You are on page 1of 49

SOAL TIROID 1

1. Pasien dengan exopthalmus,


berkeringat, tremor dan berdebar,
dokter menduga pasien menderita
hipertiroid, diantara pemeriksaan
laboratorium berikut manakah yang
sesuai ?
A. FT4 serum normal
B. FT4 rendah
C. FT4 serum tinggi
D. TSH serum tinggi
E. TSH serum normal
SOAL TIROID 2
2. Seorang wanita dengan diagnosis
hipotiroid subklinis, manakah hasil
pemeriksaan yang
sesuai ?
A. sTSH normal, FT4 normal
B. sTSH tinggi, FT4 normal
C. sTSH rendah, FT4 normal
D. sTSH rendah, FT4 tinggi
E. sTSH tinggi, FT4rendah

HASIL FAAL TIROID


Keadaan klinik T4 T3 T3U
FT4I/FT4

Normal N(normal) N N N
Hipertiroidisme T(tinggi) T T T
Hipotiroidisme R(rendah) R R R
Peningkatan TBG T T R N
Penurunan TBG R R T N
Penggantian ikatan
hormon pada TBG R R T N
SOAL ADRENAL
1. Seorang pria didiagnosa dengan syndroma
addison, manakah hasil pemeriksaan
laboratorium yang sesuai ?

1. kadar hormon ACTH yang tinggi


2. kadar hormon kortisol rendah
3. kadar glukosa urin tinggi
4. hipoglikemia Key C

SOAL ADRENAL
Pada hipofungsi korteks adrenal,
manakah pernyataan yang sesuai ?
A. retensi air
B. kehilangan Na, retensi K
C. retensi Na, K
D. kehilangan Na, K
E. kehilangan K, retensi Na

Sindroma Addison kompet


4
Klinis : penurunan berat badan,penciutan
massa otot ( gg.met KH), lapar garam, kram
otot (kehilangan Na, hiperkalemia), hipotensi
postural (gg.met cairan), pigmentasi kulit
Lab
Kortisol plasma rendah
-17-OHCS urin rendah
17-KS urin rendah
K serum tinggi, Na rendah
Glukosa darah rendah
SOAL TIROID 3
3. Manakah tes laboratorium yang
paling baik
menggambarkan fungsi kelenjar
tiroid ?
A. T4 total
B. TSH sensitif
C. TBG
D. Free T4
E. T3 uptake
SOAL URIN 1
Wanita 30 tahun berobat ke poliklinik dengan demam, sakit
didaerah pinggang dan gangguan miksi sejak 1 hari yang lalu.
Pasien baru pertama kali mengalami sakit seperti ini. Setelah
melakukan pemeriksaan, dokter menganjurkan pemeriksaan
urinalisa dengan hasil berikut : makroskopis urin kuning ,
agak keruh. Kimiawi : protein 1+, leukosit esterase 2+,
nitrit +. Mikroskopik : leukosit 40-60/LPB, kelompok leukosit
2-4/LPB, eritrosit 0-2/LPB, silinder leukosit 3-6/LPK.

1.Apa dianosis yang paling mungkin pada keadaan di atas ?


A. GNA D. Pielonefritis akut
B. GNC E. Pielonefritis kronik
C. Sistitis

2. Diantara hasil lab di atas mana yang patognomonik utk


diagnosis tersebut ?
SOAL GIT

Laki-laki 14 tahun datang ke dokter dengan mual, lesu, mata


kuning dan urin yang berwarna coklat keruh sejak 2 hari
yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
ditegakkan diagnosis hepatitis akut. Manakah hasil
pemeriksaan yang sesuai dengan kelainan hepatoseluler
akut ?

A. ALT (SGPT) 1000 U/L ( N : < 35)


B. ALP (fosfatase alkali) 650 U/L ( N: 30-120)
C. Albumin 2,5 g/dL ( N : 3,5- 5,0 )
D. Bilirubin total 6,0 mg/dL, indirek 5 mg/dL ( Bil total
N:< 1,5 )
E. Bilirubinurin negatif.

