Kegiatan Usaha Pendahuluan Pilihan kegiatan usaha sangat dipengaruhi kemampuan dan kesiapanmasing masing wajip pajak atas kegiatan usaha yang akan dipilihnya selainjuga mempertimbangkan berbagai aspek seperti permodalan,izin, tren pasar dan berbagai pertimbangan lain. Pemilihan kegiatan usaha yang dikaitkan dengan ketentuan pajak hanyalah salah satu tambahan pertimbanagn bagi pengusaha. Selain untuk mengetahui titik lemah dan kekuatan yang dimilikikegiatan usaha yang akan dipilih tentunya konteks ketentuan perpajakan, juga untuk mengetahui titik lemah dan kuatnya dunia usaha lain dari sudut pandanh fiskal. Pemilihan kegiatan usaha yang dikaitkan dengan ketentuan perpajakan akan dibahas dengen pengelompokkan berbagai bentuk kegiatan usaha .kegiatan usaha yang berada dalam satu kelompok kegiatan usaha memungkinkan untuk memilki relevansi untu dibandingkan. Namun demikia dari sudut pandan ketentuan perpajakan memungkinkan semuanyanmemiliki relevansi, karena menggunakan sudut pandang pengakuan penghasilan maupun biaya, pengenaan PPh atau PPn Dalam dunia usaha, yang paling penting adalah keuntungan, dan serba dimungkinkan untuk berusaha pada bidang lain, termasuk yang sebelumnya tidak dikuasaioleh pengusaha tersebut paling tidak pengusaha perlu mempunai pandangan luas, termasuk kegiatan usaha diluar bidangnya , erutama mengenai Piliha usaha di bidang pertanian Bidang usaha pertanian meliputi: - Pertanian, perkebunan, dan kehutanan - Peternakan, perburuan atau penangkapan maupun penangkaran - Perikanan baik dari penangkapan maupun budidaya Untuk memilih kegiatan usaha dibidang pertanian perlu diperlukan pertimbangan sbb: - Pertimbangan pengenaan PPh - Pertimbangan pengenaan PPN Pertimbangan Pengenaan PPh Perhitungan pajak tahunan bagi usaha pertanian pada dasarnya sama dengan kegiatan usaha lainnya.Badan usaha industri/eksportir di bidang ini ditunjuk sebagai pemungut PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau untuk diekspor dari pedagang pengumpul.pemungutan PPh pasal 22 tersebut tidak dilakukan apabila pembelian dilakukan kepada petani/kelompok petani. Besarnya PPh pasal 22 yang harus di pungut sebesar 0,5% dari harga pembelian tidak temasuk PPn. Tetapi untuk petani dan pedagang pengumpul penjualan hasil pertanian akan merupakan PKP jika sudah di atas PTKP Bagi pedagang pengumpul pertanian, pengenaan PPh-nya diperlakukan sama seperti kegiatan perdaganagan lain. Hanya saja atas penjualan barang pertanian ke industri akan dipungut PPh pasal 22, yang merupakan kredit pajak bagi pengumpul Pertimbangan Pengenaan PPN Untuk bidang pertanian terdapat BKP strategis dan BKP non strategis. BKP strategis dibebaskan dari pengenaan PPN sbb: - Makanan ternak, unggas, ikan dan atau bahan baku untuk pembuatannya. - Barang hasil pertanian - Bibit atau benih, barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan. Pembebasan PPN atas BKP strategis pertanian tertentu akan membuat harga komoditas pertanian ini memiliki daya saing lebih dibandingkan produk selain BKP strategis pertanian atau produk lainnya.Tetapi penyerahan atas BKP strategis tersebut yg dibebaskan dari pengenaan PPN hanya yg berasal dari petani atau kelompok tani. Fasilitas pembebasan PPN pada BKP strategis bisa menjadi pertimbangan bagi pengusaha untuk memilih kegiatan usaha dibidang pertanian Pilihan usaha di bidang Industri Pilihan WP terhadap bidang industri tertentu sangat tergantung pada kemampuan mengelola bidang industri tersebut. Namun WP dapat menggunakan pertimbangan perpajakan jika ingin melakukan diversifikasi usaha atau sebagai perbandingan saja. WP industri perlu mempertimbangkan perlakuan perpajakan yg diterapkan pada masing-masing kegiatan industri, yaitu: - Pertimbangan PPh - Pertimbangan PPN Pertimbangan Pengenaan PPh Bidang Industri Jika memperhatikan ketentuan PPh bidang industri , sebenarnya tidak ada perbedaan untuk perhitungan PPh terutang akhir tahun pada semua jenis kegiatan industri dan tidak ada perlakuan khusus untuk pengakuan penghasilan dan biaya. Namun apabila memperhatikan hal-hal yg berkaitan dengan kewajiban pemungutan PPh maka akan didapatkan perbedaan Pengenaan PPN pada produk industri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sbb: - Dasar pengenaan dan tarifnya - Cara pelunasan Dasar pengenaan dan tarif PPN pada indsutri umumnya sebesar 10% dari DPP. Tetapi untuk industri tertentu tidak menggunakan dasar dan tarif tersebut Harga jual rata-rata adalah harga yg ditetapkan pemerintah, sehingga yg memiliki harga yg lebih tinggi dari harga rata-rata akan diuntungkan, dan harga rata-rata tersebut include PPN atau sudah termasuk PPN sehingga harga rata-rata lebih besar dari DPP. Cara pelunasan PPN pada umumnya melalui mekanisme PKPM (pajak keluaran-pajak masukan) namun pada industri tertentu melibatkan Ditjen Bea Cukai, karena berkaitan dengan kegiatan cukai maupun bea masuk, seperti untuk rokok, rekaman suara dan gambar juga impor. Pilihan Usaha Bidang Real Estate Usah bidang real estate adalah: kegiatan perolehan tanah untuk kemudian dibangun perumahan atau bangunan komersil dan atau bangunan industri. Bangunan tersebut dimaksud untuk dijual atau disewakan sebagai satu kesatuan atau enceran (retail). Aktivitas ini juga mencakup perolehan tanah untuk dijual kapling tanpa bangunan Pilihan kegiatan usaha dalam bidang real estate harus memperhatikan perlakuan perpajakan seperti berikut: - Perlakuan PPh - Perlakuan PPN - Perlakuan PPn BM Pertimbangan Perlakuan PPh PPh pada real estate dikenakan atas semua penghasilan dari penjualan bangunan, kapling tanah, maupun jasa pengembangan atau membangun sendiri.WP yg usaha pokoknya pengalihan hak atas tanah dan bangunan seperti real estate ini, atas penjualan tanah dan atau bangunan pengenaan PPh-nya dibedakan atas penyerahan rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana dikenakan PPh 2% sedangkan lainnya dikenakan PPh 5% dan semuanya bersifat final. Dan jika penghasilan dari pengusaha real estate hanya penghasilan yg telah dikenakan PPh final di atas maka Pph terutang akhir tahun adalah nihil.Tetapi jika terdapat penghasilan lain seperti jasa membangun sendiri atau pengembangan, maka pada akhir tahun masih akan terdapat PPh terutang. Pertimbangan Perlakuan PPN Pada dasarnya semua perumahan yg diserahkan oleh perusahaan real estate dikenakan PPN, namun ada beberapa tipe rumah yg tidak dikenakan PPN, yaitu: Rumah sederhana Rumah susun sederhana Pondok boro Asrama mahasiswa dan pelajar Rumah sederhana sehat (Rs Sehat/RSH), dan Rumah inti Tumbu (RIT) Atas penyerahan rumah-rumah tersebut di atas tidak dikenakan PPN apabila perolehannya dilakukan secara tunai atau melalui fasilitas kredit kepemilikan bersubsidi atau melalui pembayaran berdasarkan prinsip syariah dengan syarat: - Harga jual tidak melebihi Rp. 55 juta - Merupakan rumah pertama yg dimiliki dan digunakan sendiri sebagai tempat tinggal dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu 5 tahun sejak dimiliki. Pertimbangan Perlakuan PPn BM Rumah mewah dikenakan PPn BM sebesar 20%. Yg termasuk rumah mewah: - Hunian mewah seperti aprtemen, kondominium, town house dan sejenisnya denga luas bangunan 150 M2 atau lebih atau denga harga jual bangunan Rp. 4.000.000 per M2, tidak termasuk nilai tanahnya - Rumah termasuk rumah kantor atau rumah toko, yang luas bangunannya 400 M2 atau lebih atau denga harga bangunan Rp. 3.000.000 per M2 tidak termasuk nilai tanahnya.