You are on page 1of 65

TEKNOLOGI

PENGOLAHAN SAWIT
Muhammad Yusuf, S.TP., M.Si

Minyak

Minyak

merupakan istilah
umum untuk semua cairan organik
yang tidak larut/bercampur dalam
air (hidrofobik) tetapi larut dalam
pelarut organik.

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada


golongan lipid, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang
polaritasnya sama.

Biokimia Pangan_Kimia FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari 2016

Sumber-Sumber Minyak

Minyak

Biokimia Pangan_Kimia FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari 2016

Produk Olahan

Gambar Pohon Industri Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis JACQ) berasal dari


Afrika Barat dan dikenal di Indonesia sejak tahun 1848, ketika di
tanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman ini merupakan tumbuhan tropis dan tergolong dalam
famili Palmae, mulai diusahakan secara komersial dalam skala
perkebunan di Sumatera Utara sejak tahun 1911.
Sebelumnya mulai dilakukan percobaan penanaman di Muara
Enim (1869), Musi Hulu (1870) dan Bitung (1880).

Waktu tumbuh tanaman kelapa sawit secara umum rata-rata


20 25 tahun.
Pada tiga tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda,
hal ini dikarenakan kelapa sawit tersebut belum
menghasilkan buah.
Kelapa sawit mulai berbuah pada usia empat sampai enam
tahun.
Dan pada usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut sebagai
periode matang (the mature periode), dimana pada periode
tersebut mulai menghasilkan tandan buah segar ( Fresh Fruit
Bunch).
Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh
tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan
segar.
Terkadang pada usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati.

Tiap butir buah sawit berbentuk lonjong


dan berukuran relatif kecil : diameter
30 40 mm, panjang 40 50 mm.

Exocarp

Secara
anatomi
buah
kelapa sawit terdiri atas
:
kulit buah (exocarp)
daging buah (mesocarp)
cangkang (tempurung,
shell, endocarp)
Inti (kernel, endosperm).

Endocarp

10

Irisan melintang buah sawit

Buah sawit mengandung dua jenis/tipe minyak-lemak :


1. Minyak-lemak palmitat-oleat; terdapat dalam sabut dan biasa
disebut minyak sawit (coconut palm oil/ CPO).
2. Minyak-lemak laurat; terdapat di dalam daging buah (yang
putih) dan biasa disebut minyak inti-sawit (palm-kernel oil/ KPO).
Minyak sawit merupakan minyak utama buah sawit, karena
banyaknya kira-kira 10 kali lebih besar dari minyak inti sawit.
11

Perbedaannya dengan kelapa

Buah kelapa jauh lebih besar dari buah sawit; diameter 80 130
mm, panjang 100 160 mm.
Bagian buah kelapa yang mengandung minyak-lemak hanya
daging. Minyak-lemak ini sejenis dengan yang terdapat di
dalam inti buah sawit, yaitu minyak-lemak laurat.
12

13

Produktifitas berbagai sumber


minyak-lemak nabati
Nama
Indonesia

Nama Inggris

Nama Latin

kg-/ha/thn

Sawit

Oil palm

Elaeis guineensis

5000

Kelapa

Coconut

Cocos nucifera

2260

Alpokat

Avocado

Persea americana

2217

K. Brazil

Brazil nut

Bertholletia excelsa

2010

K. makadam

Macadamia nut Macadamia ternif.

1887

Jarak pagar

Physic nut

Jatropha curcas

1590

Jojoba

Jojoba

Simmondsia califor.

1528

K. pekan

Pecan nut

Carya pecan

1505

Jarak kaliki

Castor

Ricinus communis

1188

Zaitun

Olive

Olea europea

1019

Kanola

Rapeseed

Brassica napus

1000

Opium

Poppy

Papaver somniferum

978

14

Komposisi asam-asam lemak (%-b) beberapa minyak/lemak nabati


Asam lemak

Kelapa

D. sawit

Kaproat

01

tapak

Kaprilat

5 10

36

Kaprat

5 10

35

Laurat

43 53

40 52

tapak

Miristat

15 21

14 18

tapak

02

Palmitat

7 11

6 10

23 30

30 48

23

17 29

8 19

7 12

Stearat

24

14

32 37

36

29

14

04

26

<1

01

Arakhidat
Behenat
Oleat

Cokelat

Sawit

Jarak

9 16

30 37

02

38 44

49

Gadoleat

Kedele

tapak

01

03

tapak

tapak

13 44

19 50

tapak

Risinoleat
Linoleat

Jagung

01

0,5
68

Kapas

20 30
01

80 87
13

13

24

9 12

27

33 58

Linolenat

34 62

48 58

02

4 10

I.V., (g I2/100g)

