You are on page 1of 36

TAHUKAH? SADARKAH?

Anggaran adalah amanah rakyat


yang dititipkan kepada eksekutif
dan legislatif untuk kesejahteraan
rakyat.
Dari mana Sumber APBD ?
Pajak Dipungut dari rakyat/ masyarakat.
Restribusi Dipungut dari rakyat/ masyarakat
Laba BUMN/D Pengelolaannya dibiayai uang rakyat
Hutang Menjadi beban rakyat
Hibah Karena ada kepentingan rakyat

JADI
1. Uang negara bersumber dari rakyat/masyarakat.
2. Negara/pemerintah pengelola uang rakyat
HAK MASYARAKAT TERHADAP ANGGARAN

RAKYAT/ NEGARA/
MASYARAKAT PEMERINTAH

KEWAJIBAN PAJAK PENDAPATAN

HAK PEMBANGUNAN PENGELOLAAN


STRATEGI MEDIA SBG KEKUATAN
KONTROL APBD
SETTING
ARAS MIKRO MESSO MAKRO
SASARAN Warga, keluarga Kelompok, MASYARAKAT
lembaga, SECARA UMUM
organisasi (CSO)
(CBO
(NGO)

PERAN MEDIA Diseminator, Mediator, Control


Komunikator Aktivator Kebijakan

TEKNIK Case Management Pengembangan Agen gerakan


(manajemen Jaringan Sosial
kasus) (networking)
CARA MEMBACA APBD
Format &
Struktur
Kepmendagri 29/2002
Permendagri 13/2006
Permendagri 26/2006
Format dan Struktur APBD

1.Pendapatan Daerah
2.Belanja Daerah
3.Pembiayaan
Ketika Anggaran pendapatan
daerah melebihi anggaran
belanja, maka terjadi surplus
anggaran jika sebaliknya maka
daerah mengalami Defisit
oleh karena itu muncul
komponen pembiayaan yang
dimaksudkan untuk menutup
defisit atau memanfaatkan
surplus
PENDAPATAN
I. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD )


Pajak Daerah
Restribusi Daerah
Bagian Usaha Daerah
Lain Lain Pendapatan Asli Daerah
2. Dana perimbangan
Bagi Hasil pajak dan Bukan Pajak (SDA)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Pertimbanagan Dari Propinsi
3. Lain lain pendapatan yang sah
BELANJA DAERAH
II. Belanja Daerah
1. Belanja Aparatur Daerah

a. Belanja Administrasi Umum


Belanja Pegawai
Belanja Barang Dan Jasa
Belanja Perjalana Dinas
Belanja pemeliharaan

b. Belanja Operasi Pemeliharaan


Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan

c. Belanja modal
BELANJA DAERAH
2. Belanja pelayananan publik
a. Belanja Administrasi Umum
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
b. Belanja Operasi Pemeliharaan
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
c. Belanja Modal
d. Belanja Bagi Hasil Bantuan Keuangan
e. Belanja Tidak Tersangka
1. Jumlah Belanja pelayanan publik
: (II.2)
2. Jumlah Belanja (II.1+II.2)
3. Surplus Defisit=I-II
Analisis Pendapatan
Mengetahui seberapa besar daerah masih
tergantung kepada pemerintah propinsi
maupun pusat dalam pembiayaan
pembangunan
Mengetahui apakah anggaran pemerintah
daerah mengalami surplus atau defisit dan
bagaimana cara pemerintah daerah
mengatasi situasi ini
Bagaimana trend pendapatan daerah dari
tahun ke tahun (turun naik dan seberapa
besarannya)
Dari mana dana Sektor pendapatan mana saja yang
didapatkan? memberikan kontribusi terhadap
pendapatan daerah
Siapa saja yang paling diuntungkan atau
dirugikan dari kebijakan Pemda dalam
menggalang dana pembangunan
Keluaran Analisis pendapatan:

