secara tiba-tiba, tapi tidak seluruhnya dan reversibel peningkatan BUN (Blood Urea Nitrogen) serum dan kreatinin.
Lansia cenderung mengalami GGA
yang bersifat progresif yang mengakibatkan peningkatan morbiditas. DIAGNOSIS Manifestasi Klinis Pada Pasien
1. Oliguria 1. Kenaikan Kreatinin
2. Kenaikan kreatinin 9.9 3. Ureum plasma 2. Ureum plasma 4. Retensi natrium 383.4 konsentrasi natrium 3. Retensi natrium urin rendah 125.4 Klasifikasi Kriteria Laju Filtrasi Kriteria Jumlah Urin Glomerulus Risk Peningkatan serum < 0,5 ml/kg/ jam kreatinin 1,5 kali selama 6 jam Injury Peningkatan serum < 0,5 ml/kg/jam kreatinin 2 kali selama 6 jam Failure Penigkatan serum kreatinin < 0,5 ml/kg/jam 3 kali atau kreatinin 355 selama 12 jam mol/l Loss Gagal ginjal akut persisten, < 0,5 ml/kg/jam kerusakan total fungsi ginjal selama 24 jam atau selama lebih dari 4 minggu anuria selama 12 jam ESRD Gagal ginjal terminal lebih dari 3 bulan ETIOLOGI
PRERENAL RENAL PRERENAL
(Hipoperfusi) (Parenkim & Vaskuler) (Hipoperfusi)
-Diare dehidrasi -GNAPS KKSK
-Syok Hipovolemi -SN (KUP,fimosis) -Syok Hipoalbuminemi -Tubulopati Uropati obstr -Luka bakar -SHS (batu, kristal -Payah jantung -KKG asam jengkol) Penatalaksaan Gagal Ginjal Pertahankan keseimbangan natrium dan air Memberikan nutrisi yang cukup Mencegah dan memperbaiki hiperkalemia Mencegah dan memperbaiki infeksi Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna Dialisis dini atau hemofltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi, hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. APA YANG HARUS DILAKUKAN : 1. Tegakkan Diagnosis GGA 2. Perhatikan kausa GGA GGA Prarenal : Cari etiologi GGA Pasca Renal : Cari Obstruksi USG : dilatasi pelviokalises IVP : Lokasi obstrusksi saliran kemih GGA Renal : Bila tak ada tanda-tanda GGA pra dan pasca renal 3. Diuresis Paksa : Furosemid : 1 10 mg/kgBB/6 8 jam Manitol 20 % : 0,5 gr atau 2,5 cc/kgBB Dopamin : 5 mg/kgBB/menit Penatalak sanaan Rencana terapi CDK berdasarkan derajatnya Deraja LFG Rencana tatalaksana t (ml/mnt/1,73 m2) 1. >90 - Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi pemburukan ( progression ) fungsi ginjal, memperkecil risiko kardiovaskuler
2. 60 89 - menghambat pemburukan fungsi ginjal
3. 30 59 - Evaluasi dan terapi komplikasi
4. 15 29 - Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5. < 15 - Terapi pengganti ginjal
1. Terapi spesifik terhadap penyakitnya Waktu paling tepat adalah sebelum terjadi penurunan LFG sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal masih normal secara USG, biopsi dan pemeriksaan histopatologi dapat menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
Perlu pencatatan kecepatan penurunan LFG, untuk mengetahui kondisi komorbid. Faktor komorbid antara lain gangguan keseimbangan cairan, hipertensi tidak terkontrol, infeksi tract. urinarius, obstruksi tract urinarius, obat obatan nefrotoksik, bahan kontras atau peningkatan penyakit dasarnya.
3.Menghambat perburukan fungsi ginjal
Faktor utama : hiperfiltrasi glomerulus, ada 2 cara untuk menguranginya yaitu ; a. Pembatasan Asupan Protein mulai dilakukan LFG < 60 ml/mnt. Protein diberikan 0,6 - 0,8/kgBB/hr. Jumlah kalori 30-35 kkal/kgBB/hr. b. Terapi farmakologis pemakaian OAH, untuk megurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus. Beberapa OAH terutama ACEI, sebagai antihipertensi dan antiproteinuria. Terapi non farmakologi : a.Pembatasan protein : -Pasien non dialisis 0,6 -0,75 gram /kg BB/hr sesuai CCT dan toleransi pasien - Pasien peritoneal hemodialisisdialisis 1 -1,2 1,3 gram/kgBB ideal/hari b gram/kgBB/hr Pengaturan asupan . kalori : 35 kal/kgBBideal/hr c antara asam Pengaturan lemak bebas asupanjenuh lemak : 30 -40% . dan e tak jenuh dari kalori total Pengaturan asupan dan KH mengandung : 50 -60% . jumlah dari total yang kalori sama Garam NaCl : 2 -3 f. gr/hr g h Kalsium Besi : 10: -18 1400-1600 mg/hr mg/hr . Magnesium : 200 300 i. mg/hr Asam folat j. k.Air : jumlah pasien urin HD : 245 mg jam + 500 ml ( insensible water loss )