You are on page 1of 22

TARI TUKUK TUNGGAK

SEBAGAI WARISAN BUDAYA


MASYARAKAT
PARUMPUANG: TINJAUAN
PADA KRISIS PEWARIS
Oleh:

AFRIZAL
14161002/2014

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Kab. 50 Kota memiliki kesenian tradisional


Tari Tukuk Tunggak berfungsi mendukung
upacara mendirikan rumah adat (Rumah
Gadang). Namun saat sekarang tari ini di
tarikan oleh penari yang sudah tua dan tidak
ada generasi muda yang mewarisi tari Tukuk
Tunggak, maka permasalahannya terletak
pada pewarisan bahwa tari Tukuk Tunggak
tidak berperan lagi dalam kegiatan budaya
yang dilakukan oleh masyarakat parumpuang
masa kini.

Fokus Penelitian
tentang pewarisan tari Tukuk Tunggak sebagai

tari tradisi warisan budaya masyarakat


Parumpuang, yang menyangkut bentuk, dan
penurunan peranan, serta penerimaan dan
pengakuan masyarakat Parumpuang terhadap
keberadaan tari Tukuk Tunggak masa kini.

Rumusan Masalah
Bagaimana keberadaan tari Tukuk Tunggak saat ini

dalam masyarakat Parumpuang?


Bagaimana pemahaman dan pandangan
masyarakat terhadap tari Tukuk Tunggak saat ini?
Mengapa tari Tukuk Tunggak tidak digunakan lagi
dalam acara adat mendirikan rumah?
Mengapa terjadinya penurunan peranan tari Tukuk
Tunggak dalam kegiatan sosial budaya masyarakat
Parumpuang saat ini?
Apa yang menyebabkan terjadinya krisis pewaris
pada tari Tukuk Tunggak di Parumpuang?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Teori tari
Tari tradisional
Nilai-nilai
Fungsi kebudayaan
Perubahan sosial dan budaya
Bentuk
Eksistensi
Pewarisan
Problematika seni

Penelitian Relevan
Penelitian relevan dalam hal ini akan didekati

penelitian yang sama objek ataupun


permasalahannya dengan peneltian lain.
Penelitian ini akan menjadi landasan untuk
memulai penelitian dalam mengkajai
persoalan tari Tukuk Tunggak sebagai warisan
budaya masyarakat Parumpuang pada krisis
pewaris. Dengan membandingkan penelitian
Sefrina Edwiko dan penelitian Etika.

Kerangka Konseptual
Tari Tukuk Tunggak
Masa Lalu Beraktifitas Sebagai Budaya Masyarakat
Perubahan Sosial Budaya
Terjadi Perubahan Sistem Sosial dan
Budaya Masyarakat
Problematika Pewarisan
Ketidak Bergunaan dari
Kegiatan Sosial Budaya

Kondisi Terkini dari Keberadaan Tari


Tukuk Tunggak Sebagai Warisan
Budaya Masayarakat Parumpuang

Penurunan
Peranan

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, yakni berusaha mengungkapkan
gejala yang terjadi pada eksistensi tari Tukuk
Tunggak dan kaitannya dengan masyarakat
Parumpuang
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di nagari
Parumpuang kecamatan Payakumbuh
kabupaten Lima Puluh Kota. Alasan pemilihan
lokasi penelitian ini adalah karena keberadaan

C. Informan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
informan kunci dan informan dari kalangan
masyarakat yang dapat memberikan gambaran
tentang data penelitian ini seperti penari /pelatih
tari, sesepuh tari serta pemain musik dan pelatih
musik. Selain itu aktor dari pengelola Tari Tukuk
Tunggak adalah para sesepuh, niniak mamak,
pangulu dan masyarakat yang mengayomi tari
tersebut baik secara kekerabatan ataupun secara
kenagarian serta generasi muda selaku pewaris

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri,
peneliti berperan sebagai instrumen kunci dalam
penelitian ini. Instrumen pendukung terdari dari
alat pencatat, berupa buku catatan, camera video
dan alat perekan audio.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data di kawasan penelitian dilakukan
dengan menelusuri gambaran sistem sosial dan
budaya, serta gambaran aktivitas masyarakat
dilaksanakan dengan analisis kepustakaan dan
pengamatan secara langsung.
F. Tekhnik Analisis Data
Teknik Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan analisis model Miles dan Huberman.

