Professional Documents
Culture Documents
NOVERA WARDALIA-
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. CH. Ririn
Usia : 38 tahun
JK : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Penghasilan keluarga : Rp. 1.700.000/bulan
Alamat : Kricak kidul, Yogyakarta
Berobat : 3 september 2014
Homevisit : 5 september 2014
Anamnesis Holistik
Keluhan utama : Pusing, Nyeri ulu hati, Mual.
Fungsi Afektif
Terdapat konflik antara pasien dengan anak keduanya.
Hasil Kunjungan Rumah
Fungsi Sosial dan Budaya
Hubungan pasien dengan tetangga sekitar rumah baik,
walaupun pasien tidak aktif pada kegiatan masyarakat
dan lingkungan. Pasien tidak terlalu percaya mitos-
mitos yang ada dalam masyarakat.
Fungsi Pendidikan
Pasien tidak pernah mengenyam bangku sekolah
sehingga pemahamannya rendah.
Hasil Kunjungan Rumah
Fungsi Ekonomi
Keuangan pasien dirasakan cukup untuk
kebutuhan pokok sehari-hari.
Fungsi Religius
Pasien dan keluarga menjalankan ibadah
dengan baik.
Hasil Kunjungan Rumah
IDENTIFIKASI PSP
Tentang Kesehatan Dasar
TOTAL SKOR: 32
Skor kategori rumah sehat: sedang.
Penetapan skor kategori rumah
sehat:
Baik: skor 35-45 (>83%)
Sedang: skor 29-34 (69-83%)
Kurang: skor <29 (<69%)
Hasil Kunjungan Rumah
IDENTIFIKASI PSP
Tentang Kesehatan Lain
Penggunaan pelayanan kesehatan: bila sakit
pasien dibawa ke Puskesmas.
Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas
pembiayaan kesehatan: pasien memiliki jaminan
kesehatan.
PELAKSANAAN PROGRAM
DIAGNOSIS KESEHATAN
KELUARGA
Bentuk keluarga: extended family.
Fungsi yang terganggu: fungsi afektif dan
pendidikan kurang baik.
Faktor yang mempengaruhi: keadaan ekonomi
keluarga pasien yang kurang dan kurangnya
pemahaman pasien dan keluarga tentang
penyakit pasien, serta fasilitas pelayanan
kesehatan yang jauh.
Diagnosis Klinis
Hipertensi grade II
Konjungtivitis OD
Diagnosis Holistik
Penyakit hipertensi grade II dengan
konjungtivitis ocular dextra pada
perempuan 60 tahun dengan
pengetahuan dan kondisi ekonomi
kurang serta fungsi keluarga kurang
sehat.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYELESAIAN
PENERAPAN PRINSIP KEDOKTERAN
KELUARGA
Primary Care
Prinsip ini sudah diterapkan pada pasien ini, dimana pasien
datang periksa ke pelayanan primer terlebih dahulu, yaitu ke
puskesmas.
Person Center Care
Pelayanan yang diberikan memberikan kenyamanan pada pasien.
Holistic Care
Saat menegakkan diagnosis, memandang pasien tidak hanya dari
segi klinisnya saja tetapi juga menanyakan dari segi psikis,
ekonomi, pengetahuan, sosial, budaya dan hubungan dengan
keluarga pasien.
Comprehensive Care
Promotif: mengedukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya sehingga
pasien lebih memahami dan menyadari perlunya kontrol rutin di
Puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mengetahui hasil
terapi dan mencegah progresivitas penyakitnya.
Preventif: menyarankan pasien untuk memeriksaan kondisi kesehatannya
secara lengkap di Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit, jika diperlukan,
untuk menilai progresivitas penyakitnya dan faktor resiko lain yang dapat
mempengaruhi kesehatannya, seperti profil lipid (kolesterol, trigliserida,
HDL, dan LDL), kadar glukosa darah, dan profil ginjal (ureum dan
kreatinin), pemeriksaan oleh dokter spesialis mata, syaraf, dan penyakit
dalam.
Kuratif: diberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah supaya
mencegah progresivitas penyakit serta konseling keluarga dan pasien.
Rehabilitatif: belum diberikan karena pada saat ini fungsi pasien masih
baik dan penyakitnya belum menunjukkan progresivitas.
Continuing Care
Dilakukan home visit pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2014
untuk memonitor keadaan pasien di lingkunga rumah.
Pasien tinggal sementara bersama anak ketiga, menantu
dan satu orang cucu. Perekonomian keluarga kurang.
Mengingatkan untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan
terdekat meskipun nanti sudah kembali ke tempat tinggal
pasien di Wonosari untuk melanjutkan terapi dan
memantau efektifitas obat dan progresivitas penyakitnya.
Karena progresivitas penyakit ini cukup sulit disadari,
penulis mengedukasi pasien tanda dan gejala jika
komplikasi dari penyakit ini muncul.
Collaborative and Coordinative Care
Dilakukannya kolaborasi dengan berbagai tenaga kesehatan
seperti psikolog dan dokter spesialis supaya kondisi pasien yang
kompleks ini dapat ditangani dengan baik.