You are on page 1of 25

Laporan Kasus Tetanus

Pembimbing:

Disusun Oleh
Radian Savani
Kasus Tinjauan Pustaka

Subjektif Objektif

Keluhan Utama Kaku di mulut dan perut sejak 1 hari yang lalu

2 hari SMRS 1 hari SMRS Masuk RS

Tangan kiri kaku Mulut terasa kaku


Leher terasa kaku
Kesulitan Menelan
Perut terasa nyeri dan tegang
Badan kaku dan tegang bila mendengan suara keras
Badan terasa panas
Kasus Tinjauan Pustaka

Subjektif Objektif
Pemeriksaan Fisik Status Internus Status Neurologis Lab Darah

Keadaan Umum: Kesadaran: Tekanan Darah:


Tampak Compos
130/70 mmHG
sakit berat Mentis

Nadi: Frekuensi Nafas: Suhu:

36,20 C
128x/ menit 28x / menit
Kasus Tinjauan Pustaka

Subjektif Objektif
Pemeriksaan Fisik Status Internus Status Neurologis Lab Darah
Kepala : dbn
Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan Mata : dbn
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihat


Palpasi : Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra RIC V
Inspeksi : rata ,tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi,
Perkusi : Batas jantung normal
simetris, dilatasi vena (-)
Auskultasi : Bising tidak ada, bunyi jantung tambahan tidak ada
Palpasi : Keras seperti papan ,
Nyeri tekan (+) di seluruh lapang abdomen.
Hati dan limfa sulit dilakukan pemeriksaan.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)

Lengan Kanan Kiri


Tungkai Kanan Kiri
bawah
Tonus Baik Meningkat
Tonus Baik Meningkat
Massa Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak Ada
Send Dbn Dbn Send Dbn Dbn

Gerakan Baik Baik Gerakan Baik Terbatas

Kekuatan Kuat Kuat Kekuatan Baik Berkurang


Oedem Tidak ada Tidak ada Oedem Tidak ada Tidak ada
Luka Tidak ada Tidak ada
Kasus Tinjauan Pustaka

Subjektif Objektif
Pemeriksaan Fisik Status Internus Status Neurologis Lab Darah

GCS : E4V5M6 Nervus I


Nervus II
Rangsang Meningeal Nervus III Tidak
Nervus IV Dilakukan
Kaku kuduk :- Nervus V
Bruzinski 1 : -/-
Brusinski II : -/- Nervus VI
Kerniq : -/-
Laseq : -/- Nervus VII
Motorik
Menutup mata : baik
Menangkat alis : baik
Mengerutkan dahi : baik
Sudut Mulut : baik
Lipatan nasolabial : baik

Sensorik
2/3 pengecapan lidah:
tidak dilakukan pemeriksaan
Kasus Tinjauan Pustaka

Subjektif Objektif
Pemeriksaan Fisik Status Internus Status Neurologis Lab Darah

GCS : E4V5M6 Nervus IX


Mengangkat Bahu: Sulit Digerakkan
Menoleh :Sulit Digerakkan

Nervus VIII
Nervus IX Tidak
Dilakukan Nervus XII
Nervus X Pergerakan Lidah :Sulit Dilakukan

Kekuatan motorik : Ekstrimitas


5555 4433 Tremor : -/-
Atrofi : -/-
5555 5555 Fasikulasi : -/-
Sistem Sensorik :
Baik
Kasus Tinjauan Pustaka

Subjektif Objektif
Pemeriksaan Fisik Status Internus Status Neurologis Lab Darah

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Leukosit 11,2 4,8 - 10,0
Eritrosit 5,2 4,7 6,1
Hemoglobin 15,8 12 16
Hematokrit 46 42 52
Trombosit 295 150 450
Ureum Darah 30 17 43
Kreatinin Darah 1,3 0,7 1,2

Asam Urat 3,5 2,5 7,0


Natrium Darah 140,0 135 140,0
Kalium Darah 3,6 3,5 5,3
Klorida Darah 101,0 98 - 108
Kalsium 8,8 8,1 10,4
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana


Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang


disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme
otot yang periodik dan berat
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Masuk kedalam Otot Melalui sistem Limfatik


Toksin yang berada dalam
Toksin masuk ke dalam
jaringan akan secara cepat
otot yang terletak
masuk ke dalam nodus
dibawah atau sekitar
limfatikus, selanjutnya
luka, kemudian ke otot-
melalui sistem limfatik
otot sekitarnya dan
masuk ke peredaran darah
seterusnya secara
sistemik.
ascenden melalui sinap
ke dalam susunan saraf
pusat.
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Kedalam Pembuluh darah Ke Saraf Pusat

