Professional Documents
Culture Documents
PENGOLAHAN SAWIT
Muhammad Yusuf, S.TP., M.Si
Minyak
Minyak
merupakan istilah
umum untuk semua cairan organik
yang tidak larut/bercampur dalam
air (hidrofobik) tetapi larut dalam
pelarut organik.
Sumber-Sumber Minyak
Minyak
Produk Olahan
Exocarp
Secara
anatomi
buah
kelapa sawit terdiri atas
:
kulit buah (exocarp)
daging buah (mesocarp)
cangkang (tempurung,
shell, endocarp)
Inti (kernel, endosperm).
Endocarp
10
Buah kelapa jauh lebih besar dari buah sawit; diameter 80 130
mm, panjang 100 160 mm.
Bagian buah kelapa yang mengandung minyak-lemak hanya
daging. Minyak-lemak ini sejenis dengan yang terdapat di
dalam inti buah sawit, yaitu minyak-lemak laurat.
12
13
Nama Inggris
Nama Latin
kg-/ha/thn
Sawit
Oil palm
Elaeis guineensis
5000
Kelapa
Coconut
Cocos nucifera
2260
Alpokat
Avocado
Persea americana
2217
K. Brazil
Brazil nut
Bertholletia excelsa
2010
K. makadam
1887
Jarak pagar
Physic nut
Jatropha curcas
1590
Jojoba
Jojoba
Simmondsia califor.
1528
K. pekan
Pecan nut
Carya pecan
1505
Jarak kaliki
Castor
Ricinus communis
1188
Zaitun
Olive
Olea europea
1019
Kanola
Rapeseed
Brassica napus
1000
Opium
Poppy
Papaver somniferum
978
14
Kelapa
D. sawit
Kaproat
01
tapak
Kaprilat
5 10
36
Kaprat
5 10
35
Laurat
43 53
40 52
tapak
Miristat
15 21
14 18
tapak
02
Palmitat
7 11
6 10
23 30
30 48
23
17 29
8 19
7 12
Stearat
24
14
32 37
36
29
14
04
26
<1
01
Arakhidat
Behenat
Oleat
Cokelat
Sawit
Jarak
9 16
30 37
02
38 44
49
Gadoleat
Kedele
tapak
01
03
tapak
tapak
13 44
19 50
tapak
Risinoleat
Linoleat
Jagung
01
0,5
68
Kapas
20 30
01
80 87
13
13
24
9 12
27
33 58
Linolenat
34 62
48 58
02
4 10
I.V., (g I2/100g)
8 12
14 23
35 40
44 54
81 91
96-112
103-128
120-140
S.V, mg KOH/g
250-264
245-255
190-200
194-206
174-186
190-198
188-193
190-195
15
16
Karakteristik
1.
Warna
2.
3.
4.
Syarat
Kuning jingga sampai jingga
kemerah-merahan
Maksimum 5,00
Maksimum 0,45
Maksimum 0,05
18
20
warna,
bau dan flavor
Kelarutan
itik cair dan polimorphism
titik didih (boiling point)
titik pelunakan
slipping point
shot melting point
bobot jenis
indeks bias
titik kekeruhan (turbidity point)
titik asap
titik nyala
titik api.
