You are on page 1of 47

HIPERTENSI GRADE I TERKONTROL

OBAT DISERTAI DISPEPSIA PADA IBU


RUMAH TANGGA DAN MENGANDALKAN
SUAMINYA UNTUK KEBUTUHAN
SEHARI-HARI, DENGAN KECEMASAN
TERHADAP KELUHAN YANG DIRASA
MENGGANGGU AKTIVITASNYA,
DENGAN KELUARGA YANG
FUNGSIONAL (BAIK)

NOVERA WARDALIA-
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. CH. Ririn
Usia : 38 tahun
JK : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Penghasilan keluarga : Rp. 1.700.000/bulan
Alamat : Kricak kidul, Yogyakarta
Berobat : 3 september 2014
Homevisit : 5 september 2014
Anamnesis Holistik
Keluhan utama : Pusing, Nyeri ulu hati, Mual.

Riwayat penyakit sekarang:


Pasien datang ke Puskesmas Tegalrejo dengan keluhan
pusing, nyeri ulu hati disertai mual. Pasien juga
mengeluh kaku pada leher bagian belakang. Keluhan ini
dirasakan pasien hilang timbul sejak 1 minggu ini. Nyeri
kepala dirasakan lebih sering dibanding minggu-minggu
sebelumnya. Keluhan ini membuat kepala pasien terasa
berat dan menjalar hingga ke leher.
Anamnesis Holistik
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat hipertensi ada, terkontrol sejak 2011.
Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung, alergi
disangkal.
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat hipertensi ada, pada ibu pasien
Riwayat penyakit jantung ada, pada
ayah pasien
Riwayat diabetes mellitus dan alergi disangkal
Anamnesis Holistik
Riwayat Sosial Ekonomi

Ny. R dan suami memiliki 3 orang anak, 1 anak


telah berkeluarga dan 2 anak belum berkeluarga.
Anak ke-2 dan ke-3 tinggal bersama Ny.R dan
suami. Ny. R memiliki 1 orang cucu dari anak
pertamanya. Tidak ada anak pasien yang
menderita hipertensi. Hubungan antar keluarga
dan lingkungan sekitar baik. Pendapatan sehari-
hari hanya bergantung pada kepala keluarga.
Anamnesis Sistem
Keluhan Utama : nyeri ulu Sistem Kardiovaskuler: nyeri
hati, nyeri kepala dada (-)
Kulit : warna kulit sawo Sistem Gastrointestinal :
matang mual (-), muntah (-), nyeri
Kepala : Sakit kepala (+) perut (-), kembung (-)
Mata : penglihatan kabur (-) Sistem Muskuloskeletal :
Hidung : keluar cairan (-) lemas (-)
Telinga : pendengaran jelas, Sistem Genitourinaria :
keluar cairan (-) buang air kecil normal
Mulut : sariawan (-), mulut Ekstremitas :
kering (-) Atas : ujung jari terasa
Tenggorokan : sakit dingin (-), bengkak (-)
menelan (-) Bawah : ujung jari terasa
Pernafasan : sesak nafas (-),
dingin (-), bengkak (-)
mengi (-), batuk (-)
Pemeriksaan Fisik
KU : baik, tidak terlihat kesakitan, kesan gizi cukup
KS : compos mentis
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 92x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : afebris
BB : 60kg
TB : 153cm
IMT = 60/(1.53)2 = 25.63 (overweight)
Kesan status gizi lebih
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Mata: konjungtiva hiperemi (+/-), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung: deformitas (-), massa (-), discharge (-)
Telinga: deformitas (-), tanda inflamasi (-),
discharge (-)
Mulut: bibir kering (-), lidah kotor (-)
Leher: lnn tak teraba membesar, JVP tak
meningkat
Pemeriksaan Fisik
Thorax: Bentuk simetris normal, benjolan (-), retraksi (-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Auskultasi : suara normal jantung S1>S2 murni, regular, bising (-)
Palpasi : nyeri tekan (-). ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas kanan atas di SIC II LPSD
batas kiri atas di SIC II LPSS
batas kanan bawah di SIC IV LPSD
batas kiri bawah di SIC V 2 jari medial LMCS
Pulmo :
Inspeksi : bentuk dada simetris, pergerakan paru simetris
Palpasi : pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang
tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : suara dasar paru kanan kiri vesikular normal,
wheezing (-) ronki (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
Inspeksi : hernia umbilikalis (-), asites (-), strie (-),
lesi (-)
Auskultasi : bisung usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani

