You are on page 1of 60

ANAK 3

Dr. Sonia Hardiant


TB PARU
PNEUMONIA
BRONKIOLITIS
RDS
APGAR SCORE
RESUSITASI NEONATUS
Ballard Score
ISPA
TB PARU
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru bersifat
kronis disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosa
Bentuk batang , tdak bergerak.
Aerob.
Ukuran : 1-4 mikron x 0,2-0,5 mikron.
Gram negatve.
Dinding sel mengandung : lipid, fosfatda, polisakarida,
tuberkulo protein.
Pertumbuhan kuman lambat.
Tahan terhadap pewarnaan asam disebut sebagai BTA
Cara Penularan
Droplet : dahak yang infektus dikeluarkan dan terbuang
ditanah/lantai atau tempat lainnya, kemudian
bercampur dengan debu terhirup oleh orang lain ,
kemudian masuk saluran nafas------paru.
Atau dahak yang infektus dibatukkan dan terkena
langsung pada orang lain, kemudian masuk ke saluran
nafas------paru.
Melalui darah ( haematogen )/ kelenjar limf.(limpatk).
Bronkhogenik.
Perkontnuitatum
Patofisiologi TB
Sistem skoring TB anak

Cut of point > 6


TERAPI
Adanya
Skrofuloderma
diagnosis
dengan TB
Diagnosis TB pada Anak
Uji tes tuberkulin
Tes mantoux / tuberculin (tuberculin skin test)
merupakan alat diagnostk yang sampai saat
ini sensitvitas dan spesifisitas nya tnggi untuk
mendeteksi kuman TB
Reaksi tuberkulin merupakan reaksi tpe
lambat ( delayed type hipersensitvity (DTH))
yang disebut juga hipersensitvita tpe 4
Cara Uji tes Tuberkulin
Suntkkan 0,1 ml PPD intrakutan dibagian volar
lengan bawah, lingkari dan bikin tanggal dan
jam penyuntkan
Pembacaan 48-72 jam setelh penyuntkan
Hasil : 0 5 mm = negatf
5 9 mm = meragukan
>10 mm = positf
Bila negatf : - tdak ad infeksi TB
- Masa inkubasi
- Alergi
Indurasi 5 mm dikatakan positf jika :
- pasien HIV
- pasien dengan transplantasi organ
- pasien immunosupresan ( penggunaan
steroid >15mg/hari selama 1 bln)
Prinsip Pengobatan TB anak
medikmentosa TB pada anak terdiri dari terapi (pengobatan)
dan profilaksis (pengobatan pencegahan).
Terapi TB diberikan pada anak yang sakit TB
Profilaksis TB diberikan pada anak yang kontak TB (profilaksis
primer), dan anak yang terinfeksi TB tanpa sakit(profilaksis
sekunder)
Beberapa hal pentng dalam tatalaksana TB anak :
- obat Tb diberikan dalam panduan obat tdak boleh diberikan
sebagai monoterapi
- pemberian gizi yang adekuat
- cari penyakit penyerta
Pengobatan TB
Fase intensif :
kombinasi 3-5
OAT selama 2
bulan ( 2 RHZ)

Fase Lanjutan :
Kombinasi 2 OAT
selama 4 bulan
(4 RH)
Pemantauan Pengobatan TB anak
Pada tahap awal TB anak kontrol tap minggu , untuk
memantau kepatuhan, toleransi dan kemungkinan
adanya efek samping obat.
Pada tahap lanjutan pasien kontrol tap bulan
Respon pengobatan dikatakan baik jika gejala klinis
pada awal diagnosis berkurang, nafsu makan
meningkat, berat badan meningkat, demam
menghilang, dan batuk berkurang
Setelah pengobatan 6 bulan. OAT dapat dihentkan
dengan melakukan evaluasi baik klinis dan foto toraks.
Klasifikasi TB (ATS/CDC modified)
KELAS KONTAK INFEKSI SAKIT TINDAKAN
(TUBERKULIN)

