Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. R.A. Lucia Devianty, Sp.KK
Disusun Oleh :
Talitha Nurrachma 1510221012
1
LATAR BELAKANG
peradangan kulit
(epidermis dan deteksi dan
dermis) sebagai penanganan dini
respon terhadap pada penyakit
pengaruh faktor Dermatitis Kontak
eksogen dan atau Alergi PENTING
faktor endogen
Diagnosis Dermatitis
Pada wanita angka Kontak Alergi berdasarkan
prevalensi meningkat keluhan dan gambaran
umumnya pada usia 40 klinis menggunakan Tes
tahun Patch. penatalaksanaan
3
TUJUAN
Patogenesis dan
penatalaksanaan
4
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Nama : Ny. L PEMERIKSAAN FISIK
JK : Perempuan ANJURAN
Usia : 39th PEMERIKSAAN
Alamat: JL. Gandus RT 12/02 PENUNJANG
Palembang DIAGNOSIS BANDING
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga DIAGNOSIS
Tanggal Kunjungan : 25 PENATALAKSANAAN
Januari 2016 PROGNOSIS
5
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Bercak dan bintil kemerahan di kedua lengan bawah,
kedua punggung tangan, daerah sekitar hidung, dada
bagian kanan serta bercak dan bintil berair punggung
dan ibu jari kaki bagian kiri sejak 1 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan
Gatal pada bercak dan bintil yang kemerahan. Pasien
juga mengeluhkan rasa perih seperti terbakar pada
daerah sekitar hidung.
6
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
terdapat bercak dan bintil kemerahan pada tangan, kaki, dan
wajah sejak 1 bulan yang lalu. Bercak dan bintil kemerahan
tersebut muncul pertama kali pada daerah punggung dan ibu jari
kaki bagian kiri yang kemudian muncul juga pada kedua lengan
bawah dan punggung tangan, daerah sekitar dada bagian kanan
dan terakhir daerah sekitar hidung. Pasien mengeluhkan gatal
pada seluruh bercak dan bintil kemerahan serta rasa perih
seperti terbakar pada bagian hidung. Gatal dirasakan terus
menerus dan memberat pada malam hari dan ketika berkeringat.
cairan yang keluar dari bintil-bintil yang digaruk (-), nyeri pada
bintil-bintil yang timbul (-). bercak pada punggung kaki bagian
kiri agak sedikit membengkak. Demam sebelum atau sesudah
munculnya bercak dan bintil kemerahan (-), tidur di lantai atau
tersengat serangga (-), gigi berlubang (-)
7
ANAMNESIS
8
ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke klinik empat kali. Diberikan
empat macam tetapi yang pasien ingat hanya tiga, yaitu
salep yang kandungannya terdiri dari prednisolon,
hidrokortison + kloramfenikol, dan prednison +
kloramfenikol. Pasien mengaku tidak mengalami
perubahan melainkan semakin hari keluhan semakin
memberat
Riwayat Sosial-Ekonomi & Higienitas
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kegiatan
sehari-harinya adalah mengurus anak dan
membersihkan rumah. Pasien mengaku sering berkontak
dengan air ketika mencuci piring dan pakaian.
Kebersihan pribadi pasien cukup baik, pasien sehari
mandi minimal 2 kali. Handuk pasien digunakan sendiri-
sendiri. Setelah mandi pasien menggunakan pakaian
baru yang bersih. 9
STATUS GENERALIS
18
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
PATOGENESIS
GAMBARAN
KLINIS
PROGNOSI
S DIAGNOSIS
PENCEGAHA
N BANDING
PENATALAKSAN
AAN
DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
19
DEFINISI
Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis yang
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat
terhadap bahan - bahan kimia yang kontak dengan kulit
dan dapat mengaktivasi reaksi alergi (Lingga, 2010).
EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita Dermatitis Kontak Alergi lebih sedikit
dibandingkan Dermatitis Kontak Iritan, karena hanya
mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka
(hipersensitif). Dermatitis Kontak Alergi bukan akibat
kerja tiga kali lebih sering dibandingkan dengan
Dermatitis Kontak Alergi akibat kerja (Djuanda, 2011).
20
ETIOLOGI
bahan kimia sederhana dengan berat molekul
umumnya rendah (< 1000 dalton).
GAMBARAN KLINIS
Gatal. Akut : bercak eritema berbatas jelas,
kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau
bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi (basah). Kronik : kering,
berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga
fisur, batasnya tidak jelas (Lingga, 2010).
21
22
23
24
25
DIAGNOSIS BANDING
Siregar (2005) :
Dermatofitosis, Dermatitis Seboroik, Kandidiasis
Djuanda (2011) :
Dermatitis Kontak Iritan, dermatitis atopik, dermatitis
numularis, dermatitis seboroik, atau psoriasis
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
26
Demografi dan Umur, jenis kelamin, ras, suku,
riwayat pekerjaan agama, status pernikahan,
pekerjaan, deskripsi dari pekerjaan,
paparan berulang dari alergen yang
didapat saat kerja, tempat bekerja,
pekerjaan sebelumnya.