8 12

14 23

35 40

44 54

81 91

96-112

103-128

120-140

S.V, mg KOH/g

250-264

245-255

190-200

194-206

174-186

190-198

188-193

190-195

15

Hasil pengamatan terhadap komposisi asam-asam


lemak aneka minyak-lemak
Minyak kelapa dan minyak daging (atau inti) sawit
digolongkan sebagai minyak laurat, karena asam lemak
komponen utama keduanya adalah asam laurat. Sumber
utama asam laurat.
Minyak kelapa dan minyak inti sawit juga merupakan sumber
alami utama asam miristat (C13H27COOH).
Minyak kelapa (terutama) dan minyak inti sawit merupakan
sumber alami utama asam-asam lemak rantai sedang kaprilat
(C7H15COOH) dan kaprat (C9H19COOH).
Jadi, minyak kelapa dan minyak inti sawit memiliki segmen
pasar khusus (niche market), yakni sektor minyak-lemak
pangan (oleofood) dan sektor produk kimia berbasis minyaklemak (oleokimia) yang membutuhkan asam-asam kaprilat,
kaprat, laurat, dan miristat, serta turunan-turunannya.

16

Standar Ekspor Minyak Sawit


Indonesia
No.

Karakteristik

1.

Warna

2.
3.
4.

Asam Lemak Bebas (%)


Kadar Air (%)
Kadar Kotoran (%)

Syarat
Kuning jingga sampai jingga
kemerah-merahan
Maksimum 5,00
Maksimum 0,45
Maksimum 0,05

Sumber : SNI No. 01-2901-1992 dalam Yuliati


(2001)
17

Spesifikasi Minyak Sawit Permintaan


Sumber
: PTP VI dalam Yuliati (2001)
Negara-Negara Timur
Tengah

18

Sifat Fisik Kimia Minyak


Sawit
Secara
kimiawi,
minyak
sawit
termasuk
senyawa
lemak/minyak yang terdiri dari trigliserida campuran, yang
merupakan ester-ester dari gliserol dan asam-asam lemak
(asam-asam karboksilat dengan rantai alkil yang panjang).
Trigliserida tersebut dapat berwujud padat atau cair, dan
hal ini tergantung pada komposisi asam lemak yang
menyusunnya.
Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena
mengandung asam lemak tidak jenuh, yaitu asam oleat,
linoleat dan linolenat, dengan titik cair yang rendah.
Lemak hewani pada umumnya berbentuk padat pada suhu
kamar karena banyak yang mengandung asam lemak
jenuh misalnya palmitat dan stearat yang mempunyai titik
cair lebih tinggi. Lemak tersebut jika dihidrolisis akan
menghasilkan 1 molekul gliserol dan 3 molekul asam
lemak rantai panjang.
Reaksi hidrolisis yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak dan lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air
dalam minyak dan lemak tersebut. Reaksi ini akan
mengakibatkan ketengikan.
19

20

Sifat Fisik Kimia Minyak


Sawit

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang


masih tersisa setelah proses pemucatan, karena
asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna.
Warna orange atau kuning disebabkan adanya
pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami,
juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak
berantai pendek akibat kerusakan minyak.
Sedangkan
bau
khas
minyak
kelapa
sawit
ditimbulkan oleh persenyawaan betaionane.
Pada suhu kamar di daerah tropis (sekitar 27 30oC), minyak kelapa sawit berbentuk cair dan
sebagian fraksi berbentuk padat.
Pada suhu sekitar 10oC, minyak kelapa sawit
berbentuk padat. Minyak ini mulai melebur pada
suhu 25oC hingga 50oC dengan titik lebur antara 31 o
C hingga 39o C.
21

Sifat Fisik Kimia Minyak


Sawit

warna,
bau dan flavor
Kelarutan
itik cair dan polimorphism
titik didih (boiling point)
titik pelunakan
slipping point
shot melting point
bobot jenis
indeks bias
titik kekeruhan (turbidity point)
titik asap
titik nyala
titik api.

