You are on page 1of 63

Laporan Kasus

TUBERKULOSIS
PARU

Pembimbing:

Sella Annisa

dr. H. Dedi Rinaldi, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU PENYAKIT PARU
FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB

BAB I
PENDAHULUAN

Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang


disebabkan oleh kuman mycobacterium
tuberculosis.
Sekitar 8,8 juta (antara 8,5-9,2 juta) kasus baru
terjadi di seluruh dunia. Masih
Pembuatan diagnosis tuberkulosis paru kadangkadang sulit, sebab penyakit tuberkulosis paru
yang sudah berat dan progresif, sering tidak
menimbulkan gejala yang dapat dilihat/dikenal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Tuberkulosis
(TB):
- Penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis)

- Sebagian besar kuman TB


menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh
lainnya

2. EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan laporan WHO tahun 2011


(berdasarkan data tahun 2010) sekitar 8,8 juta
(antara 8,5-9,2 juta) kasus baru terjadi di seluruh
dunia
2010, diperkirakan pula sebanyak 1,1 juta kematian
WHO tahun 2010, angka insiden TB di Indonesia
pada tahun 2009 mencapai 430.000 kasus, dan
dengan 62.000 kasus berakhir dengan kematian

3. ETIOLOGI

Mycobacterium tuberculosis
Kuman berbentuk batang
Panjang 1-4 mikron
Terdiri dari asam lemak
Kuman > tahan asam kuat thdp ggn
kimia dan fisis
Aerob suka terhadap jaringan kaya O2
Dalam jaringan kuman hidup sbg parasit
intra seluler

4. PATOGENESIS

Tuberkulosis primer
Tuberkulosis postprimer

Tuberkulosis primer
Kuman TB kontak dengan makrofag :
1. Kuman mati
2. Berkembang biak dlm alveoli ke organ tubuh
paru membentuk sarang TB kecil / efek
primer Kel get bening (limfangitis lokal /
regional) Kompleks primer
- Sembuh
- Sembuh dengan cacat (fibrotik, kalsifikasi)
- Komplikasi penyebaran (limfogen,
bronkogen, hematogen, tertelan TB usus

Tuberkulosis pascaprimer
Kuman TB (dormant) sarang dini
Teresorbsi sembuh tanpa cacat
Meluas sembuh cacat
Meluas perkejuan
Perkejuan :
Aktif
Sembuh menjadi padat / membungkus diri
tuberkuloma
Komplikasi : - jamur
- batuk darah

5. KLASIFIKASI TB PARU

TB PARU BTA POSITIF


- minimal 2 X pemeriksaan BTA (+)
- 1 spesimen dahak (+) & foto toraks TB
- spesimen dahak (-) & biakan +
TB PARU BTA NEGATIF
- 3 spesimen dahak (-) & foto toraks TB

BEKAS TB
Bakteriologis (mikroskopis & biakan) negatif
Klinis tidak ada, atau ada gejala sisa akibat kelainan
paru yang ditinggalkan
Radiologis lesi TB inaktif / serial foto sama / tidak
berubah
Riwayat terapi OAT adekuat, akan lebih mendukung

Pembagian TB berdasarkan riwayat pengobatan

TB paru kasus baru : yang belum mendapat OAT atau


OAT < 1 bulan
TB paru kasus kambuh : telah dinyatakan sembuh tetapi
ditemukan kembali BTA (+) atau biakan (+) atau foto
toraks TB aktif (perburukan)
TB paru gagal pengobatan : TB yang BTA tetap positif
atau positip kembali setelah akhir bulan ke 5 atau TB
Paru BTA () yg menjadi BTA (+) pada akhir bulan ke 2

Pembagian TB berdasarkan riwayat pengobatan


TB paru putus berobat : minimal 1 bulan makan
obat kmd berhenti berobat sebelum dinyatakan
sembuh pada fase awal atau fase lanjutan
TB paru kasus kronik : TB dengan BTA tetap (+)
setelah menjalani pengobatan ulang kat 2 dgn
pengawasan yang baik
MDR-TB : kuman TB resisten terhadap R dan H
dengan atau tanpa OAT lainnya

6. GEJALA TB PARU
1. Gejala utama (sering ditemukan)
Batuk 3 minggu
2. Gejala tambahan
- Dahak campur darah
- Batuk darah
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Badan lemah, nafsu makan turun,
BB turun, malaise, keringat malam, demam

