You are on page 1of 22

dr.

Juniar Siregar, SpKK


Defenisi
Merupakan reaksi hipersensitivitas
generalisata atau sistemik yang berat,
mengancam kehidupan.
Etiologi
1. Antibiotik : penisilin dan derivatnya,
basikasin, neomisin, tetrasiklin,
streptomisin, sulfonamid.
2. Ekstrak alergen
3. Serum kuda-ATS
4. Anestesi lokal-procain, lidocain
5. Makanan- susu, kacang-kacangan, telur dan
udang
6. Hormon, dll

Patofisiologi
Lihat pengaruh mediator pada organ target
- Sistem kardiovaskular
- Traktus respiratorius
- Traktus gastrointestinalis
- Kulit
Mediator Anafilaksis
Histamin
Newly Snythesized Mediator (Leukotrien,
prostaglandin, tromboxan)
Eosinophyl chemotacting factor-anaphylaxis
(ECF-A)
Platelets Activating Factor (PAF)
Bradikinin
Serotonin
Prostaglandin
Kalikreni

Gambaran Klinis
Lokal-urtikaria,angioedema
Sistemik-terjadi pada organ target (trat resp,
sistem kardiovaskular, tract gastrointestinal,
kulit)terjadi 30 menit sesudah kontak
dengan penyebab

Ringan
Gatal dan panasdi perifer tubuh
Hidung sumbat
Pembengkakan periorbita
Gatal pada membran mukosa
Terjadi setelah 2 jam kontak dengan antigen

Sedang
Gejala sistemik ringan +
Bronkospasme, edem jalan nafas, dispneu, batuk,
dan mengi
Urtikaria umum
Mual, muntah, gelisah



Berat
Timbul mendadak
Bronkospasme berat
Dispnu berat
Sianosis
Kejang perut hebat
Diare
Muntah
Kejang
Hipotensi, aritmia jantung, syok, dan koma
Diagnosa Banding
Ringan-sedang
Urtikaria
Angioedema
Berat
Reaksi vasovagal
Myocard infark
Reaksi insulin
Reaksi histeris
Penatalaksanaan
Evaluasi segera
Adrenalin 0,01 mg/kg BB, max 0,3 mg
(1:1000)IM atau SC(lengan atas atau paha)
Kalau anafilaksis ok suntikaninj adrenalin 0,1-
0,3 ml pada daerah suntikan (untuk mengurangi
absorbsi antigen)
Setelah 5ulangi adrenalin I

Kalau syok atau kolaps vaskularadrenalin 0,01-
0,05 mg/kg BB (1:1000)iv dengan kecepatan 1-
2dapat diulang 5-10.

Intubasi dan trakeostomi
Turniket
Oksigen
Difenhidramin
Cairan intravena
Aminofilin
Vasopresor
Kortikosteroid
Pengobatan suportif
Pencegahan
Anamnese teliti
Penggunaan antibiotika
Uji kulit dan konjungtiva

Pedoman Pengobatan
Terapi awal setelah ditegakkan diagnosis
1. Berikan epinefrin 1:1000, 0,1 ml/kg sampai
0,3 ml/maksimal, SK atau IM, dapat diulang
2-3 kali dengan jarak 15 menit
2. Pasang turniket proksimal dari tempat
suntikan infiltrasi dengan 0,1-0,2 ml
epinefrin 1:1000. Lepaskan turniket setiap
10-15 menit

3. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang
dengan elevasi ekstremitas bawah (kecuali
kalau pasien sesak). Awasi jalas napas
pasien, periksa tanda-tanda vital setiap
15menit.
4. Bila efek terhadap epinefrin kurang, berikan
diphenhydramin hydrochloride, 1mg/kg
sampai maksimal 50 mg IM atau IV
perlahan-lahan.
Hipotensi (sistole<90mmHg)
1. Segera berikan cairan IV yang cukup
2. Bila tidak ada respon, berikan dopamin 400
mg (2 ampul) dalam cairan infus (glukose
5%/ringer laktat/NaCl 0,9% dekstran) untuk
mempertahankan tekanan darah sistole 90-
100mmHg

Bronkospasme persisten
1. Oksigen 4-6l/menit
2. Bila tidak terjadi hipotensi, berikan aminofilin
6mg/kg IV selama 15-20 menit, selanjutnya
berikan dosis perawatan 0,5-0,9mg/kg/jam
3. Berikan aerosol beta 2 agonis tiap 2-4 jam,
misalnya 0,3 ml metaprotrenol dalam 2,5 ml
larutan garam melalui nebulasi atau epinefrin
0,1ml-0,3ml (1:1000) setiap 2-4 jam.
Mencegah relaps (reaksi fase lambat)
Berikan prednison 60 mg oral (atau yang
setara) ulang setelah 6 jam
Pertimbangan lain
1. Awasi adanya edem larings. Trakeostomi
jika perlu
2. Henti kardiopulmoner: gunakan prosedur
resusitasi biasa
3. Bila pasien belum dirawat di RS, perlu
diobservasi semalam (untuk kemungkinan
reaksi berat yang terjadi lambat)
4. Pasien dengan beta bloker mungkin akan
memerlukan terapi yang lebih agresif.

TERIMA KASIH

You might also like