22

CPO dan PKO diekstrak dari tandan buah segar (TBS)


kelapa sawit yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit.
Kelapa sawit mempunyai empat varietas utama yaitu
tipe Macrocarya, Dura, Tenera dan Pisifera.
Masing-masing varietas dapat dibedakan berdasarkan
ketebalan tempurung dan daging buah.

Sumber : Fauzi (2002)

23

Sifat Fisik Kimia Minyak


Sawit

Perbedaan ketebalan daging buah kelapa


sawit menyebabkan perbedaan jumlah
rendemen
minyak
sawit
yang
dikandungnya. Rendemen minyak paling
tinggi terdapat pada varietas Tenera
yaitu mencapai 22 24 %, sedangkan
varietas Dura hanya 16 18 % (Fauzi,
2002).
TBS yang bermutu baik antara lain
memiliki rendemen minyak yang tinggi
dan kandungan asam lemak bebas (ALB)
yang rendah. Rendemen dan kandungan
ALB yang optimum dapat diperoleh
dengan teknik pemanenan yang baik
disamping faktor pengolahannya.
24

MANFAAT
MINYAK SAWIT

Sebagai minyak makan


KOMPONEN AKTIF
a. Karotenoid, beta karoten
b. Tokoferol, tokotrienol, vit. E
c. Asam lemak esensial,
asam lemak trans
d. LDL, HDL

NILAI TAMBAH THD KESEHATAN


a. Pencegahan defisiensi Vit. A
b. Pencegahan kanker/tumor
c. Antiradikal bebas, antioksidan dan
ancaman penuaan
d. Penghambatan pembengkakan hati
dan peningkatan imunitas
e. Pencegahan jantung koroner dan hipertensi

Pengolahan Minyak Sawit

Konvensional

Minyak Goreng

Beta karoten

Metode Ekstraksi
Terpilih
Beta karoten

Soxhlet
Molecular Distillation
Membrane Separation
Supercritical Fluid Extraction

Minyak Sawit Merah

RBDPKO

CPO

FFA

RBDPO (Refined, Bleached,


& Deodorized Palm Oil)

REFINED STEARIN
(Minyak Sawit Padat)

REFINED OLEIN (Minyak Sawit Cair)

90% BAHAN PANGAN


10% BAHAN NON PANGAN

CPO

90% PANGAN
10% non pangan

Fraksi olein

Penyakit
- Degeneratif
- dll

MSM
Karoten
Tokoferol

Pemanasan

DIVERSIFIKASI
PRODUK

RUSAK

SUMBER
Vitamin
Antioksidan
Anti radikal bebas

BETA KAROTEN
CPO
500 1000 ppm KAROTENOID
Pro
Vit. A
anti carcinogen
menanggulangi kebutaan
mencegah penuaan dini

-caroten
-caroten
-caroten
Licopen

2 mol
Vit. A

Sensitif thd suhu tinggi


mudah teroksidasi

1 mol

60.000 IU aktifitas

Shortening
margarin
dressing
dsb

DIVERSIFIKASI
PRODUK & PROSES
1. Minyak Goreng
Proses
RAFINASI
FRAKSINASI

Minyak Goreng
Tidak berwarna (dulu)
Tidak berbau
Linoleat & linolenat rendah

2. Salad Oil
Proses
FRAKSINASI
KIMIA
(Transesterifikasi)

SALAD OIL
Mengandung
FRAKSI PADAT <0.4%
(TRIPALMITAT)

3. Mayonaise
Minyak Sawit
Kuning telur
Bumbu-bumbu

4. Margarin
Shortening
Vanaspati

emulsifikasi

EMULSI

Proses
HIDROGENASI

5. Lemak Coklat
(cocoa butter)
80%
Palmito Oleo Stearin
40%
MINYAK SAWIT

PADAT & ELASTIS


PADA
SUHU RUANG

Skema Proses Pembuatan Minyak Goreng dari SAWIT


FRESH FRUIT BUNCHES
MILL PROCESS
KERNEL

CRUDE PALM OIL (CPO)

