Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Zulhida Yuni
20090310203
Pembimbing :
Dr. Widodo Raharjo, Sp.PD
BAB I
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn A
No. RM : 291355
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status pernikahan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngaglik
Bonomerto Suruh
Bangsa : WNI
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Tanggal masuk RS : 9 Januari 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan bengkak
seluruh tubuh 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Salatiga dengan keluhan
bengkak diseluruh tubuh yang dialami
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Bengkak dirasakan timbul secara
perlahan, bengkak pertama kali muncul
pada daerah wajah dan tampak pada saat
bangun tidur. Pasien juga mengaku
bengkak menjalar ke tangan, perut, dan
terakhir menjalar sampai ke kaki. Bengkak
dirasakan semakin lama semakin
bertambah, pasien mengaku jika ditekan
dengan jari terutama pada kaki, bengkak
akan membentuk cekungan.
Riwayat penyakit sekarang
Awalnya sebelum muncul bengkak pasien mengeluhkan
ulu hati dan lemes. BAK lancar, warna kuning, riwayat kencing
RS bengkak
1 minggu smrs seluruh tubuh +
1 hari mual dan
bengkak mual,muntah,
muntah
seluruh tubuh nyeri ulu hati
dan lemas
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat DM (+)
Riwayat Penyakit Jantung (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Sindroma Nefrotik
(-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi (+) Ibu
pasien
Riwayat DM (-)
Riwayat Penyakit Jantung
(-)
Riwayat penyakit yang
sama dengan pasien (-)
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku merokok dan
mengkonsumsi alkohol
Pasien mengaku tidak mengkonsumsi
jamu-jamuan
Pasien mengaku tidak mengkonsumsi
minuman berenergi
Pasien mengaku jarang berolahraga
Riwayat pengobatan
Sebelumnya pasien pernah berobat ke
klinik dokter dan puskesmas dan diberi
terapi obat
Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat dan makanan
disangkal
Riwayat Lingkungan
Pasien merupakan seorang pekerja
swasta
Pasien tinggal dirumah padat penduduk
tetapi masih terjaga baik kebersihannya
Pencahayaan baik tidak perlu memakai
lampu pada pagi hari
Ventilasi dan saluran pembuangan cukup
baik
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,1 C
Pernapasan : 24 x / menit
Tinggi badan : 167 cm
Berat badan : 51 kg
KEADAAN UMUM
Sianosis : (-)
Ikterik : (-)
Oedema anasarka : (+)
Kepala dan Leher
Mata : Ca-/-, Si -/-, palpebra : edem +/+
Hidung : nafas cuping hidung (-),
discharge (-)
Telinga : discharge (-)
Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-),
faring tidak hiperemis, sianosis (-)
Leher : Tidak ada pembesaran limfonodi,
JVP tidak meningkat, tiroid tidak
membesar
DADA
Paru Paru
Inspeksi :
> Bentuk dada normal, retraksi (-) simetris (-),
ketinggalan gerak (-), spider nevi (-)
Palpasi :
> Vokal fremitus(+)N, simetris kanan kiri(+)
Perkusi :
> Suara sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi :
> Vesikuler (+), suara tambahan (-)
Jantung
Inspeksi :
> Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
> ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
> Batas atas : SIC 3 linea midclavicularis (s)
> Batas bawah : SIC 7 linea midclavicularis (s)
> Batas kanan : SIC 4 linea midclavicularis (s)
> Batas kiri : SIC 5 linea midclavicularis (s)
Auskultasi
> S1=S2 murni, reguler, suara tambahan
S3(-)S4(-), Gallop(-), bising (-)
Kesan : Asites
EKSTREMITAS
Edema +/+
Palmar eritem (-)
Akral hangat
Sianosis (-)
Capillarry refill < 2s
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hipoalbuminemia
Sindroma
Nefrotik
Edema Proteinuria
Anasarca
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Kadar
Albumin <
3 g/dL
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Sindroma Nefrotik
PLANNING
Infus NaCl : D5% = 1:1 20tpm
Injeksi Ranitidin 2x1A
Injeksi Metilprednisolon 2x62,5
P. O :
Furosemid 1x1
Spironolakton 1x25mg
Prorenal 3x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal adalah organ ekskresi
dalam vertebrata yang
berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem
urin, ginjal berfungsi
menyaring kotoran (terutama
urea) dari darah dan
membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk
urin
DEFINISI
Sindrom nefrotik merupakan suatu
kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri
dari edema, proteinuria masif,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemi.
