Professional Documents
Culture Documents
disusun oleh:
Tri Annisa
Definisi
Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi
sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi
jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat
gangguan mekanisme homeostasis.
Hipovolemik berarti berkurangnya volume intravaskuler.
Sehingga syok hipovolemik berarti syok yang di
sebabkan oleh berkurangnya volume intravaskuler.
Di Indonesia shock pada anak paling sering disebabkan
oleh gastroenteritis dan dehidrasi, dan shock perdarahan
paling jarang, begitupun shock karena kehilangan
plasma pada luka bakar dan shock karena translokasi
cairan.
Etiologi
Intake kurang atau output kelebihan
Translokasi cairan
1. Dehidrasi disebabkan:
a. Intake yang kurang (minum kurang, anoreksia, hipodipsi
karena hipotalamus terganggu.
b. Output meningkat:
- keringat banyak/insensible loss menigkat (hiperventilasi, panas
tinggi)
- osmotic dieresis (diabetes insipidus, defisiensi A.D.H, penyakit
ginjal kronis)
- kehilangan Na (Na loss nepropathy, pemakaian diuretic)
- kehilangan melalui saluran percernaan (diare, ileostomi,
muntah, fistula
2. kehilangan darah
- trauma
- perdarahan gastrointestinal
- perdarahan intracranial
3. kehilangan plasma
- luka bakar
- peritonitis
Patofisiologi
Tanda klinis
Kompensasi
Dekompensasi
I reversible
Blood loss ( %)
Sampai 25
25 40
> 40
Heart rate
Takikardia +
Takikardia ++
Taki/bradikardia
Tekanan Sistolik
Normal
Normal/menurun
Tidak terukur
Nadi/volume
Normal/menurun
Menurun +
Menurun ++
Capillary refill
Normal/meningkat
3-5 detik
Meningkat > 5
detik
Meningkat ++
Kulit
Dingin, pucat
Dingin/mottled
Dingin+/deadly pale
Pernafasan
Takipneu
Takipneu +
Sighing respiration
Kesadaran
Gelisah
Lethargi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah: Hemoglobin dan hematokrit
2. Urin : Produksi urin akan menurun, lebih gelap dan
pekat. Berat jenis urin menigkat >1,020. Sering didapat
adanya proteinuria.
3. Pemeriksaan Analisa Gas Darah
4. Pemeriksaan elektrolit serum :Pada renjatan sering kali
didapat adanya gangguan keseimbangan elektrolit
seperti hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia
terutama pada penderita dengan asidosis.
5. Pemeriksaan fungsi ginjal: pemeriksaan ureum dan
serum kreatinin penting pada renjatan terutama bila ada
tanda-tanda gagal ginja
Diagnosis
Tatalaksana
1. Bebaskan jalan nafas, oksigen (FiO2100%),
kalau perlu diberikan ventilator support.
2. Infus RL atau koloid 20 ml/kg BB dalam 10-15
menit, dapat diulang 2-3 kali.
Pada renjatan berat pemberian cairan dapat
mencapai > 60 ml/kg BB dalam 1 jam. Bila
resusitasi cairan sudah mencapai 2-3 kali tapi
respons belum adekuat, maka dipertimbangkan
untuk intubasi dan bantuan ventilasi. Bila tetap
hipotensi sebaiknya dipasang kateter tekanan
vena sentral (CVP).
terima kasih