0 - - - -

1 + - - PROFILAKSIS I

2 + + - PROFILAKSIS II

3 + + + Terapi
Profilaksis Primer
Mencegah Infeksi TB
Kontak (+), infeksi (-)
Obat : INH 5-10 mg/kgbb/hari
Selama kontak ada : kontak diobat
3-6 bulan
Ulang uji tuberkulin :
- negatf : berhasil, stop INH
- Positf : gagal, infeksi / sakit?
Profilaksis Sekunder
Mencegah sakit TB : paparan (+), infeksi (+), sakit (-)
Uji tuberkulin (+)
Populasi resiko tnggi :
- balita, pubertas
- penggunaan steroid yang lama
- keganasan
- infeksi khusus : campak, pertusis
INH 5-10 mg/kgbb
6-12 bulan
Setap bulan dilakukan pemantauan terhadap adanya gejala TB
Pp-INH selesai diberikan, jika tdk ada gejala selama 6 bulan hentkan
Belum pernah mendapatkan BCG, berikan BCG setelah PP-INH selesai
diberikan
Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian
besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri/jamur) dan
sebagian kecil disebabkan oleh aspirasi, radiasi dll
Mikroorganisme penyebab pneumonia :
- Streptococcus pneumonia
- Haemophilus influenza
- Staphylococcus aureus
- streptococcis group B
- klebsiella pneumonia
- P. aeryginosa
- chlamydia sp
- mycoplasma pneumonia
Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi :
- batuk bukan pneumonia
- pneumonia ringan
- Pneumonia berat
Klasifikasi WHO
Usia kurang dari 2 bulan
Pneumonia berat -Chest indrawing
- napas cepat
Pneumonia sangat berat -Tidak bisa minum
- kejang
- kesadaran menurun
- hipertermi/ hipotermi
-Napas lambat/ tdak teratur
Usia 2 bulan- 1 tahun
Pneumonia Napas cepat
Pneumonia berat Chest indrawing
Pneumonia sangat berat -Tidak dapat minum
- kejang
- kesadaran menurun
- malnutrisi
Batuk bukan Pneumonia
Gejala klinis :
- Demam
- Batuk
- Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
- tdak ada nafas cepat :
- <60 x/menit pada usia < 2 bulan
- <50 x / menit pada usia 2 bln 1 thn
- < 40x/ menit pada usia 1 5 thn
Tindakan :
- tdak membutuhkan antbiotk
- obat demam
- nasehat orang tua untuk perawatan dirumah
- rujuk jika batuk > 3 minggu (Tb,asma, batuk rejan dll)
Pneumonia ringan
Gejala klinis :
- Demam
- Batuk
- tdak ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK)
- Ada napas cepat :
- >60 x/ menit pada usia < 2 bulan
- > 50x/menit pada usia 2 bln 1 thn
- > 40x/menit pada usia 1 thn- 5 thn
Tindakan :
- Nasehat ibu untuk tndakan perawatan dirumah
- Beri antbiotk selama 3 hari
- Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat bila keadaan anak memburuk
- obat demam
- obat wheezing jika ada
Pemilihan antbiotk :
- kotrimoksazol 2 x 4mg TMP/kgbb, 3 hari. Atau
- Amoksisilin 2x 25 mg/kgbb, 3 hari.
Pneumonia Berat
Gejala klinis :
- Demam
- Batuk
- Nafas cepat, + minimal 1 dari :
- kepala terangguk-amgguk
- pernafasan cuping hidung
- retraksi subkostal, TDDK
- foto dada menunjukkan gambaran pneumonia ( infiltrat luas,
konsolidasi, dll)
- tdak dapat menyusu atau memuntahkan semuanya
- kejang, letargis
- sianosis
