Professional Documents
Culture Documents
Keseimbangan E
Pemasukan E Pengeluaran E
Simp. E
Kerja Internal :
1. Aktivitas o. rangka selain kerja eksternal, mis.
Kontraksi otot utk menggigil atau pemeliharaan postur
2. Aktivitas utk memelihara kelangsungan hidup, mis.
bernafas, pemompaan drh, transport melalui membran
Kerja Eksternal :
E yg dipakai kontraksi otot rangka
E dlam nutrien ATP utk kerja Int & Eks
jadi panas
Pengukurannya :
1. Istirahat fisik / 30 setelah melakukan gerakan otot
2. Istirahat mental utk me () tonus o. rangka dan
mencegah peningkatan sekresi epinefrin
3. Suhu ruangan nyaman
4. Puasa 12 jam terakhir utk menghindari
termogenesis makanan
Metode pengukuran BMR :
1. Kalorimetri langsung : dlm ruang isolasi dg H2O
beredar melintasi dinding2nya perbedaan suhu
H2O yg masuk & keluar ruangan jumlah panas yg
dibebaskan subyek dan diserap oleh H2O
2. Kalorimetri tidak langsung
Dengan dasar :
Makanan + O2 H2O + CO2 + E (sebag. besar E
diubah ke panas)
Mengukur konsumsi O2, kemudian memperkirakan
kecepatan produksi panas, dibandingkan dgn nilai
normal utk jenis kelamin usia, tinggi & BB yg sama.
Suhu kulit : naik & turun sesuai dengan suhu
lingkungan.
kulit berkeringat
Kelj. keringat :
Dipersarafi oleh serabut-2 saraf kolinergik
Ep & N-Ep
seseorang bisa membentuk keringat > 1 lt / jam
1 6 mg terpapar cuaca panas sekresi keringat s/d
2 3 lt / jam Nacl dlm keringat oleh karena pe
Nacl c.e.s & plasma sekresi aldosteran
konservasi garam > baik
demam
pembentukan prostaglandin E2 dihambat oleh obat
antipiretik demam
pada orang normal : IL 1 (-) sehingga obat anti piretik
tidak menurunkan temp.tubuh.
Heat Stroke / Serangan panas
temp.tbh me > temp.kritis 106108oF serangan
panas
hiperireksia
syok sirkulasikehilangan cairan & elektrolit dlm
keringat
Gejala :
Pening, dyspepsia (kadang muntah), delirium
kesadaran
Hiperpireksia merusak jar.tubuh t.u.otak.
Efek Temperatur Tinggi
Patologis pada orang ok hiperpireksia
Perdarahan lokal
Degenerasi parenkimatosa sel seluruh tubuh t.u otak
Sekali sel neuron rusak sel tidak bisa diganti
Kerusakan pada hati,ginjal & organ tubuh lainya
memperburuk keadaan.
Penyesuaian terhadap panas
Pemaparan orang terhadap panas bbrp jam / hari
pada satu beban kerja berat (buruh tambang, perang
pd daerah gurun dll) me toleransi panas &
kelembaban dlm waktu 1 3 mg
Perubahan fisiol. selama proses penyesuaian pe
kecep.maksimal berkeringat 2 x lipat, serta pe
vol.plasma & pe kehilangan garam dlm keringat &
urine o.k pe sekresi aldosteron
Pemaparan tubuh terhadap dingin yang extreme
Paparan me temp.internal 77 oF fibrilasi J
air es 20-30
Hipotermi buatan
me temp.dengan sedatif menekan reaktivitas
pengatur temp.hipotal
mendinginkan dengan es, selimut pendingin atau alat-
2 pe temperatur.
Sering dipakai selama operasi jantung jantung bisa
dihentikan beberapa saat > lama gangguan
fisiologis berat.
Pendinginan memperlambat jantung & sangat
menekan metabolisme sel, sehingga sel tubuh dapat
bertahan 30 s/d 1 jam tanpa aliran darah selama
jalannya operasi.
PATOFISIOLOGI DEMAM
Demam/Febris/Fever/Pyrexia adalah :
Keadaan dimana temperatur tubuh meningkat diatas
temperatur normal, dalam rentang waktu tertentu.
Suhu tubuh diukur dengan termometer air raksa, dengan
tempat pengambilan di aksila, oral dan rektum.
Demam secara umum : suhu tubuh > 37,2 oC
Hiperpireksia : suhu tubuh > 41,2 oC
Hipotermia : suhu tubuh < 35 oC
Biasanya suhu rektal > oral > aksila, dengan beda ber-
kisar 0,5 oC.
Normal : Pusat termo regulator pada hipotalamus
anterior mengatur temperatur tubuh menjaga ke-
seimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
Temperatur tubuh normal :
Pemeriksaan
o
oral = 37,2 oC (Berlow & Talbott, 1977)
o
atau 37,2 C - 37,7 C (Gelfand, 1994) dengan variasi
terendah pada pagi hari jam 06.00 tertinggi pada jam
16.00 - 18.00
Pemeriksaan rektal : 37,5 oC (Dale, 1992) atau 0,3 oC -
0,6 oC diatas temp.oral (Peterdorf & Roof, 1987)
Keadaan fisiologis seperti sesudah makan, hamil dan
usia tua nilai standar temperatur tubuh berubah.
Fungsi pengaturan suhu untuk mempertahankan suhu
inti tubuh (dengan fluktuasi pada ambilan panas,
produksi panas dan pengeluaran panas), Pada nilai
rata-rata 37 oC dengan variasi diurnal + 0,5 oC
Pusat pengaturan suhu : pada termoresptor
hipotalamus anterior yang sensitif terhadap respons
perubahan suhu inti ditambah dengan informasi
tambahan dari termoreseptor kulit dan medulla spinalis
hipotalamus menggabungkan data-data tersebut
memulai berbagai respons pengaturan suhu untuk
meniadakan penyimpangan dari suhu tubuh normal.
