You are on page 1of 43

ASUHAN

KEPERAWATAN ANAK
DENGAN OBESITAS
LANTIN SULISTYORINI, S.Kep., Ns., M.Kes

UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEPARTEMEN MATERNITAS ANAK
JEMBER 2012

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kejadian obesitas dalam 30 tahun
terakhir meningkat lebih dari dua
kali lipat.
1:3 pada anak laki-laki dan 1:4
pada anak perempuan usia 2
sampai 10 tahun mengalami
obesitas di UK (Miller, 2004;
Health Survei 2004; Wolman,
2008)

Latar belakang
Dampak obesitas dalam jangka pendek pada
anak-anak berhubungan dengan masalah
pernafasan dan ortopedi, gastrointestinal,
endokrin, dan komplikasi pada cardiovaskuler.
Lebih jauh obesitas dapat berpengaruh pada
status psikologis anak seperti harga diri rendah,
percaya diri kurang, isolasi social, dan pemarah.
Jangka waktu panjang, obesitas dapat
berdampak pada meningkatnya risiko penyakit
jantung, hipertensi, diabetes, dan kanker
(Lobstein, 2004 dalam Wolman, 2008).

Di Amerika Serikat, 15 % anak usia 12-16 tahun


mengalami obesitas. Obesitas pada anak akan menjadi
masalah karena sekitar 15% anak dengan kegemukan
akan berlanjut ke masa dewasa (Damayanti, 2005).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Masyarakat Pediatri
Indonesia, dari anak-anak sekolah dasar di 10 kota
besar Indonesia periode 2002-2005 dengan metode
acak. Hasil yang didapat ternyata prevalensi kegemukan
pada anak-anak usia sekolah dasar tertinggi ada di
Jakarta (25%), Semarang (24,3%), Medan (17,75%),
Denpasar (11,7%), Surabaya (11,4%), Padang (7,1%),
Manado (5,3%), Yogyakarta (4%), Solo (2,1%). Rata-rata
prevalensi kegemukan di 10 kota besar tersebut
mencapai 12,2% (2,1-25%) (Damayanti, 2002).

Latar belakang
Survei Kesehatan Nasional pada 1989 sebanyak 0,77% anak
mengalami obesitas.
Pada 1992 meningkat menjadi 1,26% dan 4,58% pada 1999.
Penelitian yang dilakukan pada 917 murid SD swasta favorit di
Jakarta Selatan menunjukkan 20,9% anak-anak obesitas dan
4,8% anak dengan berat badan lebih mengalami obesitas.
Penelitian HISOBI juga dilakukan di Semarang menunjukkan dari
1.730 anak SD, angka kejadian obesitas 12,1% dan berat badan
lebih sebesar 9,1%.
Dari penelitian tersebut bisa disimpulkan satu dari 3 anak
sekarang ini mengalami obesitas.
Semuanya terkait antara pemberian makan yang salah, aktivitas
fisik kurang dan malas bergerak (Hr. Media Indonesia 19/1/05).

Goutham (2006) dalam Anonymous


(2006), mengidentifikasi lima hal
yang mengakibatkan obesitas pada
anak yaitu konsumsi soft drinks, fast
food, televisi dan video games,
kurangnya aktivitas diantara waktu
sekolah dan bermain, dan perubahan
pola perilaku orang tua
Obesitas pada anak sering
diakibatkan oleh dua faktor yaitu
pola makan yang salah dan pola
aktivitas yang rendah (Berino, 2000).

Anak membutuhkan suatu bimbingan


dan pengajaran yang baik dari orang
tua dan keluarga dalam membentuk
suatu pola gaya hidup yang sehat
dalam pola makan dan aktivitas fisik
(Matthews, 2007).
Keluarga berperan dalam melakukan
monitoring secara berkala terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak
toddler terkait berat badan dan tinggi
badan sesuai dengan standar BMI
(Qing He, 2006).

Kondisi di Indonesia Saat Ini


Perubahan
Gaya Hidup
Modern

Aktivitas Fisik
Anak Kurang

Kecenderungan
Pola Makan Cepat Saji,
Snack

Obesitas
Pada anak

Nilai Masyarakat
Toddler Gemuk Lucu
Mengemaskan

Nonton TV
Main PS

bab II
OBESITAS PADA ANAK
2.1 Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi berlebihnya jaringan lemak akibat tidak
seimbangnya masukan energi dengan pemakaian,
(Kusumawardhani:2006).
Kegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi
lemak rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis
kelamin, dan tinggi badan.
Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis
Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan
lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Nutrien yang kelak dapat merupakan faktor resiko untuk terjadinya
berbagai jenis penyakit degeneratif seperti ; DM, hipertensi,
penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis penyakit
keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain

Prevalensi obesitas
Masalah obesitas pada anak hingga sekarang tidak
mendapat banyak perhatian dokter anak, karena mereka
lebih disibukkan oleh masalah undernutrition
WHO menyatakan, obesitas sudah merupakan suatu
epidemi global, sehingga obesitas sudah merupakan
suatu problem kesehatan yang harus segera ditangani.
Prevalensi di negara barat sangat tinggi
AS, 1 dari 3 penduduk obesitas
Inggris, 16-17,3%
Indonesia, Berat badan lebih 12,8 - 30%; Obesitas 2.1 12,1%
Wanita mempunyai kecenderungan 2 kali lebih besar dari pria
Meningkat cepat

Macam obesitas
obesitas primer, yaitu suatu keadaan
kegemukan pada seseorang yang terjadi
tanpa terdeteksi adanya penyakit secara
jelas, tetapi semata-mata disebabkan oleh
interaksi faktor genetik dan lingkungan
obesitas sekunder, Ini merupakan jenis
obesitas yang timbul sebagai bagian dari
penyakit atau sindrom-sindrom yang
dapat dideteksi secara klinis

Gejala dan Tanda-tanda


gangguan pernafasaan dan sesak nafas
siang hari penderita sering merasa ngantuk
nyeri punggung bawah dan masalah osteoritis
mengeluarkan keringat yang banyak
Wajah membulat.
Pipi tembem.
Dagu rangkap.
Leher relatif pendek.
Dada membusung, dengan payudara yang
membesar karena mengandung jaringan lemak
Perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat.
Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan
kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel
dan bergesekan. Akibatnya, timbullah lecet.
Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena
tersembunyi dalam jaringan lemak (burried penis).

2.4 Faktor resiko


Penyebab obesitas belum diketahui secara
pasti.
Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial
yang diduga bahwa sebagian besar obesitas
disebabkan oleh karena interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan
antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial
ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan
dan pemberian makanan padat terlalu dini
pada bayi. Misnadiarly (2007) dan Sopacua,
(2006)

Faktor terjadinya obesitas pada anak (Misnadiarly (2007)


dan Sopacua (2006) antara lain:

1. Faktor Genetik.
Parental fatness merupakan faktor genetik
yang berperanan besar.
Bila kedua orang tua obesitas, 80%
anaknya menjadi obesitas; bila salah satu
orang tua obesitas, kejadian obesitas
menjadi 40% dan bila kedua orang tua
tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.

2. Faktor lingkungan.
Aktifitas fisik
Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko
peningkatan berat badan sebesar = 5 kg.
Penelitian di Jepang menunjukkan risiko obesitas yang rendah
(OR:0,48) pada kelompok yang mempunyai kebiasaan olah raga,
sedang penelitian di Amerika menunjukkan penurunan berat badan
dengan jogging (OR: 0,57), aerobik (OR: 0,59),
tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukkan penurunan
berat badan yang signifikan
nonton TV = 5 jam perhari mempunyai risiko obesitas sebesar
5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton TV = 2 jam
setiap harinya.

Faktor nutrisional
Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh : waktu
pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari
karbohidrat dan lemak serta kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang mengandung energi tinggi
Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok
dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat
badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah
lemak dengan OR 1.7.
Penelitian lain menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan
meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,46 kali.
Kapasitas penyimpanan protein, karbohidrat, lemak????

Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai


protein tubuh dalam jumlah terbatas dan metabolisme
asam amino diregulasi dengan ketat, sehingga bila
intake protein berlebihan dapat dipastikan akan
dioksidasi;
Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan
karbohidrat berlebihan, maka kelebihan energi dari
karbohidrat sekitar 60-80% disimpan dalam bentuk
lemak tubuh (glokogen)

Kelebihan
asupan
lemak
tidak
diiringi
peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar
96% lemak akan disimpan dalam jaringan
lemak.

Faktor sosial ekonomi.


Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku
dan gaya hidup, pola makan, serta
peningkatan pendapatan mempengaruhi
pemilihan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi

3. Faktor kesehatan,
ada beberapa penyakit yang dapat
menimbulkan obesitas seperti penderita
Hipotiroidisme, Sindroma Cushing, Sindroma
Prader-Willi dan beberapa kelainan saraf yang
bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
Obesitas juga dapat disebabkan memakai obatobatan tertentu seperti steroid dan beberapa
anti depresi (Susan Yanovski and Jack
Yanovski, 2002).

