You are on page 1of 23

Penggunaan misoprostol untuk

terminasi kehamilan trimester


kedua dan ketiga dengan
intrauterine foetal death
Annisa Hayat
16710289
Abstrak
Latar belakang : Prostaglandings (PGs) adalah sebuah metode
alternatif untuk induksi persalinan pada wanita dengan intrauterine
foetal death (IUFD). Pemberian per vagina menguntungkan karena
tingkat maksimumnya lambat, bertahan lama dan efek sampingnya lebih
sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifitas dari
induksi misoprostol dalam persalinan dan aborsi pada kehamilan
trimester 2 dan 3 dengan IUFD. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menilai keefektifan misoprostol dalam pemberian dosis tetap untuk
terminasi pada kehamilan dengan IUFD dan untuk mengevaluasi
interval induksi persalinan dengan misoprostol.
Metode: Sebuah penelitian prospektif dilakukan di departemen obstetri dan
ginekologi di pusat perawatan tersier. Kriteria inklusi termasuk wanita dengan
kehamilan trimester II atau III dengan IUFD. Kehamilan tunggal dengan letak
memanjang pada uterus tanpa bekas luka dengan Intrauterine foetal death, bishop
skor <6. Kriteria eksklusi termasuk kehamilan ganda, letak selain memanjang,
uterus dengan bekas luka, hipersensitivitas terhadap misoprostol, bishop skor >6.
Persetujuan dari IEC dan informed consent tertulis diambil sebelum berpartisipasi
dalam penelitian. Pemeriksaan lengkap dan penelitian pada pasien telah dilakukan
dan induksi dengan misoprostol telah dilakukan sesuai dosis yang disebut oleh
WHO bellagio, itali (feb 2017). Pasien dimonitor secara intensif intraoperatif dan
postoperatif. Follow-up selesai hingga 15 hari pascapersalinan.
Hasil : Dari 107 kasus, Sebagian besar kasus dari usia kehamilan 22-28 minggu.
Maksimal kasus (57%) dari kelompok umur 21-25 tahun. Keberhasilan induksi
pada 92 kasus dengan rata-rata interval induksi persalinan 13.2 jam. 50% kasus
dengan serviks yang baik rata-rata interval induksi persalinan 9.4 jam dan jeda
interval ID 16.53 jam dengan rata-rata interval ID 13.67 jam. Eksklusi komplit
pada 92 kasus (85.98%) dan tidak komplit pada 10 kasus yang memerlukan cek
kuretase. Kegagalan metode pada 5 kasus (4.67%) diterminasi dengan metode
alternatif. Efek samping yang paling umum adalah kram perut (9.3%) dan mual
(5.6%).
Kesimpulan : Misoprostol per vagina lebih aman dan efektif untuk terminasi
kehamilan trimester 2 dan 3 dalam kasus intrauterine fetal death.
Pengantar
Seorang wanita mungkin perlu melahirkan dengan persalinan spontan
dalam situasi persalinan dimana janin telah meninggal dalam kandungan
( biasa disebut Stillbirth), atau untuk terminasi kehamilan dimana janin,
jika lahir hidup, tidak dapat bertahan atau dapat hidup dengan memiliki
kecacatan yang signifikan. Situasi ini secara psikologi membuat stress
wanita, Pasangan dan keluarga dan untuk para professional kesehatan
yang merawatnya. Manajemen dari IUFD menimbulkan dilema.
Meskipun beberapa pasien akan mengalami persalinan spontan dalam
beberapa minggu, tetapi banyak yang tidak mengalaminya.
Keuntungan menggunakan misoprostol untuk persalinan dan aborsi
melalui oksitoksik konvensional sangat banyak. Pertama adalah
kestabilan analog dari prostagladin E1 dan aturan penyimpanan yang
ketat lebih berkurang - keuntungan yang jelas pada iklim tropis. Kedua,
murah dan banyak tersedia dan ketiga, selain pemberian intravaginal,
juga dapat diberikan per oral. Keuntungan ini membuat misoprostol
menjadi agen yang menguntungkan di lingkungan kita dimana
prostagladin E2 konvensional tidak hanya langka tapi sangat mahal. Jadi
tujuan penelitian ini untuk investigasi efektifitas dari misoprostol dalam
induksi persalinan dan aborsi pada kehamilan trimester 2 dan 3 dengan
intrauterine foetal death.
Metode
Penelitian prospektif yang dilakukan dari april 2011 sampai agustus
2012 di departemen obstetric dan ginekologi, M. P. Shah Government
Medical College, Jamnagar, Gujarat.
Kriteria inklusi
Wanita pada kehamilan trimester II atau III dengan IUFD. Kehamilan
tunggal dengan letak memanjang pada uterus tanpa bekas luka dengan
intrauterine fetal death dengan bishop skor < 6.
Kriteria eksklusi
Kehamilan ganda , letak selain memanjang, uterus dengan bekas luka,
hipersensitivitas terhadap misoprostol, bishop skor > 6. Semua wanita
dengan kriteria inklusi, diberikan informed consent tertulis untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Setelah Masuk
Riwayat lengkap pasien termasuk nama, usia, kasta, tempat tinggal, status sosial
ekonomi, status pendidikan, riwayat obstetric & menstruasi dicatat dan
ditanyakan riwayat operasi sebelumnya. Mengesampingkan penyakit medis atau
