You are on page 1of 33

TUGAS ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

VCT dan CST


PUSKESMAS SEBAGAI SATELIT PROGRAM
TERAPI RUMATAN METADON (PTRM)

Stefana D. P. C.
101111078
Ngasdianto
101111077

Voluntary Counseling
and Testing

Pengertian VCT
Merupakan layanan konseling dan test HIV secara
sukarela dan konfidensial kepada individu
sehubungan dengan permasalahan HIV/AIDS
dengan menempatkan individu atau klien sebagai
pusat pelayanan berdasarkan kebutuhannya serta
mampu mengambil keputusan-keputusan pribadi
yang berkaitan dengan HIV/AIDS.

Sifat VCT

Tujuan VCT

Peranan VCT
Jembatan yang sangat penting antara
pencegahan HIV
Mendorong perubahan perilaku dan
mempertahankannya
Memfasilitasi rujukan dini ke layanan klinik
yang komprehensif dan berbasis masyarakat

Memperbaiki kualitas hidup dan memainkan peran


yang menentukan dalam penurunan stigma dan
diskriminasi
Dukungan, dengan berfokus pada dukungan atas
kebutuhan klien: perubahan perilaku, dukungan mental,
pemahaman factual dan terkini atas HIV/AIDS,
dukungan terapi ARV & perawatan (CST)

Tahapan VCT
1. Konseling Pra-testing
2. Testing HIV
3. Konseling Pasca testing
4. Konseling Berkelanjutan
5. Perencanaan Rawatan Psikososial Lanjutan

Care, Support, and


Treatment

Pengertian CST
CST merupakan suatu layanan medis,
psikologis dan sosial yang terpadu dan
berkesinambungan dalam menyelesaikan
masalah terhadap ODHA selama perawatan
dan pengobatan

Care
Implemetasi perawatan bersifat komprehensif
berkesinambungan, yaitu perawatan yang melibatkan
jaringan sumber daya dan pelayanan dukungan secara
holistik dan luas untuk ODHA maupun keluarganya dan
menghubungkan antara perawatan di rumah sakit dengan
perawatan di rumah secara timbal balik sepanjang
perjalanan penyakit.

Support
Dukungan merupakan pengobatan aspek
psikologis klinis dan sosial. Upaya dapat berupa
konseling pendampingan psikoterapi oleh
konselor dan psikoreligi oleh pemuka agama
sesuai keyakinan ODHA.

Treatment
Treatment (pengobatan) pada dasarnya mencakup
aspek medis klinis, psikologis klinis, dan sosial.
Pengobatan medis meliputi:
a. Pengobatan supportif
b. Profilaksis infeksi oportunistik (IO)
c. Terapi Antiretroviral (ARV)

Tujuan CST
Memberi layanan perawatan, dukungan,
pengobatan bagi ODHA agar dapat hidup positif
dan berkualitas, mengurangi kesakitan dan
kematian.

PUSKESMAS SEBAGAI SATELIT


PROGRAM TERAPI RUMATAN
METADON (PTRM)

Pengertian
- Program Terapi Rumatan Metadon
kegiatan memberikan metadon cair dalam
bentuk sediaan oral kepada pasien
sebagai terapi pengganti adiksi opioida
yang biasa mereka gunakan

Tujuan didirikan PTRM


Untuk menurunkan pemakaian NAPZA
suntik.
Untuk mencegah penularan penyakit melalui
darah seperti HIV/AIDS, Hepatitis B dan C
Untuk membantu orang yang
ketergantungan obat dengan cara
detoksifikasi dan meningkatkan kualitas
hidup.
Untuk meningkatkan status kesehatan
pengguna narkotika dan zat aditif

Manfaat PTRM
Metadon akan membuat stabil mental
emosional klien sehingga dapat menjalani hidup
normal
Penggunaan metadon lebih murah daripada
penggunaan heroin
Metadon dapat mendorong klien hidup sehat
penggunaan metadon dapat membuat klien
meninggalkan kebiasaan berbagi peralatan
suntik sehingga menurunkan resiko penularan
HIV/AIDS, Hepatitis C/B
Memungkinkan klien mengatasi masalah putus
heroin dengan sedikit lebih nyaman
Menurunkan tindak kriminal

Satelit PTRM
unit layanan terapi rumatan metadon
yang disediakan di wilayah lokal
dimana prevalensi HIV/AIDS dan
penasun memiliki peningkatan
signifikan (hot spot area)

