You are on page 1of 14

AKHLAK

NABI MUHAMMAD SEBAGAI INDUK


AKHLAK ISLAMI
KELOMPOK 4
Radiatul Husna
Sri Nurhabib
Hamizul fuad
Nurfitri

Dosen Pembimbing
Nabi Muhammad al-mustafa sebagai
akhlak islami
Nabi muhammad sebagai
akuntan
Kondisi Ekonomi Umat Sebelum Hijrah, Kondisi
ekonomi kaum lemah di Mekah sangat terpuruk.
Mereka banyak yang menjadi budak. Selain itu,
mereka juga banyak yang menjadi buruh dengan
upah yang sangat kecil. Namun, mereka tidak dapat
berbuat apa-apa. Kondisi kaum muslimin Mekah
sulit berkembang karena minimnya jumlah kaum
muslimin saat itu serta kekuatan Islam yang masih
lemah. Oleh karena itu, ajaran Islam tentang
masalah ekonomi jelas belum diterima masyarakat.
Kota Mekah adalah kota dagang, terdapat banyak
saudagar-saudagar sukses di sana namun demikian,
keadilan ekonomi di sana belum dapat terwujud
Kemudian mereka meminta kesediaan nabi untuk
hijrah kemadinah,engan memberikan jaminan
keselamatan, kaum muslimin Mekah selanjutnya secara
bertahap hijrah ke Madinah. Mereka mendapat
sambutan hangat dari penduduk muslim Madinah yang
dikenal dengan sebutan kaum Ansar. Hingga, Rasulullah
pun menyusul melakukan hijrah ke sana. Berbgai usaha
dilakukan Nabi Muhammad SAW,terutama pembinaan
akidan, ibadah dan akhlak,kemudian meningkatkan
kehidupan ekonomi umat Hal ini dilakukan dengan
mengajak kepada para sahabat untuk bergelut pada
pengelolaan roda ekonomi, misalnya dengan
perdagangan dan pengelolaan zakat.
Prinsip Keadilan dalam Ekonomi dan Perdagangan pada
zaman nabi
Ada aturan aturan tertentu yang mencerminkan ilai
keadilan.