bedah atau hipersensitivitas obat . Ditanyakan riwayat yang lalu, pribadi &
keluarga yang spesifik. Dilakukan pemeriksaan fisik umum dan sistemik. Usia
kehamilan ditentukan dari tanggal terakhir menstruasi dan dengan pemeriksaan
abdomen menggunakan ultrasonografi. Setelah pemeriksaan per abdomen untuk
menentukan umur kehamilan dan mencari bekas luka abdomen, dll.
Pemeriksaan lokal dilakukan untuk menyingkirkan infeksi genital dan anomali
serviks lokal. Hal ini diikuti dengan pemeriksaan per vagina untuk panjang
serviks, kondisi OS ekternal.
Pemeriksaan Hb, golongan darah dengan tipe Rh, urin untuk albumin
dan gula, BT/CT, RPR, tes antibodi HIV pada semua kasus. Pada kasus
tertentu, koagulasi RBS, LFT, RFT juga diminta. Ultrasonografi
dilakukan pada semua kasus untuk menentukan usia kehamilan, lokasi
placenta, lokasi detak jantung janin, AFI dan anomaly koagulasi dari
janin.
Metode untuk terminasi
Setelah itu, informed consent tertulis dari wanita yang sudah menikah
(Persetujuan diambil dari wali jika wanita dibawah umur atau memiliki
gangguan jiwa) jelaskan kondisinya (IUFD), metode yang tersedia
untuk terminasi, rincian prosedur yang harus dilakukan kemungkinan
komplikasi dan perawatannya, kemungkinan gagal dan penangananya.
Pemberian dosis
13 17 minggu : 200 mcg Misoprostol PV x 6 jam max 4 dosis
18 26 minggu: 100 mcg Misoprostol PV x 4-6 jam max 4 dosis
>26 minggu: 25 50 mcg Misoprostol 4 jam, max 6 dosis
Pemeriksaan
Tanda vital yaitu T, P, BP, RR dimonitor setiap 4 jam. Timbulnya demam, nyeri dada,
muntah, diare dan tanda-tanda keracunan air dicatat dan diobati dengan tepat. Begitu
pernah melakukan persalinan lengkap, dia diberikan perawatan intrapartum sesuai
protocol untuk Manajemen aktif tahap pertama persalinan dan Manajemen aktif tahap
kedua persalinan dan bila diperlukan. Pemeriksaan P/V diulang setiap 6 jam untuk
penilaian ulang. Setelah persalinan janin dan plasenta, janin diperiksa beratnya, jenis
kelamin & anomali dan berat, kelengkapan dan panjang tali plasenta. Jika diperlukan, P/S
untuk menghindari cedera serviks sudah dilakukan diikuti dengan P/V untuk menghindari
abortus inkomplit. Sonografi postpartum dilakukan sewaktu-waktu dan bila diperlukan.
Aborsi komplit didefinisikan sebagai persalinan plasenta dan janin tanpa perlu adanya
suction dan evakuasi. Induksi/aborsi interval persalinan didefinisikan sebagai waktu
pemberian dosis pertama dari Misoprostol untuk persalinan/aborsi.
Setelah Persalinan
Antibiotik dalam bentuk kapsul Ampicillin (500mg) 6 jam selama 5 hari
diberikan kepada semua pasien, Inj. Anti-D 150 mcg IM diberikan
kepada ibu dengan Rh negative. Satu tablet Cabergolin 50 mcg
diberikan dalam kasus kehamilan kurang dari 28 minggu, dan dua tablet
diberikan pada kehamilan lebih dari 28 minggu untuk menghambat
sintesis ASI. Konseling Postpartum dilakukan pada semua wanita
terutama mengenai kontrasepsi, termasuk konseling kehilangan
Follow up
Diperlukan follow up tetap dan pasien dihubungi pada hari ke 3, 7 dan
hari ke 15. Keluhan yang signifikan seperti demam, nyeri abdomen atau
pendarahan diminta dilakukan pemeriksaan P/V. Pemeriksaan P/S, P/V
sudah dilakukan. Diberikan saran post abortus khususnya kontrasepsi
dan nutrisi.
Hasil
Table 1 : Distribusi usia pasien dan variasi dalam induksi interval
persalinan (interval ID)
Umur (Tahun) No. kasus Persen Rata-rata interval
ID (jam)
<20 17 15.88 13.38
21-25 61 57.01 13.59
26-30 20 18.71 11.82
>30 9 08.40 13.33
Tabel 2: Distribusi Paritas pasien dan variasi dalam induksi interval
persalinan
Paritas No. kasus Rata-rata interval I.D
(jam)
Primi 46 13.5
Gravida kedua 29 12.43
Gravida ketiga 20 12.3
Multigravida 12 15.45
Tabel 3: Rata-rata induksi interval persalinan dalam kasus dengan
penyebab intrauterine fetal death
Penyebab IUFD No. kasus Rata-rata interval I.D (jam)

Abruptio plasenta 07 10.64


PET/eclampsia/Chr. HT 18 12.75
Anemia 03 15.33
Anomali 12 20.62
Sepsis 19 13.05
Oligo/meconium/kehamilan postterm 05 10.8

Rh incompatibility 04 22.16
PROM 05 09.2
Cord pathology 03 12.5
Trauma 02 12
Idiopatik 29 10.98
Tabel 4: Hasil kasus
Hasil No. kasus Persen

Persalinan komplit 92 85.98

Persalinan inkomplit 10 9.34

Kegagalan (>24 jam) 5 4.67


Tabel 5: Interval I.D komulatif pada populasi penelitian
Interval I.D No. kasus Persen

Dalam 12 jam 61 57.0

12-24 jam 41 38.31

>24 jam 5 4.67


Kesimpulan
Hasil dari penelitan kami menyarankan Misoprostol per vagina karena
aman dan efektf untuk terminasi dari kehamilan trimester kesua dan
ketga pada kasus intrauterine fetal death. Hal ini terkait dengan
frekuensi efek samping yang sangat rendah dan juga biaya yang efektf
yang secara tdak langsung meningkatkan kepatuhan pasien.
TERIMA KASIH

You might also like