7. Pemeriksaan Fisik
Pada awal perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit
sekali) menemukan kelainan
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas
bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda
penarikan paru, diafragma & mediastinum.
Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung
dari banyaknya cairan di rongga pleura.
Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang
melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
Pada limfadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah
bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan
metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak.
Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi cold abscess

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan bakteriologis :
- BTA Sputum SPS -- lnterpretasi hasil :

3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negative : BTA positif


1 kali positif, 2 kali negative : ulang BTA 3 kali kecuali bila
ada fasilitas foto toraks, kemudian

bila 1 kali positif, 2 kali negatif : BTA positif


bila 3 kali negatif : BTA negatif
- Kultur : BTA positif
kultur positif
BTA negatif kultur negatif
Pemeriksaan radiologis
Aktif (infiltrat, kavitas)
Tidak aktif (fibrotik, kalsifikasi, penebalan pleura)
Pemeriksan darah : LED, limfositosis
Histopatologis (diagnostik) granuloma, perkijuan
Uji tuberkulin : ???
Serologis : (PAP, Bactec, PCR)

Pada gambar kiri terdapat gambaran kavitas serta bercak berawan


pada lapangan paru kanan atas, sedangkan gambaran CT scan
menunjukkan penyebaran bahan infeksius dari kavitas ke sistem
tracheobronchial

Pada gambar diatas, gambar kiri menunjukkan gambaran


limfadenopati hilar pada lapangan paru kanan sedangkan gambar
kanan adalah gambaran CT scan yang menunjukkan limfadenopati
hilar kanan

9. PENEGAKAN DIAGNOSIS TB

Alur Diagnosis TB Paru (Alternatif 1)

Alur Diagnosis TB Paru (alternative 2)

Pengobatan TB :
Fase intensif
Fase lanjutan

OAT pilihan pertama :


R, H, Z, E, S

10. Dasar Terapi


Aktivitas obat : ( bakterisid, bakteriostatik )
Faktor kuman : ( populasi kuman )
- Kel A : - Kuman yg tumbuhnya aktif dan cepat
- Mudah diatasi OK sensitif thd OAT
- Kel B : - Semi dormant
- Senang dalam suasana asam
- Kurang sensitif dengan OAT
- Kel C : - Semidormant tetapi dengan
metabolisme sangat cepat dan
singkat dlm bbrp jam
- Hanya sensitif thdp OAT tertentu
- Kel D : - Dormant, resisten / kebal thdp OAT
- Dipengaruhi daya tahan tubuh

PADUAN PENGOBATAN TB
1. TB Paru BTA (+)
Paduan yang diberikan :
2RHZE/4RH
2RHZE/4R3H3 (Program P2TB)
Diberikan pula pada :
TB Paru BTA (+) kasus baru
TB Paru BTA (-) lesi luas
TB di luar paru

Jika diperlukan dapat diberikan fase lanjutan 7 bulan :


2 RHZE/7RH alternatif 2RHZE/7R3H3
TB dengan lesi luas
TB dengan komorbid
TB kasus berat

2. TB Paru BTA negatif lesi minimal


Paduan yang diberikan : 2RHZE/4RH
alternatif : 2RHZE/4R3H3
6 RHE

3. TB Paru kasus kambuh

Paduan yang diberikan :


2 RHZES/1RHZE/5RHE atau 3RHZE/6RHE
Jika ada hasil uji resistensi minimal 4 OAT yang
sensitif
fase intensif 3 bulan
Alternatif : 2 RHZES/1RHZE/5R3H3E3
(Program P2TB)

4. TB Paru gagal pengobatan


Pengobatan berdasarkan uji resistensi minimal 45 OAT dengan 2 OAT yang sensitif diberikan
minimal 1-2 tahun
Alternatif
:
2RHZES/1RHZE/5H3R3E3
(program P2 TB)
Pertimbangkan pembedahan
Rujuk dr.spesialis

5. TB Paru putus berobat


Putus berobat < 2 minggu
sesuai jadwal
Lama putus Lama minumBTA
berobat
OAT
> 2 minggu > 4 bulan
> 2 minggu > 4 bulan
> 2 minggu < 4 bulan
> 1 bulan

