You are on page 1of 59

Dr. HITAPUTRA A.

WARDHANA, SpB FINACS


Arah dan asal trauma :

langsung
tidak langsung (contre coupe )
puntiran/ spiral
gencetan
barotrauma
spontan
iatrogenik
Trauma tidak
langsung

Trauma
langsung
Pembagian klasikal trauma toraks :
Trauma tembus (penetrating )
Trauma tidak tembus ( non penetrating,
blunt )
Atau
Trauma tajam
Trauma tumpul
Mekanisme trauma thorax

Kecelakaan mobil => dada pengemudi membentur


roda kemudi (trauma tumpul)
Luka tembak
Luka tusuk
Mekanisme trauma thorax

Beberapa mekanisme yang mungkin


terjadi :
Kolumna vertebra tidak bisa
menghentikan gerakan kedepan dan
terus bergerak maju sehingga dapat
terjadi menekan jantung antara
kolumna vertebra dan tulang dada.
Aorta desenden menempel kuat pada
kolumna vertebra, sedangkan
jantung dan arcus aorta relatif bebas
bergerak => putusnya tunika intima
dan sebagian otot =>
pseudoaneurisma aorta
Jika gaya yang terjadi melebihi kekuatan
mekanik costae => kegagalan mekanik
tulang iga dan terjadi fraktur costae.

Daerah costa
yang tahan
patah
Mekanisme trauma thorax

Paru-paru bisa pecah seperti kantung kertas yang


diisi udara dan tiba-tiba diberi tekanan yang cukup
kuat.
Mekanisme luka tembak

Luka masuk
Luka keluar
Trauma peluru
Perubahan arah jalannya proyektil
Akibat dari trauma toraks secara klinis :
ketidakstabilan dinding toraks
pneumotoraks
hematotoraks
kontusio paru
atelektasis paru
hemoptisis
Tamponade jantung/ shock / henti jantung
obstruksi jalan nafas

=> gangguan hemodinamik


=> gangguan respiratorik
Vicious Cycle of Hemorrhagic Shock

Endothelial Activation
Cellular aggregation
Microcirculatory damage
THEORY OF TRAUMATIC
COAGULOPATHY
As primary event modified by promoters

Mc Leod, JBA, Arch Surg 143, Aug.2008


TRIAD
OF
DEATH

Moore EE Am J Surg, 1996,


172;405
Assessment of the class of shock (ATLS- a 70 kg
patient)

Class
I II III IV

Blood loss (ml) up to 750 750-1500 1500-2000 >2000


% blood volume up to 15% 15%-30% 30%-40% > 40%
Pulse Rate < 100 >100 >120 > 140
Blood Pressure normal normal decreased decreased
Pulse Pressure n/ decreased decreased decreased
Respiratory rate 14-20 20-30 30-40 >35
Urine Output(cc/hr) >30 20-30 5-15 negligible
Mental status mild depr. depressed depr, conf. lethargic
Fluid resusc. Crystalloid Crystalloid Blood + Blood +
Crystalloid Crystalloid
BAGAIMANA
PENATALAKSANAAN
TRAUMA THORAX?
BAGAIMANA PENANGANAN PADA
PASIEN TRAUMA THORAKS?

TRIASE : SURVEI PRIMER


A,B,C,D, E dan lakukan tindakan
masalah yang terjadi

SURVEI SEKUNDER:
Monitoring dan evaluasi
Menegakkan diagnosa
Menentukan terapi definitif
SURVEI PRIMER TRAUMA THORAX

AIRWAY
BREATHING
CIRCULATION
DISABILITY
EXPOSURE
Bebaskan jalan nafas
Proteksi jalan nafas
Needle/Surgical tracheostomi
BREATHING

Inspeksi : pola nafas, gerakan nafas, jejas, vena


jugularis
Palpasi : deviasi trachea, nyeri/krepitasi, gerakan
dada, emfisema subkutis
Auskultasi : suara nafas apeks, aksila dan punggung
Perkusi : redup, sonor/hipersonor, suara jantung
normal/menjauh
Log roll : evaluasi toraks posterior
(inspeksi,palapasi, auskultasi dan perkusi)
Kontrol perdarahan
Pasang jarum infuse nomor
besar
Periksa volume & tekanan
darah

Pupil,
Gerakan ekstremitas,
GCS
Buka semua baju, log roll, selimut untuk cegah
hipotermia
Pada saat survei primer kita dapat menemui
kasus yang mengancam nyawa yaitu tension
pneumotoraks atau tamponade jantung dan
perlu tindakan emergensi.

Maka kita perlu mengetahui tanda


dan gejalanya
Tension pneumothoraks dilakukan needle
thoracosintesis di SIC II midclavicularis.

Tamponade jantung dilakukan


pericardiosintesis.
Kenyataan pd fr. Costa : Fisiologi :
Paling lazim fr. adalah Fr. Costa menyebabkan
costa 3-8 nyeri yang sangat dan
Fr. Costa 8-12 berkaitan menyebabkan pasien
dg lien cedera ginjal dan membatasi ekspansi
hepar dada
Fr. Costa 1 & 2 Membatasi volume tidal
mempunyai mortalitas Secara dramatis
yang tinggi karena menurunkan pertukaran
diperlukan kekuatan yg udara
besar untuk fraktur
Fisiologi Tanda & gejala:
Ketika 3 atau lebih fr. Nyeri dengan gerakan
costa yang berdekatan Volume ventilasi
dan pada 2 tempat atau menurun
lebih Contosio paru
Pernafasan paradoksal
Potential
terjadi. Pheumo/hemothorax
Juga dapat terjadi ketika
/flailed sternum
fr. sternum yang lepas
dari pegangan costa /Cardiac Tamponade
/Traumatic Asphyxia
Free-floating chest
segment, usually from
multiple ribs fractures
Pain and restricted
paradoxical movement
of chest wall with
respiration
Penatalaksanaan fraktur costa