Riwayat penyakit Faktor genetik, predisposisi
dalam keluarga
Riwayat penyakit Alergi obat, penyakit yang sedang
sebelumnya diderita, obat-obat yang digunakan,
tindakan bedah
Riwayat dermatitis Onset, lokasi, pengobatan
yang spesifik
27
Lokasi Kemungkinan Penyebab
Tangan Pekerjaan yang basah (Wet Work) misalnya memasak
makanan (getah sayuran, pestisida) dan mencuci
pakaian menggunakan deterjen
Lengan Jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen,
dan tanaman
Ketiak Deodoran, anti-perspiran, formaldehid yang ada di
pakaian
Wajah Bahan kosmetik, spons (karet), obat topikal, alergen di
udara (aero-alergen), nikel (tangkai kacamata)
Bibir Lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan
Kelopak Mata Maskara, eye shadow, obat tetes mata, salep mata
Telinga Anting yang terbuat dari nikel, tangkai kacamata, obat
topikal, gagang telepon
Leher Kalung dari nikel, parfum, alergen di udara, zat warna
pakaian
Badan Tekstil, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa),
plastik, deterjen, bahan pelembut atau pewangi pakaian
Genitalia Antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita,
alergen yang berada di tangan, parfum, kontrasepsi
Paha dan Tekstil, kaus kaki nilon, obat topikal, sepatu/sandal
tungkai 28
bawah
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
UJI TEMPEL
Uji tempel biasanya dilakukan di punggung. Bahan
yang secara rutin dan dibiarkan menempel di kulit
seperti kosmetik, pelembab, bila dipakai untuk uji
tempel dapat langsung digunakan.
29
PENATALAKSANAAN
Umum : hindari faktor penyebab
Khusus (Sistemik) : kortikosteroid (metilprednisolon,
metilprednison atau triamsinolon) dan antihistamin.
Khusus (Topikal) : jika lesi basah diberi kompres KmnO 4 1/5000.
Jika sudah mengering diberi kortikosteroid topikal seperti
hidrokortison 1-2 %, triamsinolon 0,1%, fluosinolon 0,025%,
desoksimetason 2-2,5% dan betametason-dipropionat 0,05%
Siregar (2005).
PENCEGAHAN
Memberi edukasi mengenai kegitaan yang berisiko untuk
terkena dermatitis kontak alergi
Menghindari substansi allergen
Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabun,
jika tidak ada sabun bilas dengan air
Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan
aktivitas yang berisiko terhadap paparan alergen.
30
PROGNOSIS
umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat
disingkirkan (Djuanda, 2011).
KOMPLIKASI
Infeksi kulit sekunder oleh bakteri terutama
Staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya
herpes simpleks. Rasa gatal yang berkepanjangan serta
perilaku menggaruk dapat mendorong kelembaban pada
lesi kulit sehingga menciptakan lingkungan yang ramah
bagi bakteri atau jamur (Bourke, et al, 2009).
31
PEMBAHASAN
32
PEMBAHASAN
33
PEMBAHASAN
34
PEMBAHASAN
35
PEMBAHASAN
36
PEMBAHASAN
37
PEMBAHASAN
DKI DKA
Penyebab Iritan Primer Alergen kontak sensitizer
Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang
Penderita Semua usia Hanya orang alergik
(hipersensitif)
Tanda Deskuamasi, fisura Eksem dengan vesikulasi
Gejala Nyeri, sensasi seperti Gatal dominan
terbakar, gatal tidak
dominan
Konsentrasi Tinggi Rendah
kontaktan
Uji tempel Merah, batas tegas, Merah, batas tidak selalu
bila uji tempel diangkat tegas, bila uji tempel
reaksi berkurang diangkat reaksi
menetap/bertambah 38
PEMBAHASAN
39
PEMBAHASAN
39
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN
memberikan penjelaskan pada pasien tentang penyakit yang di
derita juga menyarankan bila terasa gatal, sebaiknya jangan
menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan luka dan
infeksi sekunder, harus menghindari kegiatan dan faktor pemicu
alergi.
obat secara sistemik dapat diberikan Antihistamin oral untuk
meredakan keluhan gatal.
Obat topikal dapat diberikan Kortikosteroid topikal dan antibiotik
topikal untuk infeksi sekunder.
PROGNOSIS
Quo ad vitam: bonam
Quo ad functionam: bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Quo ad cosmetica: bonam 41
KESIMPULAN
42
DAFTAR PUSTAKA
Baratawijaya, Karnen Grna. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai Penerbit FK UI
Bourke, et al. 2009. Guidelines For The Management of Contact Dermatitis : an update.
Tersedia dalam :
http://www.bad.org.uk/portals/_bad/guidelines/clinical%20guidelines/contact%20dermat
itis%20bjd%20guidelines%20may%202009.pdf
. Diakses pada tanggal 25 Januari 2016.
Djuanda, Suria dan Sularsito, Sri. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 6.
Jakarta : FK UI
Lingga, Ira. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Kejadian Dermatitis
Kontak pada Pekerja di Perusahaan INVAR SIN Kawasan Industri Medan. Skripsi
Program Sarjana. Universitas Sumatera Utara Medan.
Siregar, RS. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta : EGC
Sulaksmono, M. 2011. Keuntungan dan Kerugian Patch Test (Uji Tempel) Dalam Upaya
Menegakkan Diagnosa Penyakit Kulit Akibat Kerja (Occupational Dermatosis).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Airlangga
Sularsito, Sri Adi dan Suria Djuanda. 2010. Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi 6. Jakarta : FK UI.
Suryani, Febria. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak pada
Pekerja Bagian Processing dan Filling PT. Cosmar Indonesia Tanggerang Selatan Tahun
2011. Skripsi Program Sarjana. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 43
Wijaya, Zaelendri. 2011. Dermatitis Kontak Alergi. Tersedia dalam :
TERIMA KASIH