You are on page 1of 31

Created By :

Dianing Kumalaretna 041524353004


Dewi Malik Machfud 041524353005
Wanda Setia Permana 041524353036
Employee Involvement
Chapter 13

EI adalah label atau istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan praktek dan filosofi yang dimulai
dengan gerakan quality of work life (QWL) pada
akhir tahun 1950-an. QWL merupakan pembahasan
tentang lingkungan kerja
Employee Involvement menuntut anggota organisasi
untuk lebih banyak terlibat dan memberikan input
pada keputusan-keputusan organisasi sehingga
dapat berdampak positif pada performa kerja
organisasi dan juga employee well-being
4 Elements Employee
Involvement

Power > menyediakan kemampuan dan otoritas
dalam pengambilan keputusan dalam pekerjaan.
Information > penyediaan data yang akan
bepengaruh dalam otoritas pengambilan keputusan.
Pengetahuan dan Ketrampilan > penyediaan fasiltias
seperti training dan program pengembangan
ketrampilan dan pengetahuan pegawai
Penghargaan > penghargaan atas keterlibatan
pegawai
Employee Involvement and
Productivity

Secondary Effects of EI on
Productivity

EMPLOYEE INVOLVEMENT
APPLICATIONS

Parallel Structures
Total Quality Management
High-Involvement Organizations
EMPLOYEE INVOLVEMENT APPLICATIONS :
Parallel Structures


Parallel Structures adalah cara Employee Involvement dalam melibatkan anggota
organisasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang belum terdefinisikan
dengan jelas, yang cukup kompleks dan cara membangun kemampuan untuk
beradaptasi dalam organisasi. Tahapan aplikasi dalam struktur paralel dapat
dilakukan sebagai berikut :
1.Tentukan Tujuan dan Ruang Lingkup
2.Membentuk Komite Pengarah
3.Berkomunikasi dengan Anggota Organisasi
4.Membuat Forum untuk mengatasi Masalah Karyawan
5.Mengatasi Masalah dan Isu
6.Melaksanakan dan Mengevaluasi Perubahan
EMPLOYEE INVOLVEMENT
APPLICATIONS :
Total Quality Management

Total Quality Management menekankan pada quality control dan
berusaha untuk jangka panjang merubah seluruh aktivitas
perusahaan berdasarkan konsep kualitas
Application stage dari Total Quality Management dapat dilakukan
sebagai berikut :
Gain long-term senior management commitment
Train members in quality methods
Start quality improvement projects
Measure progress
Rewarding accomplishment
EMPLOYEE INVOLVEMENT
APPLICATIONS :
High-Involvement Organizations

Proses intervensi ini menciptakan kondisi organisasi yang menyokong
secara penuh partisipasi pegawai. High Involvement Organization cukup
unik, karena berbicara mengenai hampir seluruh fitur dalam organisasi
Organization feature dari High Involvement Organization dapat dilihat dari
beberapa fitur berikut :
Flat, lean organization structures
Job design
Open information systems
Career systems
Selection
Training
Rewards sistem
Personel Policies
Physical layouts
Work Design
Pendekatan dalam Work
Design

11
Engineering Approach

Work design yang ditentukan dengan cara melakukan spesifikasi tugas yang akan
dikerjakan dengan jelas, metode kerja yang digunakan, dan alur kerja antara
individu.

Pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisis tugas dari pekerja untuk
menemukan prosedur yang menghasilkan output maksimal dengan input yang
minimal.

Pekerjaan konvensional termasuk pekerjaan rutin dan merupakan bentuk


pengulangan pekerjaan, dimana terdapat sedikit interaksi antara satu dengan yang
lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah jasa dan produk.

12
Motivational Approach

Dimensi Utama Pekerjaan

1. Skill Variety jumlah dan tipe keahlian yang dipergunakan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan

2. Task Identity sejauh mana tiap individu menyelesaikan seluruh pekerjaannya

3. Task Significance dampak atas pekerjaan yang dilakukan kepada orang lain

4. Autonomy seberapa besar kemandirian dan kebebasan yang dimiliki karyawan

untuk menjadwalkan dan mengerjakan tugasnya

5. Feedback from work itself informasi yang diperoleh mengenai efektivitas

pekerjaan.
13
Individual Differences

Tidak semua orang akan memiliki reaksi yang sama terhadap intervensi job
enrichment.
Application Stages:

1. Making a Thorough Diagnosis


2. Forming Natural Work Units
3. Combining Tasks
4. Establishing Client Relationships
5. Vertical Loading
6. Opening Feedback Channels

14
Job Enrichment

4 Penghalang untuk memperkaya pekerjaan

15
Sociotechnical System (STS)
Approach

Prinsip desain dan teknik dari pendekatan ini dikonsep sebagaimana
mungkin untuk dapat membentuk self-managed work teams.

Self-managed work team bertanggung jawab atas terselesaikannya


produk atau servis, atau bagian besar dari suatu proses produksi.
Mereka mengontrol tugas anggotanya, perilakunya, dan membuat
keputusan mengenai task assignment dan work methods.

16
Tahapan STS

17
Designing Work for Technical
and Personal Needs

18
CASE STUDY
SHS TOP
ADMINISTRATIVE

TEAM
WHAT HAPPENED??