- distres pernafasan berat
Tindakan :
- Rujuk segera ke rumah sakit, rawat inap
- Beri 1 dosis antbiotk
- obat demam
- obat wheezing jika ada
Pemilihan antbiotk :
- Ampisilin/ amoksisilin 4 x 25-50 mg/kgbb/kali IV atau IM
dan
- kloramfenikol 3 x 25 mg/kgbb IM atau IV
ATAU
- Gentamisin 1 x 7,5 mg/kgbb IM
ATAU
- Seftriakson 1x80-100 mg/kgbb IM atau IV
Pemeriksaan penunjang
Non invasif :
- foto toraks
- Darah lengkap
- kultur dan pewarnaan gram
- analisa gas darah
Invasif
- pungsi pleura
- bronkoalveolar lavage
- biopsi transbronkial
- open lung biopsy
Kultur bakteri
Tatalaksana suportf
Oksigenasi
- Nasal kanal 2-4 L/menit
IVFD : cairan rumatan
NGT : nutrisi susu / makanan cairan segera dimulai
Nebulisasi :
- bukan tata laksana rutn
- B2 agonis memperbaiki klirens mukosilier
- mempermudah evakuasi lendir
Anttusif : sebaiknya tdak diberikan
Fisioterapi dada
Radiologi Pneumonia
Bronkiolits
Infeksi akut pada saluran napas kecil atau
bronkiolus
Menyebabkan gejala-gejala obstruksi pada
bronkiolus
Ditandai oleh batuk, pilek, panas, wheezing
pada saat ekspirasi, takipnea, retraksi, dan air
trapping/ hiperaerasi paru pada foto dada
Etologi
Respiratory Syncital Virus (RSV) 60-90% kasus
Parainfluenza virus tpe 1,2 dan 3
Adenovirus tpe 1,2 dan 5
Influenza B
Mycoplasma
Epidemiologi Bronkiolits
Sering terjadi pada usia 2-24 bulan
Puncak usia 2-8 bulan
Berkaitan perubahan musim, sering terjadi pada musim dingin
sampai semi dan musim hujan
Morbiditas dan mortalitas 1-3% dinegara berkembang
Faktor resiko :
- BBLR
- prematur
- sosioekonomi rendah
- crowded living conditon
- parenteral smoking
- tdak mendapat ASI
- riwayat asma/ atopi
Gejala klinis
Didahului pilek encer, bersin, batuk
Kondisi memberat : distres nafas (takipneu,retraksi,
napas cuping hidung, sianosis, takikardi)
Terdapat wheezing, ekspirasi memanjang
Hepar dan lien teraba karena pendorongan diafragma
Kriteria bronkiolits :
- wheezing
- umur < 24 bulan
-pemeriksaan fisik sesuai gambaran infeksi virus
Pemeriksaan Penunjang
Tes laboratorium : tdak spesifik
Gambaran radiologi
- hiperaerasi
- patchy infiltrat
- patchy atelektasis
- normal (kasus ringan)
Tes serologi : antgen RSV
Tatalaksana
Prinsip dasar : oksigen, cairan, nutrisi, koreksi cairan
Bronkiolits ringan : rawat jalan
Bronkiolits sedang berat : MRS
- saturasi O2 <92%
- usia < 3 bulan
- Dehidrasi
- Distres napas
- kelainan jantung
- Defisiensi imun
Bronkodilator pada Bronkiolits
Telah lama diperdebatkan
Agonis B2 memiliki keuntungan :
- efek bronkodilatasi
- mengurasi pelepasan mediator
- mengurangi sembab mukosa
- menurunkan tonus kolinergik
- meningkatkan efektfitas mukosilier
- waktu rawat inap lebih pendek
Kortkosteroid sistemik : perbaikan gejala klinis dan lama rawat inap
- diberikan pada bronkiolits berat
- deksa iv 0,5 mg/kgbb/hari bolus, dilanjutkan 0,5 mg/kgbb/hari dibagi
3-4 dosis
Pneumonia VS Bronkiolits
Pneumonia Bronkiolitis

