You are on page 1of 12

KEHAMILAN EKTOPIK

Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat luar


biasa yang terjadi apabila telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum
uteri. Sebagian besar berlokasi di tuba fallopi (>90%)
khususnya di ampulla dan isthmus.
Frekuensi

Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1 diantara 300


kehamilan.
Lebih sering pada wanita usia 20-40 tahun, rata-rata usia 30
tahun. Frekuensi kehamilan ektopik berulang 0-14,6%.
Alat diagnosis canggih, keberhasilan kontrasepsi, meningkatnya
angka infeksi tuba berhubungan dengan angka kejadian
Lokasi:

Kehamilan tuba (>95%)


Kehamilan serviks
Kehamilan pars interstisialis tuba
Kehamilan ovarial
Kehamilan abdomen
- Primer
Terjadi bila telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga
perut
- Sekunder
Berasal dari kehamilan tuba dan setelah ruptur baru menjadi
kehamilan abdominal.
Lokasi
Fakto resiko:
Resiko tinggi
Operasi perbaikan tuba
Sterilisasi tuba
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Paparan DES pada rahim
Kelainan intrauterin
Tuba patologis terdokumentasi
Resiko sedang
Infertilitas
Riwayat infeksi genital
Patner seksual multipel
Resiko rendah
Riwayat operasi pelvis atau abdomen
Smoking
Douching
Hubungan seksual sebelum usia 18 tahun
Etiologi:
Faktor dalam lumen tuba
- Endosalfingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalfing sehingga lumen tuba menyempit /
membentuk kantong buntu.
- Hipoplasia uteri: lumen tuba sempit, berkelok, gangguan fungsi silia endosalfing.
- Operasi tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba sempit.

Faktor pada dinding tuba


- Endometriosis tuba: memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba
- Divertikel tuba kongenital / ostium assesorius tubae : menahan telur yang dibuahi

Faktor di luar dinding tuba


- Perlekatan lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.
- Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
Faktor lain
- Migrasi luar ovum: perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri/ sebaliknya dapat
memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus
- Fertilisasi in vitro
PATOGENESIS
Berbagai Perjalanan
faktor blastokista ke
- Infeksi Perubahan
anatomi dan endometrium
- Pesca bedah cavum uteri
- Tumor fungsional
terhambat
- Kontrasepsi
- dll

Embrio berkembang
sebelum mancapai
RUPTUR/ KEHAMILAN kavum uetri
Abortus EKTOPIK Terjadi implantasi
dimanapun

KET
Setelah tempat nidasi tertutup telur dipisahkan dari lumen tuba oleh
lapisan jaringan yang menyerupai lapisan desidua (pseudocapsularis)

estrogen dan progesteron



uterus lebih besar dan lembek

Endometrium dapat berubah menjadi desidua (Pembentukan desidua
tidak sempurna)
Setelah janin mati desidua dalam uterus mengalami degenerasi

perdarahan

Tuba bukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, sebagian besar


kehamilan tuba terganggu pada kehamilan 6-12 minggu.
Patologi:
Telur di tuba dapat bernidasi secara:
Kolumner:
1. Telur berimplantasi pada puncak lipatan selaput tuba dan telur terletak
dalam lipatan selaput lendir.
2. Perkembangan telur lebih lanjut dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi
Telur mati secara dini kemudian diresorbsi

Interkolumner:
Telur bernidasi antar 2 jonjot endosalping (telur masuk ke dalam lapisan
otot tuba) karena tuba tidak mempunyai desidua.
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Implantasi kolumner vaskularisasi kurang ovum yang dibuahi cepat mati resorbsi
total penderita tidak mengeluh apa-apa haid terlambat untuk beberapa hari.

2. Abortus ke dalam lumen tuba (lebih sering pada kehamilan pars ampularis)
Pembukaan pembuluh-pembuluh darah oleh villi khorialis pada dinding tuba di tempat
implantasi

lepasnya mudigah dari dinding tersebut dan robeknya pseudokapsularis.

Pelepasan menyeluruh mudigah dan selaput dikeluarkan dalam lumen tuba lalu
didorong oleh darah ke arah ostium tuba abdominal.

Pelepasan tidak sempurna perdarahan terus berlangsung, sedikit-sedikit sehingga


berubah menjadi mola kruenta.

Tuba membesar dan kebiru-biruan (hematosalping). Darah mengalir melalui


ostium tuba ke rongga perut. Darah berkumpul di kavum douglas. Hematokel
retrouterina.
3. Ruptur dinding tuba

Sering pada kehamilan pars ismika, biasanya pada kehamilan muda (sebelum minggu ke-12)
dinding tuba disini tipis
Ruptur pars interstisialis, pada kehamilan lebih lanjut (kadang-kadang baru pada bulan ke-4)
lapisan otot tebal.

Faktor penyebab: penembusan trofoblast dan villi khorialis ke lapisan muskularis tuba
(interkolumnar) peritoneum

Dapat tejadi spontan/trauma ringan (koitus dan pemeriksaan vaginal)


Perdarahan dalam rongga perut, bisa sedikit/banyak, dapat menimbulkan syok dan kematian
Bila pseudokapsularis ikut pecah perdarahan dalam lumen tuba

Abortus dalam ostium tuba tersumbat ruptur sekunder, kadang di arah ligamentum latum
hematoma intraligamenter, jika janin terus hidup kehamilan intraligamenter

Ruptur rongga perut: seluruh janin dapat keluar tuba. Janin yang keluar dari tuba masih
diselubungi kantong amnion & plasenta. Tumbuh dalam rongga perut (kehamilan abdominal
sekunder). Plasenta tuba akan meluaskan implantasi ke jaringan sekitar (sebagian uterus,
ligamentum latum, dan usus)

You might also like