You are on page 1of 53

LAPORAN KASUS

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER

Fina Ina Hamidah


2011730133

Pembimbing
dr. Herawaty Purba S, Sp.PD
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bantar Karet Rt 21/ Rw 06,
Cijalingan, Cicantayan, Sukabumi, Jawa Barat
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Kamar : 6 Bed 6
Agama : Islam
Masuk RS : 04 Maret 2017 / 09.30 WIB
No. RM : 529370
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam sejak 4 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh demam sejak 4 hari SMRS. Demam terus


menerus sepanjang hari, namun demam dirasakan paling berat
pada malam hari tetapi tidak disertai dengan menggigil, demam
sempat turun ketika diberi obat penurun panas akan tetapi demam
naik kembali. Pasien juga mengeluhkan mual yang disertai
muntah, muntah tidak menyembur, muntah terjadi kira-kira 5
sampai 10 kali dengan perkiraan banyaknya setengah gelas
belimbing, muntah berisi cairan dan makanan.
Pasien juga mengeluh sakit kepala. Sakit kepala dirasakan
paling berat pada bagian belakang kepala seperti tertindih benda
berat. Pasien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati. Nyeri terutama
pada saat ditekan. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada tulang dan
otot serta rasa pegal di seluruh badan.
ANAMNESIS
Pasien mengatakan bintik-bintik merah di daerah dada.
Pasien juga mengatakan nafsu makan berkurang dan terasa
lemas sejak pasien demam. Tetangga sekeliling rumah diketahui
ada 2 orang yang dirawat karena demam berdarah.
Batuk, nyeri menelan, gusi berdarah ketika menggosok gigi
dan mimisan tidak ada. BAB hitam tidak diketahui karena pasien
belum BAB semenjak hari pertama demam. BAK nyeri tidak ada,
batuk, pilek dan mata berair tidak ada, tidak ada riwayat
berpergian keluar kota dalam waktu dekat.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat terkena demam berdarah tidak ada.


Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus tidak
ada.
Riwayat penyakit jantung, asma dan tuberkulosis paru
tidak ada.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh gejala yang


sama seperti pasien. Riwayat Darah tinggi dan kencing
manis tidak ada. Riwayat penyakit jantung, asma dan
tuberkulosis paru tidak ada.

Riwayat Alergi

Alergi obat-obatan, makanan, cuaca dan debu tidak ada.

Riwayat Pengobatan

Meminum paracetamol yang di berikan dokter di klinik,


demam turun tetapi naik kembali.
ANAMNESIS
Riwayat Sosial Ekonomi dan
Lingkungan

Pasien sehari-hari beraktivitas di sekeliling rumah saja,


pola makan teratur, tidak merokok dan minum alkohol.
Pasien sering menggantung pakaian bekas pakai dibalik
pintu, di perumahan pasien dan warga lainnya jarang
melakukan kerja bakti untuk membersihkan daerah sekitar
terutama selokan. Jarak rumah dengan tetangga dekat, di
lingkungan tempat tinggal ada 2 orang yang dirawat karena
demam berdarah.
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GIZI
Berat Badan : 67 Kg
Tinggi Badan : 170 cm
IMT : 23 kg/m (normal)

TANDA VITAL
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/m
RR : 20x/m
Suhu : 38.2C
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
Bentuk: bulat, simetris, normocephal.
Rambut : pendek, warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor dengan 3 mm, reflek cahaya +/+.
Hidung: tidak ada sekret, tidak berbau, tidak ada
perdarahan, tidak ada septum deviasi
Telinga : tidak ada sekret, tidak bau, pendengaran
dalam batas normal.
Mulut/bibir: mukosa bibir tidak kering, tidak sianosis, tidak
ada sariawan, perdarahan gusi (-).
Lidah : tidak kotor, tidak hiperemis.
PEMERIKSAAN FISIK

Leher
Inspeksi : Simetris, tidak tampak pembesaran KGB leher dan
tiroid.
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran KGB leher serta
tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
JVP : 5 + 1 cm H2O