G. Teknik Pencermatan Kesahihan Data


Penelitian
Dalam memperkuat tingkat kesahihan data
hasil temuan dan keotentikan penelitian,
peneliti mengacu kepada penggunaan standar
keabsahan data yang disarankan oleh Lincoln
dan Guba (1985) yang terdiri dari: (1)
keterpercayaan (credibility), (2) keteralihan
(transferability), (3) dapat dipercaya
(dependability), (4) dapat dikonfirmasikan
(comfirmability).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Temuan Umum
1. Kondisi Geografis
2. Mata pencarian
3. Kehidupan masyarakat
4. Pendidikan
5. Agama dan adat istiadat
6. Kesenian
7. Sejarah tari Tukuk Tunggak
8. Gerak tari Tukuk Tunggak

Temuan Khusus
A. Keberadaan Tari Tukuk Tunggak Saat Ini
dalam
Masyarakat Parumpuang
Berdasarkan pengamatan peneliti
masyarakat telah kehilangan pengalaman
mengenai tari Tukuk tunggak, baik mengenai
bentuk dan tata cara pertunjukannya serta
kaedahnya. Artinya, secara menyeluruh dari
tari Tukuk Tunggak tersebut hampir dapat
dipastikan tidak dikenali lagi oleh
masyarakat Parumpuang.

B. Pandangan dan Pemahaman Masyarakat


Terhadap Tari Tukuk Tunggak Saat Ini
Berdasarkan pengamatan peneliti masyarakat
beranggapan bahwa tari Tukuk Tunggak boleh
diadakan dan boleh pula tidak diadakan, karena
tidak ada satupun alasan adat dan agama yang
kuat mengikat keberadaan kesenian tersebut
dalam upacara adat. Artinya upacara adat tersebut
hanya secara rutin dan mentradisi menggunakan
kesenian tersebut dalam seremonialnya, dan hal
ini berlangsung secara berulang. Karena itu,
masyarakat memandang bahwa apabila jika ada
pembangunan rumah Gadang tidak menggunakan
tari Tukuk Tunggak dianggap hal yang biasa saja.

C. Penyebab Tari Tukuk Tunggak Tidak Digunakan


Lagi dalam Acara Adat Mendirikan Rumah
Gadang
Berdasarkan pengamatan peneliti, pembangunan
rumah Gadang di zaman era reformasi dan teknologi
canggih ini, hanya bersifat pribadi. Artinya meskipun
ada pembangunan rumah Gadang di Parumpuang,
tetapi pembangunan tersebut termasuk dalam
golongan pembangunan biasa tanpa melibatkan unsur
niniak mamak, dan penghulu serta bako ditambah lagi
tanah pusaka semakin sempit dan banyak tergadai, hal
lain adalah rumah Gadang tidak lagi menjadi kewajiban
untuk didirikan oleh keluarga saparuik di Parumpuang.
Hal ini yang menyebabkan tari Tukuk Tunggak tidak
digunakan lagi dalam upacara pendirian rumah Gadang
di Parumpuang dan melemahkan motivasi para
anggota masyarakat untuk mewarisinya.

D. Penyebab Penurunan Peranan Tari


Tukuk Tunggak dalam Kegiatan Sosial
Budaya Masyarakat Parumpuang Saat
Ini.
Pola pikir masyarakat telah berubah dalam
melaksanakan ritual adat, sehingga berbagai
seremoni adat telah hilang sebagian dari ritual
tersebut menurut arus globalisasi saat ini
dengan berpikir berdasarkan efisiensi, serta
mempertimbangankan untung dan rugi serta
lebih banyak menggunakan kesenian modern
dari pada kesenian tradisional .

