You are on page 1of 59

Demam Berdarah Dengue

Denis Puja Sakti

04054821517045

Mohammad Fadhiel 04054821618095


Pembimbing:
dr. Ahmad Bayu Alfarizi, Sp.A., M.Kes
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARI PALEMBANG
2016

Pendahuluan

Pendahuluan
Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit akibat infeksi virus, yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Flaviviridae. Keempat serotipe virus dengue (DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4) dapat dibedakan dengan
metode serologik.
Virus dengue merupakan bagian dari famili Dengue
ini ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia
terutama di negara-negara tropik dan subtropik baik
sebagai penyakit endemik maupun epidemik.
Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue biasanya terjadi di
daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya
musim penghujan

Pendahuluan
Menurut data di Depkes RI (2010), penyakit
DHF di Indonesia pada tahun 2008 terdapat
137.469 kasus, 1.187 kasus diantaranya
meninggal Pada tahun 2009 terdapat 154.855
kasus, 1.384 kasus diantaranya meninggal.
Pada awal tahun 2014 sampai pertengahan
bulan Desember tercatat penderita DBD di 34
provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang,
dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka
tersebut lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah
penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah
kasus meninggal sebanyak 871 penderita

Status Pasien

Identif
kasi
Nama

MA

Umur
Jenis
Kelamin
Agama

9 Bulan / 29 Februari 2016

Bangsa

Indonesia

Alamat
Suku
Bangsa
MRS

4 Ulu

No. RM

52.98.46

Laki-Laki
Islam

Sumatera
24 November 2016

Anamnesis
Dilakukan alloanamnesis dengan orang tua kandung penderita
pada tanggal 26 November 2016 pukul 14.00 WIB

Keluhan Utama

Demam
Keluhan Tambahan
Muntah dan bintik-bintik merah di
lengan dan badan

4 hari
SMRS

Riwayat Perjalanan
Penyakit

Anak
demam
tinggi,
mendadak
dan terus menerus.
Demam
tidak
disertai menggigil,
kejang
(-),
berkeringat
(-),
batuk (-), pilek (-),
ruam (-), mimisan
(-), gusi berdarah
(-), muntah (-), BAB
dan BAK normal,
Riwayat berkunjung
keluar kota (-)

Anak dibawa berobat ke


puskesmas, diberi obat
paracetamol dan vitamin
c, panas turun sebentar
namun naik kembali

1 hari
SMRS

Anak
masih
mengalami
demam,
terus-menerus,
menggigil (-), kejang
(-), berkeringat (-),
batuk (-), pilek (-),
ruam
(-),
malas
minum
(+),
nyeri
perut (-), muntah (+)
frekuensi 1 kali sehari,
volume 3-4 sendok
makan, isi apa yang
dimakan, mimisan (-),
gusi
berdarah
(-),
nafsu
makan
berkurang (+), BAB
dan BAK normal
Ke Puskesmas, diberi 3
macam obat:
paracetamol, vitamin c
dan antibiotik
amoksisilin. Panas turun
sebentar namun naik
kembali

5 jam
SMRS

Anak
masih
demam
tinggi, terus menerus.
Muncul
bintik-bintik
merah pada lengan dan
badan
tidak
hilang
dengan penekanan (+),
menggigil (-), kejang (-),
berkeringat (-), batuk
(-), pilek (-), malas
minum (+), nyeri perut
(-), mual (+), muntah
(+), frekuensi 1 kali
sehari, volume 3-4
sendok makan isi apa
yang
dimakan,
BAB
hitam (-), mimisan (-),
gusi berdarah (-), nafsu
makan berkurang (+),
BAK terakhir
2 jam
SMRS dan banyak

ke RSUD Bari
Palembang

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat dengan keluhan penyakit yang
sama sebelumnya disangkal

Riwayat Kehamilan dan


Kelahiran
GPA
: G2P1A 0
Masa kehamilan
: Aterm
Partus : Spontan
Penolong
: Bidan
Tanggal : 29 Februari 2016
Berat badan lahir : 3400 g
Panjang badan
: lupa
Keadaan saat lahir
: Langsung menangis

