Professional Documents
Culture Documents
SATISFACTION
Industrial and
organizational
of Psychology Group 3rd
Elza Zikriani (1010351005)
Ghita Fauzyah Vidani (1210353011)
Siti Nofia Utami (1310321005)
Rahmi Nadhilah (1310321007)
Yohana Nurmala Sari (1310321010)
Ayuni Fitri (1310321019)
Ameliza Irelvi (1310321033)
Dessi Tri Widiarti (1310322018)
Fitri Angraini (1310322027)
Debby Nia Novinta (1310322028)
Weno Pratama (1010352021)
Defenisi Kepuasan Kerja
Perasaan positif dan tingkah laku didalam sebuah pekerjaan,
dapat diartikan secara satu persatu, global, hubungan atau
komponen yang spesifik dan dapat diukur dengan wawancara
serta instrumen mengenai diri .
(+)
Sangat mudah digunakan untuk karyawan dari berbagai level jabatan &
tingkat pendidikan
Paling populer digunakan
Tersedia data-data norma dari berbagai penelitian
(-)
Kesimpulan tidak dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh faktor.
Ada faktor lain selain dari yang 5 tersebut.
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Job
Seperti yang dibilang Mayo , tentang gerakan hubungan
manusia , bahwa ada hubungan antara satu aspek kepuasan
kerja kepuasan karyawan dengan hubungan sosial di tempat
kerja dan produktivitas kerja . Selain itu, pekerjaan diesign
teori motivasi yang dibahas . Herzbetgs juga menemukan
bahwa teori faktor dan model karakteristik pekerjaan banyak
terjadi sebagai teori kepuasan kerja karena mereka
termotivasi
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Job
1. Komitmen Organisasi
kesetiaan dalam perusahaan, yang dikaitkan dengan
penerimaan tujuan dan nilai-nilai organisasi, kemauan
untuk mengerahkan usaha atas nama organisasi, dan
keinginan untuk tetap dengan organisasi (Porter,
mengarahkan, Mowday, & Boulian, 1974).
Komitmen organisasi ini mirip dengan kepuasan kerja karena
keduanya melibatkan perasaan tentang situasi kerja. Namun,
karena komitmen organisasi secara khusus berkaitan dengan
sikap pekerja tentang organisasi, itu mungkin lebih langsung
dihubungkan dengan variabel kehadiran karyawan seperti
absensi dan pergantian dari kepuasan kerja. Definisi komitmen
organisasi yang baik adalah sikap pekerja tentang pekerjaan
diseluruh organisasi.
korelasi positif yang tinggi ini karena fakta bahwa pekerja dapat merespon
positif terhadap kepuasan kerja dan ukuran komitmen organisasi, karena bias
respon positif, atau pekerja mungkin memiliki keinginan untuk menghindari
disonansi kognitif.
Disonansi kognitif adalah keadaan yang tidak menyenangkan dirasakan diri-
inkonsistensi (Festinger, 1957). Sehingga pekerja menghindari disonansi
kognitif dengan meyakinkan diri bahwa mereka tidak hanya puas karena ada
setia kepada organisasi
Komitmen organisasi dan kepuasan kerja yang kemungkinan besar
mempengaruhi banyak faktor, jenis dan berbagai karya, otonomi
terlibat dalam pekerjaan, tingkat tanggung jawab yang terkait dengan
pekerjaan, kualitas hubungan sosial di tempat kerja, kompensasi, untuk
promosi dan kemajuan dalam perusahaan. Namun, nilai-nilai organisasi
mempengaruhi komitmen organisasi, sedangkan ekuitas penghargaan
mempengaruhi kepuasan kerja. Harmoni yang dirasakan antara
organisasi karyawan dan nilai-nilai, dan antara nilai-nilai organisasi dan
tindakan, cenderung mempengaruhi komitmen organisasi (Finegan,
2000; Fritz, Arnett, & Conkel, 1999; Vandenberg & Lance, 1992).
Komitmen organisasi juga cenderung dilemahkan oleh kemungkinan
dirasakan mencari pekerjaan dengan perusahaan lain (Bateman &
Strasser, 1984; Gilbert & Ivancevich, 2000; Rusbult & Farrell, 1983).
Misalnya, jika pekerja terampil Carol dapat dengan mudah
mencari pekerjaan dengan perusahaan lain tetapi temannya Kim
kesulitan mencari pekerjaan yang sekarang. Itu dikarenakan Carol
memiliki tingkat komitmen organisasi yang lebih rendah daripada
Kim. Selain itu, tampaknya ada korelasi positif antara komitmen
organisasi dan usia, pendidikan, dan waktu di tempat kerja,
sedemikian rupa sehingga pekerja yang lebih tua dan lebih
berpendidikan dan orang-orang dengan kontrubusi yang lebih
lama dengan perusahaan, cenderung lebih berkomitmen untuk
organisasi (Becker & Billings, 1993; Lee, Ashford, Walsh &
Mowday, 1992)
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Job (cont)
Ada studi yang menunjukkan bahwa karyawan yang secara teratur melakukan
OCBs adalah conseions keamanan yang lebih (gyekye & Salminen, 2005).