E. Penyebabkan Terjadinya Krisis Pewaris


Pada Tari Tukuk Tunggak di
Parumpuang
Berdasarkan temuan peneliti, bahwa
kurangnya partisipasi dari ninik mamak,
komunitas adat dan pemerintah dalam
mendukung tari Tukuk Tunggak ini disebabkan
juga kurangnya sosialisasi penampilan tari
Tukuk Tunggak ini di tengah masyarakat

Pembahasan

Tari Tukuk Tunggak adalah tarian yang diperuntukkan

upacara mendirikan rumah gadang, sementara ini


pendirian rumah gadang sudah jarang /tidak ada lagi
Dilihat pada saat ini tari Tukuk Tunggak kurang
dipedulikan dan dikenali oleh masyarakat. Akibatnya
tarian tersebut tidak beraktivitas, dan berdampak pula
pada kepunahan, serta sosialisasinya. Kenyataan yang
berlaku adalah bahwa tari Tukuk Tunggak tidak
melakukan suatu proses pengalihan antara generasi tua
dengan generasi muda. Pada akhirnya golongan generasi
muda kehilangan apresiatif terhadap tarian tersebut, Hal
ini juga dipicu oleh ketidak pedulian masyarakat untuk
menginternalisasi (belajar budaya sendiri sebagai bagian
dari identitasnya secara terus-menerus) tari Tukuk
Tunggak. Pada akhirnya tari Tukuk Tunggak sampai saat
ini tidak memiliki pewaris, kecuali hanya tersisa dua
orang sesepunya.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
SARAN
Simpulan
Keberadaan tari Tukuk Tunggak saat ini tidak lagi digunakan

dalam kegiatan upacara adat dan tidak pula mampu menarik


simpati masyarakat untuk digunakan dalam bentuk kegiatan
lain
Banyak masyarakat yang tidak tahu dan memahami bahwa
pendirian rumah Gadang zaman dahulu harus menyertakan
pertunjukan tari Tukuk Tunggak, sebagai simbolisasi
penyerahan bantuan oleh bako kepada anak pisang. Oleh
demikian, ketidak tahuan tersebut berdampak pada ketidak
pedulian terhadap pewarisan dan keberlangsungan
pertumbuhan tari Tukuk Tunggak tersebut. Pada akhirnya tari
Tukuk Tunggak berada dalam posisi yang diabaikan oleh
masyarakat.

Tari Tukuk Tunggak tidak digunakan lagi dalam

pembangunan rumah Gadang.


Masyarakat lebih banyak berpikir pragmatis
dalam melakukan pembangunan rumah
Gadang.
Penyebab terjadinya krisis pewaris pada tari
Tukuk Tunggak di Parumpuang Masyarakat
khususnya generasi muda sangat sulit untuk
diajak mewarisi tari Tukuk Tunggak di
Parumpuang saat ini. Persoalannya karena
generasi muda tidak memperoleh gambaran
apresiatif dari tari Tukuk Tunggak tersebut.

Implikasi
Krisis pewaris yang dihadapi oleh tari Tukuk Tunggak saat ini, disebabkan

oleh tidak berjalannya sinergitas antara seniman pewaris, pemuka


masyarakat, dan pemerintah serta kalangan intelektual yang ada di
Parumpuang. Seniman pewaris dengan bekal pendidikan seadanya tidak
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan menjalin relasi dengan
pihak lain seperti organisasi pemuda, dan KAN (Kerapatan Adat Nagari),
sehingga seniman tersebut berjalan dengan sendirian tanpa bantuan
pemikiran dari pihak lain. Seniman juga tidak membuka diri dengan
menjaring relasi dengan masyarakat luas. Artinya penting pendidikan
social dan komunikasi yang harus dikuasai oleh seniman pewaris,
sehingga mampu menyebarkan informasi mengenai keberadaan tari
tersebut. Padagilirannya seniman tersebut dapat menjaring calon-calon
pewaris dari generasi muda di Parumpuang. Meskipun saat ini teknologi
informasi dan globalisasi menjadi salah satu penghalang, namun
mengaktifkan kemampuan menjalin relasi, dan sosialisasi dengan
masyarakat juga akan dapat menjaring para calon pewaris tari Tukuk
Tunggak pada masa kini dan masa datang.

Saran-saran

You might also like