Wabrah,Madinah,sekitar 7km dari Masjid Nabawi di Madinah.
Pada permulaan Islam,orang mendirikan solat dengan
menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis(Masjidil Aqsa)di Yerussalem,Palestin.
Pada tahun ke-2 Hijrah bersamaan hari Isnin bulan
rejab,waktu zuhur di Masjid Salamah,wahyu diturunkan melalui surah Al-Baqarah ayat 144.
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allahnya dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 144). Ayat ini diturunkan kepada Rasulullah saw yang telah lama mengharapkan perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.
Sebab perpindahan kiblat :
Keresahan Rasulullah yang dicemuh oleh kaum Yahudi dan Nasrani dan orang-orang kafir bahawa apa yang dilakukan oleh rasulullah itu hanya menyontoh dan mengikuti ajaran nenek moyang mereka. Cemuhan itu dikaitkan dengan arah kiblat ke Yerussalem sehingga Rasulullah SAW berdoa dan memina agar arah kiblat dipindahkan. Doa Rasulullah SAW kemudian dikabulkan saat berasa di masjid yang kemudian dinamai Qiblatain
Reka bentuk pembinaan :
Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang menunjukkan arah kiblat yang benar. Terdapat garing silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Dibawahnya terdapat replika mihrab tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerussalem,bernuansa tradisional.
Terkini :
Hingga sekarang,bangunan masjid ini memang memiliki 2 arah
mihrab yang menonjol (arah Makkah dan Palestin)
Umumnya digunakan oleh Imam solat
Tak lama selepas itu ,masjid tersebut direnovasi oleh pemerintah
Saudi dengan hanya fokuskan satu mihrab yang menghadap Kabah di Makkah.
Selain itu,sebuah semur milik seorang Yahudi bernama Raumah
ditebus oleh Usman b.Affan.Sahabat yang dikenal dengan isfatnya yang pemalu ini mewakafkan sumur berharga 20 000 dirham.Sumur itu bisa digunakan selain untuk bersuci dan air minum juga untuk mengairi taman-taman disekeliling masjid sampai sekarang.