Riwayat Makanan
ASI
: 0 - sekarang,
frekuensi sesuai
keinginan anak,
menyusui sampai anak
tertidur pulas
Susu Formula : 6
bulan sekarang,
frekuensi 3x/hari.
Bubur susu
:6
bulan - sekarang,
frekuensi 3x/hari.
Bubur nasi
: Nasi biasa : Daging
:-

Tempe
Tahu
Sayuran
Buah
Kesan
Kualitas

:
:
:
:
:
:

Cukup
Cukup

Riwayat Imunisasi
IMUNISASI DASAR
Hepatitis B 0 (setelah anak lahir)
BCG
(1

DPT 3

(4

DPT 1

bulan)
(2

DPT 2

Hepatitis

bulan)
(2

bulan)
Hepatitis B (3

bulan)
Hepatitis B (4

B1
Hib 1

bulan)
(2

2
Hib 2

bulan)
(3

3
Hib 3

bulan)
(4

Polio 1

bulan)
(1

Polio 2

bulan)
(2

Polio 3

bulan)
(3

Polio 4

bulan)
(4

(3

bulan)
Kesan : Imunisasi
dasar sesuai bulan)
umur

Campak

bulan)

Riwayat Perkembangan
Fisik
Berbalik : 3 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Merangkak
: 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 8 bulan (dengan pegangan)
Berjalan : Berbicara
: mengeluarkan suara tanpa
arti
Kesan
: Perkembangan sesuai umur

Riwayat Keluarga

Riwayat Sosioekonomi
Pasien adalah anak kedua dari pasangan
Tn. S dan Ny. M yang berprofesi sebagai
pedagang dan ibu rumah tangga.
Kesan : Sosioekonomi menengah ke
bawah.

Riwayat Higienitas dan


Lingkungan
Sumber air berasal dari PDAM
Air ditampung dalam sebuah bak, tidak
dikuras selama 3 bulan, tidak ditutup,
tidak diberi bubuk anti nyamuk.
Tidak menggunakan lotion anti nyamuk
saat keluar rumah.
Riwayat tetangga yang menderita DBD
ada.
Kesan : Higienitas kurang.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Kompos mentis
BB : 7,6 Kg
TB : 70 cm
Suhu
: 36,8oC
Respirasi
: 36 kali/ menit, reguler
Tipe pernafasan
: Thorakoabdominal
Tekanan Darah
: 80/50 mmHg
Nadi
: 105 x/menit, isi dan
tegangan cukup, reguler

Pemeriksaan Fisik
Status Gizi
BB/U
PB/U
BB/PB
Kesan

:
:
:
:

0 SD (-2) SD
0 SD (-2) SD
(-1) SD (-2) SD
Gizi Baik

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Spesifik
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil
bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), mata cekung (-)
Mulut : Kelainan kongenital (-), mukosa bibir pucat (-),
cheilitis (-), stomatitis (-)
Hidung
: Deviasi septum (-), mukosa hiperemis (-),
nafas cuping hidung (-), epistaksis (+/-) tidak aktif
Rambut
: Warna hitam, tidak mudah dicabut
Gigi : Karies (-), gusi berdarah (-)
Lidah : Coated tongue (-), atropi papil (-), hiperemis (-)
Faring/Tonsil : Dinding faring hiperemis (-), T 1-T1
Telinga
: Dismorfik (-), cairan (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-)

Pemeriksaan Fisik
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
: Statis dan dinamis simetris, retraksi tidak
ada,

pernapasan torakoabdominal.
Palpasi
: Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi
: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Jantung
Inspeksi
: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Thrill tidak teraba
Perkusi
: Jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II normal, regular,
murmur (-)
gallop (-)

Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi
: Datar, dismorfik (-), massa (-)
Palpasi
: Lemas, nyeri tekan epigastrium sulit
dinilai,
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
: Timpani, shifting dullness (-), nyeri
ketuk (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral dingin(-), deformitas (-), edema (-), sianosis (-),
CRT <3 detik
Inguinal dan genitalia
Pembesaran KGB (-), dalam batas normal
Kulit
Rumple leed test (+)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Motorik
Tungkai
Pemeriksaan