5. Faktor psikologis
6. Faktor keluarga/sosial

MENDETEKSI ANAK OBESITAS


grafik IMT (BMI, Body Mass Index) khusus
anak di atas 2 tahun pada grafik di bawah
ini: (NCHS-CDC,2000)
Klasifikasinya adalah:
Persentil >95 : obesitas
Persentil 75-95 :
overweight
persentil 25 - 75: normal
persentil < 25 : kurus

Pengukuran BB yang dibandingkan


dengan standart, disebut obesitas bila BB
> 120% BB standart
Pengukuran BB dibandingkan TB (BB/TB).
Dikatakan obesitas bila BB/TB > percentil
ke 95 atau > 120% atau Z- score = + 2 SD
Pengukuran lemak subkutan dengan
menukur skinfold thickness (tebal lipat
kulit/TLK). Obesitas bila TLK tricep >
percentil 85

Komplikasi
Diabetes tipe 2, resisten
terhadap insulin
Sindrom metabolisme
Tekanan
darah
tinggi,
kolesterol tinggi dan tingkat
blood lipid yang abnormal
Asma dan masalah saluran
pernapasan lainnya
Masalah tidur
Penyakit liver dan kantong
empedu
Pubertas atau menarche
dini:
Infeksi kulit
Masalah pada tulang dan
persendian

Percaya diri rendah dan


rawan diganggu anak lain
Problem pada pola tingkah
laku dan pola belajar
Depresi
Isolasi sosial
rendahnya rasa percaya
diri

Tiga sasaran pencegahan kegemukan dan


obesitas pada anak (Wahyu G Genis, 2009):
Pencegahan primer, ditujukan untuk mencegah
terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak
Pencegahan sekunder, ditujukan agar anak
penderita kegemukan dan obesitas yang telah
berhasil menurunkan berat badannya tidak
mengalami kenaikan berat badan kembali.
Pencegahan tersier, yakni segala upaya untuk
mencegah peningkatan berat badan pada anak
penderita kegemukan dan obesitas yang tidak
berhasil menurunkan berat badannya

Tatalaksana obesitas pada anak


Menetapkan target penurunan berat
badan
Pengaturan diet
Pengaturan aktivitas fisik
Mengubah pola hidup/perilaku
Peran serta orang tua, anggota keluarga,
teman dan guru
Terapi intensif

Menetapkan target penurunan


berat badan
Anak obesitas dibawah umur 7 tahun
tanpa komplikasi, dianjurkan cukup
dengan mempertahankan berat badan
Anak obesitas dibawah 7 tahun dengan
komplikasi dan anak usia 7 tahun keatas
dianjurkan untuk menurunkan BB
Target penurunan BB sebesar 2,5-5 kg
atau dengan kecepatan 0,5 2 kg
perbulan

Pengaturan diet
Menurukan BB dengan tetap
mempertahankan pertumbuhan normal
Diet seimbang dengan komposisi
karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dg
lemak jenuh < 10%, protein 15-20%,
energi total kolesterol <300 mg perhari
Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak
usia <2 th, ( umur dalam tahun + 5 ) gram
perhari

Pengaturan aktivitas fisik


Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh
terhadap laju metabolisme.
Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik
dan umurnya.
Aktivitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih
tepat menggunakan ketrampilan otot, ex =
bersepeda, berenang, menari, senam
Dianjurkan melakukan aktifitas fisik selama 2030 menit perhari

Mengubah pola hidup/perilaku


Diperlukan peran serta orang tua sebagai
komponen intervensi dengan cara:
Pengawasan sendiri terhadap: BB, asupan makanan,
aktivitas fisik dan mencatat perkembangannya.
Mengontrol rangsangan untuk makan
Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi,
jenis makanan yang dikonsumsi dan mengurangi
camilan
Memberikan penghargaan dan hukuman
Pengendalian diri, dengan menghindari makanan
berkalori tinggi yang pada umumnya lezat dan memilih
makanan yang berkalori tinggi

Peran serta orang tua, anggota


keluarga, teman dan guru
Peran ortu menyediakan diet seimbang,
rendah kalori sesuai dengan petunjuk ahli
gizi
Anggota keluarga, guru,teman ikut
berpartisipasi dalam program diet,
mengubah perilaku makan dan aktivitas
yang mendudkung program diet.

Terapi intensif
Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah
(very low calorie diet)
Farmakoterapi ( tidak direkomendasikan pada
anak, karena efek jangka panjang yang masih
belum jelas)
Terapi bedah diindikasikan bila BB > 200% BB
ideal, dengan cara gastric banding ( untuk
mengurangi asupan makanan/memperlambat
pengosongan lambung) dan gastric bypass
(mengurangi absobsi makanan)

