You are on page 1of 13

AGROEKOLOGI dan SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pengertian
- Agroekologi merupakan ilmu yang menerapkan prinsip-
prinsip ekologi untuk pertanian.
- Pengertian Agroekolgi sendiri merupakan gabungan tiga
kata,
yaitu Agro(pertanian), Eko/Eco(lingkungan), dan
Logis/logos(ilmu).
- Secara sederhana, Agroekolgi dimaknai sebagai ilmu
lingkungan
pertanian. Secara luas, Agroekologi dimaknai ilmu yang
mempelajari
hubungan factor abiotik dan biotik di bidang pertanian.
- Komponen abiotik terdiri atas tanah, air, kelembapan
udara, angin,
cahaya matahari dan suhu. Sedangkan komponen biotik
Masalah Pertanian Modern
Pertanian yang bercirikan penanaman tanaman dan
domestifikasi hewan oleh manusia telah
berlangsung selama 10.000 tahun. Aktifitas
pertanian dalam perkembangannnya telah
mengalamai perubahan beberapa kali . Dalam
periode perkembangan tersebut , seleksi spesies
yang telah dilakukan manusia telah memproduksi
berbagai tanaman dan hewan yang telah
didomestifikasi .
Pertanian modern mempunyai dampak negatif
seperti kurangnya lahan pertanian yang cocok
untuk produksi pertanian(agricultural production)
yang ditandai dengan berubahnya manjemen
pertanian dari low-intensive farming system
menuju high-intensive farming system.

high-intensive farming system ditandai dengan


bertambahnya produksi, namun disisi lain,
meningkatnya jumlah pestisida dan pupuk buatan
telah memberikan dampak negative yang besar.
Dampak tersebut antara lain berubahnya pola
panen, berkurangnnya populasi mamalia,burung,
invertebrate, dan spesies tumbuhan lain.
Diharapkan di dunia modern ini dapat
mengeksploitasi ekologi dengan system pertanian
intensif dan mengembangkan bentuk pertanian baru
yang masih produktif namun tetap sesuai dan
berkontribusi dalam hal mengkonservasi
keberagaman hayati.

Hal tersebut beralasan dikarenakan , pertanian dan


konservasi lingkungan untuk menjaga keberagaman
hayati bersifat keterhantungan. Maka dari itu,
beberapa dekade terakhir, muncul istilah system
pertanian berkelanjutan(sustainable agriculture)
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE
AGRICULTURE)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah
pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui
(renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses
produksi pertanian dengan menekan dampak negatif
terhadap lingkungan seminimal mungkin.
Keberlanjutan yang dimaksud meliputi: penggunaan
sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta
lingkungannya. Proses produksi pertanian yang
berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan
produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.
Sistem pola tanam berkelanjutan merupakan bagian dari
pertanian yang berkelanjutan (sustainability) dengan
mengacu pada kriteria yang menitikberatkan pada usaha
pengendalian masalah lingkungan pada tingkat lokal,
regional dan nasional/global.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas,
suatu sistem pengelolaan tanah dapat dikatakan
berkelanjutan atau sustainable apabila memenuhi
beberapa tanda berikut:

1. Menekan penurunan produksi tanaman dari


waktu ke waktu
2. Menekan gangguan gulma
3. Menekan serangan hama dan penyakit
4. Menekan erosi tanah
5. Mempertahankan keberagaman tanaman
(diversifikasi)
Agroekosistem Berkelanjutan :
Mempertahankan basis sumberdaya alam
Meminimumkan input buatan dari luar sistem
pertanian
Mengelola hama dan penyakit melalui mekanisme
regulasi internal
Memulihkan kembali dari gangguan ekosistem
yang disebabkan oleh budidaya dan panen
tanaman.
Ada beberapa sistem pertanian yang termasuk dalam
lingkup pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) yaitu:

1. Sistem pertanian berinput rendah (low input farming


system)
Sistem ini bertolak dari fakta bahwa kerusakan
lingkungan disebabkan oleh banyaknya jumlah input
yang digunakan petani. Juga karena tingginya biaya
produksi pertanian. Dengan sistem ini petani
menggunakan seminimal mungkin jumlah input
(pupuk, pestisida, bahan bakar, tenaga kerja, uang)
sehingga biaya produksi pun dapat ditekan sekecil
mungkin. Demikian juga dengan efek negatif bahan-
bahan input tersebut ke lingkungan menjadi lebih kecil.
2. Sistem pertanian regenerative
Prinsip dalam sistem ini adalah memberikan
kesempatan pada lahan untuk meregenarasi
(memperbaiki) dirinya sendiri setiap selesai panen.
Cara yang digunakan adalah dengan menambahkan
pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau ke
tanah setiap selesai panen.
Sistem ini mendukung sistem pertanian low input
(point 1 diatas). dengan penambahan pupuk organik
setelah panen, maka kesediaan hara tanah lebih
banyak dan petani hanya perlu memberikan input
tambahan yang diperlukan saja.
Sistem Pertanian biodynamic
Sistem ini masih banyak diterapkan oleh petani-petani
di Jerman. Sepengalaman saya, sistem ini adalah
sistem yang paling berat, paling rumit, paling butuh
banyak ilmu pengetahuan dan skill, namun sangat
ramah lingkungan dan produknya pun sangat sangat
sehat. Tingkatannya adalah paling tinggi diantar
semua jenis pertanian ramah lingkungan bahkan
diatas sistem pertanian organik.
Prinsip dalam pertanian ini adalah memobilisasi
mekanisme biologis tanah. Petani bekerja sama
dengan organisme tanah misalnya bakteri dan cacing
tanah yang bekerja memecah bahan organik menjadi
unsur hara yang berguna dan tersedia bagi tanaman.
Sistem ini sama sekali tidak menggunakan bahan
kimia apapun.
Sistem pertanian organic.
Prinsip dalam sistem ini adalah mengharamkan penggunaan
bahan kimia apapun jenisnya mulai dari pemilihan benih
sampai pasca panen. Di Eropa, sistem pertanian organik
adalah sistem yang paling cepat pertumbuhannya dewasa
ini karena sistem ini didukung oleh pemerintah dan
universitas-universitas utama Eropa. Demikian juga dengan
rakyat Eropa yang makin sadar kesehatan dan lingkungan.
Di Indonesia sendiri, dalam pengamatan saya sistem ini
sangat lambat pertumbuhannya. Sikap pemerintah yang
menganaktirikan pertanian adalah faktor utamanya selain
kemampuan daya beli masyarakat yang masih tergolong
rendah. Namun faktanya sejumlah supermarket besar
mengimpor produk organik dari negara luar seperti
australia, jepang, dll. Ini menunjukkan bukti bahwa pasar
organik Indonesia masih terbuka.
. Sistem pertanian Konservasi
Prinsipnya adalah mengkonservasi sumberdaya yang telah
tersedia di lahan pertanian misalnya peningkatan sumber daya
saluran air, sudut kemiringan tanah, kontur, ketebalan topsoil
agar senantiasa ditingkatkan kualitasnya.

6. Hidroponic
Yaitu sistem pertanian yang memisahkan tanah dari tanaman.
Sistem ini mengontrol sepenuhnya pertumbuhan tanaman baik
dari segi hara, suhu, cahaya dll. Hidroponik bukan sistem
pertanian yang alami, karenanya sistem ini diharamkan dalam
sistem pertanian organik. Keuntungan sistem ini adalah
penghematan dalam luas lahan dan penggunaan pestisida.
Namun dibutuhkan lebih banyak nutrient, tenaga kerja, energi
dan biaya. Sistem ini adalah penyumbang kerusakan lingkungan
terbesar dibanding sistem pertanian lainnya karena penggunaan
energy untuk menghangatkan/mendinginkan ruangan.
Polikultur (polycultures)

Polikultur adalah lawan dari sistem pertanian


monokultur. sistem ini muncul karena akibat negatit
penerapan monokultur misalnya meledaknya hama
dan penyakit hingga menyebakan kegagalan panen
total.
dalam sistem polikultur, petani mengusahakan
banyak jenis dan varitas baik tanaman maupun
ternak.

You might also like