Umur Semua Umur < 2 thn

Penyebab Bakteri / virus Virus

Onset Lebih lama Cepat

Pemfis Inspiratory Effort Expiratory Effort

Foto toraks Infiltrat Hiperaerasi

Tes RSV Negatf Positf


Respiratory Distress Syndrome (RDS)
RDS disebut juga Hyaline membran disease
(HMD), merupakan sindrom gawat napas yang
disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada
bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.
Secara klinis, RDS diawali dengan gagal napas
akut sepert sesak, sianosis, gruntng, retraksi
dan takipneu. Kegagalan respirasi dapat
dikonfirmasi melalui pemeriksaan analisis gas
darah dan foto sinar x dengan tampilan
ground glass dan air bronkogram
Faktor resiko HMD
Maternal Diabetes
Prematur
Prenatal asfiksia
Multple gestaton
Etologi dan Patofisiologi
Diagnosis
Perjalanan klinis
Darah rutn : untuk melihat adanya infeksi
Rontgen dada
Analisa gas darah :
- hipoksia, hiperkarbia, asidosis
Gambaran radiologi
Gambaran ground glass dan bell shaped
thorax
Bilateral and symmetrical air bronchograms
Hyperventlaton
Radiographs may show hyperventlaton if the
patent is intubated
HMD
Tatalaksana
Tatalaksana umum :
- pengaturan suhu
- cairan parenteral
- antbiotk
- penggunaan CPAP, jika dengan CPAP :
- PH< 7,2, atau
- PO2 <40mmHg, atau
- PCO2 > 60 mmHg
Surfktan : diberikan dalam 24 jam pertama jika terbukt HMD,
diberikan dosis berulang melalui ET setap 6-12 jam untuk total
2-4 dosis, tergantung jenis preparat yang digunakan
MAS ( Meconium Aspiraton Syndrome)
Umumnya pada bayi postterm, kecil masa
kehamilan dengan kuku panjang dan kulit terwarnai
oleh mekonium menjadi kuning kehijauan dan
terdapat mekonium pada cairan ketuban
MAS dapat menyebabkan :
- sumbatan jalan napas
- Inflamasi berat
- Hipertensi paru
- Aktvitas trombosis
MAS ( Meconium Aspiraton Syndrome)
Faktor resiko :
Postterm
Hipertensi maternal
DJJ abnormal
Preeklampsi
Ibu diabetes
KMK
Karioamnionits
Tanda sindrom gangguan pernafasan mulai tampak dalam 24 jam pertama
setelah lahir.
- Dapat terdengar ronki pada kedua paru
- kesulitan bernapas saat lahir
-retraksi
- takipneu
- sianosis
- frekuensi denyut jantung rendah saat dilahirkan
Tatalaksana MAS
Mengosongkan isi lambung untuk menghindari aspirasi
Koreksi abnormalitas metabolik mis hipoksia,
asidosis,hipoglikemia, hipokalsemia, dan hiponatremia.
Pemantauan untuk melihat kerusakan organ lain (otak,
ginjal, jantung, hat)
Pengisapan dan vibrasi dada dengan frek sering
Pulmonary toilet untuk menghilangkan mekonium
residual jika diintubasi
Antbiotk (ampisilin dan gentamisin)
Gunakan CPAP
Transient Tachipnea of Newborn
Suatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekat cukup bulan atau
cukup bulan yang mengalami gawat napas segera setelah lahir dan hilang
dengan sendirinya 3-5 hari
TTN merupakan self limited disease
TTN sering muncul pada bayi :
- lahir sebelum 38 minggu
- kelahiran dengan SC
- dilahirkan oleh ibu diabetes
Gejala klinis :
- Sianosis
- napas cepat, gruntng
- retraksi
- napas cuping hidung
TTN
Diagnosis TTN :
- gejala muncul saat 6 jam pertama dilahirkan
- takipnea
- retraksi, gruntng, nasal flaring ( pada beberapa
kasus)
- desaturasi / sianosis jarang terjadi
- respon bagus dengan pemberian oksigen
- radiografi :
-garis perihilar, kardiomegali ringan, peningkatan
volume paru, cairan pada fisura, cairan pada
rongga pleura.
tatalaksana
Tatalaksana umum :
- pemberian oksigen
- pembatasan cairan
- pemberian asupan setelah takipneu
mambaik
APGAR SCORE
Resusitasi Neonatus
Ballard SCORE
ISPA
ISPA adalah singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut,
suatu keadaan masuknya kuman atau M.O kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
pada saluran pernafasan
ISPA berlangsung hingga 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun beberapa penyakit yang
dapat digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA terbagi 2 :
- Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (ISPaA)
- Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut (ISPbA)
Etologi
Virus : rhinovirus, influenza, Adenovirus, coxsakie
virus dll
Bakteri : streptokokkus Beta hemolitkus group A, H.
influenza, dll
Jamur
Penularan ISPA :
- Droplet
- Kontak fisik
- Kontak dengan benda infeksius
Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut :
- Batuk
- pilek
- Sinusits
- Otts media
- Faringits
Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut :
- Pneumonia
Tatalaksana
Non medikamentosa
Medikamentosa : Simptomatk
- batuk berdahak : Ambroksol (1,2-1,6 mg/kgbb/hari)
- Batuk kering : Dekstrometorphan ( 1-1,5 mg/kgbb/hari)
- Infeksi bakteri : Antbiotk amoksisilin (7,5-25
mg/kgbb/kali beri)
- Antpiretk : Parasetamol (10-15 mg/kgbb/kali)
- dekongestan untuk sinusits : oxymetazolin (0,025% 2-3
kali/hari)
- obat kumur untuk tonsilits

You might also like