1. Larangan menjual sesuatu yang belum jelas keadaan


barangnya atau karena masih dalam penawaran orang
lain.
2. Perintah untuk menjual barang di pasar atau tempat
perdagangan.
3. Perintah bahwa jual beli hanya berlaku apabila terdapat
akad yang jelas antara pihak penjual dengan pembeli.
4. Larangan menaikkan harga barang yang sangat tinggi
dan diputuskan secara sepihak.
5. Menghukumi haram pada praktik penimbunan barang.
6. Larangan mengambil keuntungan yang berlipat.
Nabi muhammad sebagai
politikus
Ada dua langkah yang dilakukan nabi dalam meletakkan syariat
islam
. Menjalin ikatan persaudaraan antara orang-orangyang
berhijrah dari Mekah (disebut al-Muhajirin) dengan orang-
orang yang menolong dari Madinah (Anshar) Ketika sampai di
Madinah, Rasulullah segera melakukan langkah langkah politis.
Salah satunya adalah mempersatukan kaum Muhajirin yaitu
umat islam dari Mekah yang berhijrah bersama Rasulullah
dengan kaum Anshar yaitu kaum dari Madinah yang bersedia
menerima Rasulullah untuk menetap di Madinah. Rasulullah
menganjurkan agar kaum Anshar mau membagikan harta
miliknya kepada kaum Muhajirin agar bisa meringankan beban
mereka. Rasulullah juga menyarankan agar kaum Muhajirin
mengangkat saudara dari kaum Anshar begitu juga sebaliknya.
Hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah agar masyarakat
Madinah bisa menjadi bersatu dan saling bersaudara
Hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah agar
masyarakat Madinah bisa menjadi bersatu dan
saling bersaudara. Rasulullah ingin tidak ada
kelompok masyarakat tertentu di dalam Madinah
agar tidak menimbulkan suatu kecemburuan
sosial. Islam pun mengajarkan bahwa semua
manusia itu setara dan sama derajatnya di mata
Allah Swt yang membedakannya hanya amalnya.
Setelah sukses mempersatukan kaum Muhajirin
dengan kaum Anshar, Rasulullah pun kemudian
menggagas suatu kontrak politik antara kaum
muslimin dengan kaum kaum lain yang ada di
sekitar Madinah saat itu.
PiagamMadinah
Piagam itu sendiri berisi tentang
kebebasan iman, kebebasan pendapat,
perlindungan atas negara, hak hidup, hak
milik, dan pelarangan kejahatan. Piagam
Madinah juga menjamin tentang adanya
kebebasan beragama bagi seluruh
masyarakat Madinah. Piagam tersebut
terbukti mampu membuat kehidupan
sosial di Madinah berjalan lancar dan
tidak terlihat adanya perbedaan agama
atau apapun di masyarakatnya.
Dapat dilihat juga bahwa Rasulullah menyebarkan
dakwah Islam tidak melalui pemaksaan tetapi
secara damai. Rasulullah menerima siapa saja yang
ingin masuk Islam secara sukarela. Piagam itu
sendiri merupakan dokumen politik yang menjamin
kebebasan iman, kebebasan pendapat,
perlindungan atas negara, hak hidup, hak milik, dan
pelarangan kejahatan.
Menurut Suyuthi Pulungan piagam Madinah
mengandung beberapa prinsip yang meliputi prinsip
kesatuan umat manusia baik bagi muslim maupun
nonmuslim, persatuan dan persaudaraan, persamaan,
kebebasan, tolong menolong dan membela yang
teraniaya, hidup bertetangga, keadilan, musyawarah,
pelaksanaan hukum dan sanksi hukum, kebebasan
beragama dan hubungan antara pemeluk agama
(hubungan antar bangsa/internasional), pertahanan dan
perdamaian, amar maruf nahi mungkar, kepemimpinan,
tanggung jawab pribadi dan kelompok
danprinsipketakwaandanketaatan(disiplin).
Nabi Muhammad sebagai
pendidik
sifat yang dicontohkan Rasulullah SAW
sebagai pendidik
Kasih Sayang. Wajib dimiliki oleh setiap
pendidik sehingga proses pembelajaran yang
diberikan menyentuh hingga ke relung kalbu.
Implikasi dari sifat ini adalah pendidik menolak
untuk tidak suka meringankan beban orang
yang dididik. (QS.Al-Fath : 29)
Sabar. Bekal yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang pendidik yang sukses. Keragaman sikap
dan kemampuan memahami yang dimiliki oleh
anak didik menjadi tantangan bagi pendidik.
Cerdas. Seorang pendidik harus mampu
menganalisis setiap masalah yang muncul dan
memberikan solusi yang tepat untuk
mengembangkan anak didiknya merupakan wujud
dari sifat cerdas

Tawadhu. Pantang bagi seorang pendidik


memiliki sifat arogan (sombong) meski itu kepada
anak didiknya. Rasulullah mencontohkan sifat
tawadhu kepada siapa saja baik kepada yang tua
maupun yang lebih muda dari beliau. Sehingga
tidak ada jarang yang renggang antara pendidik
dengan anak didik dan akan memudahkan
pembelajaran dan memperkuat pengaruh baik
pendidik kepada anak didik karena penghormatan
Bijaksana. Seorang pendidik umat tidak boleh
mudah terpengaruh dengan kesalahan bahkan
oleh keburukan yang dihadapinya dengan
bijaksana dan lapang dada sehingga akan
mempermudah baginya memecahkan sebab-
sebab permasalahan tersebut
Pemberi Maaf. Anak didik yang ditangani oleh
pendidik umat tentunya tidak luput dari
kesalahan maupun sikap-sikap yang tidak
terpuji lainnya. Maka dari itu pendidik umat
dituntut untuk mudah memberikan maaf
meskipun ada sanksi yang diberikan kepada
anak didik yang menjadi pelaku kesalahan
sebagai bagian dari edukasi.
Terima Kasih

You might also like