Hal hal yang menyebabkan pengurangan potensi


pendapatan daerah dan cara mengatasinya
(misalnya berkurangnya penerimaan pajak dan
retribusi serta inefesiensi BUMD)
Identifikasi sumber-sumber pendapatan yang baru
yang dapat digunakan untuk membiayai program
pembangunan yang penting bagi daerah.
Usulan untuk mereformasi kebijakan yang terkait
dengan penerimaan anggaran (misalnya kebijakan
pajak dan retribusi atau penyederhanaan perijinan)
memeriksa sumber penerimaan

Berapa prosentase PAD dibandingkan


dengan total penerimaan ? Apa maknanya ?
Prosentase DAU dibandingkan dengan total
penerimaan ? Apa maknanya ?
Periksa PAD dan sumber nya (pajak daerah ,
Retribusi dan laba BUMD)
Memeriksa Retribusi

Apa saja retribusi yang ada dan Satker mana yang


mengelolanya
Berapa persen dari total retribusi berasal dari sektor
kesehatan ? Bandingkan dengan retribusi dari perijinan
perusahaan
Bagaimanakah cara dan langkah-langkah pemerintah
daerah menetapkan target pendapatannya?
Situasi apa yang membuat penerimaan lebih kecil dari
yang semestinya? Apakah cara pemungutan retribusi
dilakukan secara transparan?
Memeriksa Pajak daerah
Apa saja pajak yang ada dan Satker mana yang
mengelolanya
Bandingkan prosentase berbagai sumber pajak daerah
dan golongan masyarakat mana yang menyumbang
paling tinggi.
Bandingkan potensi pajak dan perkiraan penerimaan
nya apakah ada mark down ?
Situasi apa yang membuat penerimaan lebih kecil dari
yang semestinya? Apakah cara pemungutan pajak
daerah dilakukan secara transparan?
Apakah data tentang potensi pajak bisa diakses oleh
para pihak yang membutuhkan.
Analisis belanja

Tujuan :
Mengambarkan profil
belanja Daerah /kota
/ Kabupaten
Memaknai profil
belanja tersebut
Mengidentifikasi
sumber-sumber
pemborosan
Stuktur alokasi APBD

Alokasi belanja dalam APBD terdiri dari 4


(empat) bagian yaitu:

(1) Belanja Aparatur Daerah


(2) Belanja Pelayanan Publik
(3) Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
(4) Belanja tidak tersangka

(Tidak langsung, langsung Urusan wajib dan pilihan )


Belanja Aparatur Daerah

Adalah berupa belanja administrasi umum


(gaji) belanja operasional dan
pemeliharaan serta belanja modal yang di
gunakan membiayai modal yang
digunakan untuk membiayai kegiatan yang
hasil manfaatnya dan dampak tidak
secara langsung dinikmati masyarakat
(misalnya: Gedung kantor Pemerintah).
Belanja Pelayanan Publik

Terdiri dari belanja administrasi umum


Operasi dan pemeliharaan serta bagian
belanja modal yang digunakan membiayai
kegiatan yang hasil manfaatnya dan
berdampak secara langsung dinikmati
oleh masyarakat.
Belanja Bagi Hasil Keuangan
Terdiri dari bagi hasil pajak dan bagi
hasil bukan sisa pajak . termasuk dalam
kategori ini adalah dana alokasi desa
yang dimaksudkan untuk pemerataan
pembangunan khususnya bagi kawasan
tertinggal
Belanja tidak terduga
Yaitu belanja kegiatan yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang
.seperti bencana alam bencana sosial
yang tidak diperkirakan sebelumnya .
Berbagai METODE ANALISIS APBD

