Professional Documents
Culture Documents
Normal N(normal) N N N
Hipertiroidisme T(tinggi) T T T
Hipotiroidisme R(rendah) R R R
Peningkatan TBG T T R N
Penurunan TBG R R T N
Penggantian ikatan
hormon pada TBG R R T N
SOAL ADRENAL
1. Seorang pria didiagnosa dengan syndroma
addison, manakah hasil pemeriksaan
laboratorium yang sesuai ?
SOAL ADRENAL
Pada hipofungsi korteks adrenal,
manakah pernyataan yang sesuai ?
A. retensi air
B. kehilangan Na, retensi K
C. retensi Na, K
D. kehilangan Na, K
E. kehilangan K, retensi Na
SOAL URIN 2
1. Seorang laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke dokter oleh keluarganya dengan keluhan
penurunan berat badan, rasa lelah dan lesu sejak enam bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh jumlah urinnya berkurang. Pasien mempunyai riwayat penyakit ginjal.
Hasil Pemeriksaan laboratorium : kadar hemoglobin 8 g/dL ( N: 13-16), kadar
ureum darah 80 mg/dL ( N: 20-40), kreatinin darah 3.5 mg/dL ( N: 0.5-1.5).
Tes laboratorium manakah yang saudara anjurkan untuk menilai fungsi ginjal ?
A. Asam urat darah D. Klirens kreatinin
B. Kreatinin urin E. Klirens ureum
C. Protein urin 24 jam
2. Tuan K, usia 40 tahun diperlukan penilaian segera fungsi ginjal untuk keperluan
pengobatan. Jika berat badannya 72 kg, kadar kreatinin darah 2 mg/dL.
Berapakah nilai klirens kreatinin menurut formula Cockroft-Gault ? RUMUS ?
A. 25 D. 50
B. 36 E. 75
C. 45
Rumus CCT dari Cockcroft-Gault :
Pria :
( 140-umur) x BB (kg)
-------------------------------------- =
ml/menit
72 x kreatinin serum ( mg/dL)
U
Klirens = --------- x V x F ml/menit
B
U = kadar kreatinin urin ( mg/dL)
B = kadar kreatinin darah (mg/dL)
F = faktor koreksi untuk luas badan (1,73 m2) dilihat
dari
normogram
V = diuresis per menit.
A. Gagal ginjal
B. Syok
C. Obstruksi uretra oleh batu
D. Penyakit ginjal kronis
E. Perdarahan saluran cerna
Kadar ureum meningkat,
disebabkan
Pre-renal :
Berkurangnya renal blood flow ( gagal
jantung kongestif, hipotensi, syok, dehidrasi )
Post-renal
Aliran urin yang menurun ( mis.obstruksi saluran
kemih oleh batu, prostat atau tumor)
RENDAH <12
Penyakit atau gagal hati
Diet rendah protein atau kelaparan
Nekrosis tubulus akut
TINGGI > 20
a. dengan kreatinin normal :
Uremia prarenal
Diet tinggi protein
Perdarahan saluran cerna
Keadaan katabolik
SOAL GIT 2.
Wanita,2, dibawa ke UGD dengan dema,
tidak nafsu makan selama 3 hari. Pem.
Fisik ikterik dan hepatomegali, hasil pem.
Lab. : enzim aminotransferase meningkat.
Dua tahun lalu pernah mendapat vaksinasi
hepatitis B. Hasil serologis : IgM HAV neg.,
IgG HAV pos, HbsAg neg., HBs Ab pos.,
HBcAb neg, HCV Ab pos.
Apakah kesimpulan pada penderita ini ?
Khusus : etiologi
CHE : penurunan faal hati
AFP, CEA : petanda tumor
Petanda hepatitis
Antibodi automiun : penyakit hati autoimun
Hemostasis lengkap : PT,APTT, TT, fibrinogen
GIT
Wanita 40 tahun, dengan riwayat kolesistitis datang ke Poliklinik
Penyakit Dalam karena matanya kuning dan dianjurkan untuk
dilakukan tes faal hati. Dari hasil tes laboratorium berikut
manakah yang menunjukkan adanya obstruksi saluran
empedu ?
