You are on page 1of 26

JAKARTA, DESEMBER 2016

Hubungan Aktivitas
Fisik dengan Risiko
Dislipidemia Pada
Tenaga Kependidikan
FKK UMJ
Maya Qadriani
2013730065

Dosen Pembimbing
Dr. dr. Fanny Septiani, M.Biomed

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
PROFIL

Maya Qadriani
2013730065
Bandung, 10 Mei 1994
Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Dosen PembimbingJakarta Dosen Penguji
Dr. dr. Fanny Septiani, dr.
M.Biomed
BAB I Latar Belakang
WHO tahun 2012
Stroke Penyakit
7,4 Juta 6,7 Juta
Jantung
Koroner

Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko penyebab


penyakit jantung koroner dan stroke.
Risiko dislipidemia dapat terjadi pada individu yang
mengalami obesitas, obesitas sentral, hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
Aktivitas fisik yang baik dapat memperbaiki profil lipid,
sehingga berperan dalam menurunkan risiko dislipidemia.
Tenaga kependidikan cenderung memiliki gaya hidup
berupa kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi makanan
cepat saji. Gaya hidup yang demikian dapat menyebabkan
penumpukan karbohidrat dan kolesterol sehingga dapat
menyebabkan dislipidemia.
BAB I
Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik


dengan risiko dislipdemia pada tenaga
kepegawaian Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta?
BAB I
Tujuan Penelitian
Tujuan Tujuan
Umum Khusus
Mengetahui hubungan
antara aktivitas fisik Mengetahui gambaran aktivitas fisik
dengan risiko pada tenaga kependidikan FKK UMJ
dislipidemia pada
tenaga kependidikan Mengetahui gambaran risiko
FKK UMJ dislipidemia (hiperkolesterolemia,
obesitas, obesitas sentral dan
hipertensi) pada tenaga
kependidikan FKK UMJ

Mengetahui hubungan aktivitas fisik


dengan risiko dislipidemia
(hiperkolesterolemia, obesitas,
obesitas sentral dan hipertensi) pada
tenaga kependidikan FKK UMJ
BAB I
Manfaat Penelitian
Manfa Penelitian ini diharapkan dapat menghasil
teori baru antara aktivitas fisik dengan risiko
at dislipidemia, yang juga dapat menjadi dasar
Teoriti untuk penelitian lanjut mengenai
dislipidemia
s
Bagi Subjek dapat dijadikan masukan upaya-
Manfa upaya pencegahan dislipidemia

at Bagi peneliti meningkatkan pengetahuan


Aplikat mengenai dislipidemia
if Bagi institusi dapat menambah sumber
informasi untuk penelitian selanjutnya
BAB
II Landasan dan Kerangka Teori
Kolesterol total (mg/dl)
200 Yang diinginkan
Aktivitas
200-239 Batas tinggi
Fisik Tipe aktivitas fisik
240 Tinggi
Aktifitas fisik
adalah setiap
(aerobik,
Tingkat
Kolesterol aktivitas
LDL (mg/dl)
peregangan,
100 fisikgerakan
(ringan,tubuh yang dihasilkan
Optimal
olehberat)
otot rangka yang penguatan otot dan
sedang,
100-129 Mendekati optimal
Dislipidemia Primer
memerlukan pengeluaran
Kelainan energi.
metabolisme tulang)
lipid yang
130-159 Batas tinggi
Risikoialah Terapi
Dislipidemia primer
ditandai dengan peningkatan Non-Farmakologis:
maupun
160-189 dislipidemia yang diakibatkan
Dislipidemi
Tinggi oleh fisik, terapi nutrisi
Aktivitas
penurunan fraksi lipid dalam plasma.
190 kelainan genetik.
Sangat a
tinggi medis, berhenti merokok
Dislipidemia Sekunder Terapi Farmakologis: Obat
Kolesterol HDL (mg/dl)
Perokok
Perokok
aktif, diabetes, Dislipidemi
aktif,Dislipidemia hipertensi.
sekunderriwayat keluarga
ialahpenurun lipiddengan PJK
40 dini, riwayat keluarga Rendah
dengan
Rendah
dislipidemia yangahiperlipidemia,
disebabkan oleh penyakit inflamasi
60 kronik., LP 90 Tinggi
cm untuk laki-laki atau L80 cm untuk wanita
dampak penyakit
Tinggi lain
(obesitas sentral), disfungsi ereksi, adanya aterosklerosis atau
Trigliserida
abdominal aneurisma, manifestasi klinis dari Penatalaksa
hiperlipidemia,
< 150 Diagnosis Normal Klasifikasi
obesitas (IMT 27 kg/ntuk orang Asia IMT 25 kg/. naan
150-199 Batas tinggi
Laki-laki usia 40 thn atau wanita usia 50 thn (menopause)
Tinggi
200-499
500 Sangat tinggi
BAB
II Landasan dan Kerangka Teori
Aktivitas enzim
LPL, LCAT dan Risiko
lipolisis
Hepatic hiperkolesterolemia
trigliseride
lipase
Risiko
Obesitas
Pengeluaran
Aktivitas
energi dan Risiko
Fisik
lipolisis Obesitas
Sentral
Vasodilator
oleh NO,
aktivitas
saraf Tekanan Risiko
simpatis dan darah hipertensi
resistensi
perifer total
BAB
II
Kerangka Konsep
Variabel Dependen
Variabel Risiko Dislipidemia
Independen (hiperkolesterolemia,
Aktivitas Fisik obesitas, obesitas
sentral, hipertensi)

