You are on page 1of 22

TIROIDITIS HASHIMOTO

Disusun oleh : Stefany Cinthya Kurniawan


(0815071)

DEFINISI
Tiroiditis Hashimoto merupakan proses
autoimun antara sel dan antibodi yang
menyebabkan rusaknya sel-sel tiroid.
Tiroiditis Hashimoto merupakan penyebab
hipotiroidisme di Amerika Serikat pada usia di
atas 6 tahun.
Tiroiditis Hashimoto merupakan autoimmune
thyroid diseases (AITDs).

INSIDENSI
Insiden Thyroiditis Hashimoto didunia
diperkirakan sekitar 0,3 1,5 kasus per 1000
populasi pertahun.
Insiden tersering terjadi pada wanita 10 15 kali
lebih sering daripada pria
Mengenai semua usia (paling sering 30 50
tahun)

ETIOLOGI
Penyebab pasti thyroiditis Hashimoto tidak
diketahui.
Tetapi diduga kemungkinan adanya :

reaksi

autoimun akibat adanya infiltrasi sel-sel


limfosit ke dalam kelenjar thyroid
antibodi antithyroid peroksidase (anti-TPO) didalam
serum darah, yaitu pada sekitar 90 % penderita
serum antibodi thyroglobulin dengan kadar
konsentrasi yang tinggi pada sekitar 20-50%
penderita.

PATOGENESIS
Pada penderita tiroiditis Hashimoto awalnya
ditemukan hyperthyroid
Hal ini akibat terlalu banyak hormon TSH
( Thyroid Stimulating Hormone) yang dilepaskan
kedalam darah karena adanya kerusakan pada
sel-sel thyroid.
Pada beberapa stadium dari destruksi terjadi
pelepasan hormon thyroid yaitu T3 dan T4
secara berlebihan

Keadaan hyperthyroid ini bersifat sementara dan


singkat, diikuti oleh kembali normalnya fungsi
thyroid yang sangat singkat dan setelah itu
terbentuk fibrosis pada thyroid yang mengawali
terjadinya hypothyroid.
Dimana beberapa pasien akan mengalami atrofi
kelenjar.
Parenkim atau fungsi jaringan dari kelenjar
secara progresif akan mengalami destruksi dan
digantikan oleh jaringan limfosit atau fibrosis.

Destruksi sel thyroid melibatkan imunitas


selular dan imunitas humoral.
Proses autoimun diyakini diawali dengan
aktivasi CD4. Ada 2 hipotesis yaitu

infeksi

virus atau bakteri yang mengandung protein


mirip dengan protein thyroid aktivasi dari sel T
spesifik thyroid.
sel-sel epitel thyroid menghasilkan protein
intraselular

CD4 teraktivasi maka T dapat menstimulasi sel B


autoreaktif untuk dapat masuk kedalam thyroid dan
mensekresi antibody thyroid.
Tiga target utama antigen terhadap antibody thyroid
adalah anti-thyroid peroxidase (anti-TPO),
antithyroglobulin (anti-Tg), dan TSH receptor-blocking
antibodies (TBII).

GEJALA KLINIK
Pembesaran kelenjar
thyroid tanpa disertai
rasa sakit (goiter).
Fatigue
Kenaikan berat badan
Sakit kepala
Konstipasi
Gerakan lambat dan
kehilangan energi

Mudah kelelahan dan


lemah
Kulit kering
Suara serak
Intoleransi dingin
Neuropathy perifer
Kerusakan
pendengaran ringan

GEJALA KLINIK
Menstruasi yang
ireguler
(menorrhagia
oligomenorrhae
amenorrhea)
Infertilitas dan
kehilangan libido
Parestesia
Rambut rontok
Sulit untuk
berkonsentrasi

Daya ingat lemah


bahkan dapat sampai
hilang
Depresi, demensia
dan gangguan
psikiatrik lain
Sakit persendian dan
kram pada otot
Sleep apnea dan
daytime somnolence
Galactorrhea

PEMERIKSAAN FISIK
Puffy face dan edema periorbital
Kulit dingin, kasar, dan kering
Edema perifer pada tangan dan kaki, biasanya
tipe nonpitting edema
Thickenned dan brittle nails
Kehilangan rambut yang difus di daerah kepala,
bulu mata, kulit, alat genital dan wajah
Bradikardi karena menurunnya kontraktilitas
dan denyut jantung

PEMERIKSAAN FISIK
Kenaikan tekanan darah biasanya berupa
hipertensi diastolik
Suara serak dan bicara lambat
Sindroma Carpal Tunnel
Ataxia
Kelenjar thyroid biasanya membesar, keras,
kenyal, atau bruit. Ukurannya dapat normal
bahkan tidak teraba sama sekali.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Serum

TSH
Total T4 atau T4 bebas
Kadar T3
anti-TPO dan antibodi anti-Tg

USG tidak diperlukan untuk diagnosa


thyroiditis Hashimo
Ukuran

thyroid
Nodul itu kistik atau solid
Untuk pemeriksaan Fine-needle saat bentuk anatomi
leher yang berubah menentukan jinak dan
ganasnya lesi dengan pemeriksaan sitologi atau
histologi

PEMERIKSAAN LAIN UNTUK


EVALUASI TIROIDITIS HASHIMOTO
CBC count
Pemeriksaan profil lipid total dan fraksi lipid
Panel metabolisme basal (Glomerular filtration
rate, renal plasma flow, and renal free water
clearance)
Kreatin kinase
Prolaktin
Rontgent dada
ECG

PENATALAKSANAAN
Terapi sulih hormon.
Drug of choice ialah levothyroxine sodium
Jika tidak ada residual dari fungsi thyroid maka
dosisnya ialah 1,5g/kg berat badan(biasanya
100-150 g).
Usia <60 tahun tanpa sakit jantung pemberian
levothyroxine dapat diberikan mulai dari dosis
50-100 g.

Dosis diberikan berdasarkan kadar TSH


kadar TSH kembali normal, idealnya lebih
rendah setengah dari batas kadar normal.
Perhitungan pemberian levothyroxine
replacement dosisnya dibuat dari 12.5-25 g dan
dapat dinaikkan bila kadar TSH tinggi. Dan
dosis harus diturunkan bila kadar TSH telah
dapat diturunkan.

Pemberian replacement sudah terpenuhi dan


kadar TSH sudah stabil mengukur pemberian
obat selanjutnya sebagai follow up lanjutan dan
diberikan secara berkala dan mungkin harus
dipertahankan selama 2 atau 3 tahun
Levothyroxine dapat dikombinasikan dengan
liothyronine (triiodothyronine/T3) keuntungan
jangka panjang dari pemberian obat kombinasi
ini belum jelas.

Terapi pembedahan dilakukan atas indikasi: (5)


Goiter yang besar dan menekan dengan gejalagejala seperti dysphagia, suara serak, stridor
ekstrinsik
Adanya nodul yang malignant pada pemeriksaan
biopsi aspirasi jarum
Adanya Lyphoma dari hasil biopsi aspirasi jarum
Alasan kosmetik

PROGNOSIS

Prognosisnya biasanya baik karena penyakit


tetap stabil untuk jangka waktu yang lama/
tahunan,karena perkembangannya sangat
lambat dengan keadaan defisiensi hormon yang
dapat diobati dengan terapi replacement.

Sumber: Stephanie L Lee, MD. Hashimoto


Thyroiditis. 2013.
http://emedicine.medscape.com/article/120937overview

You might also like