Defenisi Merupakan reaksi hipersensitivitas generalisata atau sistemik yang berat, mengancam kehidupan. Etiologi 1. Antibiotik : penisilin dan derivatnya, basikasin, neomisin, tetrasiklin, streptomisin, sulfonamid. 2. Ekstrak alergen 3. Serum kuda-ATS 4. Anestesi lokal-procain, lidocain 5. Makanan- susu, kacang-kacangan, telur dan udang 6. Hormon, dll
Patofisiologi Lihat pengaruh mediator pada organ target - Sistem kardiovaskular - Traktus respiratorius - Traktus gastrointestinalis - Kulit Mediator Anafilaksis Histamin Newly Snythesized Mediator (Leukotrien, prostaglandin, tromboxan) Eosinophyl chemotacting factor-anaphylaxis (ECF-A) Platelets Activating Factor (PAF) Bradikinin Serotonin Prostaglandin Kalikreni
Gambaran Klinis Lokal-urtikaria,angioedema Sistemik-terjadi pada organ target (trat resp, sistem kardiovaskular, tract gastrointestinal, kulit)terjadi 30 menit sesudah kontak dengan penyebab
Ringan Gatal dan panasdi perifer tubuh Hidung sumbat Pembengkakan periorbita Gatal pada membran mukosa Terjadi setelah 2 jam kontak dengan antigen
Sedang Gejala sistemik ringan + Bronkospasme, edem jalan nafas, dispneu, batuk, dan mengi Urtikaria umum Mual, muntah, gelisah
Berat Timbul mendadak Bronkospasme berat Dispnu berat Sianosis Kejang perut hebat Diare Muntah Kejang Hipotensi, aritmia jantung, syok, dan koma Diagnosa Banding Ringan-sedang Urtikaria Angioedema Berat Reaksi vasovagal Myocard infark Reaksi insulin Reaksi histeris Penatalaksanaan Evaluasi segera Adrenalin 0,01 mg/kg BB, max 0,3 mg (1:1000)IM atau SC(lengan atas atau paha) Kalau anafilaksis ok suntikaninj adrenalin 0,1- 0,3 ml pada daerah suntikan (untuk mengurangi absorbsi antigen) Setelah 5ulangi adrenalin I
Kalau syok atau kolaps vaskularadrenalin 0,01- 0,05 mg/kg BB (1:1000)iv dengan kecepatan 1- 2dapat diulang 5-10.
Intubasi dan trakeostomi Turniket Oksigen Difenhidramin Cairan intravena Aminofilin Vasopresor Kortikosteroid Pengobatan suportif Pencegahan Anamnese teliti Penggunaan antibiotika Uji kulit dan konjungtiva
Pedoman Pengobatan Terapi awal setelah ditegakkan diagnosis 1. Berikan epinefrin 1:1000, 0,1 ml/kg sampai 0,3 ml/maksimal, SK atau IM, dapat diulang 2-3 kali dengan jarak 15 menit 2. Pasang turniket proksimal dari tempat suntikan infiltrasi dengan 0,1-0,2 ml epinefrin 1:1000. Lepaskan turniket setiap 10-15 menit
3. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang dengan elevasi ekstremitas bawah (kecuali kalau pasien sesak). Awasi jalas napas pasien, periksa tanda-tanda vital setiap 15menit. 4. Bila efek terhadap epinefrin kurang, berikan diphenhydramin hydrochloride, 1mg/kg sampai maksimal 50 mg IM atau IV perlahan-lahan. Hipotensi (sistole<90mmHg) 1. Segera berikan cairan IV yang cukup 2. Bila tidak ada respon, berikan dopamin 400 mg (2 ampul) dalam cairan infus (glukose 5%/ringer laktat/NaCl 0,9% dekstran) untuk mempertahankan tekanan darah sistole 90- 100mmHg
Bronkospasme persisten 1. Oksigen 4-6l/menit 2. Bila tidak terjadi hipotensi, berikan aminofilin 6mg/kg IV selama 15-20 menit, selanjutnya berikan dosis perawatan 0,5-0,9mg/kg/jam 3. Berikan aerosol beta 2 agonis tiap 2-4 jam, misalnya 0,3 ml metaprotrenol dalam 2,5 ml larutan garam melalui nebulasi atau epinefrin 0,1ml-0,3ml (1:1000) setiap 2-4 jam. Mencegah relaps (reaksi fase lambat) Berikan prednison 60 mg oral (atau yang setara) ulang setelah 6 jam Pertimbangan lain 1. Awasi adanya edem larings. Trakeostomi jika perlu 2. Henti kardiopulmoner: gunakan prosedur resusitasi biasa 3. Bila pasien belum dirawat di RS, perlu diobservasi semalam (untuk kemungkinan reaksi berat yang terjadi lambat) 4. Pasien dengan beta bloker mungkin akan memerlukan terapi yang lebih agresif.