You are on page 1of 17

OLEH

KELOMPOK V PROGSUS B4 :
1.I KOMANG ADI NURJAYANA
2.I. A. Anom Sri lestari
3.KETUT DARSANA
4.KADEK SANJAYA
5.I WAYAN PARMITA
6.Ni Wayan Reniti
7.DEWA SUTARKA
8.NGURAH WARDANA

(11.322.1343)
(11.322.1345)
(11.322.1348)
(11.322.1349)
(11.322.1358)
(11.322.1360)
(11.322.1372)
(11.322.1375)

A. Keseimbangan Cairan & Elektrolit


Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia,
persentasenya dapat berubah tergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.

1. Elektrolit
a. Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah
sodium (Na+), sedangkan kation utama dalam cairan
intraselular adalah potassium (K+).
b. Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah
klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO 3-), sedangkan anion
utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO4 3-).
Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan
interstitial pada intinya sama maka nilai elektrolit plasma
mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler tetapi
tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler.

B. Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan
asam-basa
tercapai
jika
kecepatan total tubuh yang memproduksi asam atau
basa dengan kecepatan tubuh mengekskresikan
asam atau basa tersebut.
Rentang nilai lab pH arteri normal adalah
7,35-7,45.
Buffer adalah suatu substansi atau sekelompok
substansi yang dapat mengabsorpsi atau melepaskan
ion-ion hydrogen untuk memperbaiki adanya
ketidakseimbangan asam-basa (Potter & Perry, 2006)

C. Proses Pergerakan Cairan Tubuh


a. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat
terlarut) melalui membrane semipermeabel
(permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga
kadarnya sama.
b. Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat
pori-pori. Larutan akan bergerak dari konsentrasi
tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Umur
Iklim
Diet
Stres
Kondisi Sakit
Tindakan Medis :
Pengobatan :
Pembedahan

E. Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan asam Basa


Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi, iritabilitas,
lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang,
koma.
- Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental, letargi,
kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (diare, muntah,
diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan.
- Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan
ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium tubuh. Tanda dan
gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST
segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa.
- Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal atau obat yang
membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya
terutama melibatkan susunan saraf pusat (parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular
(disritmik, perubahan EKG).

Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 7,35 dan PaCO2> 45 mmHg)
- Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
- Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
- Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)

Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar
konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (130150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik
(>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling
sering terjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau
hiponatremik sekitar 5-10% dari kasus.
Kelebihan volume
Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu
kondisi akibat iatrogenic (pemberian cairan intravena
seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan NaCl
ataupun pemberian cairan intravena glukosayang
menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat
insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis, ataupun
gagal jantung kongestif..

F. Konsep Proses Keperawatan Keseimbangan


Cairan Elektrolit dan Asam Basa

1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Intake dan output cairan dan makanan (oral, parentral)
Tanda umum masalah elektrolit
Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis
cairan dan elektrolit
Pengobatan tertentu yang dijalani
Status perkembangan seperti usia
Factor psikkologis seperti emosional yang mengganggu
pengobatan

b.
Pengukuran
klinik

Berat badan di ukur setiap hari


Keadaan umum (ttv dan tingkat kesadaran)
Pengukuran masukan cairan (cairan oral,
cairan parentral, NGT)
Pengukuran keluaran cairan (urine:volume,
kejernihan/kepekatan, feses : jumlah dan
konsistensi, muntah, Tube drain, IWL)

c. Pemeriksaan fisik
Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot, sensasi rasa
Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan
darah, hemoglobin, dan bunyi jantung
Mata : cekung, air mata kering
Neurologi : reflex, gannguan motoric dan sensorik,
tingkat kesadaran
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan
lidah, muntah-muntah, dan bising usus
d. Pemeriksaan penunjang :Pemeriksaan elektrolit,
Darah lengkap, pH, Berat jenis Urine, Analisa gas darah

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Nanda (2009-2011)

kekurangan volume cairan b/d Kehilangan


cairan aktif Kegagalan mekanisme regulasi
Kelebihan volume cairan b/d Gangguan
mekanisme regulasi, Kelebihan asupan
cairan, Kelebihan asupan natrium
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Faktor risiko:Diare, Disfungsi endikrin,
ketidakseimbangan
cairan,
Gangguan
mekanisme
regulasi
(mis.
Diabetes
insipidus)

3. Perencanaan
a. diagnosan keperawatan : kekurangan volume cairan
Tujuan: Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil
Individu akan :
1)Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada
kontraindikasi).
2)Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stres atau
panas.
3)Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.
4)Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.
Intervensi :
Anjurkan klien untuk minum sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam.
Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis; 1000 ml selama
pagi, 800 ml sore, dan 200 ml malam hari).
Pantau masukan; pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam.
Pantau berat jenis urine
Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, kehilangan
berat badan 2%-4% menunjukan dehidrasi ringan, 5%-9% dehidrasi sedang.
Berikan terapi cairan parentral jika masukan orang tidak adekuat

Diagnosa keperawatan : kelebihan volume cairan


Tujuan :Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh
klien.
Kriteria Hasil
Individu akan :
1)Mengungkapkan faktor -faktor penyebab dan metode-metode pencegahan edema.
2)memperlihatkan penurunan edema perifer dan sakral.
Intervensi
Kaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya retensi cairan.
Anjurkan individu untuk menurunkan masukan garam.
Membaca label untuk kandungan natrium.
Hindari makan makanan kaleng atau yang di awetkan
Masak tanpa garam dan gunakan bumbu-bumbu untuk menambah rasa (lemon,
kemangi, mint).
Kaji adanya tanda-tanda venostatis pada bagian tergantung.
Jaga ekstremitas yang mengalami edema setinggi diatas jantung apabila mungkin
(kecuali jika terdapat kontraindikasi oleh gagal jantung).
Instruksikan individu untuk menghindari celana yang terbuat dari kaos/korset,
celana setinggi lutut, dan menyilangkan tungkai bawah dan latihan tetap
meninggikan tungkai bila mungkin.

4. Pelaksanaan

Intervensi dilakukan sesuai dengan perencanaan


yang telah disusun.
5. Evaluasi
Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu
pada kriteria hasil yaitu : Klien minum 2000 ml/hari.
Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan
cairan, Berat jenis urine normal, Tidak terjadi tandatanda dehirasi (mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis).
Evaluasi pada kelebihan volume cairan yaitu mengacu
pada kriteria hasil yaitu : Tidak ada tanda-tanda edema.
Klien tahu apa penyebab edema dan sudah mengerti
tentang pencegahan edema.

You might also like