SOAL URIN 2

1. Seorang laki-laki, usia 50 tahun, dibawa ke dokter oleh keluarganya dengan keluhan

penurunan berat badan, rasa lelah dan lesu sejak enam bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh jumlah urinnya berkurang. Pasien mempunyai riwayat penyakit ginjal.
Hasil Pemeriksaan laboratorium : kadar hemoglobin 8 g/dL ( N: 13-16), kadar
ureum darah 80 mg/dL ( N: 20-40), kreatinin darah 3.5 mg/dL ( N: 0.5-1.5).

Tes laboratorium manakah yang saudara anjurkan untuk menilai fungsi ginjal ?
A. Asam urat darah D. Klirens kreatinin
B. Kreatinin urin E. Klirens ureum
C. Protein urin 24 jam

2. Tuan K, usia 40 tahun diperlukan penilaian segera fungsi ginjal untuk keperluan
pengobatan. Jika berat badannya 72 kg, kadar kreatinin darah 2 mg/dL.
Berapakah nilai klirens kreatinin menurut formula Cockroft-Gault ? RUMUS ?
A. 25 D. 50
B. 36 E. 75
C. 45
Rumus CCT dari Cockcroft-Gault :
Pria :
( 140-umur) x BB (kg)
-------------------------------------- =
ml/menit
72 x kreatinin serum ( mg/dL)

Wanita : 0,85 x klirens kreatinin pria.


Rumus klirens kreatinin

U
Klirens = --------- x V x F ml/menit
B
U = kadar kreatinin urin ( mg/dL)
B = kadar kreatinin darah (mg/dL)
F = faktor koreksi untuk luas badan (1,73 m2) dilihat
dari
normogram
V = diuresis per menit.

Nilai rujukan klirens kreatinin :


laki-laki : 107-139 ml/menit
wanita : 87-107 ml/menit
SOAL URIN 3.
Wanita 30 tahun berobat ke poliklinik dengan demam, sakit
didaerah pinggang dan gangguan miksi sejak 1 hari yang lalu.
Pasien baru pertama kali mengalami sakit seperti ini. Setelah
melakukan pemeriksaan, dokter menganjurkan pemeriksaan
urinalisa dengan hasil berikut : makroskopis urin kuning , agak
keruh. Kimiawi : protein 1+, leukosit esterase 2+, nitrit +.
Mikroskopik : epitel tubulus ginjal ++/LPK , leukosit 40-60/LPB,
kelompok leukosit 2-4/LPB, eritrosit 0-2/LPB, silinder leukosit 3-
6/LPK.

1.Apa dianosis yang paling mungkin pada keadaan di atas ?


A. GNA D. Pielonefritis akut
B. GNC E. Pielonefritis kronik
C. Sistitis

2. Diantara hasil lab di atas mana yang patognomonik utk


diagnosis tersebut ?
SOAL URIN 4
Tuan B, 45 tahun pada pemeriksaan tes fungsi
ginjal didapatkan kadar urem 80 mg/dL, kreatinin
1,0 mg/dL. Apa kemungkinan penyebab uremia
pada pasien ini?
( jawaban bisa lebih dari 1)

A. Gagal ginjal
B. Syok
C. Obstruksi uretra oleh batu
D. Penyakit ginjal kronis
E. Perdarahan saluran cerna
Kadar ureum meningkat,
disebabkan
Pre-renal :
Berkurangnya renal blood flow ( gagal
jantung kongestif, hipotensi, syok, dehidrasi )

katabolisme protein yang meningkat


( infeksi, tirotoksikosis, toksemia, diabetes,
perdarahan saluran cerna )

Kadar ureum dapat meningkat sampai 100


mg/dL
Renal
Fungsi ginjal yang menurun ( gagal ginjal akut
dan kronik, glomerulonefritis, necrosis tubular,
pielonefritis, hidronefrosis, ginjal polikistik dll.)
Kadar ureum dapat sampai 600 mg/dL