Thorax
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba ICS V midclavicula sinistra
Perkusi : Batas Atas: ICS II Linea Sternalis Dextra
Batas Kanan: ICS IV Linea Parasternalis Dextra
Batas Kiri: ICS V Linea Midclavicula Sinistra
Auskultasi : Bj I dan II reguler, murmur(-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Pulmo:
Anterior Posterior
I Simetris, retraksi -/- Simetris, retraksi -/-
Vokal Fremitus +/+ Vokal Fremitus +/+
P
normal normal
P Sonor +/+ Sonor +/+
Vesikuler, Rh-/-, Wh
Vesikuler, Rh-/-,Wh -/-
A -/-
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak terlihat massa, scar (-)
Auskult : Bising usus (+) 12x/menit
Palpasi : Nyeri tekan pada epigastrium (+),
Hepar & lien tidak membesar, supel, turgor kulit
normal, undulasi (-).
Perkusi : Timpani, nyeri ketok pinggang (-)
Ekstremitas
Superior : Akral hangat +/+, edema -/-, ptechie (-)
Inferior : Akral hangat +/+, edema -/-, ptechie (-)
Kulit
Ptechie (+) di dada
04 Maret 2017 pukul 21.07 WIB

Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan


pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin 12,6 Gr% 13 16
Lekosit 3.000 /mm3 4.000 11.000
Hematokrit 39 % 41 53 %
Trombosit 53.000 /mm3 150.000
400.000
05 maret 2017 pukul 21.07 WIB

Hasil Satuan Nilai rujukan


UjiWidal
S. typhi O +(1/160) Negatif

S. typhi H +(1/160) Negatif

S. paratyphi AO Negatif Negatif

S. paratyphi AH Negatif Negatif

S. paratyphi BO +(1/160) Negatif

S. paratyphi BH +(1/80) Negatif

S. paratyphi CO +(1/80) Negatif

S. paratyphi CH Negatif Negatif

Dengeu IGG/IGM

IGG positif

IGM positif
06 Maret 2017 pukul 06.43 WIB

Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan


pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin 13,3 Gr% 13 16
Lekosit 3.500 /mm3 4.000 11.000
Hematokrit 40 % 41 53 %
Trombosit 54.000 /mm3 150.000
400.000
07 Maret 2017 pukul 07.24 WIB

Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan


pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin 13,5 Gr% 13 16
Lekosit 4.500 /mm3 4.000 11.000
Hematokrit 41 % 41 53 %
Trombosit 120.000 /mm3 150.000
400.000
Resume
Tn. I, laki-laki 50 tahun mengeluh febris sejak 4 hari SMRS, febris
continue dan lebih berat dirasakan pada malam hari, tidak
disertai menggigil. nausea (+) vomitus (+) 5-10 kali, cephalgia
(+) myalgia (+) malaise (+), anoreksia (+) nyeri epigastrium (+),
Ptechie (+) di dada, belum BAB sudah 4 hari. Epistaksis (-),
mimisan (-), gusi berdarah ketika menggosok gigi (-). Riwayat
pemakaian obat parasetamol demam sempat turun tetapi naik
kembali.
PF : TTV : TD, N, RR dalam batas normal, Suhu : 38,2 oC.
Nyeri tekan epigastrium (+)

Hasil pemeriksaan laboratorium


Lab 04 Maret 2017 (21.07 WIB): Hb: 12,6 Gr%, Trombosit:
53.000/mm3, Leukosit: 3.000/mm3, Hematokrit: 39%.
Lab 06 Maret 2017 (06.43 WIB): Hb: 13.3 Gr%, Trombosit:
54.000/mm3, Leukosit: 3.500/mm3, Hematokrit: 40%.
Lab 07 Maret 2017 (07.24 WIB): Hb: 13.5 Gr%,
Trombosit:120.000/mm3, Leukosit: 4.500/mm3, Hematokrit: 41%.
Diagnosis Kerja
Dengue Hemorrhagic Fever Grade II
Diagnosis Banding
DengueHemorrhagic Fever Grade II
Demam Tifoid
Assessment
Terapi Non Medikamentosa
Tirah baring
Minum banyak air putih, dan jus buah
Observasi tanda-tanda vital/4 jam
Observasi perdarahan
Cek DPL/24 jam
Assessment
Terapi Medikamentosa
IVFD RL 2000 cc/24 jam
Omeprazole 1x40 mg IV
Ondansentron 3x4 mg IV
Paracetamol tab 4x500 mg P.O
B19 2x1tab P.O
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanactionam : ad bonam
DAFTAR PUSTAKA

Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah


dengue. Dalam: Sudoyo, A. et.al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI,
2009.p.2773-9.
Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tata Laksana
Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Depkes RI Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 2004.
Chen K, Pohan HT, Sinto R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam
Berdarah Dengue. Medicines 2009:22;1.
Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.
World Health Organization, 2009. Diunduh dari
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf
Infections Caused by Arthropod- and Rodent-Borne Viruses.
In:Braunwald, et al. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17 th
ed. USA: McGraw Hill Companies, 2008.
Analisis Kasus
Kasus Anamnesis
Teori
Demam terus menerus Pada fase febris demam mendadak tinggi.
sepanjang hari, sudah Kadang suhu tubuh hingga 40oC dan tidak
diberikan obat penurun membaik dengan obat penurun panas. Fase ini
panas, demam sempat bertahan 2-7 hari dan diikuti dengan muka
turun akan tetapi naik kemerahan, eritema, nyeri seluruh tubuh,
kembali. mialgia, artralgia, dan nyeri kepala. Beberapa
Mual, muntah, nyeri ulu pasien mungkin juga mengeluhkan nyeri
hati, nyeri kepala serta tenggorokan atau mata merah (injeksi
nyeri pada tulang dan konjungtiva).
otot, peteki di dada. Akhir fase demam fase kritis pada DHF.
Waspadai sebagai awal kejadian syok. Saat
demam mulai turun hingga dibawah 37,5-38oC
biasanya terjadi pada hari ke 3-7, peningkatan
permeabilitas kapiler akan terjadi dan keadaan
ini berbanding lurus dengan peningkatan
hematokrit. Jika pasien dapat bertahan selama
24-48 jam saat fase kritis, reabsorpsi gradual
cairan ekstravaskular akan terjadi dalam 48-72
jam. Keadaan umum pasien membaik, nafsu
makan kembali, gejala gastrointestinal
berkurang, status hemodinamik meningkat,
dan diuresis normal.
Kasus Teori
TD = 100/70 mmHg, N = Pada penyakit DHF hepar sering ditemukan
80 kali/menit, P = 20 membesar dan nyeri dalam beberapa hari
kali/menit, suhu axilla demam. Pembesaran hepar pada umumnya
38,2C dan dapat ditemukan pada permulaan penyakit,
Pemeriksaan fisik bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba
generalisata : Nyeri ulu hingga 2-4 cm di bawah arcus costae.
hati (+), tidak ditemukan
pembesaran hepar dan
asites.
Kasus Anamnesis
Teori
Hb normal Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya
Leukopenia menurun dengan dominasi sel neutrofil.
Trombositopenia Pada akhir demam, jumlah leukosit, dan sel
Hematokrit normal neutrofil bersama-sama menurun sehingga
jumlah sel limfosit secara relatif meningkat.
Penurunan jumlah trombosit menjadi
<100.000/l. Pada umumnya trombosit
terjadi sebelum ada peningkatan hematokrit
dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah
trombosit <100.000/l biasanya ditemukan
antara hari sakit 3-7.
Peningkatan kadar hematokrit (>20%) yang
menggambarkan hemokonsentrasi selalu
dijumpai pada DBD, merupakan indikator
yang peka akan terjadinya perembesan
plasma sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan hematokrit secara berkala.
Pembahasan
DEFINISI

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus


dengue yang disebarkan oleh nyamuk aedes
aegypti.

Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus,


family Flaviviridae. Terdiri dari asam ribonukleat
rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.

Ada 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.


Serotipe DEN-3 merupakan jenis yang sering
dihubungkan dengan kasus-kasus parah.
EPIDEMIOLOGI
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah
Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia.
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan
sebaran di seluruh wilayah tanah air. Insiden
DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per
100.000 penduduk (1989 hingga 1995); dan
pernah meningkat tajam saat kejadian luar
biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada
tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD
cenderung menurun hingga mencapai 2% pada
tahun 1999.
WHO-SEAR. Dengue In South-East Asia: An Appraisal Of Chase
Management And Vector Control. Dengue Buletin Volume 36. Desember
2012: 6-7
EPIDEMIOLOGI

WHO-SEAR. Dengue In South-East Asia: An Appraisal Of Chase


Management And Vector Control. Dengue Buletin Volume 36. Desember
2012: 6-7
ETIOLOGI
Etiologi penyakit demam berdarah dangue adalah
virus dangue termasuk family flaviviridae genus
Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe, yakni DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ke empat serotip ini ada
di Indonesia. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe
yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manifestasi klinik yang berat.
Jika seseorang terinfeksi dengan satu serotipe
akan mendapatkan kekebalan seumur hidup
terhadap serotipe tersebut, tetapi hanya 2-3 bulan
kekebalan untuk serotipe lain. Apabila terinfeksi
dengan serotipe lain atau beberapa serotipe akan
mengakibatkan DHF / DSS.
Suhendro, et al. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, ed 5, jilid III. Jakarta: Internal Publishing; 2006: 1732-1735
Secondary heterologous dengue infection

Replikasi virus Anamnestic antibody respons

Kompleks virus-antibodi

Aktifasi komplemen
Komplemen menurun
Anafilatoksin (C3a, C5a)
Histamin dalam urin
Permeabilitas kapiler meningkat
Ht meningkat
30% kasus Perembesan plasma Natrium turun
syok
Cairan dalam
Hipovolemia rongga serosa
Anoksia Syok Asidosis

Meninggal
Diagnosis DBD Berdasarkan
kriteria WHO 1997

Demam tinggi selama 2 7 hari.


Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut :
Uji bendung positif
Ptekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan
gusi)
Hematemesis atau melena
Trombositopenia ( PLT< 100.000/ul)
Terdapat minimal 1 dari tanda plasma leakage:
Hematokrit meningkat > 20% dibanding standar umur
dan jenis kelamin
Hematokrit turun >20% setelah mendapat cairan
Efusi pleura, asites
4 derajat klinis DBD (WHO, 1997)

World health Organization. Dengue hemorrhagic fever: diagnosis,


treatment, Prevention and control. 2nd ed. Geneva: WHO, 1997
Pemeriksaan Penunjang
Leukosit Dapat normal atau menurun
Dapat ditemukan limfositosis relatif >45% dari total
leukosit
Limfositosis plasma biru (LPB) >15% dari jumlah leukosit
Trombosit

Trombositopenia, umumnya pada hari ke 3-8


Hematokrit

Peningkatan Ht>20% kebocoran plasma, umumnya


pada hari ke 3 demam
Hemostasis

pemeriksaan PT, APTT, fibrinogen, D-Dimer, atau FDP


pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau
kelainan pembekuan darah
SGOT / SGPT
Dapat meningkat
Ureum - kreatinin

Bila didapatkan kelainan fungsi ginjal


Golongan darah atau cross match

Bila akan dilakukan transfusi darah atau komponen


darah
Imunoserologi

IgM dan IgG terhadap dengue


Foto thorax
Group A
May Be Sent Home

Pengobatan :
Bedrest
Pasien tidak memiliki warning sign dan
Intake cairan yang adekuat
dapat : Paracetamol tab max 4 gram/hari pada dewasa, dan
sesuaikan pada anak
Toleransi adekuat volume cairan oral
Pasien dengan Hct yang stabil dapat di pulangkan ke
Buang air kecil setidaknya tiap 6 jam rumah

Monitoring :
Tes Laboratorium : Progresivitas Penyakit Setiap Harinya
Menurunan WBC
Full Blood Count
Penurunan Suhu Tubuh Sampai Ke Normal
Hematokrit Warning sign (sampai melewati critical periode)
Segera kembali ke RS jika terdapat perkembangan dari
warning sign
Group B
Referred For Hospital Care

Pasien dengan kondisi Berikan intake cairan Pola Demam

oral Volume cairan yang masuk


hamil, infant, usia tua,

Tidak dapat di toleransi, dan cairan yang keluar dari


DM atau dengan sosial Lab Monitorin
urin, volume dan fekuensi
mulai terapi cairan g
seperti tinggal sendiri Test
intravena NaCla 0.9% or Warning signs

atau jauh dari pusat Ringer Lactate, Hct, white blood cell and

maintenance platelet counts


pelayanan kesehatan
Group B
Referred For Hospital
Periksa Hct, sebelum diberikan terapi cairan
Care
Berikan cairan isotonic seperti NaCl 0.9%, Ringer lactate, mulai
Atau pasien dengan warning
dengan 5-7 ml/kg/jam untuk 1-2 jam, kemudian kurangi 3-5
sign :
ml/kg/jam untuk 2-4 jam, dan kurangi menjadi 2-3 ml/kg/jam atau
kurang daripada itu tergantung respons klinis
Abdominal pain or tenderness Lab
Nilai kembali status klinis dan ulang Hct
Persistent vomiting
Test
Clinical fluid accumulation Jika Hct tetap atau meningkat sedikit -> lanjutkan dengan 2-3
Mucosal bleeding ml/kg/jam untuk 2-4 hours lainnya.
Lethargy/ restlessness Jika tanda vital memburuk dan Hct meningkat cepat-> naikkan rate
Liver enlargement >2cm menjadi 5-10 ml/kg/jam untuk 1-2 jam
Laboratory: increase in Hct Nilai kembali status klinis, ulangi Hct dan menilai ulang rate

TV & perfusi perifer (1-4 jam sampai


cairan infus

pasien keluar dari fase kritis) Kurangi cairan intravena bertahap sata Hct telah turun pada akhir