FRUIT RESIDUES

FRACTIONATION & REFINING

RBD OLEIN

FRYING OIL

RBD STEARIN

33

Proses Pembuatan Tandan


Buah Segar Kelapa Sawit
CPO

34

Penimbangan dan
Penampungan
TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan
truk langsung ditimbang di pabrik, kemudian
buah dipindahkan ke loading ramp.
Sebelum masuk ke stasiun loading ramp, TBS
tersebut ditimbang pada jembatan timbang.
Cara penimbangannya adalah sebagai berikut,
truk yang datang membawa TBS masuk jembatan
timbang kemudian dilakukan penimbangan.
Setelah itu TBS dipindahkan ke loading ramp
kemudian truk tersebut ditimbang kembali. Berat
TBS adalah selisih antara kedua penimbangan
tersebut.
TBS yang telah dipindahkan ke loading ramp
selanjutnya
dipindahkan ke keranjang lori
rebusan yang berkapasitas 2,5 ton.
35

Penimbangan dan
Penampungan
Penimbunan TBS yang melebihi 8 jam di
loading ramp berpotensi menimbulkan
kerusakan buah sebagai akibat aktivitas
enzim lipase dalam buah, sehingga kadar
ALB dalam buah meningkat.
Penimbunan TBS dalam loading ramp
maksimal 8 jam setelah kedatangan untuk
meminimalkan peningkatan kadar ALB.
Peningkatan kadar ALB sampai 1,58 %
menurut
anonimous
(1996)
dalam
Kurniawan (2000) terjadi sewaktu TBS
mengalami
keterlambatan
pengolahan
dan perlakuan pasca panen mulai dari
kebun ke pabrik.
36

Perebusan
Lori-lori yang telah berisi TBS dimasukkan ke ketel
rebusan. Baik dan buruknya mutu dan jumlah hasil olah
pabrik
kelapa
sawit
banyak
ditentukan
oleh
keberhasilan proses perebusan. Kegunaan dari proses
perebusan adalah
Merperlunak daging buah sehingga memudahkan
proses pemerasan
Menghentikan
aktivitas
enzim
lipase
yang
menstimulir pembentukan ALB
Mematikan makhluk hidup seperti mikroorganisme
dan serangga
Mengkoagulasikan
(mengendapkan)
protein
sehingga memudahkan pemisahan minyak
Perebusan dilakukan dengan mengatur pemasukan dan
pengeluaran steam, air kondensat dan udara sehingga
buah masak dan memberondol dengan sempurna.
Pemasukan steam akan menaikkan tekanan sedangkan
pemasukan air kondensat dan udara menurunkan
tekanan. Proses perebusan dilakukan pada suhu 140oC
dengan suplai steam dari Back Pressure Vessel (BPV).
37

Perebusan
Sistem perebusan yang dipakai adalah sistem
perebusan triple pack (tiga puncak).
Pertama tekanan dinaikkan sampai 1,5 kg/cm2
setelah beberapa menit diturunkan lagi menjadi
0,4 kg/cm2
Selanjutnya tekanan dinaikkan lagi sampai 2
kg/cm2
selang
beberapa menit diturunkan
hingga 0,6 kg/cm2 .
Yang terakhir tekanan dinaikkan sampai 3 kg/cm2
dan dibiarkan selama 60 menit.
Setelah itu TBS matang dikeluarkan dari sterilizer.
Pada setiap tahapannya dilakukan pembuangan
kondensat yang terdapat pada sterilizer dengan
maksud
untuk
membuang
kotoran-kotoran.
Pengawasan disini harus ketat karena jika
tekanan uap tidak cukup maka persentase buah
yang tidak lepas dari tandan akan tinggi.
38