Risiko lain:
Perokok aktif
Usia tua
Diabetes
Riwayat PJK
BAB
II
Hipotesis

Hipotesis alternatif
Hipotesis nol (H0)
(Ha)

Tidak ada
Ada hubungan
hubungan
antara
antara
aktivitas fisik
aktivitas fisik
dengan risiko
dengan risiko
dislipidemia
dislipidemia
BAB
III
Tempat, Waktu, Metode dan
Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada


tanggal 7 - 24 November 2016 di
kampus A Cirendeu dan kampus B
Cempaka Putih FKK UMJ.

Metode penelitian ini adalah survei


analitik dengan menggunakan
rancangan belah lintang (cross
sectional)
BAB
III Variabel dan Definisi Operasional

Variabe Definisi Cara dan Skala Hasil Ukur


l Operasional Alat Ukur Ukur
Aktivitas Aktivitas fisik Kuesioner Ordinal Rendah: tidak
Fisik yang dinilai IPAQ long memenuhi kriteria
berdasarkan form sedang atau berat
IPAQ long form. Sedang:
- aktivitas berat3 hari
/ min. 20 mnt/hari,
- aktivitas intensitas
sedang &/ berjalan 5
hari min. 30
mnt/hari,
- aktivitas kombinasi
5 hari mencapai total
nilai MET min. 600
MET-mnt/mgg.
BAB
III Variabel dan Definisi Operasional

