Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, mulai dari pengertian, anatomi, patofisiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, hingga penatalaksanaannya. Luka bakar dapat disebabkan oleh api, air panas, listrik, bahan kimia, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit beserta komplikasi sistemik berat. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi cairan dan oksigen, pengelolaan nyeri, serta prog
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, mulai dari pengertian, anatomi, patofisiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, hingga penatalaksanaannya. Luka bakar dapat disebabkan oleh api, air panas, listrik, bahan kimia, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit beserta komplikasi sistemik berat. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi cairan dan oksigen, pengelolaan nyeri, serta prog
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, mulai dari pengertian, anatomi, patofisiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, hingga penatalaksanaannya. Luka bakar dapat disebabkan oleh api, air panas, listrik, bahan kimia, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit beserta komplikasi sistemik berat. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi cairan dan oksigen, pengelolaan nyeri, serta prog
PENDAHULUAN Luka bakar cedera yang cukup sering dihadapi
Derajat berat memperlihatkan morbiditas dan
derajat cacat yang relatif tinggi 75% dari kematian berkaitan dengan luka bakar terjadi pada kebakaran rumah Penyebab pada dewasa muda : cairan yang mudah terbakar, anak anak : cairan panas 2.1 Anatomi 1. Epidermis 2. Dermis 2.2 Fisiologi 1) Fungsi proteksi 2) Regulasi temperatur 3) Kulit berperan sebagai mekanoreseptor 4) Regulasi endokrin 5) Sekresi eksokrin 2.3 Definisi Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. 2.4 Etiologi 1. Api 2. Air panas 3. listrik dan petir 4. Radiasi 5. Pajanan bahan kimia 6. Suhu sangat rendah 2.5 Klasifikasi Luka Bakar 1. Berdasarkan kedalaman jaringan Deraj Deskripsi Gambaran at I Epidermis Kering, eritem, nyeri II II A eritem, memucat saat disentuh, dan sering timbul bula II B pucat, tidak memucat dengan sentuhan, tetapi tetap sakit pada tusukan jarum. III eskar yang keras dan kasar dan berwarna hitam, putih, atau merah seperti ceri, tidak ada epidermis dan dermis yang tersisa 2. Berdasarkan luas permukaan luka bakar
Gambar 2.6 Wallence Rule of Nines1
1) Luka Bakar Ringan Luka bakar derajat II < 5%, < 2% , 10% pada anak 2) Luka Bakar Sedang
Luka bakar derajat II 15-25% dewasa, 10-20% anak-anak
Luka bakar derajat III < 10%
3) Luka Bakar Berat
Luka bakar derajat II 25% atau lebih dewasa , 20% atau lebih anak-anak
Luka bakar derajat III 10% atau lebih
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma
lain. 2.7 Patofisiologi luka bakar 1. Fase awal/ fase akut/ fase syok: keseimbangan cairan dan elektrolit berdampak sistemik 2. Fase setelah syok berakhir, fase sub akut : systemic
inflammatory response syndrome (SIRS) dan Multi-Organ
dysfunction syndrome (MODS) dan sepsis
3) Fase lanjut : hipertrofik, kontraktur dan deformitas
Cedera Inhalasi Curiga adanya cedera inhalasi: - Riwayat paparan asap di ruang tertutup - Luka bakarwajah -Hanguspada bulu hidung/bronchorrhea dahak denganjelaga (Spooty sputum)
Gambar Cedera Inhalasi Gejala Keracunan Gas CO Kadar Gejala
0-10% Gejala minimal
10-20% Nausea, sakit kepala
20-30% Letargi
30-40% Agitasi
40-50% Koma, depresi nafas
> 50% Kematian
Trauma Saluran Pernapasan Akibat Luka bakar Tatalaksana 1. Prehospital:
Mematikan api misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menutup pasokan oksigen bagi api yang menyala . 2. Resusitasi cairan
24 Jam pertama: - 8 jam pertama
- 16 jam kedua
24 Jam kedua: Pemberian cairan yang menggunakan
glukosa dan dibagi rata dalam 24 jam. glukosa5% atau 10% 1500-2000 ml.
Penatalaksanaan setelah 48 jam: Cairan diberikan sesuai
kebutuhan maintenance Indikator Sirkulasi Adekuat 3. Resusitasi jalan nafas
Bertujuansuplai oksigen yang
adekuat Intubasi dikerjakan sebelum edema mukosa menimbulkan manifestasi obstruksi pemberian oksigen 2-4 liter/menit melalui pipa endotracheal Manajemen Nyeri a. Analgetik Opioid : opioid merupakan pondasi utama dalam upaya mengontrol nyeri pada luka bakar. b. Obat Antiinflmasi, Parasetamol, dan Dipyrone Jumlah opioid yang dibutuhkan hingga 20-30% Prognosis Berdasarkan: jenis luka bakar, lokasi, dan kedalaman, respon pasien terhadap trauma dan terapi, terapi yang diberikan Prognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia lanjut