You are on page 1of 19

PRESENTASI KASUS

PAROTITIS

OLEH:
D R . A R I N I D A M AYA N T I

PEMBIMBING
D R . I N U H A R I M U RT I

PROGRAM INTERSIP DOKTER INDONESIA


K E M E T R I A N K E S E H ATA N R E P U B L I K
INDONESIA
2017
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Z
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Pemeriksaan : 29 September 2017
ANAMNESA

Keluhan Utama: bengkak pada leher kiri

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diantar oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan leher sisi kiri
mulai membengkak sejak dua hari.
Keluhan bengkak awalnya kecil, semakin membesar, tidak berpindah,
dan terasa nyeri, terutama ketika mengunyah atau menelan. Keluhan
lainnya yaitu demam, serta nafsu makan menurun yang timbul
bersamaan dengan keluhan bengkak.
Demam dirasakan sejak tiga hari sebelum datang ke puskesmas, yang
dirasakan pasien mendadak, semakin meninggi dan terus menerus,
tidak disertai menggigil dan kejang. Keluhan nyeri tenggorokan, batuk,
pilek, benjolan pada daerah lain sekitar leher, penurunan berat badan
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien dikatakan belum pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya. Riwayat kejang demam, , TB Paru, Bronkopneumonia,
disangkal.

Riwayat Pengobatan
Pasien dikatakan belum mendapatkan pengobatan untuk keluhannya
ini. Riwayat mengkonsumsi obat jangka panjang disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak yang aktif di rumahnya. Sehari-hari aktivitas
pasien bermain dengan teman seusianya layaknya anak kecil pada
umumnya. Akan tetapi semenjak mengalami keluhan bengkak pada
leher tersebut, aktivitasnya tidak seaktif seperti biasanya. Ibu pasien
mengatakan bahwa ada teman di sekolah pasien yang menderita
keluhan yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : baik
Gizi : cukup
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38,00C
Berat badan : 23 Kg
Tinggi badan : 114 cm
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephali simetris, ubun-ubun sudah menutup, rambut


bewarna hitam distribusi rata dan tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/-, Lensa jernih, Reflek
pupil +/+ isokor
Telinga : Liang lapang, Normotia, nyeri tekan (-/-), serumen (-/-),
pendengaran baik
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), hidung bagian luar tidak ada
kelainan, polip -/-, konka eutrofi, pernapasan cuping hidung (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
Mulut : Lidah kotor (-), bibir kering (-)
Leher : Sesuai status lokalis
Paru : Vesikuler di kedua lapang paru, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I/ II regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat. Edema (-/-)
Status Lokalis
Leher
Bentuk : Simetris, benjolan (+) a/r cervical dextra, bentuk bulat, difus,
permukaan rata, konsistensi kenyal, batas tidak tegas, terfiksir, nyeri
(+), perabaan panas (+).
Trakea: tidak ada deviasi, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
KGB : Tidak teraba pembesaran
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS BANDING
Limfadenitis coli
Limfadenitis TB

DIAGNOSIS KERJA
Parotitis
PENATALAKSANAAN

Istirahat yang cukup


Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
Pengobatan :
Paracetamol 3 x tab
Deksametason 2 x tab

Asam ascorbat 2 x 1 tab

Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit gondongan dan cara


penularan.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Parotitis epidemika ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang


kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala
khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis.
Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan sel
epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Menyerang pada anak
dibawah usia 15 tahun.
ETIOLOGI

Penyebab adalah paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus


parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease. Ukuran dari
partikel paramyxovirus sebesar 90 300 m. Virus ini mempunyai dua
komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat
larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang
berasal dari hemaglutinin permukaan.

Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat
bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat
hancur pada suhu <4 C, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya
ultraviolet selama 30 detik.
MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi berkisar antara 14 - 24 hari, dengan puncak pada 17 - 18 hari


dan rata-rata selama 18 hari. Batasan paling lama untuk masa inkubasi yaitu
8 sampi 30 hari. Pada anak, manifestasi prodormal jarang tetapi mungkin
bersama dengan demam, nyeri otot (terutama pada leher), nyeri kepala,
anorexia, dan malaise.
Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 39,5 C, kemudian timbul
pembengkakan kelenjar parotitis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian
bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada
perabaan, terlebih-lebih jika penderita makan atau minum sesuatu yang
asam, ini merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika. Ciri khas
lain adalah kelenjar parotitis membengkak sampai kebelakang.
MANIFESTASI KLINIK

Pembengkakan dapat terjadi dengan cepat biasanya puncaknya pada


1-3 hari dan pembengkakan menghilang dalam satu minggu setelah
pembengkakan maksimal. Pembengkakan jaringan mendorong lobus
telinga keatas dan keluar dari sudut mandibula tidak lagi dapat dilihat.
Kulit diatas kelenjar yang membengakak tidak hangat atau eritem,
berlawanan dengan tanda yang ditemukan pada parotitis bakteri.
Pembengkakan perlahan-lahan menghilang dalam 8-10 hari. Satu
kelenjar parotis biasanya membengkak sehari atau dua hari sebelum
yang lain, tetapi lazimnya pembengkakan terbatas pada satu kelenjar
PENATALAKSANAAN

Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang


sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi
spesifik bagi infeksi virus Mumps oleh karena itu pengobatan parotitis
seluruhnya simptomatis dan suportif.

Penderita rawat jalan.


Penderita baru dapat dirawat jalan bila : tidak ada komplikasi, keadaan
umum cukup baik.
Istirahat yang cukup
Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu

metampiron : anak > 6 bulan 250 500 mg/hari maksimum 2 g/hari

parasetamol : 7,5 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis


PENATALAKSANAAN

Penderita rawat inap


Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri
kepala hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi
Diit lunak, cair dan TKTP
Analgetik-antipiretik
Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya.
PROGNOSIS

Parotitis merupakan penyakit self-limited, dapat sembuh sendiri.


Prognosis parotitis adalah baik, dapat sembuh spontan dan komplit
serta jarang berlanjut menjadi kronis.Sterilitas karena orkhitis jarang
terjadi.
TERIMA KASIH

You might also like