Estremitas: akral hangat, edema (-/-), turgor baik,


rigiditas (-/-)
Family Assessment Tools
1. Genogram Keluarga
Keluarga Ny. Tukinah
Family Assessment Tools
1. Genogram Keluarga
Keluarga Ny. Tukinah
Family Assessment Tools
2. Family Map
Family Assessment Tools
3. Nilai APGAR Keluarga
Family Assessment Tools
4. Analisis SCREEM
Family Assessment Tools
5. Family life line
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Keadaan pasien: kondisi pasien baik. Keluhan pada
mata kanannya sudah hampir hilang.
Lokasi: pasien untuk sementara tinggal di Bangirejo, KW
1/46 RT 35/06, Karang Waru, Tegalrejo, selama tiga
minggu untuk mengunjungi anak ketiganya. Tempat
tinggal sementara pasien terletak di pemukiman padat
penduduk. Dari jalan utama menuju rumah pasien
harus masuk gang yang hanya dapat dilalui motor.
Jarak dari satu rumah dengan rumah yang lain sangat
berdekatan. Pasien tinggal bersama anak ketiga,
menantu dan satu orang cucu disini.
Hasil Kunjungan Rumah
Kondisi rumah: rumah terbuat dari batu bata
dengan sekat-sekat bagian dalam rumah dari
triplek, kokoh, tidak bertingkat, lantai terbuat dari
semen, atap terbuat dari genteng dan tidak
berternit.
Pembagian ruang: rumah terdiri dari 3 bagian,
yaitu 1 ruang tengah yang digunakan sebagai
dapur dan tempat menaruh perkakas, 1 kamar
tidur, dan 1 kamar untuk menaruh barang-barang.
Kamar mandi terletak di luar rumah.
Hasil Kunjungan Rumah

Ventilasi: terdapat jendela tanpa ventilasi.


Pencahayaan: pencahayaan di dalam rumah
cukup baik.
Kebersihan: kebersihan di dalam rumah kurang,
dengan tata letak barang-barang yang kurang
rapi.
Hasil Kunjungan Rumah
Sanitasi dasar:
Sumber air bersih yang digunakan dari air PAM.
Jamban keluarga: terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1
jamban duduk dan bak mandi dari ember lebar.
saluran pembuangan limbah: limbah rumah tangga
dialirkan ke septic tank <10 meter.
Tempat pembuangan sampah: pasien memiliki tempat
pembuangan sampah sendiri.
Halaman: terdapat halaman depan yang digunakan untuk
menjemur pakaian dan mencuci piring dan pakaian.
Hasil Kunjungan Rumah
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
Fungsi Biologis
Pasien sudah masuk masa lansia tetapi masih
produktif, fungsi biologis pasien sedikit berkurang
karena faktor usia.

Fungsi Afektif
Terdapat konflik antara pasien dengan anak keduanya.
Hasil Kunjungan Rumah
Fungsi Sosial dan Budaya
Hubungan pasien dengan tetangga sekitar rumah baik,
walaupun pasien tidak aktif pada kegiatan masyarakat
dan lingkungan. Pasien tidak terlalu percaya mitos-
mitos yang ada dalam masyarakat.

Fungsi Pendidikan
Pasien tidak pernah mengenyam bangku sekolah
sehingga pemahamannya rendah.
Hasil Kunjungan Rumah