< 4 bulan

2-4 minggu < 4 bulan

Ro

OAT diteruskan
Th/

- tak aktif OAT stop


+
OAT awal
lebih lama
+
OAT awal
paduan sama
- + OAT awal
paduan sama
OAT diteruskan
sesuai jadwal

6. TB Paru kronik

Bila uji resistensi belum ada : RHZES


Bila ada uji resistensi : minimal 2 OAT sensitif +
obat pilihan ke 2
Pertimbangkan pembedahan
Rujuk spesialis

7. Multi Drug Resisten TB

Belum ada paduan pengobatan yang distandarisasi


Minimal 2-3 OAT yang sensitif + obat pilihan
kedua
Jika diberikan obat pilihan kedua + 12 bulan
Rujuk spesialis

TB PARU KEADAAN KHUSUS

TB paru milier
Diabetes melitus
Kehamilan dan menyusui
Gagal ginjal
HIV/AIDS
Pleuritis eksudativa TB (efusi pleura TB)
Gangguan fungsi hati

PENGOBATAN TB PARU DALAM KEADAAN KHUSUS

1. Wanita hamil semua aman kecuali aminoglikosida misal: streptomisin


2. Wanita menyusui semua aman
Pengobatan pencegahan INH untuk bayi
3. Wanita pengguna kontrasepsi
Rifampisin berinteraksi dengan hormonal
kontrasepsi menurunkan efektivitas
kontrasepsi
4. Penderita infeksi HIV/AIDS
Sama seperti penderita TB lainnya kecuali
thiacetazon

5. Penderita TB dengan DM
- Rifampisin mengurangi efektivitas sulfonil
urea, sehingga dosis perlu di kan
6. Penderita TB dengan gangguan ginjal
- OAT yang aman 2 RHZ/6 HR
- E dan S dapat diberikan dengan dosis
sesuai faal ginjal di bawah pengawasan
7. Penderita TB yg memerlukan kortikosteroid
- Meningitis TB
- TB millier dgn tanda gagal napas /
meningitis
- Pleuritis eksudativa (efusi pleura)
- Perikarditis TB

8. Penderita TB dengan kelainan hati kronik


- Bilirubin > 2 atau SGOT / SGPT > 3 kali
pemberian OAT dihentikan
- Peningkatan SGOT/SGPT < 3 kali, pemberian
OAT diteruskan dengan pengawasan ketat
- Anjuran : 2 RHES/6RH atau 2 HES/10HE
- Hepatitis akut S dan E maksimal 3 bulan
hepatitis sembuh tambahkan R dan H

Hepatitis imbas obat OAT (drug induce


hepatitis) kelainan hati OK obat hepatotoksik

Penatalaksanaan
1. Bila klinis + (ikterik, mual, muntah) OAT stop
2. Bila klinis (laboratorium ada kelainan )
- Bilirubin > 2 X OAT stop
- SGOT / SGPT > 5 X OAT stop
- SGOT / SGPT > 3 X gejala + OAT stop
- SGOT/ SGPT > 3 X gejala - OAT
teruskan tapi perlu pengawasan

INDIKASI PEMBEDAHAN
Indikasi mutlak
- Telah diobati OAT adekuat BTA tetap +,
misal TB paru kasus gagal, kronik , MDR
- Batuk darah masif tak dpt diatasi
- Empiema dgn fistula bronkopleura
konservatif gagal
Indikasi relatif
- Batuk darah berulang BTA
- Kerusakan satu paru / lobus dgn keluhan
- Sisa kaviti yg menetap

EVALUASI PENGOBATAN

Evaluasi klinis : keluhan, BB, efek samping


Evaluasi mikrobiologi : konversi sputum
akhir bln II (III), akhir bln V (VII), akhir
pengobatan
Evaluasi radiologi : perubahan Ro toraks setelah
fase intensif dan akhir pengobatan

KOMPLIKASI TB PARU

Batuk darah
Bronkiektasis
Empiema
TB ekstra pulmoner
Sindroma obstruksi pasca TB (SOPT)
Luluh paru (destroyed lobe / lung)

Dosis OAT
Dosis OAT

Berat
> 60 kg 40-60 kg
Intermitent

< 40 kg

Rifampisin
600mg 450mg 300mg
600mg/kali
INH
300mg 300mg
5mgkg/BB
600mg/kali
Pirazinamid 1500mg 1000mg
750mg
Etambutol
1500mg 1000mg
750mg
40mgkg/BB
Streptomisin 1000mg 750mg 15mgkg/BB

