Professional Documents
Culture Documents
Informed consent
Dokter pemeriksa harus mendapatkan ijin
dari pihak korban sebelum melakukan
pemeriksaan
Korban anak pesetujuan diberikan oleh
orang tuanya atau walinya
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK (PEMERIKSAAN
LUAR DAN PEMERIKSAAN DALAM)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PADA
KEKERASAN FISIK
ANAMNESA
Umur
Urutan kejadian
Oleh siapa, kapan, dimana, dengan apa,
berapa kali
Orang yang ada disekitar korban
Waktu jeda antara kejadian dan
kedatangan ke RS
Trauma serupa sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum, fungsi vital
Temuan luka terindikasi tindak kekerasan
fisik
1. Memar
Pada wajah, bibir/mulut, bokong,
paha,
betis
Corak memar menunjukkan benda
tertentu
Memar dengan berbagai tingkat
penyembuhan
4. Patah tulang
Setiap patah tulang pada anak di bawah
umur tuga tahun
Patah tulang baru dan lama yang
ditemukan bersamaan
Patah tulang ganda/multipel
Patah tulang pada kepala, rahang dan
hidung serta patahnya gigi
5. Cedera pada kepala
Perdarahan sub kutan dan atau subdural
Area kebotakan akibat tertariknya
rambut
PEMERIKSAAN PADA
KEKERASAN SEKSUAL
ANAMNESA
Identitas korban
Waktu kejadian, tempat kejadian
Pemeriksaan pakaian : robekan lama/baru,
ANAMNESA (2)
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Luka sekitar vulva, perineum, vagina,
robekan hymen
Bila tidak ada robekan tetapi ada
informasi terjadi penetrasi, lakukan
pemeriksaan besarnya lingkaran lubang
dengan jari kelingking, bila dapat masuk
tanpa hambatan dan nyeri lakukan uji
dengan jari telunjuk (diameter horizontal
hymen sama atau > 10 mm berarti
terjadi penetrasi oleh jari)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Batas waktu pengambilan sampel : 72 jam
dari waktu kejadian (kasus sexual abuse)
Swab pada laring dan tonsil
Rambut pubis korban, rambut lepas yg
mungkin milik tersangka
Pakaian korban mungkin ada bercak
sperma, pakaian diminta utk diperiksa
Tes kehamilan bila terlambat haid
INTERPRETASI HASIL
PEMERIKSAAN DAN REKAM
MEDIS
Terima Kasih