Post-renal
Aliran urin yang menurun ( mis.obstruksi saluran
kemih oleh batu, prostat atau tumor)

Kadar ureum rendah disebabkan oleh :


Intake protein rendah atau malnutrisi
Kerusakan hati akut atau sirosis
Kehamilan
RASIO BUN/KREATININ : rentang rujukan 12 SAMPAI 20

RENDAH <12
Penyakit atau gagal hati
Diet rendah protein atau kelaparan
Nekrosis tubulus akut

TINGGI > 20
a. dengan kreatinin normal :
Uremia prarenal
Diet tinggi protein
Perdarahan saluran cerna
Keadaan katabolik

b. dengan kreatinin tinggi :


Azotemia prarenal dengan peny ginjal
Gagal ginjal
Azotemia pascarenal
Alur diagnostik an. Mikrositik
hipokrom
SOAL GIT

Laki-laki 14 tahun datang ke dokter dengan mual, lesu, mata


kuning dan urin yang berwarna coklat keruh sejak 2 hari
yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
ditegakkan diagnosis hepatitis akut. Manakah hasil
pemeriksaan yang sesuai dengan kelainan hepatoseluler
akut ?

A. ALT (SGPT) 1000 U/L ( N : < 35)


B. ALP (fosfatase alkali) 650 U/L ( N: 30-120)
C. Albumin 2,5 g/dL ( N : 3,5- 5,0 )
D. Bilirubin total 6,0 mg/dL, indirek 5 mg/dL ( Bil total
N:< 1,5 )
E. Bilirubinurin negatif.

SOAL GIT 2.
Wanita,2, dibawa ke UGD dengan dema,
tidak nafsu makan selama 3 hari. Pem.
Fisik ikterik dan hepatomegali, hasil pem.
Lab. : enzim aminotransferase meningkat.
Dua tahun lalu pernah mendapat vaksinasi
hepatitis B. Hasil serologis : IgM HAV neg.,
IgG HAV pos, HbsAg neg., HBs Ab pos.,
HBcAb neg, HCV Ab pos.
Apakah kesimpulan pada penderita ini ?

TES FUNGSI HATI


Minimal :
Protein total, albumin, globulin
Bilirubin total, direk, indirek
SGOT, SGPT
ALP, GGT

Khusus : etiologi
CHE : penurunan faal hati
AFP, CEA : petanda tumor
Petanda hepatitis
Antibodi automiun : penyakit hati autoimun
Hemostasis lengkap : PT,APTT, TT, fibrinogen
GIT
Wanita 40 tahun, dengan riwayat kolesistitis datang ke Poliklinik
Penyakit Dalam karena matanya kuning dan dianjurkan untuk
dilakukan tes faal hati. Dari hasil tes laboratorium berikut
manakah yang menunjukkan adanya obstruksi saluran
empedu ?

A. Kadar albumin darah menurun.


B. Peningkatan kadar bilirubin darah terutama bilirubin indirek

C. Aktivitas GGT dan ALP meningkat ringan


D. Aktivitas enzim aminotransferase sangat meningkat
E. Bilirubinuria positif
GIT
Tuan A, 40 tahun dengan penyakit hati kronik
secara rutin melakukan pemeriksaan tes faal
hati. Diantara hasil tes berikut, manakah yang
menunjukkan penurunan faal sintesis hati?

