Professional Documents
Culture Documents
OLEH
Dra. SUHATRI .MS. Apt
Normal
Pembentukan
sel busa
Ruptur / bocor
Trombus/ter
sumbat
Komposisi plak dan sumbatan: LDL-C, sel2 radang dan bekuan darah
( trombus )
Vulnerable plaque
Key role of the macrophage in vascular wall
inflammation
Vulnerable plaque
Key role of the macrophage in the degradation of the
fibrous cap
ANGINA
Penyebab/pencetus Angina paling sering adalah
1.Obstruksi (penyumbatan) oleh ateroma
pembuluh darah koroner besar (Angina
aterosklerosklerotik/A Pektoris)
2.Spasme(kejang) pembuluh koroner
(A angiospastik/A varian/Prinsmetal)
3.Hipertensi
4.Hipertiroid
5.Anemia berat
diagnosa
Klasifikasi
1. Gagal jantung akut -kronik
Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba
Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan
B. Etiologi
Penyebab gagal jantung kongestif yaitu:
Kelainan otot jantung
Aterosklerosis koroner
Hipertensi sistemik atau pulmonal
Peradangan dan penyakit miokardium
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar,
tamponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis
katup AV
Faktor sistemik seperti demam, tirotoksikosis, hipoksia,
anemia.
C. Patofisiologi
Penyebabnya
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
terjadi infark miokardium dan terjadinya gagal jantung.
Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantung dan mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung. (sebagai mekanisme kompensasi terjadi
peningkatan kontraktilitas jantung/takiaritmia sehingga kebutuhan
oksigen otot jantung meningkat dan dapat terjadi hipoksia dan
asidosis akibat penumpukan asam laktat).
E. Komplikasi
Trombosis vena dalam, karena
pembentukan bekuan vena karena
stasis darah.
Gagal ginjal
Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
Strok iskemik
F. Pemeriksaan Penunjang
EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
EKG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi,
infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi
penyakit katub jantung.
Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung.
Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik
atau perubahan dalam pembuluh darah atau
peningkatan tekanan pulmonal.
Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung.
G. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologis
CHF Kronik
Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktivitas.
Diet pembatasan natrium (<>
Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena
efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium
Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
Olah raga secara teratur
CHF Akut
Oksigenasi (ventilasi mekanik)
Pembatasan cairan (<>
2. Farmakologis
2. Farmakologis
Tujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti pulmonal pada
disfungsi diastolic.
Obatnya adalah: thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon (kombinasi dari loop
diuretic untuk meningkatkan pengeluaran cairan), Kalium-Sparing diuretic
Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk kegagalan diastolic yang mana
dibutuhkan pengembangan ventrikel untuk relaksasi
Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi sistolik, hindari vasodilator
pada disfungsi sistolik.
Calsium Channel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkan relaksasi dan pengisian dan
pengisian ventrikel (jangan dipakai pada CHF kronik).
Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan respon miokard. Digunakan pada disfungsi
diastolic untuk mengurangi HR, mencegah iskemi miocard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.