You are on page 1of 22

Immune Response

and Intestinal
Permeability in
Children With Acute
Gastroenteritis
Treated
With Lactobacillus
rhamnosus GG: A
Randomized, DoubleBlind, PlaceboControlled
Trial
Kulandaipalayam N. C. Sindhu,1 Thuppal V.
Sowmyanarayanan,1 Anu Paul,1 Sudhir Babji,1
Sitara S. R. Ajjampur,1
Sophia Priyadarshini,1 Rajiv Sarkar,1 K. A.
Balasubramanian,1 Christine A. Wanke,1,2 Honorine
D. Ward,1,3 and
Gagandeep Kang1,2

Nuraga Wishnu
Putra
1102011199
Jurnal Reading
Kepaniteraan
RSUD Pasar Rebo
FKYarsi 2011

PENDAHULUAN
Diarrhea: India
Rotavirus

Cryptosporidium

Bagaimana
efek:
Lactobacillus
rhamnosus GG
(LGG)

Pencernaan

METODE
Study Design
Randomized, double-blind, placebo-controlled trial
Christian Medical College, Vellore
Anak-anak antara 6 bulan sampai 5 tahun, positif
terinfeksi rotavirus dan Cryptosporidium dalam radius
20 Km
Anak-anak dengan koinfeksi (terdapat kedua etiologi),
malnutrisi parah, konsumsi probiotik sebelum bulan
tersebut (kecuali yogurt), alergi dengan probiotik,
dengan akut abdomen atau kolik abdomen, dieksklusi
dari penelitian.
Setelah Informed Consent, anak-anak secara random
diberikan LGG atau placebo.

METODE
Study Intervention
Probiotic

LGG >> Kapsul Gelatin dengan


1x1010 organisme probiotik dan 170 mg
mikrokristalin selulosa.
Plasebo >> 170 mg mikrokristalin
selulosa.
Kapsul diberikan 1x1 dalam susu yang
hangat dan dingin.

METODE
Baseline Assessment and Data Collection
Diare >> Didefinisikan 3x sehari defekasi cair dalam
24 jam.
Data diare:

Durasi diare
Apakah ada muntah yang menyertai
Apakah ada demam
Apakah ada dehidrasi
Keparahan diare
Pengobatan diare

Dilakukan test Laktulosa:Mannitol (L:M). Ratio L:M yang


tinggi artinya ada peningkatan permeabilitas usus
karena adanya gangguan sistem sawar usus

METODE
Sample Size
Kekuatan probiotic pada rotavirus 40% dan
cryptosporidium 50%
Jumlah anak anak ada 44 dengan rotavirus
dan 28 dengan cryptosporidium
Rotavirus dideteksi dengan antigen VP6
ELISA. Sample fecal untuk cryptosporidium
dideteksi dengan pemeriksaan mikroskopis
dan 18S ribosomal RNA PCR, dilanjutkan
dengan restriksi polimorfik analisis panjang
fragmen untuk menentukan spesies.

METODE
Tests of Intestinal Permeability
Setelah 4 jam puasa, anak diberikan larutan tes
berisi 5g laktulosa dan 1g manitol dalam 20ml air
putih. Urin diperiksa 5 jam kemudian dan total
volume dicatat.
Campuran kimia itu kemudian diawetkan dengan
chlorhexidine (0,23 mg/ml Urin).
Konsentrasi laktulosa dan mantiol diukur
menggunakan deteksi light scatter.
Berdasarkan mean +2SD pada sebuah grup anak
yang sehat di india, value sebesar >0.0832 dianggap
indikatif dengan fungsi intestinal yang bermasalah.

RESULTS
Study Enrollment and Follow Up

Comparison of Baseline Characteristics of


Children With Rotavirus and Cryptosporidial
Gastroenteritis in the Probiotic and
Placebo Groups

Comparison of Clinical Characteristics of


Diarrhea in Children With Rotavirus and
Cryptosporidial Gastroenteritis, by the
Probiotic and Placebo Groups

Intestinal Permeability
Saat perekrutan 80 dari 11 (70%) anak memiliki masalah
fungsi saluran cerna.
Pada akhir follow up 67 dari 121 pasien (55%) anak
memiliki masalah fungsi saluran cerna.
Pada grup LGG 30/64 pasien (47%)
Pada grup Placebo 37/57 pasien (65%)
Pada diare cryptosporidial terdapat L:M rasio yang lebih
tinggi (0.219 : 0.104)
Pada diare rotavirus terdapat pengurangan L:M ratio
namun tidak signifikan (0.078 dari 0.096)
Pada diare cryptosporidial setelah diterapi LGG terdapat
pengurangan signifikan ratio L:M (0.074).

