Professional Documents
Culture Documents
KELALAIAN
DALAM KEPERAWATAN
Kronologis Perkemban
Kasus gan Kasus
Kronologis Kasus
RSU Serukam
awal Agustus 2015 perawat ST
membuat rujukan sempat rawat inap
dengan tanda selama sembilan
Yenny Hestiaty hari, dokter
berusia 37 tahun, tangan sendiri ke
RS Serukam di spesialis mata
warga Singkawang menyampaikan
mengalami kelilipan Bengkayang
istrinya menderita
bagian mata sebelah Ulkus Kornea yang
kiri. mata istrinya
sulit disembuhkan,
semakin bengkak
hanya dengan
Poli mata Puskesmas dan sempat 3 kali
cangkok kornea
Pasar Kota melakukan
Singkawang dan pemeriksaan di RSUD Soedarso,
dilakukan tindakan puskesmas Pontianak hasilnya
oleh perawat tersebut sama
Refractionist Optician tindakan medis
dengan mengorek- Rumah Sakit Mata
(RO-red) (perawat ST)
gorek matanya Cicendo Bandung
menggunakan hasilnya cacat
jarum yang lembut permanen
Setelah ditelusuri ternyata perawat ST tidak
boleh mengambil tindakan karena ia adalah
ahli kacamata bukan dokter mata, ia
mestinya menyampaikan hal ini kepada
dokter jaga namun tidak dilakukan.
Justice (Keadilan)
Perawat ST dinas di poli mata seharusnya
mempertimbangkan pelayanan yang sesuai
dengan standar. Kondisi pasien harusnya
Nonmaleficince (tidak merugikan)
Jelas tindakan yang dilakukan perawat ST
menimbulkan dampak negatif pada
kesehatan mata klien. Akibat tindakan
medis yang diluar kompetensinya
sebagai seorang perawat RO akhirnya
klien mengalami Ulkus Kornea, cacat
permanen pada mata. Seharusnya
perawat ST lebih bersikap hati-hati
memikirkan terlebih dahullu efek
samping tindakan yang dilakukan.
Berdasarkan Kode Etik (PPNI,
2013)
Perawat dan Praktik
Butir ke (3) bahwa Perawat dalam membuat keputusan
didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
KASUS
- Perawat tidak memberikan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan prosedur
- Seharusnya dikonsultasikan pada dokter yang
memeliki komptensi sebagai dokter mata
- Seharusnya sebelum bertindak perawat ST melihat
kualifikasi dirinya sebagai perawar RO.
- Seharusnya melakukan tugas berdasarkan delegasi
tindakan yang diberikan bukan melakukan tindakan
Analisa berdasarkan standar praktik
keperawatan Indonesia (PPNI,2005)
KASUS
Perawat ST mengambil keputusan sendiri dalam
memberikan tindakan medis yang bukan wewenangnya
tanpa kolaborasi
Standar Kinerja Profesional , Standar VI
( Kolaborasi)
Perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan
semua pihak terkait serta tim multi disiplin
kesehatan dalam memberikan keperawatan klien.
KASUS
Perawat ST tidak memperhatikan satndar kinerja
professional sehingga kolaborasi multi disiplin tidak
dilakukan akibatnya terjadi cacat permanen pada
mata pasien Yenny.
Tinjauan berdasarkan UU RI No. 36
tahun 2014 tentang Kesehatan
BAB IX 58 ayat 1
Hak dan Kewajiban dalam pasal dijelaskan bahwa tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
- Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar
Profesi, Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur
Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan
Penerima PelayananKesehatan
- Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan
atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan
- Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan. Membuat dan menyimpan catatan dan/atau
dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dantindakan yang
dilakukan.
- Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan
lain yang mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai
KASUS
Perawat TS ini, klien nya yang bernama Henny tidak mendapatkan
pelayanan yang optimal
Tinjauan Berdasarkan Undang-Undang
No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
Bab 1 pasal 2
Kasus ini perawat telah melanggar UU no. 38 tahun
2014, Bab 1 pasal 2 tentang keperawatan, yang
mengatur bahwa praktek keperawatan yang berasaskan
perikemanusiaan; nilai ilmiah; etika dan profesionalitas;
manfaat; keadilan; pelindungan; dan kesehatan dan
keselamatan Klien.
