You are on page 1of 27

ANATOMI KANDUNG

EMPEDU
Kandung empedu (gallbladder) berbentuk bulat
lonjong seperti buah advokat, panjang sekitar 4-6
cm, berisi 30-60 ml empedu. Terdiri dari fundus,
corpus, dan collum, dan saluran-saluran
terkaitnya.
Duktus sistikus panjangnya 1-2 cm, diameter 2-3
mm. Dinding lumennya mengandung katup
berbentuk spiral, disebut katup spiral Heister, yang
memudahkan cairan empedu mengalir masuk ke
ANATOMI
Bagian hulu saluran empedu intrahepatik
berpangkal dari saluran paling kecil disebut
kanalikulus empedu yang meneruskan curahan
sekresi empedu melalui duktus interlobaris ke
duktus lobaris, dan selanjutnya ke duktus
hepatikus di hilus.
Panjang duktus hepatikus kanan dan kiri
masing-masing antara 1-4 cm. Kemudian menyatu
menjadi duktus hepatikus komunis.
ANATOMI
Duktus koledokus (duktus biliaris komunis
/common bile duct) berjalan di belakang
duodenum menembus jaringan pankreas dan
dinding duodenum membentuk papila Vater
(papila duodeni mayor).
Ujung distal papila Vater dikelilingi oleh otot
sfingter Oddi, yang mengatur aliran empedu ke
dalam duodenum.
FISIOLOGI
Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak
500-1500 ml per hari. Di luar waktu makan,
empedu disimpan untuk sementara di dalam
kandung empedu, dan disini mengalami
pemekatan sekitar 50%.
Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3 faktor:
sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung
empedu, dan tahanan sfingter koledokus.
FISIOLOGI
Setelah makan, kandung empedu berkontraksi,
sfingter relaksasi, dan empedu mengalir ke dalam
duodenum.
Kolesistokinin (CCK), dikeluarkan atas rangsang
makanan berlemak atau produk lipolitik di dalam
lumen usus. Hormon ini merangsang nervus vagus
sehingga terjadi kontraksi kandung empedu.
BIOKIMIA
Komponen cairan empedu sebagian besar (90%)
terdiri dari garam empedu, lesitin, dan kolesterol.
Sisanya adalah bilirubin, asam lemak dan garam
anorganik.
Garam empedu adalah turunan kolesterol.
Berfungsi membantu pencernaan lemak melalui
efek deterjennya (emulsifikasi) dan mempermudah
penyerapan lemak.
KOLELITIASIS dan KOLESISTITIS

Kolelitiasis gabungan beberapa unsur yang


membentuk suatu struktur mirip batu yang
terbentuk di dalam kandung empedu, atau
saluran empedu, atau keduanya.

Kolesistitis peradangan kandung empedu

Kedua penyakit diatas dapat terjadi sendiri


saja, tetapi sering dijumpai bersamaan karena
keduanya saling berkaitan.
KOLELITIASIS dan KOLESISTITIS

Kolelitiasis gabungan beberapa unsur yang


membentuk suatu struktur mirip batu yang
terbentuk di dalam kandung empedu, atau
saluran empedu, atau keduanya.

Kolesistitis peradangan kandung empedu

Kedua penyakit diatas dapat terjadi sendiri


saja, tetapi sering dijumpai bersamaan karena
keduanya saling berkaitan.
Epidemiologi
Distribusi jenis kelamin untuk batu
empedu adalah 2-3 kali lebih sering
pada wanita dibandingkan pada pria
Kadar progesteron yang tinggi
selama kehamilan dapat
menyebabkan empedu stasis,
sehingga insiden penyakit kandung
empedu pada wanita hamil juga
tinggi.
Klasifikasi
Batu empedu dibagi menjadi batu
kolesterol, batu pigmen, dan batu
campuran.
1.Batu kolesterol. Mengandung
paling sedikit 70% kristal kolesterol,
sisanya kalsium karbonat, kalsium
palmitat. Bentuknya lebih variasi,
jumlah dapat soliter atau multipel.
Warna hijau atau kuning.
2.Batu pigmen. Batu empedu yang
Faktor Resiko
- 4Fs: female, fertile, fat, forty
- Hiperlipidemia
- Nutrisi intravena jangka lama
- Genetik
- Pada batu pigmen: sirosis, anemia
hemolisis
Etiologi
Etiologi batu empedu masih belum
diketahui secara pasti, adapun faktor
predisposisi terpenting, yaitu :
gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi empedu,
statis empedu, dan
infeksi kandung empedu.
Etiologi
Perubahan komposisi empedu kemungkinan merupakan faktor
terpenting dalam pembentukan batu empedu karena hati
penderita batu empedu kolesterol mengekskresi empedu yang
sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini
mengendap dalam kandung empedu (dengan cara yang belum
diketahui sepenuhnya) untuk membentuk batu empedu.
Statis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan
supersaturasi progresif, perubahan komposisi kimia, dan
pengendapan unsur-unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung
empedu atau spasme spingteroddi, atau keduanya dapat
menyebabkan statis.Faktor hormonal (hormon kolesistokinin dan
sekretin) dapat dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan
kandung empedu.
Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam
pembentukan batu. Mukus meningkatkan viskositas empedu dan
unsur sel atau bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi/
pengendapan. Infeksi lebih timbul akibat dari terbentuknya batu,
dibanding penyebab terbentuknya batu
Etiologi Kolesistitis
Penyebab utama kolesistitis akut
adalah batu kandung empedu (90%)
yang terletak di duktus sistikus yang
menyebabkan stasis cairan empedu.