Proteinuria masif adalah apabila
didapatkan proteinuria sebesar
3,5gr/1,73m/24jam. Hipoalbuminemia
apabila kadar albumin dalam darah 3
gram/dl serta kolesterol dalam darah
(Hiperlipidemia) meningkat 250 mg/dl
dan edem anasarka.
Definisi
Proteinuria massif
(>3,5 g/ 1,73 m2/ 24
jam)
Hipoalbuminemia
(<3 g/dl)
Edema anasarca
Hiperlipidemia
(>250 mg/dl)
ETIOLOGI
Secara klinis sindrom nefrotik dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan / kongenital, yaitu jenis
sindrom nefrotik yang ditemukan sejak anak itu
lahir atau usia di bawah 1 tahun.
2. Sindrom nefrotik primer/idiopatik, faktor etiologinya
tidak diketahui. Dikatakan sindrom nefrotik primer
oleh karena sindrom nefrotik ini secara primer
terjadi akibat kelainan pada glomerulus itu sendiri
tanpa ada penyebab lain.
3. Sindrom nefrotik sekunder, timbul sebagai akibat
dari suatu penyakit sistemik atau sebagai akibat
dari berbagai sebab yang nyata seperti misalnya
efek samping obat.
KLASIFIKASI
Berdasarkan respon
Etiologi Histopatologis
terapi
Sindrom nefrotik
bawaan Kelainan minimal Steroid responsif
Diturunkan
resesif
autosomal
Glomerulosklero
sis fokal
segmental
PATOFISIOLOGI
Manifestasi primer sindrom nefrotik
adalah hilangnya plasma protein,
terutama albumin, kedalam urine.
Meskipun hati mampu meningkatkan
produksi albumin, namun organ ini tidak
mampu untuk terus mempertahankannya
jika albumin terus menerus hilang melalui
ginjal. Akhirnya terjadi hipoalbuminemia
Meningkatnya permeabilitas dinding
kapiler glomerulus akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan akan terjadi
proteinuria, kelanjutan dari proteinuria
menyebabkan hipoalbumin. Dengan
menurunnya albumin, tekanan osmotic
plasma menurun sehingga cairan
intravaskular berpindah kedalam
interstitial.
Lanjuta
Perpindahan cairan tersebut menjadikan
n volume cairan intravaskular berkurang,
sehingga menurunkan jumlah aliran darah
ke renal karena hipovolemia. Menurunnya
aliran darah ke renal, ginjal akan
melakukan kompensasi dengan
merangsang produksi renin angiotensin
dan peningkatan sekresi ADH serta
aldosteron sehingga terjadi retensi
natrium, air dan menjadi oedem.
Lanjuta
n
Terjadi peningkatan kolesterol dan
trigliserida serum akibat dari
peningkatan stimulasi produksi
lipoprotein dan lemak akan banyak dalam
urine. Menurunnya respon imun karena
sel imun tertekan, kemungkinan
disebabkan oleh hipoalbumin,
hiperlipidemia
Meskipun secara umum penyakit ini
dianggap menyerang anak-anak, namun
sindrom nefrotik juga terjadi pada orang
dewasa termasuk lansia. Penyebab
mencakup glomerulonefrotis kronik,
diabetes mellitus disertai
glomerulosklerosis intrakapiler, amilodosis
ginjal, penyakit lupus eritematosus
sistemik dan trombosis vena renal.