Lengan

Kanan

Kiri

Kanan

Kiri

Gerakan

Segala arah

Segala arah

Segala arah

Segala arah

Kekuatan

Tonus

Eutoni

Eutoni

Eutoni

Eutoni

Klonus

Refleks fisiologis

+N

+N

+N

+N

Refleks patologis

Fungsi sensorik

: Dalam batas normal

Fungsi nervi kraniales

: Dalam batas normal

Gejala rangsang meningeal

: Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (24 November 2016)
Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Hemoglobin (Hb)

10.4 g/dL

11,3-14,1 g/dL

Leukosit

4.500/ L

Ht

33%

37-41%

Trombosit

85.000/L

217-497x103/L

Hitung Jenis

- Basofil

0-1%

- Eosinofil

1-3%

- Batang

2-6%

- Segmen

20

50-70%

- Limfosit

73

20-40%

- Monosit

2-8%

Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (25 November 2016)
Jenis

Hasil

Nilai Rujukan

Pemeriksaan
Hemoglobin

9.7 g/dL

11,3-14,1 g/dL

(Hb)
Ht
Trombosit

31%
56.000/L

37-41%
217-

3
497x10
/L 2016)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (26
November

Jenis

Hasil

Nilai Rujukan

Pemeriksaan
Hemoglobin

9.3 g/dL

11,3-14,1 g/dL

(Hb)
Ht

30%

37-41%

Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (25 November 2016)
Jenis

Hasil

Nilai Rujukan

Pemeriksaan
Hemoglobin

8.8 g/dL

11,3-14,1 g/dL

(Hb)
Ht
Trombosit

29%
23.000/L

37-41%
217-

3
/L 2016)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (26497x10
November

Jenis

Hasil

Nilai Rujukan

Pemeriksaan
Hemoglobin

9.6 g/dL

11,3-14,1 g/dL

(Hb)
Ht
Trombosit

31%
64.000/L

37-41%
217-

Daftar Masalah
Demam tinggi
Mual dan Muntah
Mimisan
Malas minum
Rumple leed test positif
Trombositopenia
Anemia

Diagnosis Banding
Demam dengue + Anemia
Tersangka demam berdarah dengue derajat 2 + Anemia

Diagnosis Kerja
Demam Dengue + Anemia

Penatalaksanaan
Terapi Farmakologis
IVFD RL 31 cc/jam gtt
8 x/menit makro
Paracetamol sirup 3 x
cth bila suhu
38,5oc
Rencana pemeriksaan :
uji serologis: IgG, IgM,
Ro Thorax, USG
abdomen, cek lab
SGOT SGPT

Monitoring

Tanda vital
Kurva suhu
Balance dan diuresis
tiap 6 jam
Pantau
hasil
laboratorium (Hb, Ht,
trombosit) 24 jam
Observasi tanda syok

Edukasi

Tirah baring
Beri minum 1 - 2
liter dalam 24 jam
Pengobatan
utama
adalah cairan
Upaya
pencegahan
dengan 3M
Memakai kelambu saat
tidur atau memakai
lotion
saat
keluar
rumah
Menaburkan
bubuk
abate
pada
bak
penampungan
Lapor kepada RT untuk
dilakukan fogging

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam

Follow Up
26

November S: demam (-), mimisan (+) tidak aktif, gusi berdarah (-), bab A: Demam dengue + Anemia

2016

hitam (-)

P:

14.00 WIB

O:

- IVFD RL 31 cc/jam gtt 8 x/menit

Keadaan Umum:

- Cek lab ulang Hb, Ht, trombosit tiap 24

-sens: kompos mentis

jam

-KU: lemah

- Cek Rontgen thorax, usg abdomen, Cek

-TD : 80/50 mmHg

lab SGOT dan SGPT

-Nadi 105 x/menit

- Observasi tanda-tanda vital dan diuresis

-RR36 x/menit

- Paracetamol 3 x cth bila T > 38,5oC

-T: 36,8C

- Konsul THT

Hasil lab Hb 9,3 g/dL, Plt 28.000/L, Ht 30%.

