You are on page 1of 7

SISTEM PEMILAHAN (GRADING)

Pemilahan dengan menggunakan grading machine sudah mulai dilakukan


di beberapa negara termasuk negara kita. Prinsip pengujian dengan grading
machine adalah pengujian lentur statik. Batang kayu yang telah dibentuk
menjadi ukuran struktur ataupun yang masih utuh (kayu log) dibebani beban
terpusat dan kemudian dicatat besarnya lendutan tepat di bawah beban
bekerja. Penggolongan kelas kuat secara masinal (grading machine) pada
kandungan air standar (15%) menurut SNI-5 (2002) dapat dilihat pada tabel
2.1. Beradasarkan:
1. Kuat acuan berdasarkan atas pemilahan secara mekanis
Pemilahan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur
harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku.
Berdasarkan modulus elastisitas lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat
acuan lainnya dapat diambil mengikuti tabel 2.1. Kuat acuan yang berbeda
dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti
standar standar eksperimen yang baku
Tabel 2.1. Nilai Kuat Acuan (Mpa) berdasarkan atas
pemilahan secara mekanis pada kadar air 15 %

Modulus Kuat Kuat Tarik Kuat Tekan Kuat Kuat Tekan


Kode Mutu Elastisitas Lentur Sejajar Sejajar Serat Geser Tegak Lurus
Lentur (Ew) (Fb) Serat (Ft) (Fc) (Fv) Serat (Fc)
E26 25000 66 60 46 6,6 24
E25 24000 62 58 45 6,5 23
E24 23000 59 56 45 6,4 22
E23 22000 56 53 43 6,2 21
E22 21000 54 50 41 6,1 20
E21 20000 56 47 40 5,9 19
E20 19000 47 44 39 5,8 18
E19 18000 44 42 37 5,6 17
E18 17000 42 39 35 5,4 16
E17 16000 38 36 34 5,4 15
E16 15000 35 33 33 5,2 14
E15 14000 32 31 31 5,1 13
E14 13000 30 28 30 4,9 12
E13 12000 27 25 28 4,8 11
E12 11000 23 22 27 4,6 11
E11 10000 20 19 25 4,5 10
E10 9000 18 17 24 4,3 9
1. Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Visual
Pemilahan secara visual harus mengikuti standar pemilahan secara visual yang
baku. Apabila pemeriksaan visual dilakukan berdasarkan atas pengukuran berat
jenis, maka kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat dapat dihitung
dengan menggunakan langkah - langkah sebagai berikut:
a. Kerapatan (dengan satuan kg/m3) pada kondisi basah (berat dan voulume
diukur pada kondisi basah, tetapi kadar airnya lebih kecil dari 30%) dihitung
dengan mengikuti prosedur baku

dengan:
Wg = berat kayu basah
Vg = volume basah kayu
b. Kadar air, m% (m<30%), diukur dengan prosedur baku.

Wg dan Wd masing masing adalah berat kayu basah dan berat kayu kering
oven
c. Hitung berat jenis pada m% (Gm) dengan rumus
d. Hitung berat jenis dasar (Gb) dengan rumus:

e. Hitung berat jenis pada kadar air 15% (G15) dengan rumus:

Hitung estimasi kuat acuan Modulus Elastisitas Lentur, dengan rumus seperti
berikut:

dengan G = G15
dimana: G adalah berat jenis kayu pada kadar air 15 %
Contoh Penentuan Berat Jenis Kayu

Dari hasil pemeriksaan sampel kayu di laboratorium didapat berat basah dan berat
kering berturut turut 1,6 gr dan 1,3 gr, maka berat jenis kayu pada kadar air 15 %
adalah:

Kadar air sampel kayu (m%)

Nilai kerapatan ()

20 mm Berat jenis pada kadar air m% (Gm)


10 mm

10 mm
Berat jenis dasar (Gb)

Berat jenis pada kadar air 15 % (G)


Sedangkan modulus elastisitasnya adalah:

Analisi kode mutu dari beberapa jenis kayu yang sering digunakan untuk
keperluan konstruksi dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Kote Mutu Dari Beberapa Kayu
Perdagangan

Nama Kayu Kadar Air (%) Ew (Mpa) Kode Mutu


12 13000
1. Kapur E13
15 12854
12 18500
2. Kempas E18
15 17526
12 14300
3. Keruling E14
15 13616
4. Merbau 15 15400 E16
12 15700
5. Mersawa E14
15 13490
12 15000
6. Ramin E14
15 12983
12 15000
7. Balau E14
15 12983
8. Meranti 12 12200
E12
Merah 15 11940

You might also like