Market share loss to other local hospital
Decline in patient satisfaction measure.
Kekurangan kemampuan dan pengetahuan yang
cukup untuk mengimplementasikan sistem TQM
yang lebih baik.
Kedua CEO merasa perlunya perubahan untuk
memperbaiki keadaan.
Mereka menyusun rencanna untuk mengadakan
retreat selama tiga hari dengan semua pihak
manajemen untuk memulai proses perubahan.
SHS memerlukan perbaikan dari
TQM (Total Quality Management)

Tim manajemen SHS mempercayai bahwa sistem
memerlukan perbaikan dari TQM (Total Quality
Management) perusahaan karena 2 alasan, yaitu :
1. Perbaikan proses perawatan pasien dokter
menggunakan rumah sakit meningkatkan pangsa
pasar.
2. Sistem TQM SHS belum mampu untuk mengikuti
kebijakan dari JCAHO (Joint Commision on
Accreditation of Healthcare Organizations) untuk
mengadopsi prinsip perbaikan yang
berkesinambungan.
WHAT TO DO
Pertemuan pertama dilakukan untuk mempertemukan
dan memperdengarkan bagaimana TQM organisasi,
sistem perbaikan dan proses perubahan strategi akan
dilakukan, dan kemudian apa isu-isu yang perlu
diidentifikasi untuk proses yang baik dan
implementasinya.
Mengarahkan beberapa cara untuk mengevaluasi
bagaiaman cara tim dalam pengambilan keputusan,
Bagaimana tim memecahkan masalah, dan menggali lebih
jauh kesepahaman tim dengan visi dan misi, tujuan, dan
strategi perusahaan.
Interview senior manajer dari kedua rumah sakit, manajer
level menengah dan staf rumah sakit.
Dibentuk steering committee untuk mendiskusikan hasil
dan merumuskan visi dan misi perubahan SHS.
HASIL INTERVIEW

STEERING COMITTE

Terdiri dari dokter, manajer, perawat, dan pemimpin
lainnya dari kedua rumah sakit.
Mendiskusikan hasil diagnosis untuk menyusun visi
perubahan dengan meneliti visi dari organisasi lain,
mencari hal yang menarik dari interaksi dengan RS,
mencari sesuatu yang unik dan kreatif.
Menghabiskan beberapa bulan sampai akhirnya
melahirkan draft pertama yang ditolak karena dinilai
terlalu imajinatif, membosankan dan tidak nyata.
Setelah beberapa literasi tambahan, versi yang lebih kuat
muncul. Fokus dari visi adalah keyakinan bahwa
organisasi harus bekerja sedemikian rupa sehingga pasien
merasa seperti mereka adalah pusat perhatian
QUESTIONS PART I

1. Assemble the diagnostic data into a frame work and
prepare feedback to the senior administrators of the
hospitals. Whats your sense of the organizations
current structure and employee involvement issues?
Jika dilihat dari struktur organisasi yang telah
diterapkan, dapat terlihat adanya gap tentang
pemahaman tujuan organisasi antara senir manajer dan
manajer menengah, sehingga perlu dilakukan
penyelarasan dan job enrichment. Untuk level staff perlu
ditingkatkan keterlibatan karyawan melalui 4 elemen,
power, information, knowledge and skills dan reward
berkenaan dengan isu sistem yang tersentralisasi.

2. What changes would you recommend? Is a TQM intervention
appropriate here? What alternatives would you propose?
Melakukan engineering approach menganalisa tugas dari pekerja
(workers tasks) untuk menentukan prosedur yang paling tepat yang
dapat menghasilkan output maksimum dengan input (energi/ tenaga
dan sumber daya) yang minimum, memungkinkan siklus pekerjaan
yang pendek sehingga performa yang baik mudah dicapai; mendorong
peningkatan kinerja pekerja dan motivasi mereka untuk bekerja lebih
dengan mengetahu kebutuhan setiap pihak dan memperhatikan
kepuasan kerja melalui Motivational Approach; Sociotechnical System
Approach untuk memadukan antara technical factors dan personal needs
factor merubah teknologi yang digunakan untuk sesuai dengan individu.
TQM terkait aspek penyediaan otonomi, pengembangan
pengetahuan, pada desain pekerjaan dengan pemanfaatan teknologi
tepat guna pada pekerjaan.

3. Design an implementation plan for your preferred
intervention.
o Deskripsi Pekerjaan Dengan Analisis Pekerjaan : Job
Content, Job Requirement, Job Context, Job
Relationships, Job characteristics.
o Melakukan update information systems.
o Melakukan desentralisasi terhadap sistem HR.
QUESTIONS PART II

1. Critique SHSs visioning process.
Karena akar permasalahan adalah menurunnya
market share karena SHS gagal untuk memberikan
kepuasan pelayanan terhadap pasien dibandingkan
dengan RS lokal, maka visinya untuk bekerja lebih
keras dan memusatkan pada kebutuhan pasien
adalah hal yang tepat. Namun semua pihak harus
dapat menyelaraskan visi yang ingin dituju dengan
baik dan menerjemahkannya dengan misi yang
terukur dan relevan
Terima Kasih Mari kita Pulang

You might also like