Penebahan
Setelah perebusan, lori rebusan ditarik keluar,
kemudian diangkut ke atas dengan Hoisting Crane.
Dengan alat pengangkut ini lori yang berisi buah
rebusan ini dibalikkan di atas mesin penebah
(Stripping) yang berfungsi melepaskan buah dari
tandan.
Mesin ini berupa drum berputar ( 24 rpm) dan
dengan bantuan sudu-sudu yang terdapat dalam
drum, TBS terangkat kemudian jatuh terbanting
sehingga buah lepas dari tandannya.
Buah yang lepas (brondolan) jatuh ke bawah dan
melalui kisi-kisi yang terdapat dalam drum, buah
masuk ke dalam
conveyor buah (fruit conveyor)
sedangkan tandan kosongnya terdorong keluar dan
masuk ke dalam EBC (Empty Bunch Conveyor).
Dari fruit conveyor buah diangkat dengan elevator di
bawa menuju ketel adukan (digester).
Tandan kosong dapat dipakai sebagai bahan bakar
boiler atau dibawa ke kebun sebagai mulsa tanaman
tanpa proses pembakaran di incinerator.
39

Pelumatan
Disini buah diaduk atau dilumat hingga daging
buah terlepas dari biji.
Digester terdiri dari tabung silinder yang
berdiri tegak didalamnya terdapat pisau-pisau
pengaduk (steering arms) sebanyak empat
tingkat.
Pisau pengaduk berputar dengan kecepatan 18
- 23 rpm pada tekanan 1 kg/cm2 dan suhu
90oC.
Proses pelumatan berlangsung selama 30
menit. Selama pelumatan, diinjeksikan steam
dengan suhu 90-95oC.
Pelumatan menghasilkan bubur buah yaitu
campuran serat (fibre) dan biji (nut).
40

Pengempaan
Proses
pengempaan
ini
bertujuan
untuk
mengeluarkan minyak dan cairan atau untuk
memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah .
Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder)
yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat dua
buah ulir (screw press) yang berputar berlawanan
arah. Tekanan kempa diatur oleh dua buah cones
yang berada pada bagian ujung kempa, yang dapat
digerakkan maju mundur secara hidrolik. Tekanan
yang diberikan oleh screw press sebesar 35-50 bar.
Serabut beserta biji jatuh pada CBC (Cake Breaker
Conveyor) sedangkan minyak yang keluar ditampung
dengan talang dan dialirkan ke dalam Crude Oil Tank
(tangki minyak kasar) melalui saringan getar.

41

Pemurnian
Melalui stasiun terakhir ini minyak dimurnikan secara
bertahap menghasilkan minyak sawit mentah (CPO).
Pemurnian minyak dari kotoran dan air dilakukan
dengan
prinsip
pengendapan,
penguapan,
pemanasan, pemutaran dan pengenceran.
Dengan kombinasi perlakukan tersebut, minyak yang
mempunyai berat jenis lebih rendah dapat dipisahkan
dari bahan lainnya (lumpur, pasir dan air) yang
mempunyai berat jenis lebih tinggi. Minyak kasar
diendapkan
dalam
Tangki
Pemisah
Sinambung
(Continuous Settling Tank) untuk memisahkan minyak
dan sludge, setelah dipanaskan di pre heater.
Kestabilan suhu cairan dijaga dengan menambahkan
steam coil, untuk menghindari turbulensi aliran yang
dapat menghambat proses pemisahan minyak.

42

Pemurnian
Minyak dikutip dari permukaan tangki dengan oil
skimmer (pengutip minyak) untuk dialirkan menuju
tangki minyak (oil tank).
Pengurangan kadar kotoran minyak dilakukan lagi
dalam tangki minyak. Optimalisasi pemisahan kotoran
dilakukan dengan memberi steam melalui koil
pemanas.
Pemurnian minyak bekerja berdasarkan prinsip gaya
sentrifugal yang memisahkan minyak berdasarkan
berat jenis. Kadar air minyak dikurangi dengan
mengeringkannya secara vakum yang bekerja pada
tekanan 76 cmHg setelah melalui tangki pengapungan
untuk mengatur volume minyak yang masuk dan keluar
pengering.
Pengeringan
dilakukan
dengan
menyemprotkan
minyak pada plat sehingga megabut dan air dihisap
oleh pompa vakum dibawa ke bak kondensat. Kadar air
minyak harus mencapai 0,10 %.
Dari pengering, minyak dipompakan ke tangki timbun.
43

