan komplikasi nekrosis tobuler akut
Klasifikasi luka bakar berdasar penyebab :

Luka bakar karena api


Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia (yang
bersifat asam / basa kuat)
Luka bakar karena listrik dan petir
Luka bakar karena radiasi
Cedera akibat suhu sangat rendah (frost
bite)
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
o Secara klinis
o Laboratorium: hemoglobin, hematocrit,
electrolit, LFT, RFT
KOMPLIKASI
1 Syok akibat hilangnya cairan.
2 Sepsis / toxic.
3 Gagal ginjal akut (tubuler nekrosis
akut)
4 Pneumonia
PROGNOSIS:
Tergantung derajat luka bakar
Luas luka bakar
Keterlibatan area perineum, axilla, leher
dan tangan karena terapinya sulit dan
mudah kontraktur
Umur dan kesehatan pasien
Klasifikasi luka bakar berdasar
kedalaman kerusakan jaringan :

1. Luka bakar derajat I


2. Luka bakar derajat II
Luka bakar derajat IIa (superfisial)
Luka bakar derajat IIb (deep)
3. Luka bakar derajat III
Luka bakar derajat I :
Kerusakan terbatas pada lapisan
epidermis.
Kulit kering, hiperemik berupa eritem
Tidak dijumpai bulla
Nyeri karena ujung-ujung syaraf
sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi secara spontan
dalam waktu 5-10 hari
Luka bakar derajat II :
Kerusakan meliputi epidermis dan
sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
Dijumpai bulla
Nyeri karena ujung-ujung syaraf
sensorik teriritasi
Dasar luka berwarna merah atau pucat,
sering terletak lebih tinggi di atas kulit
normal.
Derajat IIa (superfisial) Derajat IIb (deep)

Kerusakan mengenai Kerusakan mengenai


bagian superfisial dari hampir seluruh bagian
dermis dermis
Organ-organ kulit seperti Organ-organ kulit seperti
folikel rambut, kelenjar folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh sebasea masih utuh
Penyembuhan terjadi Penyembuhan terjadi
secara spontan dalam lebih lama lebih dari 1
waktu 10-14 hari bulan.
Luka bakar derajat III :
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan
lapisan lebih dalam.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan
pucat, karena kering letaknya lebih rendah
dibanding kulit sekitar.
Luka bakar derajat III :
Terjadi koagulasi protein pada dermis dan
epidermis yang dikenal sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi
karena ujung-ujung syaraf sensorik
mengalami kerusakan.
Penyembuhan lama karena tidak ada proses
epitelisasi spontan dari dasar luka.
Zona Hiperemis

Zona Statis
Pembagian
zona
kerusakan Zona
Koagulasi
jaringan :
Pembagian zona kerusakan jaringan :
1. Zona koagulasi : daerah yang langsung
mengalami kerusakan (koagulasi protein)
akibat pengaruh panas
2. Zona statis : daerah yang berada langsung di
luar zona koagulasi. Terjadi kerusakan
endothel disertai kerusakan trombosit dan
lekosit => gangguan perfusi.
3. Zona hiperemi : daerah diluar zona statis,
ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi
tanpa banyak melibatkan reaksi selluler.
Luka bakar derajat II
Luka bakar listrik Luka bakar derajat 1
Luka bakar derajat III
Kedalaman

Berat-ringannya
luka bakar

Luasnya
kerusakan
jaringan
Luasnya luka bakar

Kalkulasi
menggunakan
rule of Nine
KATEGORI PENDERITA
(American Burn Association)

LUKA BAKAR BERAT / KRITIS


Derajat II >25% untuk dewasa
Derajat II >20% untuk anak-anak
Derajat III>10%
Luka bakar pada muka, tangan, telinga,
mata, kaki, genetalia/perineum
Luka bakar dengan cedera inhalasi,
elektrisitas, disertai dengan trauma
lainnya (misal fraktur kosta) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar.
KATEGORI PENDERITA
LUKA BAKAR SEDANG
Derajat II 15-25% pada dewasa
Derajat II 10-20% padda anak-anak
Derajat III < 10% kecuali muka, tangan dan
kaki

LUKA BAKAR RINGAN


Derajat II <15
Derajat II < 10 % pada anak-anak
Derajat III < 2%
FASE AWAL, FASE AKUT, FASE
SYOK
FASE SUB AKUT, SETELAH FASE
SYOK TERATASI
FASE LANJUT
GANGGUAN SIRKULASI
Jaringan nekrosis => resiko infeksi
Perubahan permeabilitas kapiler
Perubahan tekanan onkotik dan
hidrostatik
=> Hipovolemik syok