Analisis Umum
Analisis Khusus
Analisis penerima manfaat
Analisis Kronologis (kecenderungan)
Analisis Wilayah
Dll.
1. ANALISIS UMUM :
A. Melakukan komparasi (Perbandingan)
terhadap :
Jumlah belanja antar tahun (komparasi ini bisa
dilakukan untuk tiap item/pos pengeluaran. Pos-
pos yang mengalami peningkatan atau
penurunan yang mencolok perlu menjadi
perhatian dan dianalisis lebih lanjut.
Antar pos belanja (misal : komparasi antara
prosentase belanja untuk pegawai dengan total
belanja, prosentase belanja dengan DAU)
Antara pos penerimaan dengan pos belanja
Antara sektor satu dengan sektor lainnya
Antara desa/kelurahan atau kecamatan
B. Melihat kemana alokasi belanja disalurkan dalam
jumlah paling besar/paling kecil
C. Menemukan ada tidaknya kejanggalan dari
beberapa aspek :

Aspek Hukum :
Menganalisis konsistensi dengan aturan hukum yang berlaku.
Kasus maraknya korupsi yang dilakukan eksekutif dan legislatif
terjadi karena ada pos dan jumlah anggaran yang tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Aspek ekonomi/keuangan :
Kejanggalan yang mungkin ditemukan antara lain :
Alokasi yang lebih besar dari standarisasi indeks dan harga yang
ditentukan (indikasi mark up)
Alokasi ganda (indikasi terjadi duplikasi anggaran)
Alokasi yang berulang setiap tahunnya bagi item yang seharusnya
bertahan lama.
Aspek sosial (keadilan dan kepantasan) :

Menemukan apakah ada alokasi yang berlebihan,


menyolok atau tidak nalar ?. untuk
mengontraskan, biasanya alokasi aneh ini
dibandingkan dengan alokasi untuk masyarakat
miskin dan kaum marginal untuk menunjukkan
telah terjadi ketimpangan anggaran. Temuan ini
akan sangat berguna untuk membuka mata dan
hati kita untuk lebih peka terhadap keadaan
konstituen. Misalnya : anggaran untuk parfum
ruangan kerja Rp. 80.000.000,-/th, sementara
anggaran untuk posyandu hanya Rp. 400.000,-/th
2. ANALISIS KHUSUS :

Analisis khusus adalah analisis terhadap


program/proyek/kegiatan dari suatu Dinas
Instansi SKPD. Dokumen yang dianalisis
adalah RASK/RKA SKPD. Dari dokumen ini
dapat dianalisis empat aspek :
Aspek Kebijakan
Aspek Keuangan
Aspek Administratif
Aspek Sosial (keadilan dan kepantasan)
Aspek kebijakan

Adalah analisis untuk mengkaji apakah anggaran yang dialokasikan


bersesuaian dengan kebijakan dan prioritas yang telah ditetapkan
pemerintah.
Langkah-langkahnya :
1. Pelajarilah kebijakan-kebijakan yang terkait dengan APBD,
terutama RPJP, RPJM, dan KUA. Lihatlah apa prioritas
kota/Kabupaten tersebut
2. Pelajarilah peraturan perundangan yang terkait dengan
APBD untuk menjamin bahwa anggaran yang ditetapkan
oleh SKPD memenuhi kebijkan yang relevan seperti :
SK Walikota tentang standarisasi indeks kegiatan/barang
PP no. 17 tentang pinjaman daerah
SK Walikota tentang pengaturan honorarium, insentif dan biaya
umum
Aspek Administratif
Analisis yang dilakukan untuk mengkaji apakah anggaran memenuhi
panduan prosedur dan aturan-aturan yang berlaku.
Langkah-langkahnya :
1. Pelajarilah apakah program/kegiatan dinas tersebut merupakan
terjemahan dari skala prioritas.
2. Pastikan bahwa RKA Dinas telah memuat indikator kinerja secara
lengkap
3. pelajarilah secara teliti indikator kinerja :
4. Apakah sesuai dengan KUA ?
5. Apakah ada keterkaitan antara kegiatan dengan tujuan yang
diharapkan ?
6. Apakah indikator keluaran atau capaian sudah jelas dikemukakan ?
7. Periksa apakah ada program yang telah diselenggarakan tahun sebelumnya
yang kurang efektif dan kurang relevan bagi komunitas namun
diselenggarakan kembali pada tahun anggaran kali ini ?
8. Pelajari laporan kegiatan untuk proyek yang sama ditahun sebelumnya.
Apakah laporan menunjukkan adanya keberlanjutan kegiatan ?
Aspek Keuangan :
Analisis yang dilakukan untuk menilai apakah
anggaran dibelanjakan secara boros atau apakah ada
ketidakkonsistenan dalam harga
Langkah-langkahnya :
Pelajarilah besaran alokasi untuk tiap item anggaran
Bandingkan dengan standar indeks, apakah lebih kecil,
sama, atau lebih besar.
Bandingkan besaran biaya pemeliharaan barang
dibandingkan dengan biaya pembelian barang tersebut.
Bisa jadi ditemukan kasus dimana biaya pemeliharaan
komputer lebih besar dibandingkan dengan biaya
pembelian komputer baru.
Pelajari kemungkinan terjadinya alokasi ganda untuk
item atau aktivitas yang sama.
Aspek sosial (Keadilan dan Kepantasan)

