You are on page 1of 25

Herpes simplex

PENDAHULUAN

Penyakit herpes penyakit menular yang sering


dijumpai di Masyarakat Rendahnya pengetahuan

Kebanyakan individu mengalami gangguan psikologi


dan psikososial akibat herpes

Herpes simpleks tidak dapat disembuhkan bersifat


kambuhan
Terapi di fokuskan untuk menurunkan gejala yang timbul,
meningkatkan pengetahuan mengenai herpes simpleks,
menjarangkan kekambuhan serta menekan angka penularan

DEFINISI
Herpes simplex merupakan penyakit akut
yang ditandai dengan timbulnya vesikel
yang berkelompok di atas dasar eritema,
berulang, mengenai permukaan
mukokutaneus dan disebabkan oleh virus
herpes simplex.

EPIDEMIOLOGI
Frekuensi wanita = Pria
(HSV) tipe I biasa pada usia anak-anak (3060%)
HSV tipe II biasa terjadi pada dekade II atau III
Infeksi genital yang berulang 6 kali > sering
oral-labial.
Kecepatan infeksi oleh virus ini meningkat
sesuai pertambahan usia, mayoritas populasi
diatas usia 30 tahun atau lebih tua seropositif
untuk HSV-1.

ETIOLOGI

HSV famili Herpesviridae, grup dari lipidenveloped double-stranded DNA virus yang
HSV-1 yang menyebabkan herpes labialis
HSV-2 yang menyebabkan herpes genitalis
Dengan meningkatnya oogenital maka HSV-1
maupun HSV-2 dapat ditemukan pada bentuk
labialis ataupun genitalis

Cara penularan
Horisontal
vesikel yang berisi virus aktif (81%-88%), ulkus
atau lesi HSV yang telah mengering (36%) dan
dari sekresi cairan tubuh yang lain seperti salivi,
semen, cairan genital (3,6%-25%)
HSV-1 ditransmisikan sekresi oral, droplet
pernapasan atau melalui kontak langsung dengan
air liur yang terinfeksi.

Vertikal
antenatal, intrapartum dan postnatal

PATOFISIOLOGI

Manifestasi klinis
masa inkubasi 2- 20 hari.
Infeksi primer, gejala timbul 3-7 hari
Gejala prodromal limfadenopati, malaise,
anoreksia dan demam, serta nyeri
setempat, pembengkakan dan rasa terbakar
timbul vesikel berkelompok dan tersebar
pada dasar eritematous diikuti adanya
pustul dan ulserasi.
Krusta dan gejala resolusi timbul pada 26 minggu.

Infeksi orofacial
HSV-1, Lesi Oral disebabkan oleh HSV-2 yang
biasanya sekunder dari kontak orogenital
sering terjadi pada masa kanak-kanak dan
biasanya asimtomatik. Dapat dorman.
Herpes orolabial gingivostomatitis pada anakanak , faringitis pada orang dewasa muda
HSV-1 reaktivasi di ganglia sensoris trigeminal
rekurensi di wajah dan oral, labial, dan mukosa
mata. Nyeri, panas, gatal, atau paresthesia
biasanya mendahului lesi vesikular

Infeksi Genital
HSV-2
HSV-110%-40%
Herper genitalis primer timbul 2 hari-2 minggu setelah
terpapar virus
Gejala episode primer biasanya berlangsung 2-3 minggu.
Vesikel muncul sekitar 6 hari setelah kontak seksual.
Vesikel membentuk cekungan ditengah (umbilikasi) di hari
2 atau 3, kemudian terkikis.
Krusta dan lesi sembuh 1/2 minggu berikutnya
Terdapat Discharge, dysuria, dan limfadenopati inguinal.

Pada laki-laki pada gland penis dan penis, tetapi dapat


juga terjadi di anus dan perineum.

Pada wanita, lesi pada vulva, perineum,


bokong, vagina, atau cervix.

Rekurensi lebih sering terjadi pada bulan


pertama sampai satu tahun setelah infeksi
pertama
Reaktivasi HSV-2 pada ganglion
lumbosakral menyebabkan rekurensi pada
daerah di bawah pinggang.
Dapat didahului dengan gejala prodromal
seperti bengkak, gatal, rasa terbakar

Infeksi Pada Bagian Kulit Yang Lain


Eczema herpeticum

Herpetic whitlow

Herpes gladiatorum

b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Lab
1. Tes Sitologi
Tes Tzanck smear
Direct fluorecent assay (DFA)

Tes Virologi

2.