HBV-DNA (PCR)
Inactive inf. : - HBeAg pos, HBV DNA < 2000 IU/ml
Active inf : - HBeAg pos, HBV DNA >20.000 IU/ml
HBeAg neg, HBV DNA 2000-20.000 IU/ml
Resolved inf. : - HBsAg neg., HBV DNA < 2000 IU/ml
Hep. B kronik : bila HBsAg dan HBV DNA tetap terdeteksi selama 6 bulan.
A. Albumin D. Insulin
B. Fruktosamin E. C-peptide
C. Hb A1c
4. Ny. K, 50 tahun, dengan riwayat keluarga
diabetes, pada pemeriksaan kesehatan rutin,
didapatkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS)
plasma vena 180 mg/dL.
Dilakukan pemeriksaan TTGO. Berapakah kadar
G2PP plasma vena yang menyatakan bukan
diabetes ?
A. < 90 mg/dL D. < 140 mg/dL
B. < 100 mg/dL E. < 200 mg/dL
C. < 126 mg/dl
4. Pada pasien diabetes tidak terkontrol sering terjadi
komplikasi mikro dan makrovaskular. Tes
laboratorium manakah yang paling baik untuk
deteksi dini komplikasi tersebut ?
A. Lipid darah D. Urin lengkap
B. Keton darah E. Mikroalbuminuria
C. Tes fungsi ginjal
Diagnosis DM bila :
1. Gejala klasik + GDS >= 200 mg/dL atau
2. Gejala klasik + GDP >= 126 mg/dL atau
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pp pada TTGO >= 200
mg/dL
PRADIABETES
TGT : glukosa 2 jam pp TTGO 140 -199 mg/dL
GDPT : bila GDP antara 100 -125 mg/dL
TTGO 2 jam PP : < 140 mg/dL
DBD
pH 7.35-7.45
PCO2 35-45 mmHg
PO2 80-100 mmHg
HCO3 24-28 mEq/L
Saturasi oksigen 95 100 %
Base excess -2 sampai +2
Contoh kasus
A B C DE F
pH 7.277.257.527.537.267.48
PCO2 60 40 25 41 22 21
HCO3 20 16 22 32 10 13
BE +2 -10 -2 +8 -15 -8
Diagnosis :
A : asidosis respiratorik
B : asidosis metabolic
C : alkalosis respiratorik
D : alkalosis metabolic
E : asidosis metabolic + kompensasi PCO2 (22)
F : alkalosis respiratorik + kompensasi HCO3 13
Kasus asam basa
Anak 5 tahun dengan diare dan ampas
sedikit, sudah demam 4 hari. TD 90
(palpasi), nadi 60x/mnt, suhu 39 C,
turgor menurun, kesadaran apatis.
Kemungkinan komplikasi pada pasien
ini adalah :
A. Asidosis resp D. Alkalosis met
B. Asidosis met E. Alkalosis resp
C. Kegagalan multi organ
Bila hasil analisa gas darah: ph 7,32.
PCO2 = 30 mmHg, HCO3- = 20 meQ/L
GDP (mg/dL)
Plasma vena < 100 100 -125 > 126
Kapiler < 90 90 -99 > 100
Akut :
Ketoasidosis diabetikum
Hyperosmolal non- ketotic coma
Hipoglikemia akibat pemakaian insulin yang
berlebihan
Kronik :
insuff ginjal, retinopati diabetikum,
cerebrovaskular disease, neuropati diabetika
PEMERIKSAAN LAB PADA PENYULIT
AKUT DIABETES MELLITUS
Kadar glukosa darah
Keton darah dan urin
Analisa gas darah, elektrolit ( K, Na, Cl)
Anion gap
Asam laktat dan osmolalitas darah
NKH :
- koma hiperglikemia, tanpa asidosis met dan
ketosis, osmolalitas meningkat
ASIDOSIS LAKTAT
- hiperglikemia, asidosis met tanpa ketosis,
asam laktat > 5 mmol/L
Kriteria diagnostik DKA dan NKH
DKA NKH
Ringan Sedang Berat
Gluk plasma
(mg/dL) >250 > 250 > 250 > 600