Diagram Alir Neraca Massa Tandan


Buah Segar Kelapa Sawit CPO

44

Tabel Neraca Massa dalam Pengolahan Kelapa Sawit 5 ton TBS/jam


Proses

Output

Input
Tandan Buah Segar (5000
kg) + Uap (600 kg)

Perebusan
(Sterilisasi)

Tandan Buah Masak (4500 kg) +


kondensat (600 kg) + uap (500 kg)

Tandan Buah Masak


(4500 kg)

Penebahan

Brondolan Buah (3300 kg) + Tandan


Kosong Kelapa Sawit (1200 kg)

Brondolan Buah (3300 kg)


+ Ampas saring (250 kg) +
air panas (397 kg)

Pelumatan dan
Ekstraksi

Crude Oil (2550 kg) + Cake (1397


kg)

a. Minyak Sawit
Crude Oil (2550 kg) + air
pengencer (210 kg)

Penyaringan

Crude Oil (2510 kg) +


minyak kutipan (320 kg)

Klarifikasi

Clarified Oil (1248 kg) + Sludge


(1582 kg)

Clarified Oil (1248 kg)

Pemurnian

Purified Oil (1106 kg) + air dan NOS


(142 kg)

Purified Oil (1106kg)

Crude Oil (2510 kg) + Ampas saring


(250 kg)

Pengeringan Vakum

Crude Palm Oil (1102 kg) + uap (4


kg)

Pemisahan Serabut
dan Biji

Biji basah (591 kg) + Serabut (611


kg) + uap (195 kg)

Pemolesan dan
Pemeraman

Biji Kering (567 kg) + uap (24 kg)

b. Biji Sawit
Cake (1397 kg)
Biji Basah (591 kg)
c. Sludge
Sludge (1582 kg)

Sumber : Kurniawan (2000)

Pemisahan Sludge

Separated Sludge (1262 kg) +


Minyak kutipan (320 kg)

45

Pangsa Konsumsi Minyak Sawit


Di Indonesia (%) (Sumber : Saragih,
1998)

46

Perkembangan Produksi Minyak


Sawit Dunia (x1000 ton) (Sumber : Oil
World, 1998)

47

Produk-produk Hilir Minyak


Sawit
Minyak Sawit

Digunakan langsung oleh industri

Cooking oil/fats
Shortening & margarins
Table margarine
Cocoa butter replacer
Non diary cream
Emulssion
Microencapsulate

Diolah lebih lanjut


sebagai bahan baku industri

Oleokimia

Fatty acids
Fatty alcohols
Fatty acid methyl ester
Fatty amine
Glycerine

Sabun

Deterjen powder
Liquid deterjen
Laundry soap
Toilet soap
48

Berbagai teknologi pengembangan


oleokimia dari CPO
Bahan
Mentah

Minyak Sawit
(CPO)

Oleokimia
Dasar
Asam lemak
Gliserol
FAME
Fatty alcohol
Fatty amine

Splitting/hidrolisis
Destilasi
Fraksinasi
Separasi
Hidrogenasi
Metilasi
Deionisasi

Oleokimia
Sekunder
Fatty amida
Asam dimer
Asam trimer
AL etoksilat
AL sulfonat
Ester
Sabun
Garam

Amidasi
Klorinasi
Dimerisasi
Epoksidasi
Etoksidasi
Kuarternasi
Sulfonasi
Esterifikasi
Trans/interesterifikasi
Safonifikasi

Produk Akhir
Kosmetika
Emulsifier
Biodiesel
Pelumas
Farmasitikel
Detergent
Lilin
Plastik
Insektisida
Pestisida
Floatasi