22
23
MANFAAT
MINYAK SAWIT
Konvensional
Minyak Goreng
Beta karoten
Metode Ekstraksi
Terpilih
Beta karoten
Soxhlet
Molecular Distillation
Membrane Separation
Supercritical Fluid Extraction
RBDPKO
CPO
FFA
REFINED STEARIN
(Minyak Sawit Padat)
CPO
90% PANGAN
10% non pangan
Fraksi olein
Penyakit
- Degeneratif
- dll
MSM
Karoten
Tokoferol
Pemanasan
DIVERSIFIKASI
PRODUK
RUSAK
SUMBER
Vitamin
Antioksidan
Anti radikal bebas
BETA KAROTEN
CPO
500 1000 ppm KAROTENOID
Pro
Vit. A
anti carcinogen
menanggulangi kebutaan
mencegah penuaan dini
-caroten
-caroten
-caroten
Licopen
2 mol
Vit. A
1 mol
60.000 IU aktifitas
Shortening
margarin
dressing
dsb
DIVERSIFIKASI
PRODUK & PROSES
1. Minyak Goreng
Proses
RAFINASI
FRAKSINASI
Minyak Goreng
Tidak berwarna (dulu)
Tidak berbau
Linoleat & linolenat rendah
2. Salad Oil
Proses
FRAKSINASI
KIMIA
(Transesterifikasi)
SALAD OIL
Mengandung
FRAKSI PADAT <0.4%
(TRIPALMITAT)
3. Mayonaise
Minyak Sawit
Kuning telur
Bumbu-bumbu
4. Margarin
Shortening
Vanaspati
emulsifikasi
EMULSI
Proses
HIDROGENASI
5. Lemak Coklat
(cocoa butter)
80%
Palmito Oleo Stearin
40%
MINYAK SAWIT
FRUIT RESIDUES
RBD OLEIN
FRYING OIL
RBD STEARIN
33
34
Penimbangan dan
Penampungan
TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan
truk langsung ditimbang di pabrik, kemudian
buah dipindahkan ke loading ramp.
Sebelum masuk ke stasiun loading ramp, TBS
tersebut ditimbang pada jembatan timbang.
Cara penimbangannya adalah sebagai berikut,
truk yang datang membawa TBS masuk jembatan
timbang kemudian dilakukan penimbangan.
Setelah itu TBS dipindahkan ke loading ramp
kemudian truk tersebut ditimbang kembali. Berat
TBS adalah selisih antara kedua penimbangan
tersebut.
TBS yang telah dipindahkan ke loading ramp
selanjutnya
dipindahkan ke keranjang lori
rebusan yang berkapasitas 2,5 ton.
35
Penimbangan dan
Penampungan
Penimbunan TBS yang melebihi 8 jam di
loading ramp berpotensi menimbulkan
kerusakan buah sebagai akibat aktivitas
enzim lipase dalam buah, sehingga kadar
ALB dalam buah meningkat.
Penimbunan TBS dalam loading ramp
maksimal 8 jam setelah kedatangan untuk
meminimalkan peningkatan kadar ALB.
Peningkatan kadar ALB sampai 1,58 %
menurut
anonimous
(1996)
dalam
Kurniawan (2000) terjadi sewaktu TBS
mengalami
keterlambatan
pengolahan
dan perlakuan pasca panen mulai dari
kebun ke pabrik.
36
Perebusan
Lori-lori yang telah berisi TBS dimasukkan ke ketel
rebusan. Baik dan buruknya mutu dan jumlah hasil olah
pabrik
kelapa
sawit
banyak
ditentukan
oleh
keberhasilan proses perebusan. Kegunaan dari proses
perebusan adalah
Merperlunak daging buah sehingga memudahkan
proses pemerasan
Menghentikan
aktivitas
enzim
lipase
yang
menstimulir pembentukan ALB
Mematikan makhluk hidup seperti mikroorganisme
dan serangga
Mengkoagulasikan
(mengendapkan)
protein
sehingga memudahkan pemisahan minyak
Perebusan dilakukan dengan mengatur pemasukan dan
pengeluaran steam, air kondensat dan udara sehingga
buah masak dan memberondol dengan sempurna.
Pemasukan steam akan menaikkan tekanan sedangkan
pemasukan air kondensat dan udara menurunkan
tekanan. Proses perebusan dilakukan pada suhu 140oC
dengan suplai steam dari Back Pressure Vessel (BPV).
37
Perebusan
Sistem perebusan yang dipakai adalah sistem
perebusan triple pack (tiga puncak).
Pertama tekanan dinaikkan sampai 1,5 kg/cm2
setelah beberapa menit diturunkan lagi menjadi
0,4 kg/cm2
Selanjutnya tekanan dinaikkan lagi sampai 2
kg/cm2
selang
beberapa menit diturunkan
hingga 0,6 kg/cm2 .
Yang terakhir tekanan dinaikkan sampai 3 kg/cm2
dan dibiarkan selama 60 menit.
Setelah itu TBS matang dikeluarkan dari sterilizer.
Pada setiap tahapannya dilakukan pembuangan
kondensat yang terdapat pada sterilizer dengan
maksud
untuk
membuang
kotoran-kotoran.