Pada manusia sebagian besar Toksin masuk kedalam SSP


toksin diabsorbsi ke dalam dengan penyebaran melalui
pembuluh darah, sehingga serabut saraf, secara
memungkinkan untuk retrograd toksin mencapai
dinetralisasi atau ditahan SSP melalui sistem saraf
dengan pemberian antitoksin motorik, sensorik dan
dengan dosis optimal yang autonom
diberikan secara intravena.
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Lokal Gejalanya meliputi kekakuan


dan spasme yang menetap
disertai rasa sakit pada otot
Umum
Trismus,
Iritable
Neonatorum
disekitar atau proksimal luka Kekakuan leher
Susah menelan, Kekakuan dada dan
perut (opisthotonus)
Feksi-abduksi lengan serta ekstensi
tungkai
Rasa sakit dan kecemasan yang hebat
serta kejang umum

Sefal
Gejalanya berupa
trismus, disfagia, rhisus
sardonikus dan disfungsi
nervus kranial
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Modifikasi dari klasifikasi Abletts

Gejala I II III IV

Trismus Ringan Sedang Berat

Otot Kekakuan Umum Kekakuan Jelas Spastis

Spasme - Hanya sebentar Spontan

Disfagia Ringan / - Ringan Berat

Respirasi - Takipnue Apnoeic Spell

Hipertensi
Kardiovaskular - - Takikardi Berat/Hipotensi
Bradikardi/ Takikardi

Sistem Otonom - - Meningkat Berat


Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Anamnesis Klinis
Trismus
Riwayat luka terkontaminasi Disfagia
Riwayat imunisasi tidak lengkap Rhisus Sardonikus
Kekakuan Punggung/otot perut
Rasa sakit dan cemas
Kejang umum episodik
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Penunjang
Leukositosis ringan
Trombosis meningkat
Glukosa dan kalsium normal
Tekanan LCS nnormal/ meningkat
Enzim otot serum meningkat
EKG & EEG normal
Kultur Anaerob dari nanah meningkat
Kreatinin fosfokinase meningkat
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Meningitis Bakterialis
Rabies
Poliomielitis
Epilepsi
Ensefalitis.
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Kardiovaskuler
Respirasi Takikardi
Bradikardi
Spasme Laring Aritmia
Hipoksia
Spasme Faring Gagal Jantung
Hipertensi
Hipotensi
Spasme Sal Nafas Aspirasi Syok

Otot Lain-Lain
Tromboemboli
Fraktur Vertebra Pendarahan saluran cerna, Infeksi saluran
kemih
Kifosis Gagal ginjal akut
Dehidrasi
Asidosis metabolik
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Memutuskan invasi toksin dengan antibiotik dan tindakan bedah

Antibiotik
Ampisilin 150 mg/kg/hari dan kanamisin
15 mg/kgBB/hari digunakan bila
diagnosis tetanus belum ditegakkan,
kemudian bila diagnosa sudah
ditegakkan diganti Penisilin G

Penisilin G digunakan pada anak


dengan dosis 100.000 unit/kgBB/hari IV
selama 10-14 hari
Bila Alergi Tetrasiklin dengan dosis 25-50
mg/kg/hari, dosis maksimal 2
gr/hari dibagi 4 dosis dan
diberikan secara peroral
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Memutuskan invasi toksin dengan antibiotik dan tindakan bedah

Perawatan Luka
Setelah penderita mendapat
Luka dibersihkan atau dilakukan
anti toksin dan sedasi
debridemen terhadap benda asing
dan luka dibiarkan terbuka
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Netralisasi Toksin

HTIG
Dosis 3000-6000 unit secara IM

Menekan Efek Toksin pada SSP

Benzodiazepin
Neonatus 0,3-0,5 mg/kgBB/kali pemberian
Anak dan dewasa 5-20 mg 3 kali sehari
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Menekan Efek Toksin pada SSP

Barbiturat
Fenobarbital (kerja lama) diberikan secara IM dengan dosis 30
mg untuk neonatus dan 100 mg untuk anak-anak tiap 8-12 jam

Fenobarbital intravena dapat diberikan segera dengan dosis 5


mg/kgBB, kemudian 1 mg/kgBB yang diberikan tiap 10 menit
sampai otot perut relaksasi dan spasme berkurang.

Fenobarbital dapat diberikan bersama-sama diazepam dengan


dosis 10 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis melalui selang
nasogastrik.
Kasus Tinjauan Pustaka

Definisi Patogenesis Klinis Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Tatalaksana

Menekan Efek Toksin pada SSP

Fenotiazin
Klorpromazin diberikan dengan dosis 50 mg IM 4 kali
sehari (dewasa), 25 mg IM 4 kali sehari (anak), 12,5 mg IM
4 kali sehari untuk neonatus.
Prognosis

You might also like