You are on page 1of 22

PEMANTAPAN MUTU

PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGI
Kelompok 7:
1.
2.
3.

Risca jemy devita


Sinta dwiniti wulandari
Taqwani haqiqi

LATAR BELAKANG
Mikrobiologi Klinik merupakan suatu spesialisasi
profesi kedokteran yang terutama berperan dalam
bidang pengendalian infeksi. Salah satu faktor
terpenting adalah pemeriksaan laboratorium yang
reliable (akurat, cepat, dan bermanfaat).
Sebagai salah satu upaya menyamakan
kemampuan dan mutu pelayannya, diperlukan
adanya suatu kesepakatan (konsensus di antara
para SpMK tentang kemampuan minimum yang
harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium
mikrobiologi klinik agar dapat memenuhi tuntutan
pengguna jasanya).

TUJUAN
Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
khususnya penyakit infeksi, melalui pelayanan SpMK
dan LMK yang profesional dan reliabel.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu pelayanan LMK melalui
standarisasi prosedur
2. Meningkatkan profesionalisme SpMK melalui
kerjasama dengan klinis terkait
3. Secara terus menerus dan berkesinambungan
meningkatkan peran SpMK dan LMK dalam
manajemen kasus dan pengendalian infeksi
bersama klinisi terkait

ALUR PROSEDUR

FASE PRA-ANALITIK
Pada fase ini komunikasi yang baik antara
klinisi dan ahli mikrobiologi amat penting.
Sarana komunikasi antara klinisi dan ahli
mikrobiologi klinik dimulai dengan lembaran
permintaan pemeriksaan mikrobiologi. Pada
lembaran permintaan itu klinisi diharapkan
menuliskan informasi yang tercetak dalam
formulir dan ditulis dengan huruf cetak yang
jelas.

HAL YANG HARUS


DIPERHATIKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sosialisasikan kepada klinisi mengenai pengelolaan


spesimen secara umum
Kenyamanan dan keamanan pasien
Keselamatan dan keamanan petugas rumah
sakit/laboratorium
Bakteri yang diambil harus cukup dan tetap hidup
sampai penanaman di laboratorium
Kontaminan flora normal atau dari lingkungan harus
dihindari dengan tindakan aseptis dan wadah steril
Wadah juga diberi label yang berisi informasi
lengkap
Pengambilan bahan pemeriksaan sedapat mungkin
dilakukan 3 hari setelah bebas terapi antibiotika

PEDOMAN CARA PENGAMBILAN


SPESIMEN
Berdasarkan cara pengambilan:
a. Spesimen non-invasif: urin, sputum, feses, luka.
b. Spesimen invasif: kultur darah, cairan tubuh yang steril,
cairan amnion, spesimen yang diambil di kamar operasi

Berdasarkan prioritasnya:
c. Kritikal/invasif : CNS, otak, darah, katup jantung, cairan
perikardial, cairan amnion, cairan viterus/aqueus
d. Tidak diawetkan (dapat menyusut atau tumbuh) : sputum,
jaringan, feses, cairan tubuh, aspirasi luka, pus
e. Kuantifikasi : diperlukan akurasi dalam jumlah penyebab
infeksi : urin, jaringan kuantitatif, tip kateter
f. Perlu pengawetan/penyimpanan khusus : misalnya
pemeriksaan anaerob

FASE INTRA-ANALITIK
Di awali dengan penerimaan atau penolakan
spesimen
Kriteria penolakan :
Label yang tidak sesuai atau tanpa label
Waktu pengambilan dan penerimaan di
laboratorium melebihi ketentuan
Tempat penampungan yang tidak sesuai atau tidak
steril
Tempat penampungan bocor
Kontaminasi orofaring pada sputum
Kontaminasi benda asing yang jelas
Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai

PEWARNAAN GRAM

Bermanfaat dalam menilai kualitas spesimen


Sangat membantu diagnosis sementara
penyebab infeksi, sedankan bagi LMK akan
memandu prosedur identifikasi selanjutnya.
Hasil pemeriksaan Gram ini diharapkan
secara umum dilaporkan kepada klinisi
kurang dari 1 jam

INOKULASI
Keberhasilan isolasi dan identifikasi bakteri
penyebab infeksi sangat ditentukan oleh tahap
ini. Faktor yang menentukan adalah :
Jumlah dan mutu inokulum
Media yang dipilih
Lingkungan inkubasi
Cara dan lama inkubasi

IDENTIFIKASI
Hal kritis yang perlu diperhatikan dalam
melakukan identifikasi antara lain ;
Pemilihan koloni tersangka
Pengambilan koloni tersangka harus dilakukan
secara hati-hati
Inokulasi ke dalam media untuk uji biokimia
harus dilakukan dengan cermat sesuai petunjuk
pembuat media atau kit diagnosis
Interpretasi hasil uji biokimia dan uji serologi
harus dilakukan hanya oleh mereka yang
ahli/berpengalaman

UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIKA


Pencatatan data lengkap pasien, spesimen,
bakteri patogen yang diidentifikasi, hasil uji
kepekaan antibiotika serta komentar ahli
(ekspertis) dapat dipermudah dengan
memanfaatkan piranti lunak WHONET.