Pengawasan disini harus ketat karena jika
tekanan uap tidak cukup maka persentase buah
yang tidak lepas dari tandan akan tinggi.
38
Penebahan
Setelah perebusan, lori rebusan ditarik keluar,
kemudian diangkut ke atas dengan Hoisting Crane.
Dengan alat pengangkut ini lori yang berisi buah
rebusan ini dibalikkan di atas mesin penebah
(Stripping) yang berfungsi melepaskan buah dari
tandan.
Mesin ini berupa drum berputar ( 24 rpm) dan
dengan bantuan sudu-sudu yang terdapat dalam
drum, TBS terangkat kemudian jatuh terbanting
sehingga buah lepas dari tandannya.
Buah yang lepas (brondolan) jatuh ke bawah dan
melalui kisi-kisi yang terdapat dalam drum, buah
masuk ke dalam
conveyor buah (fruit conveyor)
sedangkan tandan kosongnya terdorong keluar dan
masuk ke dalam EBC (Empty Bunch Conveyor).
Dari fruit conveyor buah diangkat dengan elevator di
bawa menuju ketel adukan (digester).
Tandan kosong dapat dipakai sebagai bahan bakar
boiler atau dibawa ke kebun sebagai mulsa tanaman
tanpa proses pembakaran di incinerator.
39
Pelumatan
Disini buah diaduk atau dilumat hingga daging
buah terlepas dari biji.
Digester terdiri dari tabung silinder yang
berdiri tegak didalamnya terdapat pisau-pisau
pengaduk (steering arms) sebanyak empat
tingkat.
Pisau pengaduk berputar dengan kecepatan 18
- 23 rpm pada tekanan 1 kg/cm2 dan suhu
90oC.
Proses pelumatan berlangsung selama 30
menit. Selama pelumatan, diinjeksikan steam
dengan suhu 90-95oC.
Pelumatan menghasilkan bubur buah yaitu
campuran serat (fibre) dan biji (nut).
40
Pengempaan
Proses
pengempaan
ini
bertujuan
untuk
mengeluarkan minyak dan cairan atau untuk
memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah .
Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder)
yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat dua
buah ulir (screw press) yang berputar berlawanan
arah. Tekanan kempa diatur oleh dua buah cones
yang berada pada bagian ujung kempa, yang dapat
digerakkan maju mundur secara hidrolik. Tekanan
yang diberikan oleh screw press sebesar 35-50 bar.
Serabut beserta biji jatuh pada CBC (Cake Breaker
Conveyor) sedangkan minyak yang keluar ditampung
dengan talang dan dialirkan ke dalam Crude Oil Tank
(tangki minyak kasar) melalui saringan getar.
41
Pemurnian
Melalui stasiun terakhir ini minyak dimurnikan secara
bertahap menghasilkan minyak sawit mentah (CPO).
Pemurnian minyak dari kotoran dan air dilakukan
dengan
prinsip
pengendapan,
penguapan,
pemanasan, pemutaran dan pengenceran.
Dengan kombinasi perlakukan tersebut, minyak yang
mempunyai berat jenis lebih rendah dapat dipisahkan
dari bahan lainnya (lumpur, pasir dan air) yang
mempunyai berat jenis lebih tinggi. Minyak kasar
diendapkan
dalam
Tangki
Pemisah
Sinambung
(Continuous Settling Tank) untuk memisahkan minyak
dan sludge, setelah dipanaskan di pre heater.
Kestabilan suhu cairan dijaga dengan menambahkan
steam coil, untuk menghindari turbulensi aliran yang
dapat menghambat proses pemisahan minyak.
42
Pemurnian
Minyak dikutip dari permukaan tangki dengan oil
skimmer (pengutip minyak) untuk dialirkan menuju
tangki minyak (oil tank).
Pengurangan kadar kotoran minyak dilakukan lagi
dalam tangki minyak. Optimalisasi pemisahan kotoran
dilakukan dengan memberi steam melalui koil
pemanas.
Pemurnian minyak bekerja berdasarkan prinsip gaya
sentrifugal yang memisahkan minyak berdasarkan
berat jenis. Kadar air minyak dikurangi dengan
mengeringkannya secara vakum yang bekerja pada
tekanan 76 cmHg setelah melalui tangki pengapungan
untuk mengatur volume minyak yang masuk dan keluar
pengering.
