You are on page 1of 28

Refleksi Kasus

Pneumonia

Oleh:
Zulhida Yuni (20090310203)
Koassisten Penyakit Dalam
Dokter Pembimbing : dr. Agus Sunaryo, Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sumberejo, Pabelan
Tgl masuk RS : 20-01-2015
Tgl Periksa : 23-01-2015
No. CM : 292330
Bangsal : Flamboyan lat 4
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam
Keluhan Tambahan : Sesak nafas, batuk,
Nyeri perut, pusing berputar.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke IGD RSUD Salatiga diantar keluarganya dengan
keluhan demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit (HSMRS).
Demam mendadak, naik turun, tidak disertai menggigil.

Keluhan lain : Demam disertai perut sakit dibagian kiri atas, pusing
berputar . Mual (+), muntah (-), batuk (+), pilek (-). Pasien juga
mengeluh sesak nafas sejak 2minggu sebelum masuk rumah sakit,
sesak hilang timbul. Nyeri perut kanan atas (+) . Nafsu makan turun,
mulut terasa pahit. BAB normal (-) BAK normal (-)
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat penyakit kencing manis disangkal.
Riwayat penyakit hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Pasien tampak lemas
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38,7 C
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
Hidung : Discharge (-/-), napas cuping hidung(-/-),
Mulut : Bibir sianosis (-)

Pemeriksaan Leher
Jugularis vena pressure meningkat (-), kelenjar thyroid
membesar (-)
Pembesaran nodus limfonodi (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Thorax - Pulmo


- Inspeksi : Dada simetris, tidak ada retraksi.
- Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri, tidak ada ketinggalan gerak
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru.
- Auskultasi : Suara dasar vesicular,Bronkial -/+
Suara tambahan : wheezing(-), ronkhi(+)

Pemeriksaan Thorax Cor


S1S2, reguler, bising (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Abdomen s.d. Ekstrimitas


Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi = perut datar, jaringan parut (-)
Palpasi = supel, nyeri tekan diperut kanan atas.
Auskultasi = peristaltik usus (+) normal.

Pemeriksaan Ekstremitas
Superior = Oedem (-/-), petekie (-/-)
Inferior= Oedem (-/-), petekie (-/-)
Akral tidak dingin
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap
GDS
SGOT/SGPT
Ureum/kreatinin
Sero-Imunologi
Ro thorax
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap
Darah lengkap 20 Januari 2015

- Hemoglobin : 14,11 ( 14 18 g / dl )
- Lekosit : 14.11 ( 4.5 11 10^3 / l )
- Eritrosit : 4,89 (4,50-5.50 10^6 / l)
- Trombosit : 246 (150-450 10^3 / l)
- Hematokrit : 41,3 ( 40-54 %)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Fungsi Ginjal
- Ureum : 17 (10-50 mg/dl)
- Kreatinin : 1,0 (1,0-1,3 mg/dl)

Fungsi Hati
- SGOT : 20 (< 37 U/L)
- SGPT : 54 ( <42 U/L )

Gula Darah Sewaktu : 118 (80-144 mg/dl)

Imuno/Serologi
HBsAg : positif (negatif)
Pemeriksaan Penunjang

Rntgen thorax tanggal 21 Januari 2015


Gambaran pneumonia suspect di lobus inferior bilateral terutama sinistra
Tak tampak gambaran khas et causa proses spesifik
Besar co dalam batas normal
Terapi
Infuse RL 20tpm
Injeksi Ceftriaxone 2x1gr

Injeksi Ketorolac 3x1

P.O :
Paracetamol 3x500

Ambroxol 3x1

Omeprazol 2x1

Curcuma 3x1

Codein 2x20mg
Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya
disebabkan oleh masuknya kuman bakteri,
yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam
tinggi dan disertai adanya napas cepat
ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam.

Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit


ISPA (P2ISPA) semua bentuk pneumonia baik
pneumonia maupun bronchopneumonia
disebut pneumonia (Depkes RI, 2002).
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi lesi di paru :
Pneumonia lobaris
Pneumonia interstitialis
Bronkopneumonia
Berdasarkan asal infeksi :

Pneumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired


pneumonia = CAP)
Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based
pneumonia)
Berdasarkan mikroorganisme penyebab :

Pneumonia bakteri
Pneumonia virus
Pneumonia mikoplasma
Pneumonia jamur
Klasifikasi
Berdasarkan karakteristik penyakit:
Pneumonia tipikal
Pneumonia atipikal

Berdasarkan lama penyakit


Pneumonia akut
Pneumonia persisten
Patologi dan Patogenesis
Stadium II/Hepatissi
Stadium I/ Hiperemia Merah

Disebut hiperemia Disebut hepatisasi


karena terjadi respon merah karena terjadi
peradangan sewaktu alveolus terisi
permulaan yang oleh sel darah merah,
berlangsung pada eksudat dan fibrin yang
daerah baru yang dihasilkan oleh pejamu
terinfeksi. (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan.
Patologi dan Patogenesis
Stadium III/ Hepatisasi Stadium IV/
Kelabu Resolusi
Pada stadium IV/
resolusi yang terjadi
Hepatisasi kelabu yang sewaktu respon imun
terjadi sewaktu sel-sel dan peradangan mereda,
darah putih sisa-sisa sel fibrin dan
mengkolonisasi daerah eksudat lisis dan
paru yang terinfeksi. diabsorpsi oleh
makrofag sehingga
jaringan kembali ke
struktur semula.
Manifestasi Klinis
Pneumonia
1. ISPA selama beberapa hari

2.
2. Demam
Demam tinggi
tinggi mendadak
mendadak

3. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan


Cuping hidung

4. Sianosis sekitar mulut dan hidung

5. Gelisah, malaise, penurunan nafsu makan


Diagnosis

Anamnessis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Bakteriologis
Diagnosis

Anamnesis:
Demam menggigil, suhu tubuh dapat melebihi 40oC,
batuk dengan dahak mukoid atau purulen, sesak nafas
dan nyeri dada
Pemeriksaan fisik:
Pada px thoraks:
Inspeksi: bagian yg sakit dapat tertinggal
Palpasi: fremitus mengeras pada yg sakit
Perkusi: redup
Auskultasi: suara nafas bronkovesikuler disertai
ronkhi basah halus ronkhi basah kasar pada
stadium resolusi
Pemeriksaan penunjang

Gambaran radiologis foto thoraks


(PA/ lateral) penunjang utama
Gambaran radiologis infiltrat
sampai konsolidasi dengan air
bronchogram
Px laboratorium darah rutin:
didapatkan adanya lekositosis dan
pada hitung jenis terdapat
pergeseran ke kiri. Untuk diagnosis
etiologi perlu dilakukan kultur dan
sensifitas dahak. Kultur darah dapat
Komplikasi

1.Empiema
2.Abses Paru
3.Atelektasis
4.Emfisema
5.Meningitis
Penatalaksanaan
Pneumonia

Pneumonia Pneumonia Rawat


Rawat Jalan: Inap :
Diberi antibiotik Terapi antibiotik
- Amoksisilin 25 selama 7-10 hari.
mg/kgbb Bila keadaan
- Kotrimoksazol 4 sudah stabil
mg/kgbb antibiotik dpt
diganti dengan
antibiotik oral
selama 10 hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 2.
EGC, Jakarta: 2006. hal 554.
2. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta: 2000. hal
465.
3. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Bandung: 2005.
4. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit, Edisi6, Penerbit EGC, Jakarta: 2005, hal:
804.
5. Soeparman, Waspadji S. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 1999. hal: 695-705.
Terima Kasih

You might also like