Efek samping & kontra indikasi OAT


Obat

Efek samping

Kontra indikasi

Rifampisin

Ikterus, flu like syndrome,


nyeri epigastrik, reaksi
hipersensitf, supresi imun

Hipersensitif

INH

Neuritis perifer, ikterus,


Hipersensitif
hipersensitf, mulut kering, nyeri
epigastrik, tinitus

Pirazinamid

Ggn hati, gout, atralgia,


anoreksia, mual muntah

Ethambutol

Gatal, nyeri perut, bingung, ggn Ggn ginjal


penglihatan, halusinasi,
malaise, neuritis

Streptomisin

Ggn vestibuler, menurunkan


fungsi ginjal, hipersensitif

Ggn hati
Hipersensitif

Ggn ginjal
Hamil

OAT kombinasi dosis tetap (FDC)

Rifampisin 3 tab @ 150 mg


INH 3 tab @ 75 mg
Pirazinamid 3 tab @ 400 mg
Etambutol 3 tab @ 275 mg

Yang harus diperhatikan pada kombinasi dosis


tetap : bioaviabiliti rifampisin setelah dikombinasi
dengan OAT lainnya

BAB III
ILUSTRASI KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 33 th 3 bl 2 hr
Alamat : Jl. Melati
Pekerjaan : Montir bengkel mobil
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status pernikahan: Duda
Tanggal masuk : 11/11/2016
Jam masuk: 14.29 WIB
Ruang : Abbas 4/ Kelas II
No. RM: 077072

KU : Sesak napas sejak 2 minggu yang lalu.


RPS :
sesak napas sejak 2 minggu yang lalu dirasakan
hilang timbul
Sesak napas semakin memberat apabila pasien
terlalu banyak berjalan dan terlalu banyak
melakukan aktivitas
Sesak napas berkurang jika pasien beristirahat
batuk berdahak dan nyeri dada sejak 1,5 bulan
yang lalu

Batuk berdahak dirasakan terus-menerus, berwarna


kuning, dahak kental, dan setiap batuk dahak yang
keluar sekitar 2 cc
Ketika batuk pasien merasakan nyeri dada
batuk berdarah dan nyeri ulu hati sejak 2 minggu
yang lalu
Darah berwarna merah segar dengan volume darah
sekitar gelas aqua (55 cc)
nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk dan menjalar
sampai ke punggung.

keringat malam yang sering sejak 2 bulan yang lalu dan


demam yang hilang timbul
Pasien juga mengalami penurunan berat badan yang
drastis sekitar 12 kg dalam 1 bulan ini
RPD
- Pasien menderita TB 2 bulan yang lalu dan hanya minum
obat selama 2 minggu.
- Riwayat DM, HT, Asma, dan jantung disangkal
RPK
- Ibu pasien dahulunya juga mengeluhkan hal serupa, dan
sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena tidak minum
obat teratur

RPO
Sudah pernah mendapat pengobatan TB paru kategori 1 2 bulan
yang lalu, namun pasien hanya minum obat selama 2 minggu .
Riwayat pekerjaan, sosial, ekonomi, dan kebiasaan
Pasien bekerja sebagai montir dan setiap hari bekerja di bengkel.
Pasien merokok sejak usia 16 tahun sampai sekarang. Sehari pasien
menghabiskan 1 bungkus rokok atau sekitar 12 batang. Lama merokok
sekitar 17 tahun.
Indeks Brinkman = 12 batang rokok/hari x 17 tahun merokok

= 204 ( Perokok sedang)


Sosial ekonomi = menengah ke bawah
Pola makan = tidak teratur dan sering telat makan, jarang makan sayur
dan buah-buahan. Pasien suka makan yang pedas, berlemak dan
bersantan.
Riwayat minum alkohol dan obat-obatan disangkal.