PATOGENESIS DEMAM
1 Pirogen eksogen (bahan toksik, reaksi imunologis
atau bahan-bahan infeksi lain) masuk tubuh
merangsang lekosit fagosit ~ bahan pirogen endogen
(suatu sintesis protein baru dengan BM 15.000
dalton mengandung new mes-senger RNA).
Bakteri &
degenerasi Pirogen (prot,hasil
jar.tubuh pemecahan prot.Toxin
Dihambat antipiretik
hipotalamus
Demam demam
2 Pirogen endogen peredaran darah berinteraksi
dengan reseptor khusus dalam pusat regulator
hipotalamus anterior produksi prostaglandin E2,
monoamin & siklik AMP
Misal : ada infeksi / inflamasi M aktif IL-I & IL-6
meningkatkan sintesis protein tertentu dihati, otak dan
organ lain berlaku sebagai pirogen endogen demam.
3 Kelainan didalam otak sendiri hipotalamus anterior
hipotalamus posterior pusat vaso motor serat syaraf
simpatis vasokonstriksi (menggigil) peningkatan pe-
makaian O2 dan penyimpanan panas
Karateristik demam :
Menggigil : termostat pada nilai yang lebih tinggi
sehingga tubuh menjadi terlalu dingin selama
demam diikuti dengan menggigil
Kulit dingin ok. vasokonstriksi
Gemetar
Krisis / kemerahan : terjadi bila faktor penyebab
temperatur tinggi disingkirkan set point turun
kulit panas ok.vasodilatasi kemerahan
Bila demam reda, nilai termostat kembali ke normal
suhu jadi hangat vasodilatasi perifer dan
berkeringat
Ketika hipotalamus sangat panas ( > 105 oF - 108 oF)
kemampuan pengaturan panas ditekan kemampuan
berkeringat hilang temperatur tubuh tetap tinggi >
temperatur kritis (106 oF - 108 oF) serangan panas
Gejala serangan panas :
Syok sirkulasi, pusing, dispepsi dengan muntah,
delirium hilang kesadaran
Hiperpireksia merusak jaringan t.u otak fatal
Tx / Penanganan segera kompres seluruh tubuh
dengan es
Efek temperatur tinggi : perdarahan lokal dan
degenerasi parenkimatosa sel2 t.u. otak, hati dan ginjal
Bila suhu inti meningkat misalnya selama latihan
Aliran darah kekulit ditingkatkan transpor panas
dari inti kekulit
Sekresi keringat >> menyejukkan kulit gradien
suhu untuk pengeluaran panas
Bila suhu turun dibawah normal pengeluaran panas
turun dan produksi panas meningkat
Suhu lingkungan nyaman bila aliran darah kutaneus
terdapat pada suatu tingkat sedang dan aktifasi
kelenjar keringat maupun menggigil tidak diperlukan
Suhu nyaman tergantung pada : suhu lingkungan,
pakaian, kerja, kerja otot, angin, kelembaban udara dan
radiasi
Pengukuran febris : dilakukan setiap 4 jam sekali
kurva febris untuk menduga jenis penyakit atau
penyebab yang melatar belakangi febris.
Gambaran / kurva febris :
1. Onset
Temp. meningkat tiba-tiba, sering didahului
menggigil diagnosa alternatif : malaria, infeksi
piogenik atau virus
Temp. meningkat gradual : infeksi sub akut /
kronis seperti tifoid atau tuberkulosis
2. Regular periodic intermittent fever : febris muncul
periodic dalam interval 48 - 72 jam malaria
tertiana kuartana
3. Relapsing fever : febris muncul diselingi fase a
febril selama 1 - beberapa hari malaria,
tripanosomiasis, bruselosis
4. Remittent fever : temp.selalu diatas normal dengan
fluktuasi > 1 oC septikemi tidak spesifik
5. Intermittent fever : temp.tubuh berfluktuasi sangat
besar (terendah mencapai normal) infeksi
piogenik akibat abses, limfoma atau TBC milier
6. Biphasic fever : febris muncul dalam beberapa hari
diikuti a febril 1-2 hari kemudian febris lagi
infeksi alpha virus seperti demam dengue
7. Sustained fever/demam kontinyu : temp. tubuh
selalu menetap diatas temp. normal dengan
fluktuasi < 1 oC demam tifoid yang tidak diobati
8. Hiperthermic : temp.tubuh berada pada > 40,5 oC
9. Septic : febris berfluktuasi sangat besar dengan
menggigil dan berkeringat. Suhu meningkat tinggi
pada malam hari dan turun diatas normal pada
pagi hari
10. Rel Ebstein fever : febris 3 - 10 hari diikuti fase a
febril dan asimptomatic 3 - 10 hari berbulan-
bulan Hodgkins disease
Keluhan Kemungkinan
Nyeri menelan Streptokokus, difteri
Batuk, nyeri pleura Pnemoni
Sendi bengkak dan nyeri Artritis piogenik
Nyeri kepala, kaku kuduk, Meningitis
fotofobi
Diare berdarah Disentri basiler,
skistosomiasis
Limfadenopati lokal yang Sepsis lokal,pes,filariasis,tbc
jelas
Radang pada kulit Erisipelas
Radang subkutan Selulitis, piomiositis
Nyeri di daerah hepar Hepatitis viral, abses hati oleh
amuba
Kombinasi febris akut dan gejala klinis yang
menyertainya dikaitkan dengan kemungkinan
penyebab febris