Respon peradangan dapat


dicetuskan tiga faktor yaitu:
a) inflamasi mekanik yang
dicetuskan oleh kenaikan tekanan
intra lumen dan distensi
Kolesistitis kalkulus
Batu empedu yang mengobstruksi
duktus sistikus cairan empedu
menjadi stasis dan kental, kolesterol
dan lesitin menjadi pekat akan
merusak mukosa kandung empedu
diikuti reaksi inflamasi atau
peradangan dan supurasi.
Seiring membesarnya ukuran
kantong empedu, aliran darah dan
drainase limfatik menjadi terganggu
Kolesistitis akalkulus
Sementara itu, mekanisme yang
akurat dari kolesistitis akalkulus
tidaklah jelas. Beberapa teori
menjelaskan adanya tiga
patofisiologi utama terjadinya kondisi
ini adalah
(1) mediator inflamasi sistemik dan
trauma;
(2) stasis bilier; dan
(3) iskemia sistemik atau lokal pada
Manifestasi Klinis Kolesistitis
Kolesistitis Akut:
- Demam
- Kolik perut di sebelah kanan atas
atau epigastrium dan teralihkan ke
bawah angulus scapula dexter, bahu
kanan atau yang ke sisi kiri, kadang
meniru nyeri angina pektoris,
berlangsung 30-60 menit tanpa
peredaan, berbeda dengan spasme
yang cuma berlangsung singkat pada
Manifestasi Klinis Kolesistitis
Kolesistitis Kronik:
- Gangguan pencernaan menahun
- Serangan berulang namun tidak
mencolok.
- Mual, muntah dan tidak tahan
makanan berlemak
- Nyeri perut yang tidak jelas disertai
dengan sendawa.
Pemeriksaan Fisik Kolesistitis
Demam (>37,5 0 C)
Ikterik bila penyebab adanya batu di
saluran empedu ekstrahepatik
Teraba massa kandung empedu
Tanda Murphy positif, apabila nyeri
tekan bertambah sewaktu penderita
menarik napas panjang karena
kandung empedu yang meradang
tersentuh ujung jari pemeriksa dan
pasien berhenti menarik napas.
Pemeriksaan Penunjang Kolesistitis

Pemeriksaan darah lengkp,


pemeriksaan tes fungsi hepar
merupakan pemeriksaan rutin pada
penderita batu empedu. Serta
pemeriksaan kadar bilirubin.
Ultrasonografi (USG) merupakan
suatau metoda pilihan untuk
mengkonfirmasi diagnosis kolelitiasis.
Dengan USG juga dapat dilihat
dinding kandung empedu yang
Tatalaksana Kolesistitis
Tirah baring
Puasa
Pemasangan infus
Pemberian anti nyeri dan anti mual
Pemberian antibiotik:
Sefalosporin: Seftriakson 1 gram/ 12
jam, Sefotaksim 1 gram/8jam, atau
Metronidazol 500mg/8jam
Edukasi diet rendah lemak dan
menurunkan berat badan.
Tatalaksana Kolesistitis
Konservatif
- Disolusi. Dengan asam empedu
untuk melarutkan batu empedu
cukup efektif pada pasien
simptomatik dengan batu kolesterol
kecil (< 5 mm) yang mengambang
pada kandung empedu yang
fungsional. Terapi ini membutuhkan
pemberian obat selama 6-12 bulan
dan diperlukan monitoring hingga
Tatalaksana Kolesistitis
Bedah
- Kolesistektomi terbuka.
Kolesistektomi terbuka telah menjadi
prosedur yang jarang dilakukan
biasanya dilakukan sebagai konversi
dari kolesistektomi laparoskopi.
Kolesistektomi terbuka dilakukan
dengan melakukan insisi sekitar
6cm- 8cm pada bagian abdomen
kanan atas menembus lemak dan
Komplikasi Kolesistitis
Gangren atau empiema kandung
empedu
Perforasi kandung empedu
Peritonitis umum
Abses hepar

You might also like