KASUS
Perawat ST tidak memperhatikan etika, profesionalisme
dan keselamatan pasien berdasarkan keilmuan yang
dimiliki, dalam pemberian tindakan pada mata pasie
Yenny yang pada akhirnya malah menyebkan kondisi
kebutaan.
Bab V pasal 28 ayat 3, Bab VI
Pasal 38
ST telah melanggar UU keperawatan pasal 28 ayat
3 yang menjelaskan bahwa praktik keperawatan
didasarkan pada kode etik, standar pelayanan,
standar profesi, dan standar prosedur operasional
KASUS
Saksi ahli harus melihat standar operasional
prosedur penanganan penyakit mata di Poli Mata
Puskesmas Pasar Kota Singkawang.
Jika di Puskesmas tersebut sudah ada SOP yang
mengatur tentang pelimpahan tugas dari dokter
ke perawat maka ST dikatakan tidak menjalankan
SOP dalam penanganan penyakit mata klien
Yenny.
Perawat ST juga melanggar pasal 38, Pada kasus
Pasal 30 ayat 1 ponit (h)
Memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi
dengan dokter.
KASUS
Tidak ada kolaborasi dan kosultasi yang dilakukan oleh
perawat ST kepada dokter mata terkait dengan hasil
pengkajian keperawatan yang didapatnya, dan perawat
ST juga langsung melakukan tindakan medis dengan
menggunakan jarum pada mata klien hingga
mengakibatkan kecacatan.
Bab V pasal 32
Ditelusuri apakah sudah ada pelimpahan wewenang dari
dokter mata kepada perawat ST terkait tindakan medis
yang dilakuka perawat ST.
Bab V Pasal 35 ayat 2.
Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut
KASUS
Perawat ST tidak profesional karena bekerja dibawah
standar
KASUS
Perawat ST bekerja tidak dibawah standar
atau tidak sesuai SOP.
Tinjauan Berdasarkan KUHP
Pasal 360 KUHP Penjara
Pasal 361 KUHP Pencabutan hak melakukan
pekerjaan
Undang-Undang no. 36 tahun 2009 (Kesehatan)
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
KASUS
Tindakan medis yang dilakukan oleh perawat ST pada
mata klien Yenny hingga mengakibatkan kecacatan
permanen maka bisa saja dikenai sanksi pidana.
UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Pasal 19 ayat (1) UUPK Pelaku usaha
bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian
konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan
KASUS
Klien Yenny sebagai konsumen jasa pelayanan
kesehatan berhak mendapatkan ganti rugi atas
kelalaian yang dilakukan oleh perawat ST karena
tindakannya yang tidak sesuai dengan SOP.
Berdasarkan Konsep
Malpraktik
Duty atau tugas
Melakukan tindakan penanganan diluar kewenangannya
tanpa adanya komunikasi, kolaborasi, dan atau
pelimpahan wewenang dari tim medis
Pelanggaran kewajiban atau Dereliction of the duty
Perawat ST gagal melakukan tanggung jawabnya
sesuai standar profesi perawat di mana kewajiban
perawat melaksanakan asuhan keperawatan yang
holistik
Damage atau Cedera
Perawat ST membuat pasien cedera fisik dan
perdarahan /kebutaan
Direct cause relationship
Kasus tindakan operasi mandiri perawat ST
mendatangkan akibat yang buruk bagi pasien
yaitu pasien harus menjalani pengobatan dalam
jangka waktu yang lama karena mengalami
Berdasarkan pembuktian
empiris
Kecacatan Tindakan
Tindakan menggunakan
mata klien MALPRAKTEK
Perawat ST jarum yang
Yenny
lembut pada mata
klien Yenny
Rumah Sakit RS Serukam di
RSUD
Mata Bengkayang
Soedarso, mata semakin
Cicendo didiognosa
Pontianak bengkak dan
Bandung Ulkus Kornea
harus menjalani
pemeriksann
kembali