Fungsi Ekonomi
Keuangan pasien dirasakan cukup untuk
kebutuhan pokok sehari-hari.
Fungsi Religius
Pasien dan keluarga menjalankan ibadah
dengan baik.
Hasil Kunjungan Rumah
IDENTIFIKASI PSP
Tentang Kesehatan Dasar
TOTAL SKOR: 32
Skor kategori rumah sehat: sedang.
Penetapan skor kategori rumah
sehat:
Baik: skor 35-45 (>83%)
Sedang: skor 29-34 (69-83%)
Kurang: skor <29 (<69%)
Hasil Kunjungan Rumah
IDENTIFIKASI PSP
Tentang Kesehatan Lain
Penggunaan pelayanan kesehatan: bila sakit
pasien dibawa ke Puskesmas.
Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas
pembiayaan kesehatan: pasien memiliki jaminan
kesehatan.
PELAKSANAAN PROGRAM
DIAGNOSIS KESEHATAN
KELUARGA
Bentuk keluarga: extended family.
Fungsi yang terganggu: fungsi afektif dan
pendidikan kurang baik.
Faktor yang mempengaruhi: keadaan ekonomi
keluarga pasien yang kurang dan kurangnya
pemahaman pasien dan keluarga tentang
penyakit pasien, serta fasilitas pelayanan
kesehatan yang jauh.
Diagnosis Klinis
Hipertensi grade II
Konjungtivitis OD

Diagnosis Holistik
Penyakit hipertensi grade II dengan
konjungtivitis ocular dextra pada
perempuan 60 tahun dengan
pengetahuan dan kondisi ekonomi
kurang serta fungsi keluarga kurang
sehat.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYELESAIAN
PENERAPAN PRINSIP KEDOKTERAN
KELUARGA
Primary Care
Prinsip ini sudah diterapkan pada pasien ini, dimana pasien
datang periksa ke pelayanan primer terlebih dahulu, yaitu ke
puskesmas.
Person Center Care
Pelayanan yang diberikan memberikan kenyamanan pada pasien.
Holistic Care
Saat menegakkan diagnosis, memandang pasien tidak hanya dari
segi klinisnya saja tetapi juga menanyakan dari segi psikis,
ekonomi, pengetahuan, sosial, budaya dan hubungan dengan
keluarga pasien.
Comprehensive Care
Promotif: mengedukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya sehingga
pasien lebih memahami dan menyadari perlunya kontrol rutin di
Puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mengetahui hasil
terapi dan mencegah progresivitas penyakitnya.
Preventif: menyarankan pasien untuk memeriksaan kondisi kesehatannya
secara lengkap di Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit, jika diperlukan,
untuk menilai progresivitas penyakitnya dan faktor resiko lain yang dapat
mempengaruhi kesehatannya, seperti profil lipid (kolesterol, trigliserida,
HDL, dan LDL), kadar glukosa darah, dan profil ginjal (ureum dan
kreatinin), pemeriksaan oleh dokter spesialis mata, syaraf, dan penyakit
dalam.
Kuratif: diberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah supaya
mencegah progresivitas penyakit serta konseling keluarga dan pasien.
Rehabilitatif: belum diberikan karena pada saat ini fungsi pasien masih
baik dan penyakitnya belum menunjukkan progresivitas.
Continuing Care
Dilakukan home visit pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2014
untuk memonitor keadaan pasien di lingkunga rumah.
Pasien tinggal sementara bersama anak ketiga, menantu
dan satu orang cucu. Perekonomian keluarga kurang.
Mengingatkan untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan
terdekat meskipun nanti sudah kembali ke tempat tinggal
pasien di Wonosari untuk melanjutkan terapi dan
memantau efektifitas obat dan progresivitas penyakitnya.
Karena progresivitas penyakit ini cukup sulit disadari,
penulis mengedukasi pasien tanda dan gejala jika
komplikasi dari penyakit ini muncul.
Collaborative and Coordinative Care
Dilakukannya kolaborasi dengan berbagai tenaga kesehatan
seperti psikolog dan dokter spesialis supaya kondisi pasien yang
kompleks ini dapat ditangani dengan baik.

Patient Centered, Family Focus and Community Centered Care


Penyakit yang diderita pasien sangat dipengaruhi oleh stres,
nutrisi dan ketaatan minum obat. Untuk itu, dukungan keluarga
sangat diperlukan untuk kesehatan pasien.
Oleh karena itu pasien dan keluarga perlu diedukasi
tentang penyakit pasien sehingga dapat memahami
kondisi pasien dan mendukung pasien untuk tetap
menjaga kualitas hidupnya.
Quality Care & Cost Effective
Dengan obat-obat yang tersedia di pelayanan primer
serta jaminan kesehatan yang dimiliki pasien, pasien
tidak perlu membayar mahal untuk berobat karena
ketersediaan obat yang mudah didapat dan terjamin oleh
asuransinya.

You might also like