Pengeringan
dilakukan
dengan
menyemprotkan
minyak pada plat sehingga megabut dan air dihisap
oleh pompa vakum dibawa ke bak kondensat. Kadar air
minyak harus mencapai 0,10 %.
Dari pengering, minyak dipompakan ke tangki timbun.
43
44
Output
Input
Tandan Buah Segar (5000
kg) + Uap (600 kg)
Perebusan
(Sterilisasi)
Penebahan
Pelumatan dan
Ekstraksi
a. Minyak Sawit
Crude Oil (2550 kg) + air
pengencer (210 kg)
Penyaringan
Klarifikasi
Pemurnian
Pengeringan Vakum
Pemisahan Serabut
dan Biji
Pemolesan dan
Pemeraman
b. Biji Sawit
Cake (1397 kg)
Biji Basah (591 kg)
c. Sludge
Sludge (1582 kg)
Pemisahan Sludge
45
46
47
Cooking oil/fats
Shortening & margarins
Table margarine
Cocoa butter replacer
Non diary cream
Emulssion
Microencapsulate
Oleokimia
Fatty acids
Fatty alcohols
Fatty acid methyl ester
Fatty amine
Glycerine
Sabun
Deterjen powder
Liquid deterjen
Laundry soap
Toilet soap
48
Minyak Sawit
(CPO)
Oleokimia
Dasar
Asam lemak
Gliserol
FAME
Fatty alcohol
Fatty amine
Splitting/hidrolisis
Destilasi
Fraksinasi
Separasi
Hidrogenasi
Metilasi
Deionisasi
Oleokimia
Sekunder
Fatty amida
Asam dimer
Asam trimer
AL etoksilat
AL sulfonat
Ester
Sabun
Garam
Amidasi
Klorinasi
Dimerisasi
Epoksidasi
Etoksidasi
Kuarternasi
Sulfonasi
Esterifikasi
Trans/interesterifikasi
Safonifikasi
Produk Akhir
Kosmetika
Emulsifier
Biodiesel
Pelumas
Farmasitikel
Detergent
Lilin
Plastik
Insektisida
Pestisida
Floatasi
Fraksinasi
Pemurnian
Karakterisasi
Formulasi
Aplikasi
49
50
Referensi
Fauzi Yan, dkk, Kelapa Sawit Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran, Edisi Revisi, Penebar
Swadaya, Jakarta, 2002.
Hasbi, Rekayasa Sistem Kemitraan Usaha Pola Mini Agroindustri
Kelapa Sawit, Disertasi, Program Pasca Sarjana, IPB, Bogor 2001
Hariyadi, Purwiyatno dkk, RUSNAS Industri Hilir Kelapa Sawit,
Ristek, Jakarta, 2003
Ketaren S, Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta, 1986
Kurniawan F, Kajian Aspek Tekno Ekonomi pada Rancangan
Pabrik Kelapa Sawit Skala Kecil, Skripsi, Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, IPB, Bogor, 2000
Taib G, Kajian Pengembangan Industri Crude Palm Oil Skala Kecil
(Studi Kasus Pengembangan Industri Crude Palm Oil di Sumatera
Barat), Tesis, Program Studi Teknologi Industri Pertanian,
Program Pasca Sarjana, IPB, Bogor 2002
Winarno F.G., Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997
www.iopri.co.id (Website Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan)
www.bbj-jfx.com
www.deprin.go.id
www.deptan.go.id
52
11/08/16
Muhamamd Yusuf
53
Tinjauan Pustaka
Tentang Proses
Transformasi Kimia
Untuk Minyak dan
Lemak
54
Ekstraksi
Penjernihan
Pemucatan
Deodorisasi
Proses
Pengolahan
Minyak Dan Lemak
Hidrogenasi
Winterisasi
Pemucatan
Deodorisasi
Deodorisasi
Interesterifikasi
Plasticizing
Pemurnian
55
Pemurnian Minyak
56
57
Reaksi Penyabunan
58
Reaksi Re-esterifikasi
59
60
61
62
Reaksi Browning
63
Reaksi Hidrolisis
64
Reaksi Penyabunan
65