A. Bilirubin total darah meningkat


B. Aktivitas enzim pseudo-CHE meningkat
C. Masa protrombin memendek
D. Kadar albumin darah menurun
E. Aktivitas fosfatase alkali meningkat
Interpretasi hasil pemeriksaan Hepatitis B ( Buku Lab. Biomedika 2012)

PENANDA SEROLOGIS PENILAIAN


HBsAg Anti-HBc Anti-HBc Anti-
total IgM HBs

- - - - Tidak pernah terinfeksi


+ - - - Infeksi akut dini
+ + + - Infeksi akut
+ + - - Infeksi kronik
- + - + Dahulu pernah terinfeksi dan
sudah imun
- + - - Infeksi lampau
- - - + Imun setelah vaksinasi bila
kadar
anti-HBs> =10 mIU/ml atau
setelah penggunaan
hepatitis B
immune globulin
HBeAg : diperiksa kalau HBsAg positif
hasil + : high grade viraemia and high infectivity
Recovery : Anti Hbe : positif setelah 3-4 bulan., Anti- HBs setelah 6 bulan.

HBV-DNA (PCR)
Inactive inf. : - HBeAg pos, HBV DNA < 2000 IU/ml
Active inf : - HBeAg pos, HBV DNA >20.000 IU/ml
HBeAg neg, HBV DNA 2000-20.000 IU/ml
Resolved inf. : - HBsAg neg., HBV DNA < 2000 IU/ml
Hep. B kronik : bila HBsAg dan HBV DNA tetap terdeteksi selama 6 bulan.

Interpretasi hasil pemeriksaan Hepatitis lain

PENANDA SEROLOGIS PENILAIAN


Anti-HAV +, Anti-HAV IgM + Infeksi akut hepatitis A

Anti- HCV +, HCV-RNA + Infeksi hepatitis C akut atau kronik

Anti HCV - , anti-HCV setelah 6 miggu + Infeksi Hepatitis C akut


atau HCV RNA +
Anti HAV
IgM : fase akut, terdeteksi selama 3-6 bln
IgG anti HAV pos tanpa IgM : infeksi lampau
HBV
HBsAg : di awal gejala, mendahului IgM
anti HBc. Menghilang beb mgg sp bulan
IgG anti HBc : stlh IgM anti HBc hilang pd
kesembuhan. Tidak muncul pd pemb.
Vaksin.
Anti HBs : kesembuhan dan kekebalan.
Muncul setelah vaksinasi HBV
HBeAg dan HBV DNA
HBV DNA : muncul di awal, tidak rutin
diperiksa
HBeAg : terdeteksi stlh HBsAG, indikasi
replikasi virus. Pada infeksi yg
sembuh, menghilang digantikan anti
Hbe.
HCV
Anti HCV : terdeteksi untuk waktu lama,
pada yg sembuh spontan maupun
yang menjadi kronis
Anti HAV
IgM : fase akut, terdeteksi selama 3-6 bln
IgG anti HAV pos tanpa IgM : infeksi lampau
HBV
HBsAg : di awal gejala, mendahului IgM
anti HBc. Menghilang beb mgg sp bulan
IgG anti HBc : stlh IgM anti HBc hilang pd
kesembuhan. Tidak muncul pd pemb.
Vaksin.
Anti HBs : kesembuhan dan kekebalan.
Muncul setelah vaksinasi HBV
DIABETES
1. Hasil check-up seorang pria, umur 50 tahun,
didapatkan glukosa darah puasa 120 mg/dL, 2
jam pp 136 mg/dL. Diagnosis yg tepat untuk
pasien ini adalah :
A. DM tipe 2
B. Glukosa puasa terganggu
C. Toleransi glukosa terganggu
D. DM tipe 1
E. Glukosa darah normal
2 .Tuan M, 45 tahun, dengan gejala poliuria, lemas,
pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
kadar glukosa darah puasa (GDP) 115 mg/dL.
Hasil glukosa 2 jam postprandial (G2PP)
didapatkan 165 mg/dL. Kadar HbA1c 6,1% ( N
<5,7%).Manakah kesimpulan yang paling sesuai
untuk hasil di atas ?
A. Normal
B. Toleransi glukosa terganggu (TGT)
C. Glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
D. Diabetes Melitus
E. Belum dapat disimpulkan
3.Pada pemantauan terapi Diabetes Mellirus,
manakah parameter yang menggambarkan
kadar glukosa darah 1-3 bulan sebelum tes ?