Mekanisme terjadinya keseimbangan


energi dan berat badan serta
obesitas
pengaturan hemoestasis energi

Dipengaruhi oleh hipotalamus


Sinyal eferent

Terbagi 2 kategori
Sinyal pendek

Sinyal panjang

Asupan energi >> dibutuhkan


Jaringan adiposa meningkat
Leptin meningkat

Sinyal aferent

Jaringan adiposa, usus, jar. otot

Merangsang anorexigenic center

Menurunkan NPY/ AGRP

Meningkatkan POMC/CART

Menurunkan nafsu makan , meningkatkan energi

Obesitas : resistensi
terhadap leptin dan insulin

Mengatur respon neuron neuron dalam NTS

Sinyal rasa kenyang


Peningkatan berat badan

O kolesistokin & distensi lambung


fisik
psikologis

Lelah, mengantuk, penurunan


Kapasitas dan kemampuan belajar
Sehingga mempengaruhi prestasi belajar

Perubahan ukuran dan


bentuk
Tubuh berpengaruh
terhadap body

Pola makan: jenis, frekuensi, bahan makanan


( fast food, soft drink)

Faktor lingkungan
Faktor genetik

Pola Konsumsi : energi, gula,


garam tinggi

Kurangnya Aktivitas fisik

Status gizi: Obesitas

Peningkatan atrogenik dislipidemia

Perubahan terhadap bentuk, ukuran,


penampilan badan yang bertambah besar

Penyempitan
Umpan balik interpersonal yang negatif
Saluran nafas
Gangguan pernafasan
Sleep apneu
Suplai O2 ke otak berkurang
sistem koordinsi keseluruh
tubuh terganggu
Gangguan tidur
F. Internal
Motivasi & Kebiasaan belajar

Laserasi kulit pada lipatan

Pembuluh darah
Bau badan

Suplai O2 di sel menurun


Menghambat terjadinya oksidasi
terbentuknya energi (ATP)
Letih, lelah, lesu

Daya konsentrasi
Kemampuan berfikir
Prestasi belajar

Body image
Malu (harga diri rendah)
Menarik diri
Komunikasi tidak efektif selama proses pembelajaran

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas
Nama
:Jenis Kelamin : Perempuan >>> beresiko dibanding anak
laki-laki
Umur
: Prevalensi terus meningkat pada semua
rentang umur anak-dewasa
Pendidikan
:Pekerjaan
:Status
:Agama
:Alamat
: Perkotaan >> banyak di banding pedesaan

Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Sesak, sleep apnea, keterbatasan gerak, lemas,
mengantuk
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien merasakan berat badannya semakin bertambah
Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan mulai kapan obesitas muncul beserta
gangguan yang ditimbulkan
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat parenteral fatness

Pola pemenuhan kebutuhan


Aktivitas / Istirahat
Gejala :
Kelemahan, cenderung terus mengantuk
Ketidakmampuan / kurang keinginan untuk aktif atau melakukan latihan
teratur
Dispnea dengan kerja
Tanda :
Peningkatan kecepatan jantung / pernafasan dengan aktivitas
persepsi
Gejala :
Riwayat factor budaya / pola hidup mempengaruhi pilihan makan
Berat badan dapat / tak dapat diterima sebagai masalah
Makan menghilangkan perasaan tak senang, misalnya : kesepian, frustasi,
kebosanan
Persepsi gambaran diri sebagai tak dapat diinginkan
Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan (dapat
menyabotase upaya pasien)

Makanan / Cairan
Gejala :
Mencerna makanan dengan berlebihan / normal
Percobaan dengan berbagai tipe diet dengan berbagai / hasil sedikit
Riwayat berulangnya penurunan dan peningkatan berat badan
Tanda :
Berat badan tak tepat dengan tinggi badan
Tipe tubuh endormofik (halus / sekitar)
Gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan
kebutuhan (contoh : perubahan pola hidup dari aktif menjadi tak
berolahraga, penuaan)
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri / ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat
badan atau tulang belakang

Pernafasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Sianosis, distress pernafasan (sindrom pickwickian)

Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, amenorea

Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :
Masalah dapat berupa masa hidup atau sehubungan dengan
peristiwa hidup
Riwayat keluarga kegemukan
Masalah kesehatan yang menyertai termasuk hipertensi diabetes,
penyakit kandung empedu dan kardiovaskuler, hipotiroidisme

Psikologi pasien
Konsep diri rendah
Sosial
Isolasi sosial, menarik diri

Diagnosa keperawatan
?????????

PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu pasien mengidentifikasi metode yang dapat bekerja untuk
mengontrol berat dihubungkan dengan makanan yang sehat.
2. Meningkatkan perbaikan konsep diri, termasuk gambaran diri, harga diri.
3. Mendorong pelaksanaan kesehatan untuk memberikan kontrol berat badan
sepanjang hidup.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Pola makan sehat dan kontrol berat badan teridentifikasi
2. Penurunan berat badan mencapai tujuan yang dibuat
3. Persepsi positif terhadap pernyataan diri
4. Merencanakan untuk kontrol masa depan memelihara berat badan.
Evaluasi
1. Klien memahami Nutrisi tubuh normal yang dibutuhkan oleh tubuh
2. Klien dapat mengikuti program diet yang telah dibuat bersama
3. Klien mengalami penurunan berat badan sesuai dengan target yang
direncanakan

You might also like