Ventilasi yang baik


Humidifisasi oxygen
Resusitasi dengan cairan
Menangani nyeri (!!)
Stabilisasi dada
Internal -> ventilator

External -> sand bags (jarang)

Terapi definitif
Terapi Fail Chest (kuno)
Terapi Definitive

Plate & Screw


Wire
Clips / staples
Post Operative Management

Position of patient
Chest physiotherapy
Chest X-Ray
Observation of
effectiveness and
production of
interpleural fluid
Terkumpulnya darah
dalam rongga dada
Mortalitas 75%
Tidal volume turun
Gangguan keseimbangan
ventilasi dan perfusi
Klinis : dyspneu, nyeri
dada, tanda syok, suara
nafas menurun, perkusi
redup
Penunjang : Foto
thoraks, CT Scan thoraks
Penatalaaksanaan hematotoraks

Ventilasi yang baik


Humidifisasi oxygen
Resusitasi dengan cairan
Menangani nyeri (!!)
Terapi definitif : Thoraks drain/Chest tube
Indikasi thoraks drain :

Pneumothoraks lebih dari 20%.


Hematothoraks lebih dari 300cc
Hemato-pneumothoraks
Fluidothoraks yang hebat,dengan sesak
Chylothoraks
Empyema thoracis setelah dipungsi tidak berhasil
atau pus sangat kental
Pasca thoracotomi
Indikasi torakotomi :

1. Pada awal hematotoraks sudah keluar 1500ml


2. Pada awalnya darah yang keluar < 1500ml, tetapi
perdarahan tetap berlangsung terus.
3. Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak
200cc / jam (3-5 ml/kgBB/jam) dalam waktu 2 4 jam.
4. Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari garis
puting susu atau luka di daerah posterior, medial dari
scapula harus dipertimbangkan kemungkinan
diperlukannya torakotomi, oleh karena kemungkinan
melukai pembuluh darah besar, struktur hilus atau jantung
yang potensial menjadi tamponade jantung.
Thoraks suction
drain

air
air 2-3 cm

Botol I Botol II Botol III


Botol penampung Botol seal Botol pengatur
suction
Thoraks Berhubungan
drain dg udara luar

air 2-3 cm
Thoraks Berhubungan
drain dg udara luar

air 2-3 cm

Botol penampung Botol seal


Pedoman Pencabutan

Kriteria pencabutan
Sekrit serous, tidak hemoragis

Dewasa : < 100cc/24jam


Anak anak : < 25-50cc/24jam
Paru mengembang
Klinis,suara nafas kanan = kiri
Evaluasi foto toraks
Terkumpulnya udara
dalam rongga pleura

Etiologi :
Spontan : ruptur bleb,
abses, keganasan
Didapat : iatrogenik,
barotrauma, traumatik
Jenis-jenis :
Closed Pneumothoraks
Open Pneumothoraks
Tension Pneumothoraks

Manifestasi :
Nyeri dada mendadak
Berat bernafas

Diagnosis :
Foto thoraks, CT Scan
TENSION PNEUMOTHORAX

TANDA KLINIS :
Sesak nafas sangat
Pernafasan tertinggal
Hipersonor
Vesikuler menurun/menghilang
JVP meningkat
Deviasi/pergeseran trakhea
TINDAKAN EMEGENSI :
Dekompresi-needle thoracosintesis
Menghitung
pengempisan paru
Penatalaksanaan

Observasi
Aspirasi
Chest tube
Pleurodesis
Thoracotomy

Komplikasi
Emfisema subkutan luas
Atelektasis
Kematian (tension pneumothoraks)
Indikasi WSD/thoracotomy
Indikasi pemasaangan WSD :
Pneumotoraks > 20%
Untuk trauma dengan
pneumotoraks harus
dipasang WSD tanpa
menghitung luas pneu-
nya

Indikasi Thoracotomy :
Kebocoran udara yang
persisten
Pneumothoraks berulang
Terkumpulnya darah/cairan
udara dalam rongga
perikardium yang
mengganggu fungsi jantung

Etiologi : terbanyak karena


trauma tembus

Patofisiologi : akumulasi darah


akan menekan jantung
sehingga mengganggu
kontraktilitas
Klinis :
syok, JVP meningkat, pulsus paradoksus
Trias Beck (distensi vena leher, suara
jantung menjauh, hipotensi)

Penunjang :
Foto thoraks, EKG segmen QRS kecil,
polarisasi terbalik, Echocardiografi

Penatalaksanaan :
Perikardiosentesis
Perikardiostomi
Tension pneumothora hematothora Tamponade
pneumotorak ks ks jantung
s
Subyektif Sesak napas Sesak napas Sesak napas Sesak napas
sangat
Tanda vital RR ,T RR ,T:N RR ,T RR ,T
Inspeksi Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengebangan
dada tertinggal dada tertinggal dada tertinggal dada Ka=Ki
Perkusi Hiper sonor Hipersonor Redup normal
Palpasi Fremitus Fremitus Fremitus Fremitus N
Auskultasi Suara paru Suara paru Suara paru Suara jantung
menjauh
JVP Meningkat Normal Normal Menigkat
Deviasi Deviasi trakhea - - -
trakhea
Px - Ro. thoraks Ro thorax Ro. thorax
Penunjang duduk
Tindakan Needle Torako- Pasang WSD Pasang WSD Pericardiosintesis
sintesis Pericardiostomy
Pasang WSD

You might also like