Latar belakang
PT International Nickel Indonesia Tbk, atau yang lebih dikenal dengan PT Inco adalah perusahaan nikel
terkemuka di dunia. Nikel merupakan logam kaya manfaat yang penting untuk meningkatkan taraf hidup dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Seiring dengan perkembangan ekonomi global, PT Inco telah mengalami masa pasang surut. Namun
dinamika proses ini justru menjadikan PT Inco sebagai perusahaan yang kokoh, matang, dan siap menghadapi
tantangan di masa depan.
PT Inco menyadari bahwa kelangsungan hidup dan pertumbuhan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan
dalam mengelola keuangan yang berdasarkan pada kekuatan modal atau uang semata, tetapi juga ditentukan
dari keberhasilannya mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan
adalah bahwa perusahaan harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan dan
pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan mental
bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan motivasi
kerja, bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada
bawahannya.
Unsur lain yang senantiasa diciptakan dilingkungan perusahaan adalah kepuasan kerja
karyawan. Hal ini tidaklah mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel-variabel yang
mempengaruhinya antara lain kepemimpinan dan motivasi kerja dapat diakomodasikan dengan baik dan
diterima oleh semua karyawan.
Tujuan Penelitian
Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Divisi Tambang PT Inco Sorowako.
Pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Divisi Tambang PT Inco Sorowako.
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja perusahaan Divisi Tambang PT. Inco Sorowako.
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perusahaan Divisi Tambang PT. Inco Sorowako.
Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja perusahaan Divisi Tambang PT. Inco
Sorowako.
Teori
Werther dan Davis (1986) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi kesukaan atau
ketidaksukaan menurut pandangan karyawan terhadap pekerjaannya. Dole dan Schroeder (2001)
dalam Koesmono (2005), mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai
perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya. Lebih lanjut Koesmono (2005)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau
karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan,
kompensasi, hubungan antar teman kerja, hubungan sosial ditempat kerja dan sebagainya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah dipenuhinya beberapa keinginan dan
kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau bekerja.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kelima hasil diatas terlihat dalam hasil
temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua aspek yang diteliti
berpengaruh secara positif dan signifikan yang mana tingkat signifikansi masing-masing
5%, kecuali pada hasil penelitian antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, yang
memiliki signifikasi 1 %.
Saran
Dengan mempertimbangkan berbagai temuan dalam pengumpulan
data dan analisis hasil penelitian maka saran-saran yang perlu
dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
Indikator yang memiliki nilai rata-rata paling rendah di variabel
Kepemimpinan adalah X18 (Atasan memberikan tugas kepada
bawahan dengan sedikit perintah atau petunjuk), yang berarti bahwa
indikator tersebut kurang berkorelasi dengan kepuasan kerja
karyawan dan kinerja perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut
disarankan bahwa pemberian tugas kepada bawahan sebaiknya
diberikan lebih detail disertai dengan SOP (Standard Operation
Procedure) atau manual terutama sekali untuk karyawan yang relatif
masih baru.
Pada Indikator kinerja perusahaan umumnya baik dan terlihat bahwa
Y41 memiliki nilai rata-rata tertinggi. Ini menggambarkan bahwa
perusahaan memiliki program pengembangan dan evaluasi yang baik
terhadap karyawan yang mendukung kinerja perusahaan dan ini
tetap dipertahankan.
Review jurnal Pengaruh Motivasi dan
Pengembangan Karir Terhadap
Kepuasan Kerja Kerja Karyawan pada
PT Rimbajayatiraya Citrakarya
Oleh: Septyaningsih Ekayadi
Latar Belakang
Kompetisi global yang semakin intensif, deregulasi, dan kemajuan teknik mencetuskan
suatu ide-ide perubahan, yang telah membuat banyak perusahaan tidak bisa bertahan
hidup. Fenomena tersebut mengimplikasikan bahwa praktek dan kebijakan manajemen
sumber daya manusia dapat memainkan peranan penting dalam mendorong kesetiaan
karyawan tersebut. Dessler (2000) menyatakan bahwa dalam organisasi modern, sumber
daya manusia mempunyai peranan baru diantaranya : 1) Pendorong produktivitas ; 2)
Membuat perusahaan menjadi lebih tanggap terhadap inovasi produk dan perubahan
teknologi; 3) Menghasilkan jasa pelanggan; 4) Membangun komitmen karyawan; dan 5)
Semakin pentingnya sumber daya manusia dalam mengembangkan strategi.
Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi perusahaan yang menjadi perencana
dan pelaku aktif berbagai aktifitas dalam suatu organisasi. Mereka mempunyai pikiran,
perasaan, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan yang dibawa kedalam suatu
lingkungan organisasi perusahaan. Mereka bukan seperti uang, mesin, dan materil yang
sifatnya positif dan dapat diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut maka sumber daya manusia
perlu di beri dorongan yang cukup agar dapat termotivasi perlu
diberikan penghargaan berupa pengembangan karir, promosi, dan
pemberian bonus yang dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi
karyawan. Salah satu strategi yang harus di implementasikan oleh pihak
manajemen adalah membuat perencanaan dan pengembangan karir bagi
seluruh karyawan selama mereka bekerja di perusahaan. Untuk sebagian
besar karyawan kepastian karir merupakan hal yang sangat penting
karena mereka akan tahu posisi tertinggi yang akan mereka capai,
sehingga mereka akan termotivasi dan terus berusaha meningkatkan
kemampuan serta loyal terhadap perusahaan.
Tujuan
Untuk menganalisa pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan.
Untuk menganalisa pengaruh pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan.
Untuk menganalisa pengaruh motivasi dan pengembangan karir secara bersama-sama
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Untuk mengetahui pengaruh yang paling dominan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Teori
Kepuasan kerja pada dasarnya sesuatu yang bersifat individual Hasibuan (2005 : 117)
mengemukakan bahwa Job Satisfication is the favorableness or unfavorableness with employees view
their work (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja).
Sedangkan pengertian kepuasan kerja menurut Maryoto (2000 : 142) adalah keadaan
emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja
karyawan dan perusahaan dengan tingkat nilai balas jasa kerja karyawan yang dinikmati
diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang diterima dari hasil kerjanya tersebut. Tidak
ada tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak karena setiap individu karyawan yang berbeda
standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja dapat diukur dengan kedisiplinan, moral
kerja, dan pergantian (turnover) kecil maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik
menurut Hasibuan (2001 : 202).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari 2 variabel bebas (IndependentVariabel)
dan 1 variabel terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas terdiri dari : 1. Motivasi (X1) 2.
Pengembangan karir (X2) Sedangkan variabel terikat adalah kepuasan kerja karyawan (Y).
Populasi penelitian ini ialah seluruh karyawan pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya sebanyak
109 orang
Sampel diambil secara proporsional (random sampling method) di mana adalah cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk di ambil kepada setiap
elemen populasi. Sampel diambil secara proporsional (random sampling method) di mana
adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk di ambil
kepada setiap elemen populasi.
Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan Skala likert.Yang mana skala ini digunakan untuk mengukur
tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pernyataan yang
mengukur suatu objek. Walau banyak kategori skala baru diciptakan, yang paling populer
adalah tingkat persetujuan yaitu : Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan
Sangat Tidak Setuju. Penggunaan 5 kategori dalam skala likert diatas banyak dijumpai
dalam riset sumber daya manusia, sebab dipandang bisa mewakili tingkat intensitas
penilaian responden dengan baik.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan pengembangan karir secara bersama-
sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Secara parsial motivasi dan
pengembangan karir mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Secara
keseluruhan dari kedua variabel, ternyata variabel pengembangan karir mempunyai
pengaruh yang paling besar terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini terjadi dikarenakan
bahwa motivasi seseorang akan timbul apabila pengembangan karir yang ada disebuah
perusahaan sudah ada dan jelas untuk dapat dilaksanakan. Hasil penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa apa yang peneliti temukan sudah sesuai dengan teori yang
dikemukakan, yang mengatakan bahwa ada hubungan antara variabel motivasi dan
pengembangan karir, dan secara bersama-sama kedua varibel tersebut memberikan
pengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.
Saran
Menurut hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapat suatu model
dimana motivasi dan pengembangan karir dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan. Hanya saja tidak seluruh variabel kepuasan
kerja dipengaruhi oleh 2 variabel tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
nilai R square sebesar 0.823 atau hanya 82.3 % yang mempengaruhi
variabel kepuasan kerja karyawan, sedangkan sisanya yaitu 17.7 %
dipengaruhi oleh variabel lain.
Hendaknya pimpinan lebih memberikan perhatian berupa penghargaan
yang dapat diwujudkan dalam bentuk pujian atas prestasi atau bonus.
Sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan perlu diberi pelatihan. Hal tersebut berpengaruh besar
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Powered by : Group 3rd
Thank you