3.

Kultur Virus
PCR

Tes Serologi
Glikoprotein gg-1 berhubungan dengan HSV-1
Glikoprotein gg-2 berhubungan dengan HSV-2

a.ELISA (enzyme-linked Immunosorbent assay)


b. Biokit HSV-2 (SureVue HSV-2)
c. Western Blot Test

multinucleated giant cells

DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
Impetigo Vesikobulosa
Chancroid (Ulkus Mole)
Ulkus durum

PENATALAKSANAAN

Edukasi
Menghindari hubungan seksual selama gejala muncul
dan selama 1 -2 hari
Menggunakan kondom
Agen Antiviral
Self-limited
Acyclovir, Famciclovir, dan Valacyclovir mencegah
multiplikasi virus dan memperpendek lama erupsi.
Infeksi HSV rumit (complicated), kulit dan atau
penyebaran visceral, HSV neonatal, dan infeksi berat
dengan immunocompromised acyclovir intravena.

Lesi primer
Simptomatis
Antivirus :

: Analgetik dan kompress

Asiklovir oral 5x200mg/hari selama 7-10 hari


Komplikasi berat : Asiklovir IV 3x5mg/kgBB/hari
selama 7-10 hari
Valasiklovir oral 2x500mg/hari selama 7-10 hari
Famciclovir oral 3x250mg/hari selama 7-10 hari

Lesi rekurren
Ringan : Simptomatis dan kirm asiklovir
Berat :
Asiklovir 5x200mg/hari selama 5 hari
Asiklovir 3x400mg/hari selama 5 hari
Asiklovir 2x800mg/hari selama 5 hari
Rekurren > 8 kali/tahun diberikan terapi
supresif selam 6 bulan
Asiklovir 3-4x200mg/hari
Valasiklovir 1x500mg/hari

PENCEGAHAN

Metode barrier, seperti kondom, memberi 10-15% perlindungan


terhadap infeksi herpes genital.
Pembilasan cairan genital setelah berhubungan seksual
Penggunaan antivirus pada yang seropositif
Pencegahan kontak dengan saliva penderita HSV
Vaksin HSV (Penelitian)
Infeksi HIV pada pasien HSV atau pasangan nya yang seronegatif
juga dipertimbangkan sebagai kemungkinan indikasi untuk terapi
supresi.
Menghindari pemicu yang diketahui berhubungan dengan
kekambuhan HSV, seperti sinar UV dan merokok, demam, Stres
fisik/emosional, penekanan sistem kekebalan, Obat-obatan atau
makanan tertentu.
screening awal di usia kehamilan 14-18 minggu
kultur serviks pada kehamilan minggu ke-34

KOMPLIKASI
Infeksi bakteri sekunder, Ini biasanya
karena Staph. Staphylococcus.
Disseminated herpes simpleks
Herpes simpleks kronis, biasa terjadi pada
penderita HIV
Herpes ensefalitis
Karsinoma leher rahim. Ini lebih umum pada
wanita dengan bukti serologi infeksi herpes
simpleks tipe 2, yang merupakan faktor
predisposisi.

PROGNOSIS
Bagi kebanyakan orang, infeksi HSV adalah
sementara dan bisa sembuh tanpa gejala
sisa yang merugikan, tetapi kekambuhan
adalah umum. Sequelae jangka panjang
(biasanya SSP) lebih sering terjadi pada
infeksi HSV neonatal dibandingkan dengan
jenis lain dari infeksi HSV. Parut mungkin
terjadi dari lesi berat atau superinfected.

DAFTAR PUSTAKA

Herpes Simplex-Diagnosis. University of Maryland Medical Centre.


http://www.umm.edu/patiented/articles/how_serious_herpes_simpl
ex_000052_5.htm.
Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5 ed. Jakarta:
FK-UI; 2007.
Ronny Handoko; Herpes Simpleks; Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin;Edisi keenam; FKUI: Halaman 380-2
Salvaggio MR . Herpes Simplex. 2009 Date [cited 2010 Mei,
20th]: Available from: http://emedicine.medscape.com
Marques AR, Straus SE. Herpes simplex. Dalam: Wolff K, Goldsmith
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. Editor. Fitzpatricks
Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: Mc-Graw Hill
Companies, 2008: 1873-85.
CDC. Sexually transmitted diseases. Treatment guidelines 2006.
MMWR 2006;16-20 (RR-11)

You might also like