A. Albumin D. Insulin
B. Fruktosamin E. C-peptide
C. Hb A1c
4. Ny. K, 50 tahun, dengan riwayat keluarga
diabetes, pada pemeriksaan kesehatan rutin,
didapatkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS)
plasma vena 180 mg/dL.
Dilakukan pemeriksaan TTGO. Berapakah kadar
G2PP plasma vena yang menyatakan bukan
diabetes ?
A. < 90 mg/dL D. < 140 mg/dL
B. < 100 mg/dL E. < 200 mg/dL
C. < 126 mg/dl
4. Pada pasien diabetes tidak terkontrol sering terjadi
komplikasi mikro dan makrovaskular. Tes
laboratorium manakah yang paling baik untuk
deteksi dini komplikasi tersebut ?
A. Lipid darah D. Urin lengkap
B. Keton darah E. Mikroalbuminuria
C. Tes fungsi ginjal

ACR : albumin creatinine ratio


Nilai rujukan : < 30 ug/mg
Mikroalbuminuria : 30-299
Makroalbuminuria >= 300
Konsensus DM 2011
10.Laki-laki 50 tahun, setelah pemeriksaan skrining
kadar gula darah, dilakukan Tes Toleransi Glukosa
Oral untuk memastikan diagnosis. Kadar gula
darah sewaktu yang dianggap normal setelah
beban glukosa 75 gram adalah :

A. < 90 mg/dL D. < 140 mg/dL


B. < 110 mg/dL E. < 200 mg/dL
C. < 126 mg/dL
Kriteria diagn DM. ( konsensus DM 2011)

Diagnosis DM bila :
1. Gejala klasik + GDS >= 200 mg/dL atau
2. Gejala klasik + GDP >= 126 mg/dL atau
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pp pada TTGO >= 200
mg/dL

ADA 2011 : HbA1c >= 6.5%

PRADIABETES
TGT : glukosa 2 jam pp TTGO 140 -199 mg/dL
GDPT : bila GDP antara 100 -125 mg/dL
TTGO 2 jam PP : < 140 mg/dL
DBD

Antigen NS-1 : terdeteksi mulai hari 1 9


setelah demam, baik pd infeksi dengue
primer atau sekunder . Untuk fase dini.

Antibodi dengue IgM dan IgG


Inf. Primer : IgM terdeteksi hari ke 2-5
setelah demam, bertahan 30-90 hari .
Inf. Sekunder : IgM antara hari 4-5
setelah demam
Menentukan gangguan
keseimbangan asam basa
1. Cek pH : normal ( 7.35-7.45), asidosis < 7.35, alkalosis > 7.45

2. Untuk menentukan asidosis metabolik atau alkalosis metabolik :


Setelah pH, Cek bikarbonat (HCO3 )

3.Untuk menentukan asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik,


Setelah pH, cek PCO2

pH < 7.35 (asidosis) : PCO2 > 45 mmHg = asidosis respiratorik


HCO3 < 24 mmHg = asidosis metabolik

pH > 7.45 (alkalosis) : PCO2 < 35 mmHg = alkalosis respiratorik


HCO3 > 24 mm Hg = alkalosis metabolik

NILAI RUJUKAN ANALISA GAS DARAH

pH 7.35-7.45
PCO2 35-45 mmHg
PO2 80-100 mmHg
HCO3 24-28 mEq/L
Saturasi oksigen 95 100 %
Base excess -2 sampai +2

ANION GAP : Na+ - ( CL- + CO2)


meQ/L (NN : 12 +- 4 meQ/L)

Meningkat pada : diabetic


ketoasidosis, lactic, asidosis, renal
failure, poisoning

Contoh kasus

A B C DE F
pH 7.277.257.527.537.267.48

PCO2 60 40 25 41 22 21

HCO3 20 16 22 32 10 13

BE +2 -10 -2 +8 -15 -8


Diagnosis :