PATOFISIOLOGI
etiologi
Proteinuria masif
Merangsang hati :
Hipoalbuminemia Sintesa protein , lipid dan
gangguan transportasi
partikel lipid dalam sirkulasi
Tekanan onkotik plasma menurun
Edema
Ekstravasasi Retensi cairan
cairan ke di rongga perut
ekstraseluler
Ascites
Ekspansi otot
Mual, muntah pernapasan tdk
optimal
Nafsu makan
Nafas tdk
adekuat
Ggn pemenuhan
kebutuhan nutrisi Ggn pola
nafas
Kondisi tubuh
lemah Daya tahan tubuh
Utama edema
awal intermitten
(preorbital, scrotalis,
labia), edema masif
(anasarka)
Lunak, pitting
Ggn GI
diare karena edema
mukosa usus
Hepatomegali karena
sintesis albumin
meningkat
Nafsu makan berkurang
asites
Pernapasan
Asites retriksi
pernapasan takipneu
Efusi pleura/ edema
pulmonal
Diagnosis
Anamnesis : Keluhan yang sering ditemukan
adalah bengkak di ke dua kelopak mata, perut,
tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai
jumlah urin yang berkurang. Keluhan lain juga
dapat ditemukan seperti urin berwarna
kemerahan, mual, muntah. Kaji kebiasaan BAB
& frekuensi BAK.
Pemeriksaan Fisik : ditemukan edema di kedua
kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan
edema skrotum/labia. Kadang-kadang
ditemukan hipertensi, ada tidaknya cyanosis,
adakah wheezing atau ronki, retraksi dada,
cuping hidung, auskultasi bising usus, palpasi
adanya hepatomegali.
Pemeriksaan penunjang :
Urinalisis; ditemukan proteinuria masif (3+
sampai 4+), dapat disertai hematuria.
Darah; didapatkan hipoalbuminemia (< 2,5
g/dl), hiperkolesterolemia, dan LED , rasio
albumin/globulin terbalik. Kadar ureum dan
kreatinin umumnya normal kecuali ada
penurunan fungsi ginjal.
Foto Polos; normal, kadang ditemukan efusi
pleura dan ascites.
USG ginjal; sering terlihat normal meskipun
kadang-kadang dijumpai pembesaran ringan
dari kedua ginjal dengan ekogenisitas yang
normal.
DD
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan
atau > 4 kali dalam masa 12 bulan. Dependent steroid apabila terjadi
2 kali kambuh berturut-turut selama masa tapering terapi steroid,
atau dalam waktu 14 hari setelah terapi steroid dihentikan.
Selain itu, perlu dicari fokus infeksi, seperti tuberkulosis, infeksi gigi,
dan kecacingan
C..Sindrom nefrotik resisten Steroid (SNRS)
Pengobatan SNRS sampai sekarang masih belum memuaskan. Sebelum
pengobatan dimulai sebaiknya dilakukan biopsi ginjal untuk melihat gambaran PA
ginjal, karena gambaran PA tersebut akan mempengaruhi prognosis.
Atau :
Siklofosfamid puls dengan dosis 500-750 mg/m2LPB diberikan melalui infus
satu kali sebulan selam 6 bulan,dapat dilanjutkan tergantung keadaan pasien.
Prednison dosis 40mg/m2LPB/hari alternating selama pemberian siklofosfamid
puls (6 bulan). Kemudian prednison di dengan dosis 1 mg/kgBB/hari selama 1
bulan, dilanjutkan dengan 0,5mg/kgBB/hari selam 1 bulan (lama tapering off 2
bulan).
TERAPI SIMTOMATIS
Edema
edema nyata
furosemid 1-3 mg/kg/hr
Dietetik
protein 2-2,25gr/kg/hr
lemak 30% kalori
Retriksi garam
Infeksi
peritonitis sefotaksim/ seftriakson
profilaksis penisilin
Hipertensi
inhibitor angiotensin
calcium chanel blockers
Hipovolemia
akibat diuretik takterkontrol
NaCl 15-20 ml/kg / albumin 1 gr/kg
Komplikasi
bengkak pada sekitar mata, muka, dan kedua kakinya. Pasien mengaku
Selain itu pasien mengalami mual, muntah, sesak, nyeri ulu hati dan lemas.
Januari 2015 ditemukan protein urin +4, albumin darah 1,6 g/dl.
Terapi pada pasien ini Infus NaCl : D5% = 1:1 20tpm, Injeksi Ranitidin 2x1A,