Keadaan Spesifik

Balans cairan per 24 jam:

- Kepala: konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-) NCH (-), I

: 650 cc

epistaksis (+/+) tidak aktif

- Thorax: simetris, retraksi (-)

IWL: 190 cc

Cor: BJ I dan II N, bising (-)

: + 10 cc

Pulmo: Vesikuler (+) N, rhonki

: 2,46 cc/jam

(-/-), wheezing (-/-)


- Abdomen: cembung, lemas, H/L tidak teraba membesar
- Ekstremitas: akral hangat, CRT <3
- Kulit: ptechie pada tangan, kaki, dan badan (+)
- Genital: edema (-)

: 450 cc

Follow Up
27

November

S: demam (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bab hitam (-)

A: Demam dengue + Anemia

2016

O:

P:

07.00 WIB

Keadaan Umum:

- IVFD RL 31 cc/jam gtt 8 x/menit

-sens: kompos mentis

- Cek lab ulang Hb, Ht, trombosit tiap 24

-KU: lemah

jam

-TD : 80/50 mmHg

- Cek Rontgen thorax, usg abdomen,

-Nadi 110 x/menit

Cek lab SGOT dan SGPT

-RR32 x/menit

-T: 36,9C

diuresis

Hasil lab Hb 8,8 g/dL, Plt 23.000/L, Ht 29%.

- Paracetamol 3 x cth bila T > 38,5oC

Keadaan Spesifik

- Kepala: konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-) NCH (-),

Balans cairan per 24 jam:

epistaksis (-/-)

- Thorax: simetris, retraksi (-)

Cor: BJ I dan II N, bising (-)

IWL: 190 cc

Pulmo: Vesikuler (+) N, rhonki

: + 60 cc

: 2,74 cc/jam

(-/-), wheezing (-/-)


- Abdomen: cembung, lemas, H/L tidak teraba membesar
- Ekstremitas: akral hangat, CRT <3
- Kulit: ptechie pada tangan, kaki, dan badan (+)
- Genital: edema (-)

Observasi

tanda-tanda

: 750 cc
: 500 cc

vital

dan

Follow Up
28

November

S: demam (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), bab hitam (-)

A: Demam dengue + anemia

2016

O:

P:

07.00 WIB

Keadaan Umum:

- IVFD RL 31 cc/jam gtt 8 x/menit

-sens: kompos mentis

- Cek lab ulang Hb, Ht, trombosit tiap 24

-KU: lemah

jam

-TD : 80/50 mmHg

-Nadi 100 x/menit

diuresis

-RR36 x/menit

- Paracetamol 3 x cth bila T > 38,5oC

-T: 36,7C
Hasil lab Hb 9,6 g/dL, Plt 64.000/L, Ht 31%.
Keadaan Spesifik
- Kepala: konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-) NCH (-),
epistaksis (-/-)
- Thorax: simetris, retraksi (-)
Cor: BJ I dan II N, bising (-)
Pulmo: Vesikuler (+) N, rhonki
(-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen: cembung, lemas, H/L tidak teraba membesar
- Ekstremitas: akral hangat, CRT <3
- Kulit: ptechie pada tangan, kaki, dan badan (+)
- Genital: edema (-)

Observasi

tanda-tanda

vital

dan

Tinjauan Pustaka

Demam Berdarah Dengue


Definisi
1.
2.
3.
4.

Demam
Manifestasi perdarahan
Disertai trombositopenia < 100.000/uL
Bukti plasma leakage berupa
peningkatan hematokrit > 20% dapat
disertai dengan efusi pleura atau asites
5. Dapat disertai dengan syok

Etiolo
gi

Disebabkan
oleh
virus
dengue. Termasuk dalam grup
B
Antropod
Borne
Virus
(Arboviroses)
kelompok
flavivirus
dari
family
flaviviridae, yang terdiri dari
empat serotipe, yaitu DEN 1,
DEN 2, DEN 3, DEN 4. Nyamuk
Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari
penderita kepada orang lain
melalui gigitannya

EPIDEMIOLOGI:
Setiap tahun terdapat
50
juta
manusia
terinfeksi virus dengue
yang
500.000
diantaranya
memerlukan
rawat
inap, dan hampir 90%
dari pasien rawat inap
adalah anak-anak

Patogenesis

Penegakan diagnosis
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan
laboratorium.
1. Kriteria Klinis
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : Pembesaran
hati (hepatomegali).
Syok (renjatan), ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan
tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan
gelisah.
2. Kriteria Laboratorium
Trombositopeni ( < 100.000 sel/ml)
Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20%
atau lebih.
3. Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia.