Langkah-langkahnya :
Bandingkan alokasi untuk kegiatan
dengan penerima manfaat pejabat
dengan kegiatan dengan penerima
manfaat masyarakat miskin. Jika terjadi
ketimpangan alokasi, maka temuan ini
bisa diekspose untuk kepentingan
advokasi.
3. ANALISIS PENERIMA MANFAAT
(BENEFICIARY /GENDER ANALYSIS

Dalam menganalisis APBD, pembelanjaan dapat


dianalisis menurut kategori penerima manfaat misalnya
penyandang cacat, anak atau perempuan. Dari aspek gender,
misalnya, pengeluaran dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Pengeluaran dengan target gender tertentu.


Contohnya :

Program-program kesehatan khusus untuk perempuan


Program pendidikan khusus bagi anak perempuan
Kebijakan pembukaan lapangan kerja untuk perempuan
Program untuk kaum laki-laki yang terlibat dalam tindak
kekerasan
2. Pengeluaran untuk kesetaraan
kesempatan kerja. Contoh

Pelatihan untuk para manager


perempuan
Penyediaan tempat untuk penitipan
anak
Program cuti bagi laki-laki yang istrinya
melahirkan.
3. Alokasi Umum,

yaitu pengeluaran untuk pengarusutamaan gender


yang memperhatikan dampak bagi laki-laki dan
perempuan, yaitu memasukkan kebutuhan berbeda
laki-laki dan perempuan :
Contoh :
Adanya proyek penyediaan air bersih,akan sangat
menguntungkan perempuan karena meringankan beban
perempuan.
Dalam program pembangunan WC dirancang jumlah WC
untuk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
WC untuk laki-laki. Hal ini dilakukan karena perempuan
membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan laki-laki.
3. ANALISIS KRONOLOGIS

Untuk melihat kecenderungan dari waktu-ke waktu. Hal ini


dapat
memperlihatkan keperdulian pemerintah terhadap suatu area,
komunitas atau sektor tertentu. Menganalisis kecenderungan
APBD bisa dilakukan baik terhadap komponen pendapatan
maupun belanja.

Untuk menganalisis ini diperlukan data-data antara lain :

RPJMD
KUA tiga tahun terakhir
APBD berikut nota keuangan tiga tahun terakhir
4. Analisis Wilayah
Pemisahan atau pengelompokan proyek-
proyek berdasarkan lokasi wilayah, alokasi
dana, dan tujuan proyek tersebut
kemudian dibandingkan dengan wilayah
lain dari sisi proporsi alokasi dananya,
kemudian dihubungkan dengan dokumen
kebijakan seperti RPJMD, AKU, RUTK dll
untuk melihat konsistensi antara
perencanaan dan penganggarannya.

You might also like