You are on page 1of 14

AMUBISIDA

KELOMPOK 6

KINTAN PUTRI HOSI


LAILI PURNAMA SARI
PAMULARSIH
YULITA
APA ITU AMUBISIDA ???

organisme euk Amubiasis


ariotik uniselule
yang tidak mem r
iliki bentuk
pasti karena org
anisme ini
tidak memiliki d
inding sel dan
umumnya hidu
p sebagai
parasit pada tu
buh inangnya.
Mikroorganism
e ini Penyakit yang
berkembang b
iak secara disebabkan oleh
aseksual yaitu
pembelahan amuba, adalah suatu
biner. infeksi usus besar yang
disebabkan oleh
Entamoeba histolytica,
suatu parasit bersel
tunggal.

AMO
EBA
Macam-macam Amubiasis

Amubiasis usus:
Amuba umumnya menyerang usus hampir
sama dengan disentri basiller (sigelosis).
dengan gejala diare berlendir dan darah disertai
kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas
pada waktu buang air besar.
Amubiasis usus:
Amuba umumnya menyerang usus hampir
sama dengan disentri basiller (sigelosis).
dengan gejala diare berlendir dan darah
disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta
mulas pada waktu buang air besar.
AMUBISIDA

Anti amuba adalah obat-


obatan yang digunakan untuk
mencegah penyakit yang
diakibatan oleh parasit bersel
tunggal (protozoa) yang
disebut entamoeba
hystolytika (disentri amuba),
bekerja secara AMUBISIDA.
(SIDA = MEMBUNUH)
Berdasarkan tempat kerjanya, amubisida
dibagi menjadi 3 golongan :
BERDASARKAN TEMPAT KERJANYA, AMUBISIDA
DIBAGI MENJADI 3 GOLONGAN :

1. Amubisid jaringan
Contoh : dehidroemetin, emetin dan klorokuin.

2. Amubisid luminal
Contoh : diyodohidroksikuin, yodoklorhidroksikuin,
kiniofon, glikobiarsol, karbarson, emetin bismut yodida,
klefamid, diloksanid furoat dan beberapa antibiotik, misalnya
tetrasiklin dan paromomisin.

3. Amubisid yang bekerja pada lumen usus dan jaringan


Contoh : Metronidazol
Emetin
Indikasi : mengobati amubiasis. sangat berguna pada amubiasis hati dan abses
amoeba Penggunaan pada amubiasis intestinal untuk penderita dengan diare berat.

Farmakokinetika : diserap baik dari tempat suntikan, kemudian dimetabolisme dan


diekskresi secara lambat. Kadar tertinggi di hati (penting untuk pengobatan amubiasis
hati ).

Mekanisme kerja : membunuh E.histolytica secara langsung lebih efektif terhadap


bentuk motil daripada terhadap bentuk kista. In vitro, dosis terapi emetin segera
membunuh trofozoit.

Kontra indikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil, penykait jantung, dan
penyakit ginjal.

Efek samping : nyeri pada tempat suntikan, kekakuan, lemah otot tempat suntikan,
mual, muntah, diare, neyeri dan kaku otot rangka terutama leher dan anggota gerak,
hipotensi, nyeri prekordial, tachicardi.

Dosis :
Dosis emetin hidroklorid pada dewasa tidak boleh lebih dari 60 mg sehari
Dosis pada anak sebaiknya diberikan berdasarkan berat badan, yaitu tidak lebih
dari 1 mg/kg BB sehari selama 5 hari.
Derivat 8-Hidroksikuinolin
Indikasi : Selain untuk amubiasis intestinal, iodokuinol juga
merupakan obat pilihan utama untuk carrier amubiasis.

Farmakokinetika : memperlihatkan efek amubisid langsung

Mekanisme kerja : Derivat 8-hidroksikuinolin hanya bekerja


terhadap amuba dalam lumen usus, tidak efektif untuk abses amuba
atau amubiasis hati.

Kontra indikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil, penykait


jantung, dan penyakit ginjal.

Efek samping : mual, muntah, mengantuk, kepala pusing.

Dosis :
3x650 mg selama 20 hari untuk dewasa
30-40 mg/kgBB/hari untuk anak yang terbagi dalam 3 dosis
Metronidazol
Indikasi : amubiasis, trikonomiasis, dan infeksi bakteri anaerob,
giardiasis, profilakis bedah abdomen, kolitis pseudomembranosa
oleh clostridium defficile.

Farmakokinetika : Absorbsi obat dalam saluran cerna cepat dan


sempurna kadar serum tertinggi dicapai dalam 1-2 jam setelah
pemberian secara oral,dengan waktu paru plasma 8 jam.

Mekanisme kerja : absorbsi peroral baik. 1 jam setelah 500mg


diberikan oral, kadar plasma 10g/mL. untuk protozoa & bakteri
sensitif hanya diperlukan kadar plasma 8 g/mL t1/2 8-10 jam.
Diekresi lewat urin, air liur, ASI dan cairan vagina dan seminalis
dalam kadar rendah. Urin mungkin berwarna gelap karena
mengandung pigmen yang larut air.
Kontra indikasi : ibu hamil sebaiknya dihindarkan, walaupun belum ada
bukti efek teratogeniknya.

Efek samping : Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan


gangguan saluran pencernaan, mengantuk (jarangterjadi), sakit kepala,
pusing, ataksia, urin berwarna gelap, erytema multiform, pruritus,
urtikaria, angioedema, dan anafilaksis .

Dosis :
Untuk amubiasis, dosis oral: 3x750 mg/hari selama 5-10 hari
Untuk anak: 35-50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis
Untuk trikomoniasis pada wanita dianjurkan 3x250 mg/hari selama 7-
10 hari;
Dosis untuk giardiasis adalah 3x250 mg/hari selama 7 hari.
Klorokuin

Indikasi : sebagai antimalaria dan juga antiamuba. Namun


biasanya efektif untuk mengobati malaria infeksi P.Falciparum.
Klorokuin digunakan untuk amubiasis sistemik, terutama
abseshati.

Farmakokinetika : daya amubisid klorokuin lebih besar terhadap


trofozoid tidak bermanfaat untuk amubiasis intestinal.

Mekanisme kerja : penyerapannya hampir sempurna sehingga


kadar di kolon sangat rendah. Dalam pengobatan amubiasis hati,
selain klorokuin, berikan juga obat amubiasis intestinal untuk
mencegah kolaps.
Kontra indikasi : tidak boleh dikonsumsi untuk ibu hamil,
menyusui, penyakit ginjal dan penyakit jantung.

Efek samping : mengantuk, pusing, mual, muntah, dan sakit


kepala.

Dosis : 4x250 mg/hari pada 2 hari pertama dan dilanjutkan


dengan 2x250 mg/hari selama 2 atau 3 minggu.
THANK YOU

You might also like