Urin output tiap 4-6 jam fase kritis


Hct (before dan setelah pergantian cairan, Diindikasi oleh :
6 jam dan 12 jam setelahnya) Intake cairan oral dan output urin yang adekuat
Gula darah Hct menurun dibawah batas nilai normal pasien dalam keadaan
Fungsi Organ lain (renal profile, liver stabil.
profile, coagulation profile)
Group C
Require emergency treatment

Parah kebocoran plasma


Full blood Count (FBC)
dengan shock dan / atau
akumulasi cairan dengan Haematocrit (Hct)

gangguan pernapasan Other organ function


Perdarahan Hebat tests as indicated
Gagal Oragan berat
Group C
Require emergency
treatment
Treatment of compesant shock Treatment Hypotensive Shock
Mulai resusitasi IV dengan cairan isotonic at Mulai resusitasi cairan dengan dengan cairan koloid atau
5-10 ml/kg/jam kristaloid 20 ml/kg melalui bolus dalam 15 menit
Nilai ulang kondisi pasien . Jika perbaikan: Jika pasien mengalami perbaikan
Cairan IV dikurangi bertahap 5-7 ml/kg/jam Berikan cairan koloid atau kristaloid 10 ml/kg/jam selama 1
untuk 1-2 jam, kemudian 3-5 ml/kg/jam for 2- jam, kemudian kurangi bertahap.
4 jam, kemudian 2-3 ml/kg/jam for 2-4 jam Jika pasien tidak stabil
dan kemudian kurangi tergantung dengan Periksa Hct sebelum bolus pertama
status hemodinamk Jika Hct rendah (<40% pada anak & wanita dewasa, <
Cairan IV dapat di mainten dalam 24 - 48 jam 45% pada laki-laki dewasa) mengindikasi adanya perdarahan
Jika Pasien tetap tidak stabil dan membutuhkan cross match dan transfusi darah segera
Cek Hct setelah bolus pertama Jika Hct tinggi dibandingkan nilai batas, ubah menjadi IV
Jika hct meningkat/ tetap tinggi (>50%), koloid 10-20 ml/kg sebagai bolus kedual lebih dari1 jam
ualngi bolus kedua cairan kristaloid 10-20 Reassess after second bolus
ml/kg/jam untuk 1 jam Jika perbaikan kurangi rate menjadi 7-10 ml/kg/jam dalam 1-
Jika perbaikan setelah bolus kedua, kurangi 2 jam, kemudian kembali ke kristaloid IV dan kurangi ratenya
7-10 ml/kg/jam for 1-2 jam kurangi seperti Jika kondisi tidak stabil
diatas. ulang Hct setelah bolus kedua
JIka Hct menurun, mengindikasi adanya Jika Hct menurun, mendindikasikan perdarahan
perdarahan dan membutuhkan cross match Jika Hct meningkat/ tetap (> 50%), lanjutkan infus koloid
dan transfusi darah segera 10-20 ml/kg sebagai bolus ke tiga, kemudian kurangi
menjadi 7-10 ml/kg /jam selama 1-2 jam, dan ubah kembali
menjadi cairan kristaloid dan kurangi seperti diatas
Group C
Require emergency treatment

Treatment of haemorrhagic
complications:

Give 5-10 ml/kg of fresh packed


red cells or 10-20 ml/kg fresh
whole blood
KRITERIA MEMULANGKAN PASIEN

WHO-TDR. Handbook for clinical management of dengue. Geneva: WHO,


2012.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO-TDR. Handbook for clinical management of dengue. Geneva:
WHO, 2012.
2. World health Organization. Dengue hemorrhagic fever: diagnosis,
treatment, Prevention and control. 2nd ed. Geneva: WHO, 1997
3. Suhendro, et al. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, ed 5, jilid III. Jakarta: Internal Publishing; 2006: 1732-1735
4. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia.
Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and
dengue haemorrhagic fever. Revised and expanded edition. New Delhi:
WHO-SEARO, 2011. SEARO Technical Publication Series No. 60
5. Srikiatkhachorn Anon et al. DengueHow Best do Classify It. Clinical
Infectious Disease, 2011, 53(6):563567
6. Member of The Technical Working Group On The 2012 PPS. Revised
Guidelines on Fluid Management of DF/DHF
7. WHO-SEAR. Dengue In South-East Asia: An Appraisal Of Chase
Management And Vector Control. Dengue Buletin Volume 36. Desember
2012: 6-7

You might also like