Manifestasi Klinis

Derajat Penyakit
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4
derajat, yaitu :
I Demam dengan uji bendung positif.
II Derajat I disertai perdarahan spontan di
kulit atau perdarahan lain.
III Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun
(<20 mmHg) atau hipotensi
disertai kulit yang dingin, lembab, dan
pasien jadi gelisah.
IV Syok berat dengan nadi yang tidak teraba
dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Derajat DBD (WHO,2011) :


Demam dan manifestasi perdarahan(tes
tourniquet positif) dan bukti kebocoran plasma
Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain.
Derajat I dan II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang
dingin, lembab, dan pasien jadi gelisah.
Derajat III dengan syok berat dengan nadi yang
tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.

Analisis Kasus

Demam
Tinggi
Mendadak
Terus-menerus

Keluhan Tambahan
Mual
Muntah
Malas minum
Nafsu Makan Berkurang
Bintik merah di lengan dan
badan yang tidak hilang
dengan penekanan
Mimisan

Demam
intermiten
Bintik merah
di lengan dan
badan (+)
Riwayat pergi
ke daerah
endemis (-)

Demam
Dengue
DBD
Demam Tifoid

Demam naik
bertahap tiap
hari
Bintik merah
di lengan dan
badan (+)
Coated
Tongue (-)

Setelah 1 hari
perawatan
Mimisan (+), Ptekie (+)
Pemeriksaan Fisik (26 November 2016) :
Epistaksis (+) tidak aktif, Ptekie (+)

Perdarahan spontan

Tersangka DBD grade II

Pemeriksaan Fisik
Rumple Leed Test (+) + perdarahan spontan

Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Hemoglobin (Hb)

10.4 g/dL

11,3-14,1 g/dL

Leukosit

4.500/ L

Ht

33%

37-41%

Trombosit

85.000/L

217-497x103/L

Tersangka DBD grade II +


Anemia

Derajat DBD (WHO,2011) :


I.Demam dan manifestasi perdarahan(tes tourniquet
positif) dan bukti kebocoran plasma
II.Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau
perdarahan lain.
III.Derajat I dan II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau
hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan pasien
jadi gelisah.
IV. Derajat III dengan syok berat dengan nadi yang tidak
teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan


rontgen thorax, USG abdomen, dan tidak
ditemukan adanya peningkatan hematokrit
sehingga disimpulkan bahwa pada pasien ini
belum ditemukan bukti adanya kebocoran plasma

Demam Dengue

Tatalaksana
IVFD RL 31 cc/jam gtt 8 x/menit makro
Terapi utama pada penderita DBD adalah cairan
Tujuan untuk mengatasi kehilangan cairan plasma
sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler
dan sebagai akibat perdarahan.
Diberikan ringer laktat karena cairan tersebut
bersifat isotonis, sehingga dapat digunakan untuk
menggantikan cairan plasma yang hilang secara
cepat
Sesuai dengan dosis cairan rumatan, pada pasien ini
kebutuhan cairannya yaitu 7,6 kg x 100 cc/kg/24 jam
= 760 cc/24 jam, sehingga kebutuhan cairan perjam
nya adalah sebesar 31 cc/jam. Tetesan infus yang

Tatalaksana
Paracetamol sirup 3 x cth

Untuk
terapi
suportif
bila
pasien
mengalami demam tinggi kembali, yaitu
bila suhu diatas 38,5oC
Dosis
paracetamol
yaitu
10-15
mg/kg/dosis. Jadi dosis paracetamol yang
diberikan pada pasien ini berkisar 76
114 mg/dosis. Sediaan paracetamol sirup
yaitu 120 mg/5 ml. Jadi diberikan 3x
sendok x 120 mg = 90 mg

Terima Kasih

Antibody-Dependent Enhancement(ADE)

You might also like