Variabe Definisi Cara dan Skala Hasil Ukur


l Operasional Alat Ukur Ukur
Aktivitas Aktivitas fisik Kuesioner Ordinal Tinggi:
Fisik yang dinilai IPAQ long - Aktifitas berat min.
berdasarkan form 3 hari men-capai total
IPAQ long form. nilai MET min. 1500
MET-mnt/mgg.
- aktivitas kombinas 7
hari total nilai MET
min. 3000 MET-
Hiperkol Hiperkolesterole Mengguna- Nominal mnt/mgg.
es- mia ditentukan kan alat
Hiperkol Hiperkolesterole Mengguna- Nominal Positif: kadar
terolemi oleh kadar ukur Easy
es- mia ditentukan kan alat kolesterol total
a kolesterol total. Touch GCU
terolemi oleh kadar ukur Easy 240 mg/dl.
a kolesterol total. Touch GCU Negatif : kadar
kolesterol total
240 mg/dl
BAB
III Variabel dan Definisi Operasional
Varia Definisi Cara dan Alat Skal Hasil Ukur
bel Operasional Ukur a
Ukur
Obesit Obesitas Mengukur TB Nomi- Positif: IMT 25.0
as ditentukan oleh dan BB oleh nal kg/m2.
indeks massa timbangan dan Negatif : IMT 25.0
tubuh (IMT) yang meteran kg/m2.
didapat dari Menghitung IMT
perbandingan BB dengan rumus :
dan TB. BB/(TB(m2))2
Obesit Obesitas sentral Mengukur lingkar Nomi- Positif: LP 90 (LK)
as ditentukan oleh pinggang meng- nal dan LP 80 (PR).
Sentra ukuran LP. gunakan pita Negatif : LP 90
l ukur. (LK) dan LP 80
Hiper- Hipertensi Mengukur TD Nomi- (PR).
Hiper-
tensi Hipertensi oleh
ditentukan menggunakan
Mengukur TD nal
Nomi- Positif: TD 140 /90
tensi ditentukan
tekanan darah
oleh menggunakan
sfigmomanomet nal mmHg.
tekananmaupun
sistolik darah sfigmomanomet
er digital Negatif :TD 140 /
sistolik maupun
diastolik. er digital 90 mmHg.
BAB
III
Populasi dan Sampel
Populasi
Seluruh tenaga kependidikan FKK UMJ
berjumlah 93 orang
Sampel
Kriteria inklusi tenaga kependidikan FKK UMJ,
hadir pada pelaksanaan penelitian, sadar,
bersedia berpartisipasi dalam penelitian, dan
sehat jiwa. Sampel yang memenuhi kriteria
inklusi berjumlah 77 orang.
Kriteria eksklusi: bukan merupakan tenaga
kependidikan FKK UMJ, tidak hadir pada
pelaksanaan penelitian, tidak sadar, tidak
bersedia berpartisipasi dalam penelitian,
hamil, dan menderita kelainan jiwa. Sampel
yang termasuk kriteria eksklusi berjumlah 16
orang.
Teknik pengambilan adalah total sampling
BAB
Alur Penelitian
III Populasi
Seluruh Tenaga
Kependidikan
FKK UMJ

Anamnesis

Setuju Tidak
Setuju

Pengisian Kuesioner
IPAQ dan pengukuran
BB, TB, LP, TD dan
kadar kolesterol total

Analisis Data

Hasil
Penelitian
BAB
III
Analisis Data

Deskripsi distribusi setiap variabel


Analisis
Univariat

Mengetahui korelasi atau hubungan dua


variabel penelitian
Jenis hipotesis merupakan jenis
komparatif kategorik tidak berpasangan
Analisis satu kali pengukuran tabel 2x3 salah
Bivariat satu variabel ordinal
Menggunakan uji chi Square dan uji
Mann-Whitney
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
Analisis Univariat
Distribusi Responden Berdasarkan Risiko Dislipidemia

49,4%
Tidak Obesitas
50,6% Obesitas
11,7% Tidak Obesitas Sentral
88,3% Obesitas Sentral
Risiko Dislipidemia Tidak Hipertensi
46,8%

Hipertensi
53,2%
Tidak
37,7% Hiperkolesterolemia
62,3% Hiperkolesterolemia

0 10 20 30 40 50 60 70 80
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
Analisis Univariat

Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik Berat; 27% Aktivitas Fisik Rendah; 29%

Aktivitas Fisik Sedang; 44%


Hasil dan Pembahasan
BAB
IV

Analisis Bivariat : Hubungan Aktivitas Fisik


dengaan Obesitas
Aktivita Obesitas Total Nilai P OR(95%CI)
Negatif Positif
s Fisik
n (%) n (%) n (%)

Ringan 7 (9,1) 15 22 12,857 (2,823-


(19,5) (28,6) 58,561)
Sedang 18 16 34 5,333 (1,321-
(23,4) (20,8) (44,2) 21,531)
0,002
Berat 18 3 (3,9) 21 Pembanding
Terdapat (23,4)
hubungan antara(27,3)
aktivitas fisik dengaan obesitas
Total 43 34 77 (100)
Sesuai dengan penelitian yang dialkukan oleh Winne dan
Zarfiel(55,8)
bahwa aktivitas
(44,2) fisik yang ringan meningkatkan
risiko obesitas.
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
Analisis Bivariat : Hubungan Aktivitas Fisik
dengaan Obesitas Sentral
Aktivita Obesitas Total Nilai P OR(95%CI)
s Fisik Sentral
Negatif Positif
n (%) n (%) n (%)