FASE PASCA-ANALITIK

Terdiri dari pelaporan individual dan


epidemilogi
Disarankan laporan disampaikan dalam
bentuk tercetak agar mudah terbaca dan
menghindari kesalahan baca dengan :
Mencantumkan nama ahli mikrobiologi
Alamat dan nomor telepon yang mudah
dihubungi
Nama mikroba ditulis hingga spesiesnya

PEDOMAN PENGELOLAAN SPESIMEN


A. SPESIMEN DARAH
Pedoman
Diambil saat suhu badan
naik
Bakteriemia intermiten
diambil 2-3 kali interval
24 jam
Diambil dari 2 tempat
yang berbeda
Diambil secara aseptic,
langsung dimasukan ke
medium kultur darah
Bila medium tidak tersedia
Beri antikoagulan
polyanitol sulfonat(SPS)
0,05%

Alat/ Volume
Minimal
Vial kultur
darah

Dewasa: 10-20
ml
Anak :1-5 ml
Bayi
:1-3 ml

Transport

Penyimpanan

2 jam suhu
ruang (SK)

24 jam suhu
ruang

B. SPESIMEN URIN
Pedoman

Alat/ Volume
Minimal

Terbaik urin pertama pagi


hari, meskipun urin
sewaktu juga dapat
digunakan

Pot bermulut
lebar steril, 1
ml, atau kit
transport urin,
urin bag (untuk
bayi)

Pengambilan urin: urin


porsi tengah, urin kateter,
pungsi suprapubik
Urin porsi tengah
diambil secara aseptic
penjelasan ke pasien
Urin kateter
diambil
dari sampling pot

Transport
Tanpa
pengawet:
2 jam SK
Dengan
pengawet:
< 24 jam SK
(cantumkan
nama/jenis
pengawetnya)

Penyimpanan
24 jam, 40C

C. SPESIMEN FESES
Pedoman
Specimen berupa feses
segar, bila tidak
memungkinkan dapat
diambil usap rectal
Jangan tercampur dengan
air kloset atau urin

Alat/ Volume
Minimal

Transport

Pot steril
Tanpa
mulut lebar 2 pengawet: 1
gram
jam SK

Penyimpanan
24 jam SK
24 jam, 4oC

D. SPESIMEN SPUTUM
Pedoman
Ambil sputum pertama
pagi hari setelah bangun
tidur atau sputum sewaktu
Ingatkan penderita bahwa
yang diminta adalah dahak
bukan liur atau ludah
terangkan cara
mengeluarkan dahak

Alat/ Volume
Minimal
Pot steril, > 1
ml

Transport
2 jam SK

Penyimpanan
24 jam SK

E. SPESIMEN PUS/LUKA
Pedoman
Diambil dari bagian
dalam luka, dengan
aspirasi, biopsy,
kerokan, swab, setelah
permukaan kulit
dibersihkan dengan
antiseptic dan dicuci
dengan air salin steril
kalau tidak
menggunakan antiseptic
mungkin akan terbawa
dengan swab dan
mikroba tidak tumbuh
Pada label tuliskan
organ asal pus
Tempat : wadah steril
Swab : digunakn
medium transport

transport
2 jam SK

penyimpanan
24 jam SK

F. SPESIMEN CSF/ LIKUOR SEREBROSPINAL


Pedoman
Specimen LCS diambil
dengan cara aseptic
dalam jumlah yang
cukup

Volume 1 ml jika
memungkinkan

transport
Kirim sesegera mungkin

penyimpanan
Kirim sesegera mungkin
pada SK, tidak boleh
didinginkan

G. SPESIMEN USAP TENGGOROK


Pedoman

transport

penyimpanan

Tekan lidah dengan


spatula, dengan lidi
kapas steril usap kedua
tonsil, faring posterior,
dan jika ada daerah
eksudasi atau ulserasi

Lakukan agar swab tidak


menyentuk lidah, bibir,
uvula

Segera mungkin 1
jam,swab jangan sampai
kering
> 1 jam dianjurkan
memakai medium
transport

Bila diatas 1 jam, 4oC

H. SPESIMEN USAP HIDUNG


Pedoman

transport

Kirim segera mungkin,


Masukan kapas lidi,
jangan dinginkan, swab
minimal 1 cm ke dalam
jangan sampai kering
lubang hidung

Ambil sampel pada


mukosa dengan memutar
kapas lidi perlahan
selama 10-15 detik

penyimpanan
Dalam media transport

DAFTAR PUSTAKA

Wawan S Zaini, S.Pd, M.Kes, Shufiyani, S.ST,


Destriana, S.ST, Hamtini, M.Si. 2016.
PENUNTUN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI 3.
Tangerang: Badan Bakti Usada Jurusan Analis
Kesehatan Tangerang Politeknik Kesehatan
Tangerang .

You might also like