Status Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : composmentis
Vital sign : TD = 100/60 mmHg

HR = 108 kali/menit
RR = 27 kali/menit
T = 35,8 oC
BB= 30 kgTB= 160 cm
IMT = 30 : (1,6)2 = 30 ; 2,56 = 11,7 % (gizi
buruk)

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata
Konjungtiva
tidak
anemis kanan dan kiri
Sklera tidak ikterik
kanan dan kiri
Tidak ada edema dan
hematom
pada
palpebra
Pupil bulat dan isokor
Reflex cahaya (+/+)
Kornea jernih

Hidung
Tidak ada deviasi septum
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada sekret
Tidak ada nafas cuping
hidung
Tidak ada epistaksis
Mulut
Bibir tidak kering
Lidah tidak kotor
Gusi tidak berdarah dan
tidak
terdapat
pembengkakan

Telinga

Bentuk telinga dan daun


telinga normal

Tidak ada nyeri tekan


Tidak ada keluar sekret dari
telinga
Leher

Tidak ada spasme otot leher

dan bahu
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada pembesaran tiroid

dan KGB
Tidak terdapat deviasi trakea
Tidak ada peningkatan JVP
(5 + 2 cm H2O)

Thorax
Paru-paru (depan)
Inspeksi: Statis = Simetris dada
kanan dan kiri
Dinamis = Pergerakan dinding dada
kiri lebih dahulu dibandingkan kanan
Palpasi : vocal fremitus sama
kanan dan kiri
Perkusi :
Tidak
dilakukan
mencegah
resiko
hemoptysis
berulang
Auskultasi
:
Kanan
=
Bronkovesikuler,
rhonki
(+),
wheezing (-)
Kiri = Bronkovesikuler, rhonki
(+), wheezing (-)

Paru-paru (belakang)
Inspeksi: Statis = Simetris dada kanan dan kiri
Dinamis = Pergerakan dinding dada kiri lebih
dahulu dibandingkan kanan
Palpasi : vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Tidak dilakukan mencegah resiko
hemoptysis berulang
Auskultasi : Kanan = Bronkovesikuler, rhonki (+),
wheezing (-)

Kiri = Bronkovesikuler, rhonki (+),


wheezing (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial linea
midclavicularis sinistra SIC V
Perkusi : Tidak dilakukan mencegah resiko
hemoptysis berulang
Auskultasi :Bunyi jantung S1 S2 reguler, gallop
(-), murmur (-)

Abdomen
Inspeksi : Perut datar, distensi (-), Scar (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium dan kanan
atas
Perkusi : Redup pada kanan atas, timpani di kiri
atas, kiri bawah dan kanan bawah

Ekstremitas
Superior : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
Inferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)

Darah Rutin

Hemoglobin : 9,1 %
Hematokrit : 27,8 %
Leukosit : 9,8 103/mm3
LED : 38 mm/jam
Trombosit : 294 103/mm3

Fungsi Hati
SGOT : 34,8 U/L
SGPT : 28,2 U/L

Fungsi Ginjal
Creatinin : 0,8 mg/dl
Ureum : 29,1 mg/dl

Diabetes
GDS

: 127 mg/dl

DIAGNOSIS KERJA :
TB paru baru
Anemia

RENCANA PEMERIKSAAN
Sputum BTA
Spirometri
Analisa gas darah

PENATALAKSANAAN
Non-Farmakologi

Edukasi kepada pasien dan keluarga


Memakai masker
Menutup mulut dengan tissue atau lengan ketika batuk atau bersin
Minum obat secara teratur dan tuntas
Mengenali dan menghindari faktor pencetus
Pola hidup sehat
Kontrol secara teratur

Farmakologi

IVFD RL 30 tpm
Drip Crome 10 ml dalam 1 kolf RL
02 2-3 L/menit
Injeksi kalnex 1 amp/8 jam/IV
Injeksi ranitidine 50 mg/12 jam/IV
Pro TB tab 1x2
Antasid tab 3x1
B6 tab 1x1
Curcuma tab 3x1

Follow-up pasien (SOAP)


No

Tanggal

SOAP

11 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (-), nyeri dada
(+).
O: TD=100/60

N=108 x/menit

RR=32x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD RL + drip crome 30 tpm

Inj Kalnex 1 amp/8 jam/IV

Inj ranitidin 50mg/12 jam/IV

Pro TB tab 1x2

Antasida tab 3x1

B6 tab 1x1

Curcuma tab 3x1

T=36,1 o C

12 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (-),
nyeri dada (+).
O: TD=100/60

N=105 x/menit

RR=33 x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD RL + drip crome 30 tpm