Ringan 4 (5,2) 18 22 42,750 (6,957-


(23,4) (28,6) 262,709)
Sedang 18 16 34 8,444 (1,696-
(23,4) (20,8) (44,2) 42,040)
Terdapat 0,000
Berat 19hubungan yang21
2 (2,6) bermakna antara aktivitas
Pembandingfisik

dengaan obesitas sentral Sesuai dengan penelitian yang


(24,7) (27,3)
dialkukan oleh Arsenault dkk, bahwa aktivitas fisik yang
Total 41 36 77 (100)
ringan meningkatkan risiko obesitas sentral.
(53,2) (46,8)
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
Analisis Bivariat : Hubungan Aktivitas Fisik
dengaan Hipertensi
Aktivita Hipertensi Total Nilai P OR(95%CI)
Negatif Positif
s Fisik
n (%) n (%) n (%)

Ringan 18 4 (5,2) 22 4,444 (0,454-


(23,4) (28,6) 43,537)
Sedang 30 4 (5,2) 34 2,667 (0,277-
(39,0) (44,2) 25,636)
0,174
Berat 20 1 (1,3) 21 Pembanding
Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan
(26,0) (27,3)
hipertensi Tidak adanya hubungan dapat disebabkan oleh
Total 68 9 (11,7) 77 (100)
penilaian aktivitas fisik yang bersifat subjektif (kuesioner)
(88,3) faktor lainnya yang dapat menyebabkan
dan berbagai
hipertensi
BAB
IV Hasil dan Pembahasan
Analisis Bivariat : Hubungan Aktivitas Fisik
dengaan Hiperkolestrolemia
Aktivita Hiperkolesterol Total Nilai P OR(95%CI)
s Fisik emia
Negatif Positif
n (%) n (%) n (%)

Ringan 6 (7,8) 16 22 2,933 (0,824-


(20,8) (28,6) 10,448)
Sedang 22 12 34 0,600 (0,198-
(28,6) (15,6) (44,2) 1,817)
0,023
Berat 11 10 21 Pembanding
Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan
hiperkolesterolemia
(14,3) (13,0) Aktivitas
(27,3) fisik yang baik dapat
Total 39 38 77 (100)
memperbaiki profil lipid.
(50,6) (49,4)
BAB
V
Kesimpulan
Tenaga kependidikan FKK UMJ cukup banyak mengalami
hiperkolesterolemia (49,4%), obesitas sentral (46,8%) dan
obesitas (37,7%), sedangkan yang mengalami hipertensi
relatif sedikit (11,7%).
Aktivitas fisik tenaga kependidikan FKK UMJ didominasi oleh
responden yang memiliki aktivitas fisik sedang, yaitu
sebanyak 34 orang (44,2%). Adapun responden dengan
aktifitas fisik ringan dan berat berjumlah 22 orang (28,6%)
dan 21 orang (27,3%).
Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan risiko
dislipidemia hiperkolesterolemia (nilai p = 0,023), obesitas
(nilai p = 0,002), obesitas sentral (nilai p = 0,000) pada
tenaga kependidikan FKK UMJ.
Tidak terdapat hubungan yang antara aktivitas fisik dengan
risiko dislipidemia hipertensi (nilai p = 0,174) pada tenaga
BAB
V Saran
Bagi Tenga Kependidikan FKK UMJ
Perlu meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan
rekomendasi WHO untuk usia 18-64 tahun yaitu,
melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang
minimal 150 menit/minggu atau aktivitas aerobik
intensitas berat minimal 75 menit/minggu atau setara
dengan kombinasi keduanya. Durasi aktivitas aerobik
harus dilakukan minimal 10 menit, sedangkan aktivitas
yang menguatkan otot paling sedikit 2 hari/minggu.
Selain itu, mengurangi asupan makanan-makanan yang
Bagi Peneliti
tinggi Selanjutnya
kolesterol.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan cara
menambah variabel bebas dan rancangan penelitian
yang berbeda. Sedangkan untuk pengukuran aktivitas
fisik dapat mengggunakan pengukur yang lebih objektif
seperti accelerometer-based activity monitor.
Sekian, dan Terima
Kasih

You might also like