Terdapat

79 anak dengan fungsi usus yang


bermasalah
38 (48%) mengalami peningkatan fungsi
intestinal. Anak anak yang mengkonsumsi
probiotik (27/46 [59%]) lebih mungkin untuk
mengalami peningkatan integritas usus
daripada yang hanya dapat plasebo (11/33
[33%]; P = .026).
Ketika analisa diulang pada rotavirus (59%
di probiotic grup vs 30% di plasebo grup; P
= .048) Dan cryptosporidial (59% di grup vs
38% di plasebo grup; P = .269)
menghasilkanhasil yang sama

Comparison of Antibodies Against


Rotavirus and Cryptosporidium gp15
at Baseline and at the End of 4 Weeks
of Follow-up

Penyakit lain saat Follow-up


Mayoritas

anak(104/123 [85%])memiliki
infeksi saluran pernapasan atas, infeksi,
dan 12 memiliki penyakit lain saat
follow-up.
Kondisi ini didistribusikan secara merata
pada grup LGG(56/
64 [88%]) dan placebo (49/59 [83%]; P
= .486).

Kejadian lain yang serius


Lima anak mengalami efek samping
yang memerlukan rawat inap:
Infeksi saluran pernafasan atas
memburuk
Abses vulva, dan campak.
Empat terdapat pada grup probiotik,
namun kejadian ini tidak ada yang
berhubungan dengan intervensi ini.
Semua anak sembuh.

Anthropometry, Hemoglobin,
and Serum Ferritin Levels
Proporsi

anak yang kurang gizi lebih


banyak ditemukan pada grup LGG
Anemia (Hb<11g/dl) ada pada 75 dari
123 (61%) anak dan serum ferritin yang
rendah (<12ng/mL) ada pada 53 dari
120 (44.2%)

Discussion
Supplementasi

LGG selama 4 minggu


setelah infeksi akut terbukti :
Meningkatkan permeabilitas usus pada
anakdengan diare rotavirus atau
cryptosporidial,
Mengurangi episode diare berikutnya,
Dan meningkatkan respon IgG pada
anak dengan diare rotavirus.
Probiotic mencegah kerusakan usus
atau meningkatkan integritas usus pada
anak.

Pada

studi 3 sebelumnya, durasi diare


berhasil berkurang dengan signifikan (-2
hari, 95% confidence interval, -2.3 sampai
-1.7 hari).
Pada studi kali ini tidak terjadi pengurangan
durasi karena intervensi dilakukan terlambat.
Pada studi ini, 34 pasien mengalami 1 atau
lebih periode diare saat followup, namun
episode diare selanjutnya dapat dikurangi.
Studi ini adalah studipertama yang
menginvestigasi efek LGG pada respon imun
dan permeabilitas usus karena patogen
spesifik.

Hampir

1/3dari anak (29/82 dengan


infeksi rotavirus dan 10/42 dengan
cryptosporidiosis) memperlihatkan
pengurangan antibody IgA 4x lipat.
Mekanisme bagaimana probiotic
memicu efek imunomodulator belum
diketahui seutuhnya.
Studi sebelumnya memperlihatkan
probiotik merangsang dan memperkuat
respon imun yang sudah ada terhadap
patogen, meningkatkan serum IgG dan
sekretori IgA terhadap patogen usus.

Beberapa

studi memperlihatkan
probiotik memiliki peran terhadap
peningkatan integritas usus, sementara
studi yang lain membantahnya.
Pada studi ini, hampir 70% anak
memiliki kerusakan integritas usus yang
berkurang menjadi 55% saat akhir
follow up.

Limitasi
Kurang

banyaknya peserta
Meski ibu ibu sudah diajarkan
mengenai pencampuran, perebusan,
dan mengetes hangatnya susu dengan
punggung tangan, suhu susu tidak
dicatat saat di rumah, yang
menyebabkan probiotik mati duluan
karena dinginnya susu.

Kesimpulan
Peningkatan

integritas usus dengan LGG


menekankan peran probiotik dalam
menangani kerusakan usus pasca
infeksi. Imunomodulator efek yang
ditemukan pada LGG juga dapat
berguna untuk mengurangi reinfeksi.

You might also like