Inj ranitidin 50mg/12 jam/IV

Pro TB 4 1x2

Antasida tab 3x1

B6 tab 1x1

SF tab 1x1

Ambroxol syr 3xc1

T=37,1o C

13 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna putih (+), batuk darah (-),
nyeri dada (+).
O: TD=90/70

N=103 x/menit

RR=30 x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD RL + drip crome 30 tpm

Inj ranitidin 50mg/12 jam/IV

Pro TB tab 1x2

Antasida tab 3x1

B6 tab 1x1

SF tab 1x1

Ambroxol syr 3xc1

T=36,6o C

14 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna putih (+), batuk darah (-).
O: TD=90/60

N=105 x/menit

RR=28 x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD RL + drip crome 30 tpm

Inj Kalnex 1 amp/8 jam/IV

Inj ranitidin 50mg/12 jam/IV

Pro TB tab 1x2

Antasida tab 3x1

B6 tab 1x1

SF tab 1x1

Ambroxol syr 3xc1

T=34o C

15 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (-), nyeri dada
(-).
O: TD=90/60

N=129 x/menit

RR= 26 x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD RL + drip crome 30 tpm

Inj ranitidin 50mg/12 jam/IV

Pro TB 4 1x2

Antasida tab 3x1

B6 tab 1x1

SF tab 1x1

Ambroxol syr 3xc1

T=37,4 o C

16 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (+) sekita 1 sendok makan,
nyeri dada (+) saat batuk, ruam merah dan gatal di tubuh.
O: TD=100/60

N=110 x/menit

RR=24 x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

Sepsis

Alergi rifampisin

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD NaCL + drip crome 30 tpm

Inj Kalnex 1 amp/8 jam/IV

Methylprednisolone 125 mg/12 jam/IV

Inj cebactam 1 gr/12 jam/IV skintest

Inj methyprednisolon 125 mg/12 jam/IV

Ambroxol syr 3xc1

INH 300 mg tab 1x1

Pirazinamide 500 mg tab 1x1

Etambutol 500 mg tab 1x1

B6 tab 1x1

T=36o C

17 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (-), nyeri dada (-), lemas,
ruam merah dan gatal, pusing.
O: TD=110/80

N=115 x/menit

RR=25 x/menit

Suara nafas: bronkovesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/+
A: - TB paru baru
-

Anemia

Sepsis

Alergi rifampisin

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD Nacl + drip crome 30 tpm

Inj methylprednisolone 125 mg/12 jam/IV

Inj Kalnex 1 amp/24 jam/IV

Inj cebactam 1 gr/12 jam/IV

INH 300 mg tab 1x1

Pirazinamide 500 mg tab 1x1

Etambutol 500 mg tab 1x1

B6 10 mg tab 1x1

T=34,8o C

18 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (-), nyeri dada (-),
lemas.
O: TD=90/700

N=101 x/menit

RR=30 x/menit

Suara nafas: vesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/A: - TB paru baru
-

Anemia

Sepsis

Alergi Rifampisin

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD NaCL+ drip crome 30 tpm

Inj Kalnex 1 amp/24 jam/IV

Inj cebactam 1 gr/12 jam/IV

Inj methyprednisolon 125 mg/12 jam/IV

INH 300 mg tab 1x1

Pirazinamide 500 mg tab 1x1

Etambutol 500 mg tab 1x1

B6 tab 1x1

T=36,3 o C

9.

19 November 2016

S: Sesak nafas (+), batuk (+), dahak kental berwarna kuning (+), batuk darah (-), nyeri dada
(+) saat batuk, lemas.
O: TD=110/80

N=91 x/menit

RR=30 x/menit

Suara nafas: vesikuler


Suara nafas tambahan: wheezing -/-, rhonki +/A: - TB paru baru
-

Anemia

Sepsis

Drug eruption

P: Tirah baring

Diet TKTP

O2 2-3 L/menit

IVFD NaCL + drip crome 30 tpm

Inj Kalnex 500 mg/24 jam/IV

Inj cebactam 1 gr/12 jam/IV

Inj methyprednisolon 125 mg/12 jam IV

INH 300 mg tab 1x1

Pirazinamide 500 tab 1x1

Etambutol 500 mg tab 1x1

B6 tab 1x1

T=34,8o C

TERIMA KASIH

You might also like