Tugas dan Tanggung


jawab
membatasi jumlah pasien 150 orang.
Mengikuti Standar Prosedur operasional yang
ditetapkan oleh Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia bagi satelit lapas/rutan
Mempertahankan keberlanjutan layanan
terapi metadon
Menyampaikan laporan kepada kepala dinas
kesehatan provinsi melalui Rumah Sakit
Pengampu PTRM bagi satelit rumah sakit dan
puskesmas, kepada Direktur Jenderal
Permasyarakatan Depkumham melalui
Rumah Sakit Pengampu PTRM bagi satelit
Puskesmas

PENATALAKSANAAN

A.SELEKSI
Kriteria Inklusi:
Pasien yang mengikuti terapi di dalam
Puskesmas ada dua macam, yaitu:
a. Pasien yang melanjutkan terapi dari luar
Puskesmas
b. Pasien yang memulai terapi di Puskesmas,
dengan memenuhi kriteria inklusi sebagai
berikut:
1) Memenuhi kriteria ICD-X untuk
ketergantungan opioid
2) Usia yang direkomendasikan: 18 tahun
atau lebih (mendapat second opinion dari

4) Sudah pernah mencoba


berhenti menggunakan opioid minimal
satu kali.
5) Minimal 3 bulan sisa masa
pidana dan dapat mengakses
pelayanan metadon saat selesai
menjalani masa pidana

Kriteria Eksklusi:
Kriteria eksklusi meliputi:
a. Pasien dengan penyakit fisik berat. Hal
ini perlu pertimbangan khusus yakni
meminta pendapat banding profesi medik
terkait.
b. Psikosis yang jelas. Perlu pertimbangan
psikiater untuk menentukan langkah terapi
c. Retardasi mental yang jelas. Perlu
pertimbangan psikiater untuk menentukan
langkah terapi.

B.Pemberian dosis awal metadon


C.Fase Stabilisasi Terapi Substitusi
Metadon
D.Kriteria Penambahan Dosis
E.Fase Rumatan pada Program
Substitusi dengan Metadon
F.Fase Penghentian Metadon
G.Pemantauan pasien
Penambahan dosis selalu harus
didahului dengan evaluasi ulang pada
pasien.
H.Pemeriksaan Urine Opioid
I.Dosis yang Terlewat

J.Dosis yang dimuntahkan


K.Efek Samping
L.Overdosis metadon
M.Interaksi Obat

N. Dikeluarkan dari program secara paksa


a. Pasien mengancam keselamatan atau
kenyamanan anggota staf, pasien lain atau
seseorang yang berkaitan dengan mereka.
b. Pasien terlibat dalam perilaku merusak di
tempak milik program metadon.
c. Pasien yang diketahui memperjualbelikan
atau berbagi metadon dengan orang lain.
d. Pasien yang diketahui mencuri metadon
dari klinik atau melakukan tindak kriminal
lain di lingkungan klinik.
e. Semua keputusan untuk mengeluarkan
pasien dari program harus berdasarkan
keputusan dokter di klinik Puskesmas

O.Keadaan khusus
-Transfer ke buprenorfin
-Transfer ke Naltrekson
-Pemindahan antar Puskesmas
-Peserta PTRM yang akan bebas dan tidak
memiliki wali (keluarga)
-Dosis bawa pulang dapat diberikan pada
peserta PTRM yang akan keluar dari
Puskesmas
-Peserta PTRM yang sedang Hamil,
Neonatus, diagnosis ganda, Penyalahgunaan
Napza tipe multiple, nyeri kronis diperlukan
pertimbangan dokter ahli lainnya sesuai
dengan keadaan/penyakit yang
dialami/dideritanya.

MONITORING DAN EVALUASI


A. Jenis Pencatatan dan Pelaporan
1. Kartu identitas khusus
2. Surat persetujuan
3. Lembar evaluasi klinis
4. Formulir registrasi
5. Catatan harian
6. Laporan bulanan
7. Laporan semester
8. Laporan tahunan

B . Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan


1. Pencatatan dilakukan di klinik
Puskesmas
2. Pelaporan PTRM ditujukan ke Kanwil
Depkumham setempat dengan
tembusan ke Ditjen PAS Ditbinsustik.
3. Pemakaian jumlah Metadon
dilaporkan ke RS Pengampu

C. Supervisi Program
Supervisi dilakukan oleh Tim PTRM
Pusat (Ditjen PAS), Tim PTRM RS
Pengampu

You might also like