GANGGUAN RESPIRASI
Udema mukosa saluran nafas
=> obstruksi jalan napas
YANG HARUS DILAKUKAN
Perawatan luka yang baik
Resusitasi cairan
Pemasangan DC
Monitor tanda vital (T,N,R,S),
produk urine
Penguapan cairan, elektrolit dan
protein
Proses inflamasi dan infeksi
Penutupan luka
Hipermetabolisme, protein
Komplikasi skar hipertropik, keloid,
kelainan pigmentasi
Deformitas / kontraktur
TATALAKSANA KOMBOSIO AKUT
Evaluasi pertama (Triage)
A. Airway, ventilation, circulation. Jika perlu
dilakukan intubasi endotracheal. Pemasangan
infus untuk mempertahankan volume sirkulasi
B. Pemeriksaan fisik secara keseluruhan.
Dilakukan dekontaminasi,baju yang
terbakar/kontak dengan iritan dilepas. Mencari
adakah taruma yang lain.
C. Anamnesis mekanisme trauma. Adakah
kecurigaan trauma inhalasi dan penyakit-
penyakit sebelumnya
D. Mengecek luka bakar apakah termasuk berat,
sedang atau ringan dengan memperkirakan
luas luka bakar dan kedalaman luka bakar
Penanganan di ruang gawat darurat
Dekontaminasi
Pemeriksaan lebih teliti adakah trauma lainnya
Bebaskan airway dapat dengan endotracheal tube.
Trakheostomy bila ada indikasi
Pasang infus dan resusitasi cairan
Pasang Foley catheter untuk monitor produksi urine
dan catat jumlahnya per jam
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kurangi nyeri dengan analgetik intravena misal
morphine
Diberikan toxoid tetanus jika diperlukan
Eschariotomy, prosedur mengangkat jaringan mati
(escar) lapis demi lapis sampai permukaan
berdarah
Fasciotomy dilakukan pada luka bakar ekstremitas
dan melingkar
LUAS LUKA BAKAR
BERAT BADAN
Cairan yang diberikan adalah larutan fisiologis,
koloid dan glukosa.
Formula Evans Formula Brooke
1ml/kgBB/%LB darah/koloid 1ml/kgBB/%LB darah/koloid
1ml/kgBB/%LB larutan saline 1ml/kgBB/%LB larutan saline
(elektrolit) (elektrolit)
2000ml glukosa 2000ml glukosa
Motitoring : Motitoring :
Diuresis (>50ml/jam) Diuresis (>50ml/jam)
CVP (>+2) CVP (>+2)
Hb-Ht Hb-Ht
Pada hari pertama :
Cairan yang diberikan sesuai rumus
Delapan jam pertama diberikan separuh
jumlah cairan
Sisanya diberikan enam belas jam berikutnya

Hari kedua :
Diberikan separuh jumlah darah dan larutan
salin ditambah 2000 glukosa
Jumlah cairan diberikan merata dalam 24 jam
4 ml / kg BB / % LB Ringer laktat

Dasar pemikiran :
Pada kondisi Syok yang dibutuhkan
adalah mengganti cairan dan yang
diperlukan adalah larutan
Kenyataan cairan sudah mencukupi dan
bahkan dapat mengurangi kebutuhan
transfusi.
Pada hari pertama :
Delapan jam pertama diberikan separuh
jumlah cairan
Sisanya diberikan enam belas jam
berikutnya

Hari kedua :
Jumlah cairan diberikan merata dalam 24
jam

Monitoring :
Diuresis 50-100ml/jam, CVP (>+2), Hb-Ht
RESUSCITATION use FLUIDS

Baxter formula
Day One:
Adults: Ringer Lactate 4 cc x weight x% burn area per 24
hours
Children: Ringer Lactate: dextran = 17: 3
2cc x body weight x% of injury plus the physiologic needs.
Physiologic needs:
<1 Year: weight x 100 cc
1-3 Year: weight x 75 cc
2-5 Years: weight x 50 cc
the amount of fluid given in first 8 hours.
given 16 hours later.
The second day
Adult: First day
Children: given according to physiologic needs
Penderita syok / teracam syok :
Anak : luas luka bakar > 10%
Dewasa : luas luka bakar > 15%

Resiko cacat besar :


Wajah, mata
Tangan atau kaki
Perineum

Terancam edema laring :


Terhirup asap / udara hangat
Seorang laki-laki bekerja di pabrik tekstil dan
terjadi kebakaran di ruang dia bekerja. Dibawa ke
IGD anda bekerja. Didapatkan penderita gelisah
dan kesakitan. Dokter jaga menyatakan penderita
tersebut didapatkan luka bakar grade II-III 35 %.

Masalah apa yang mungkin terjadi pada penderita


tersebut?
Bagaimana tatalaksana penderita tersebut?
Seorang ayah saat membetulkan listrik rumah
terkena sengatan listrik. Sempat tidak sadar.
Dibawa ke IGD anda bekerja. Pemeriksaan
didapatkan luka bakar pada tangan kanan grade
III 1% dan pada kaki kiri grade III 1 %.

Masalah apa yang mungkin terjadi pada penderita


tersebut?
Bagaimana tatalaksana penderita tersebut?
Tukang bakso laki-laki umur 28 tahun tersiram air bakso
yang panas. Datang ke IGD berteriak kesakitan. Sudah
dibilas dengan air kamar mandi dan akhirnya mlepuh.
Pemeriksaan dokter IGD didapatkan tensi 95/60mmHg,
nadi 105 kali/menit, suhu 36.8C. area luka bakar di dada,
abdomen, tungkai kanan kiri anterior perkiraan luas 30%
dengan tanda klinis kemerahan dan sebagian pucat, bulla
(+), sebagian bulla mengelupas, nyeri bila tersentuh.
Maka diagnosa pasien tersebut adalah :
A. Luka bakar air panas 30 % grade I
B. Luka bakar air panas 30% grade II
C. Luka bakar air panas 30 % grade III
D. Luka bakar air panas 35 % grade II
E. Luka bakar air panas 25 % grade III
Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak benar
tentang luka bakar ?
A. Luka bakar panas yang luas dapat menyebabkan
anemia
B. Gangguan elektrolit pada luka bakar yang luas
akibat dari peningkatan permeabilitas kapiler
C. Pada luka bakar terjadi peningkatan insensible
water loss
D. Luka bakar grade I dengan luas 10% perlu
resusitasi cairan melalui infus
E. Luka bakar api di ruang tertutup dapat terjadi
keracunan gas CO

You might also like