Fraksinasi
Pemurnian
Karakterisasi
Formulasi
Aplikasi

49

Berdasarkan Hasbi (2001), baragam produk pangan


saat ini telah berhasil dikembangkan di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan antara lain :
Minyak Makan merah merupakan minyak makan yang
kaya dengan karoten (provitamin A, ~ 440 ppm),
sekaligus kaya dengan vitamin E (~ 550 ppm). Keduanya
secara ilmiah terbukti sangat esensial untuk kesehatan,
sistem kekebalan tubuh, anti oksidasi, penundaan
penuaan dan pecegahan kanker.
Margarine merah yang diolah dari minyak makan merah.
Minyak inti sawit dapat dipergunakan sebagai pengganti
lemak susu karena kesamaan sifat-sifatnya dan telah
berhasil
memperkaya
minyak
inti
sawit
dengan
konsentrat asam lemak omega-3 dari minyak ikan.
Susu kental manis dengan minyak inti sawit kaya omega3
Formula vanaspati sawit (palm ghee) yang setara dengan
vanaspati komersial dengan bahan baku minyak olein,
stearin dan minyak inti sawit.

50

Berdasarkan Hasbi (2001), baragam produk non


pangan saat ini telah berhasil dikembangkan di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, antara lain
Teknologi pembuatan plasticizer yaitu epoksi RBDPO (dari
refined bleaced deodoration palm oil), epoksi metil ester
dan butil asetoksi stearat dari asam lemak sawit.
Diversifikasi minyak sawit telah berhasil mengembangkan
biodiesel dan pelumas dari minyak sawit. Epoksi RBDPO
dan epoksi metil ester dapat berfungsi sebagai plasticizer
sekaligus stabiliser, sementara butil asetoksi stearat lebih
berperan sebagai plastisizer saka. Keunggulan plasticiser
dari
minyak
sawit
adalah
lebih
aman,
mudah
terbiodegradasi dan tidak beracun
Biomollient untuk bahan baku kosmetik, sebagai pelarut
parfum, ultraviolet filter dan liquid foundation
Produk emulsifier dan surfaktan, antara lain propilen
glikol ester dan sukrosa ester
Sabun mandi transparan yang dihasilkan mempunyai
kelebihan jika dibandingkan jenis sabun lainnya, yaitu
penampakkannya lebih berkilau dan busa yang dihasilkan
lebih lembut di kulit
Lilin berbahan baku asam lemak sawit yang disebut
dengan bio lilin. Bio lilin mempunyai kelebihan antara lain
ramah lingkungan, tidak berasap dan relatif lebih keras
51

Referensi

Fauzi Yan, dkk, Kelapa Sawit Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran, Edisi Revisi, Penebar
Swadaya, Jakarta, 2002.
Hasbi, Rekayasa Sistem Kemitraan Usaha Pola Mini Agroindustri
Kelapa Sawit, Disertasi, Program Pasca Sarjana, IPB, Bogor 2001
Hariyadi, Purwiyatno dkk, RUSNAS Industri Hilir Kelapa Sawit,
Ristek, Jakarta, 2003
Ketaren S, Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta, 1986
Kurniawan F, Kajian Aspek Tekno Ekonomi pada Rancangan
Pabrik Kelapa Sawit Skala Kecil, Skripsi, Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, IPB, Bogor, 2000
Taib G, Kajian Pengembangan Industri Crude Palm Oil Skala Kecil
(Studi Kasus Pengembangan Industri Crude Palm Oil di Sumatera
Barat), Tesis, Program Studi Teknologi Industri Pertanian,
Program Pasca Sarjana, IPB, Bogor 2002
Winarno F.G., Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997
www.iopri.co.id (Website Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan)
www.bbj-jfx.com
www.deprin.go.id
www.deptan.go.id

52

11/08/16
Muhamamd Yusuf

53

Tinjauan Pustaka
Tentang Proses
Transformasi Kimia
Untuk Minyak dan
Lemak
54

Ekstraksi
Penjernihan
Pemucatan

Deodorisasi

Proses
Pengolahan
Minyak Dan Lemak

Hidrogenasi

Winterisasi

Pemucatan

Deodorisasi

Deodorisasi

Interesterifikasi

Plasticizing

Pemurnian
55

Pemurnian Minyak

56

Proses Pemisahan Gum

57

Reaksi Penyabunan

58

Reaksi Re-esterifikasi

59

Netralisasi dan Pemucatan


Minyak

60

Penyulingan Asam Lemak


Basa

61

Alat Deodorisasi Lemak

62

Reaksi Browning

63

Reaksi Hidrolisis

64

Reaksi Penyabunan

65

You might also like