A : asidosis respiratorik
B : asidosis metabolic
C : alkalosis respiratorik
D : alkalosis metabolic
E : asidosis metabolic + kompensasi PCO2 (22)
F : alkalosis respiratorik + kompensasi HCO3 13

Kasus asam basa
Anak 5 tahun dengan diare dan ampas
sedikit, sudah demam 4 hari. TD 90
(palpasi), nadi 60x/mnt, suhu 39 C,
turgor menurun, kesadaran apatis.
Kemungkinan komplikasi pada pasien
ini adalah :
A. Asidosis resp D. Alkalosis met
B. Asidosis met E. Alkalosis resp
C. Kegagalan multi organ
Bila hasil analisa gas darah: ph 7,32.
PCO2 = 30 mmHg, HCO3- = 20 meQ/L

Kondisi keasaman pasien ini adalah :


A. Asidosis met dgn komplikasi resp
B. Alkalosis met dgn komplikasi resp
C. Asidosis resp akut
D. Alkalosis resp akut
E. Asidosis camp met-resp
Diare akut disertai mual, muntah
kekurangan cairan gejala
dehidrasi asidosis metabolik. Bila
berat bisa samp sianosis,
hipokalemia, gangguan fungsi ginjal
oliguri, anuria. Bila tidak diatasi
nekrosis tubular akut.
Diskusi

Bila penyebab metabolik : perubahan HCO3-


berbanding lurus dgn perubahan pH.
Bila penyebab faktor respiratorik :
perubahan PCO2 berbanding terbalik
dengan perubahan pH
Bila pH turun, HCO3- turun asidosis met
Kompensasi paru : CO2 (asam) dikeluarkan
liwat pernafasan cepat, dalam kadar CO2
turun
Kadar GDS, GDP sebagai patokan
penyaring DM
Bukan DM Belum DM
pasti DM
GDS(mg/dL)
Plasma vena < 100 100-199 > 200
Kapiler < 90 90-199 > 200

GDP (mg/dL)
Plasma vena < 100 100 -125 > 126
Kapiler < 90 90 -99 > 100

Metode pemeriksaan enzimatik


PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA
KOMPLIKASI DM ( AKUT DAN KRONIK).

Akut :
Ketoasidosis diabetikum
Hyperosmolal non- ketotic coma
Hipoglikemia akibat pemakaian insulin yang
berlebihan

Kronik :
insuff ginjal, retinopati diabetikum,
cerebrovaskular disease, neuropati diabetika
PEMERIKSAAN LAB PADA PENYULIT
AKUT DIABETES MELLITUS
Kadar glukosa darah
Keton darah dan urin
Analisa gas darah, elektrolit ( K, Na, Cl)
Anion gap
Asam laktat dan osmolalitas darah

Pem. Osmolalitas darah : dihitung


dengan rumus dari kadar Natrium dan
glukosa darah
Penafsiran hasil
laboratorium
DKA:
- glukosa tinggi, asidosis met, keton pos

NKH :
- koma hiperglikemia, tanpa asidosis met dan
ketosis, osmolalitas meningkat

ASIDOSIS LAKTAT
- hiperglikemia, asidosis met tanpa ketosis,
asam laktat > 5 mmol/L
Kriteria diagnostik DKA dan NKH

DKA NKH
Ringan Sedang Berat
Gluk plasma
(mg/dL) >250 > 250 > 250 > 600

pH arteri 7,25-7.30 7.00-7,24 < 7.00 > 7,30

Bikarb serum 15 18 10 - < 15 < 10 < 15


(mEq/L)
Keton urin Positif Positif Positif Sedikit
Keton serum Positif Positif Positif Sedikit

Osmolalitas serum Variasi Variasi Variasi > 320


( mOsm/kg)

Anion gap > 10 > 12 > 12 < 12

Kesadaran Baik Baik/ Stupor/ Stupor/


delirium koma koma

You might also like